Laporan Praktikum Pemanenan Hasil Hutan Pembuatan Rencana Trase Jalan Sarad Dan Jalan Angkut
Laporan Praktikum Pemanenan Hasil Hutan Pembuatan Rencana Trase Jalan Sarad dan Jalan Angkut
Tujuan
- Mempelajari cara-cara pembuatan planning trase jalan angkutan dengan peta topografi
- Membuat planning trase jalan angkutan diatas peta topografi
- Mempelajari cara-cara pembuatan planning trase jalan sarad dengan peta potensi tegakan
- Membuat trase jalan sarad di atas peta potensi tegakan
Dasar Teori
Penyaradan kayu ialah acara memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (Tpn) atau ke pinggir jalan angkutan. Kegiatan ini merupakan acara pengangkutan jarak pendek. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal) yang ditimbun oleh acara penyaradan kayu, penyaradan seharusnya dilakukan sesuai dengan rute penyaradan yang sudah direncanakan diatas peta kerja, selainitu juga dimaksudkan semoga prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi. Perencanaan jalan sarad ini dilakukan satu tahun sebelum acara penebangan dimulai. Letak jalan sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai contoh bagi pengemudi atau penyarad kayu. Hal ini berlaku untuk penyaradan yang memakai traktor (Muhdi, 2006).Jalan hutan sanggup diklasifikasikan berdasarkan fungsinya di dalam jaringan jalan menjadi 3 jenis jalan hutan, yaitu: Jalan Utama, Jalan Cabang dan ranting, Jalan sarad, Jalan utama melayani kebutuhan acara pengusahaan hutan secara umum dan menghubungkan wilayah hutan dengan jalan koridor atau jalan umum, serta berfungsi menampung arus angkutan dari jalan cabang. Jalan utama biasanya diperkeras dan berkualitas tinggi serta dipelihara secara rutin. Jalan cabang dan jalan ranting melayani acara pada areal yang terbatas, yakni menghubungkan daerah/tegakan hutan dalam blok dan petak dengan jalan utama. Jalan cabang adakala diperkeras, kadang tidak diperkeras. Jalan ini dipelihara secara periodic. Jalan sarad melayani keperluan menyarad kayu dari tempat tunggak di jalan angkutan atau landing. Jalan ini menghubungkan tempat tumbuh pohon individu dengan jalan angkutan atau landing. Jalan ini berkualitas rendah (Anonim, 2009).
Buldoser mempunyai kelebihan dalam acara penyaradan antara lain jarak sarad yang tidak terbatas dan lebih fleksibel ditinjau dari segi ekonomis. Adapun kelemahannya ialah buldoser tidak sanggup dipakai pada kawasan rawa, tidak sanggup dioperasikan pada aneka macam musim, dan tidak sanggup dipergunakan pada kawasan dengan kelerengan > 40%. Beberapa hasil penelitian yang ada menawarkan bahwa penyar adan dengan memakai bul doser mengakibatkan efek kerusakan yang besar baik itu kerusakan tegakan tinggal maupun keterbukaan lahan jawaban acara penyaradan (Ruslim, 2011).
Alat dan Bahan
- Peta topografi dengan skala tertentu
- Peta potensi tegakan
- Kertas kalkir
- Jangka
- Busur derajat
- Penggaris
Cara Kerja
Pertama, dalam jalan angkut, memperhatikan peta topografi yang digunakan, lalu, memperhatikan syarat gradien jalan, selanjutnya menggambar planning jalan yang akan dibentuk dengan spesifikasi jalan dan titik permulaan serta terakhir dan mengukur jalan serta kelerengan.Kedua, dalam jalan sarad, memperhatikan peta potensi hasil inventore/cruising, lalu, merencanakan semoga diangkut lewat sungai, selanjutnya, meletakkan TPK pada perpotongan arah jalan dengan sungai, kemudian, setiap garis sejajar dicari titik berat garisnya, lalu, menghubungkan setiap titik berta garis yang sejajar untuk meentukan arah trase jalan.
Daftar Pustaka
Rusli, Yosep. 2011. Penerapan Reduced Impact Logging Menggunakan Monocable Winch (Pancang Tarik). Journal of Tropical Forest Management. Vol 17 (3), hal 104Anonim. 2009. Pembukaan Wilayah Hutan dan Keteknikan Kehutanan. Universitas Hasanuddin. Makassar
Muhdi. 2006. Pemanenan Hasil Hutan. USU. Medan.
Sumber http://sangkualita.blogspot.com
0 Response to "Laporan Praktikum Pemanenan Hasil Hutan Pembuatan Rencana Trase Jalan Sarad Dan Jalan Angkut"
Posting Komentar