-->

iklan banner

Pantun Bunga Bab 15


Pariaman berpagar jarak,
Jarak berpagar dengan ingu.
Berpedoman kami tidak,
Angin berkisar kami ‘lah tahu.

Tukang rebab Lelo Sati,
Diundang orang ke Antokan.
Asal ijuk menjadi tali,
Makin bau tanah makin jadi.

Tidak disangka ‘kan terantuk,
Tidak kumau ke muara.
Tidak disanka ‘kan memabuk,
Tidak kumau dibawanya.

Ramai pasarnya Padang luar,
Ramai dan sedang pukul tiga.
Hilang akalnya elang liar,
Ayam di kurung orang nan punya.

Baca Juga

Tinggi tumbuhnya kayu manis,
Tumbuh bercampur dengan semak.
Dibujuk kami dengan gelak manis,
Hilang dimata orang banyak.

Hilang Sinyarau tampak Pagai,
Hilang dilamun-lamun ombak.
Hilang si bungsu oleh perangai,
Hilang di mata orang nan banyak.

Pisang pulut sedang berbuah,
Tumbuh di lereng pendakian.
Sedang di verbal lagi berbuah,
Konon pula dalam perhatian.

Tanam batang tebas pelupuh,
Tiap ditebang rebah jua.
Kononlah barang nan bersepuh,
Kilat peraga tampak jua.

Samun saka tegak di batas,
Umbut umbi budi merangkak.
Kiri kanan ombak menghempas,
Di tengah-tengah tuan tegak.

Sarinah bungkuskan nasi,
Untuk dimakan anak gembala,
Tiga bulan burungku mati,
Sangkar kuberi makan jua.



Sumber http://ajstyle13.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pantun Bunga Bab 15"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel