-->

iklan banner

Meteorologi & Klimatologi

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Dalam kasus yang sering terjadi di atmosfer ada istilah yang sering kita dengar wacana meteor. Sebelum kita ingin mengetahui apa itu meteorologi dan klimatologi, terlebih dahulu kita memahami apa itu meteor. Meteor berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata menurut ilmu cuaca dan astronomis. Ilmu cuaca merupakan suatu fenomena yang terlihat atau fenommena optik yang terjadi di atmosfer. Sedangkan astronomis yaitu benda-benda ruang angkasa yang masuk kebumi. Kaprikornus Dalam meteorologi dan klimatologi juga membahas wacana meteor. Setelah kita mengerti wacana meteor itu sendiri, ada beberapa jenis meteor yang sering terjadi di atmosfer kita khususnya pada lapisan troposfer yaitu : hidrometeor, litometeor, fotometeor, dan elektrometeor. Untuk meteorologi dan klimatologi itu terbagi atas 2 kata yaitu meteorologi dan klimatologi. Meteorologi yang artinya lagi terdiri dari dua istilah yaitu meteoros dan logos, meteoros artinya ruang atas dan logos artinya ilmu.
Kaprikornus meteorologi merupakan Ilmu pengetahuan yang membahas pembentukan dan tanda-tanda perubahan cuaca serta fisika yang berlangsung di atmosfer, dalam hal ini yaitu sebagai ilmu cuaca. Sedangkan Klimatologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu klima dan logos. Klima yang artinya lintang dan logos artinya ilmu. Kaprikornus Klimatologi merupakan Cabang ilmu pengetahuan yang membahas statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode beberapa tahun di suatu daerah atau wilayah tertentu, yang termasuk di dalamnya yaitu membahas atau mempelajari wacana iklim. Kaprikornus cuaca yaitu Keadaan keseluruhan daripada kondisi-kondisi atmosfer ibarat temperatur, tekanan udara, angin, kelembaban dan hujan, dalam waktu yang singkat. Sedangkan Iklim merupakan Kumpulan rata-rata dari kondisi-kondisi fisik (temperatur, tekanan udara, angin, kelembaban dan hujan) di atmosfer dalam waktu yang usang dan daerah yang lebih luas, yang meliputi keseluruhan wilayah.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan awan ?
2. Sebutkan beberapa sumber radiasi matahari ?
3. Jelaskan beberapa imbas lamanya penyinaran matahari terhadap bumi ?
4. Apa yang di maksud dengan suhu ?
5. Apa yang di maksud dengan kelembaban udara ?
6. Apa yang di maksud dengan curah hujan ?
7. Sebutkan alat-alat praktikum ?
1.3. Tujuan Pelaksana
Tujuan dari pelaksana praktikum ini, yaitu untuk mengetahui dan cara :
1. Untuk Mengetahui apa tolong-menolong awan tersebut
2. Dapat mengetahui radiasi matahari maksimum dan minimum
3. Dapat mengetahui cara pengukuran lamanya penyinaran matahari
4. Mengetahui apa pengertian suhu, dan kelembaban udara
5. Mengethui pengertian curah hujan
6. Untuk mengetahui cara memakai alat – alat praktikum
1.4. Manfaat
1. Agar mahasiswa bisa membaca jenis awan apa yang nampak di l;angit,
2. Agar mahasiswa mengethui cara pengukuran radiasi matahari
3. Agar mahasiswa bisa mengukur lamanya penyinaran matahari
4. Mahasiswa mengerti wacana pengukuran suhu udara, kelembaban udara,pengukuran curah hujan.
5. Agar mahasiswa bisa memakai alat-alat praktikm ibarat GPS, actinograph, combell stokes, thermometer maximum-minimum, thermometer bola basah-bola kering, thermometer,psikometer asman, thermohygrograph, penakar curah hujan.
6. Mahasiswa sanggup mngerti wacana iklim dan cuaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam ilmu meteorologi dan klimatologi kita mempelajari terlebih dahulu apa yang di maksud dari kata meteor. Meteor terdiri dari dua ilmu yaitu menurut ilmu cuaca dan ilmu astronomi. Ilmu cuaca merupakan suatu fenomena yang terlihat atau fenomena optik di atmosfer. Sedangkan ilmu astronomi merupakan benda-benda ruang angkasa yang masuk ke atmosfer bumi. Dalam ilmu cuaca meteor yang di maksud di sini yaitu hidrometeor, litometeor, fotometeor, dan elektrometeor.
Ø Hidrometeor merupakan suatu meteor yang terdiri dari partikel-partikel cair atau patikel-partikel padat yang jatuh melayang di dalam atmosfer dan tertiup angin dari permukaan bumi ke udara dan bisa mengendap pada benda-benda di tanah.
Ø Litometeor merupakan suatu partikel-partikel padat yang melayang di udara yang terangkat oleh angin dari permukaan tanah ke udara
Ø Fotometeor merupakan suatu fenomena bercahaya yang di akibatkan adanya pemantulan, atau pembiasan cahaya matahari
Ø Elektrometeor merupakan suatu fenomena yang sanggup di dengar atau di lihat yang bermuatan listrik di atmosfer
Kaprikornus meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari wacana pembentukan atau tanda-tanda cuaca di suatu wilayah, sedangkan klimatologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari wacana keadaan iklim di suatu tempat.
Adapun beberapa hal yang sering kita jumpai dalam ilmu meteorologi dan klimatologi antara lain :
A. Awan
Awan merupakan sekumpulan titik-titik air atau es yang melayang-layang di udara, yang terbentuk dari hasil proses kondensasi. Kondensasi terjadi sebab adanya proses panas atau penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta butiran awan di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing memiliki gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga antara butir yang satu dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil kondensasi yang berukuran kecil ( 0,01 mm ) memiliki kecepatan jatuh 1 cm per detik. Besarnya butiran awan sanggup tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan sanggup jatuh sebagai hujan. Awan juga merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak di gunakan sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan sanggup menghasilkan hujan, oleh sebab itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan sangat di perlukan. Berikut ini di jelaskan penjabaran awan menurut morfologi, ketinggian, dan metode pembentukan.
Berdasarkan morfologi, awan di bedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
Ø Awan cumulus yaitu berbentuk bergumpal-gumpal ( bundar-bundar ) dengan dasar horizontal.
Ø Awan stratus yaitu awan yang berjenis tipis dan tersebar luas sehingga sanggup menutupi langit secara merata.
Ø Awan cirus yaitu awan yang bangun sendiri yang halus dan berserat, berbentuk ibarat bulu burung.
B. Radiasi Matahari
Penyinaran matahari memiliki peranan penting dalam bidang meteorologi. Dalam hal ini alat yang sering di gunakan oleh pengamat cuaca untuk mengukur intensitas radiasi matahari total yaitu actinograph. Actinograph termasuk alat pengukur intensitas radiasi matahari yang di pancarkan. Pada alat actinograph memakai alat dua buah logam bimetal sebagai sensor. Logam ini akan bertambah panjang seiring dengan meningkatnya intensitas radiasi matahari. Radiasi matahari yaitu energi yang di keluarkan, di pancarkan atau di terima berupa gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik.
Berdasarkan asal sumbernya radiasi sanggup di bedakan kedalam 3 penjabaran yaitu:
· Radiasi solar eksklusif yaitu radiasi yang di keluarkan oleh matahari
· Radiasi Terrestrial yaitu radiasi yang di keluarkan oleh pelanet bumi termasuk atmosfernya
· Radiasi total yaitu jumlah radiasi solar dan terrestrial
C. Lamanya Penyinaran Matahari
Energi matahari ialah penyebab utama semua aktivitas perubahan maupun pergerakan di atmosfer. Oleh sebab itu energi matahari ialah sumber energi terbesar di permukaan bumi, yaitu sekitar 99,9% dari energy total dan hanya sebagian kecil di hasilkan oleh panas dari tanah, letusan gunung berapi dan proses penghancuran mineral-mineral radioaktif serta hasil pembakaran materi organik. Di mana penyebaran energi radiasi matahari di permukaan bumi merupakan faktor pengendali cuaca dan iklim yang terpenting. Radiasi matahari yang hingga kepermukaan bumi memiliki beberapa pengaruh, antara lain :
1. Pada tumbuhan hijau, berperan sebagai proses fotosintesa sehingga menghipnotis kecepatan pertumbuhan tanaman.
2. Mempengaruhi kecepatan transpirasi tanaman
3. Pada keadaan kritis pertumbuhan tanaman, tingkat energi radiasi yang tinggi sanggup menyebabkan terjadinya pembakaran.
4. Mempengaruhi perubahan unsur cuaca lain ibarat : suhu, kelembaban, angin.
D. Suhu
Panas sanggup di nyatakan sebagai energi yang di transfer dari bendda satu ke benda yang lain dengan proses termal ibarat radiasi konduksi atau konveksi. Energi ini akan pindah dari daerah dari benda yang panas ke benda yang lebih cuek dan kalau sumber dari luar maupun dalam di anggap tidak ada hingga ke dua benda tersebut memiliki suhu sama dalam arti sudah tidak terjadi penukaran suhu panas lagi. Suhu merupakan ukuran relatif dari kondisi termal yang di miliki oleh suatu benda kalau panas yang di alirkan pada suatu benda maka suhu benda terus akan meningkat, sebaliknya suhu benda tersebut akan turun kalau benda yang bersangkutan kehilangan panas. Fluktuasi suhu harian terjadi sebagai akhir adanya perbedaan antara radiasi yang di terima dengan radiasi yang di lepaskan oleh bumi. Pada dikala pengukuran suhu ada memakai alat yang sering di kenal dengan nama thermometer. Thermometer merupakan pengukur suhu udara sesaat, zat cair yang di gunakan yaitu air raksa. Ada beberapa macam thermometer yang di gunakan pada pengukuran suhu udara antara lain : thermometer bola basah, thermometer bola kering, thermometer maksimum, dan thermometer minimum.
E. Kelembapan Udara
Kelembapan udara sanggup di nyatakan dengan adanya banyak uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah massa. Keterkaitan kelembapan udara dengan suhu udara bekerjasama dengan proses kembang kerut udara. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang di kandung oleh udara atau atmosfer (Marbun, 1990). Kelembapan udara juga menghipnotis dalam keseimbangan energi, yang mana kelembapan merupakan ukuran dari banyaknya energi radiasi yang terbentuk bahang laten, yang berfungsi untuk menguapkan air yang terdapat di permukaan akseptor radiasi (evapotranspirasi).
Kelembapan udara ini sanggup di bedakan menjadi kelembapan relatif. Kelembapan relatif merupakan bilangan yang menawarkan perbandingan antara banyaknya uap air yang di kandung oleh udara dengan jumlah maksimum, uap air yang sanggup di kandung oleh udara dengan jumlah maksimum uap air yang sanggup di kandung oleh udara dalam suhu yang sama.
F. Curah hujan
Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama periode tertentu bila tidak terjadi penghilangan oleh ;proses evaporasi, pengaliran, perembesan yang di ukur dalam satuan tinggi. Adapun unsur-unsur hujan yang harus di perhatikan dalam mempelajari curah hujan ialah : jumlah curah hujan, hari hujan, dan intensitas atau kekuatan tetesan angin. Air yang jatuh di atas permukaan tanah yang datar di anggap sama tinggi. Volume air hujan pada luas permukaan tertentu dengan dengan gampang sanggup di hitung bila tingginya sanggup di ketahui. WMO menganjurkan penggunaan satuan milimeter hingga ketelitian 0,2 mm. Berdasarkan pengertian klimatologi, satu hari hujan ialah periode selamaa 24 jam terkumpul curah hujan setinggi 0,5mm atau lebih jenis pengukuran ini merupakan yang pada umumnya di gunakan ialah tipe omborometer ( tipe observatorium ).
BAB III
METODELOGI
3.1. Aalat dan Bahan
1. Acara I : Awan
Ø Alat dan Bahan
1. Alat Tulis Menulis
2. Mistar
3. Kamera
2. Acara II : Radiasi Matahari
Ø Alat dan Bahan
1. Actinograph ( alat pengukur radiasi matahari )
2. Alat tulis menulis
3. Mistar
4. Kalkulator
3. Acara III : Lama Penyinaran Matahari
Ø Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Combell Stokes
3. GPS
4. Acara IV : Suhu
Ø Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Thermometer maksimum - minimum
3. Thermometer bola lembap – bola kering
4. Thermometer
5. Acara V : Kelembapan Udara
Ø Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Psikometer Asman
3. Thermometer bola kering – bola basah
4. Thermohygrograph
6. Acara VI : Curah Hujan
Ø Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Penakar Curah Hujan Biasa ( OBS )
3. Gelas ukur
3.2. Prosedur Kerja
1. Acara I : Awan
Ø Prosedur Kerja
1. Pahamilah terlebih dahulu jenis – jenis awan menurut bentuk dan ketinggiannya
2. Bagilah luas langit menjadi empat kuadran
3. Amatilah awan yang terjadi pada pukul 07.00, 12.00 dan pukul 16.00 wita
4. Ambilah gambar ( potret ) awan yang anda amati
5. Deskripsikan awan yang anda amati
6. Tentukanlah nilai oktanya
2. Acara II : Radiasi Matahari
Ø Prosedur Kerja
1. Setinglah alat pengukur radiasi matahari ( actinograph )
2. Pasanglah kertas pias dan letakkan pena penggarisnya dan sesuaikan dengan waktu setempat
3. Letakan pena penggaris pada kertas pias dengan menyerong plat yang ada di samping / bawah alat tersebut
4. Amatilah cara kerja alat pengukur radiasi matahari ( actinograph )
5. Hitunglah jumlah kotak yang yang di lalui pena penggaris tersebut pada kertas pias
6. Jumlahkan nilai kotak dari banyaknya kotak yang di lalui pena penggaris
7. Tentukanlah nilai radiasi maksimum dan radiasi minimumnya
3. Acara III : Lama Penyinaran Matahari
Ø Prosedur Kerja
1. Setinglah terlebih dahulu alat pengukur lamanya penyinaran matahari (combell stokes)
2. Tentukanlah letak lintang setempat, kemudian sesuaikan pada alat pengukur lamanya penyinaran matahari (cambell stokes)
3. Masukkanlah salah satu jenis kertas pias sesuai dengan bulan pengamatan
4. Tentukanlah jejak-jejak bakar pada kertas pias, dengan melihat lembar pemberian pengamatan
5. Hitunglah lamanya penyinaran matahari dengan memakai rumus
4. Acara IV : Suhu
Ø Prosedur Kerja
1. Setinglah terlebih dahulu alat pengukur suhu udara ( Thermometer maksimum-minimmum, Thermometer bola basah-bola kering dan thermohygrograph sebelum melaksanakan pengukuran
2. Letakanlah alat pengukur suhu pada suatu ruang yang berfentilasi, biar udara sanggup keluar masuk. Janganlah meletakkan alat pada lapangan terbuka sebab penyinaran matahari secara langsung, tetesan air hujan, dan tiupan angin yang kuat, sanggup menghipnotis kerja alat.
3. Lakukanlah pengamatan pada :
· Thermometer pada pukul 06.00, 12.00 dan 16.00 wita
· Thermometer minimum pada pukul 00.00 wita atau 07.00 wita
· Thermometer maksimum pada pukul 12.00 wita atau 19.0p0 wita
· Thermometer bola kering pada pukul 06.00, 12.00, dan 16.00
4. Hitunglah rata – rata suhu udara pada thermometer, maksimum-minimum, thermometer bola kering, dan thermometer
5. Hitunglah suhu rata – rata hariannya
5. Acara V : Kelembapan Udara
Ø Prosedur Kerja
1. Seperti program di atas, hal yang pertama di lakukan yaitu setinglah terlebih dahulu alat- alat yang di gunakan dalam pengukuran kelembapan udara
2. Letakkanlah alat pengukur kelembapan udara pada ruang yang berfentilasi, atau yang biasa di sebut kandang meteorologi atau sejenisnya
3. Lakukanlah pengamatan pada alat :
· Thermometer bola lembap dan bola kering pada pukul 06.00, 12.00, dan 16.00 wita
· Psikkometer Asmann
· Thermohygrograph
4. Tentukanlah kelembapan maksimum dan minimum pada kertas pias hasil perekaman thermohygrograph
5. Hitunglah suhu rata-rata thermometer bola kering dan bola basah
6. Hitunglah selisih antara thermometer bola kering dan bola basah
7. Hitunglah nilai kelembapan dalam (%) pada thermometer bola kering dan lembap dengan melihat tabel selisih
6. Acara VI : Curah hujan
Ø Prosedur Kerja
1. Setinglah terlebih dahulu alat pengukur curah hujan jenis OBS
2. Pasanglah alat pengukur curah hujan pada lapangan terbuka tanpa ada pohon yang menghalangi
3. Lakukanlah pengamatan setiap hari pada pukul 07.00 wita
4. Keluarkan air hujan yang ada pada penakar curah hujan, dengan membuka keran yang ada di bawah
5. Ukurlah air hujan dengan memakai gelas ukur
6. Hitunglah curah hujan pada luasan tertentu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
a. Actinograph b. Barograph
Gambar 1.1 Actinograph
Gambar 1.2 Barograph
Gambar 1.1 actinograph
c. Penakar curaj hujan biasanya d. Psikometer asmann
Gambar 1.3 Penakar Curah hujan biasa
Gambar 1.4 Psikometer asmann
e. Thermohygrograph f. Thermometer bola basah-bola kering
Gambar 1.5 Thermohygrograph
Gambar 1.6 Thermometer bola lembap – bola kering
g. Gelas ukur h. Pan evaporimeter
Gambar 1.8 Pan evaporimeter
Gambar 1.7 Gelas ukur
i. Combell stokes j. Thermohygrograph
Gambar 2.0 Thermohygrograph
Gambar 1.9 Combell stokes
aphk. Thermometer
Gambar 2.1 Thermometer
4.1.1. Acara I : Awan
4.1.2. Acara II : Radiasi Matahari
Actinograph
4.1.3. Acara III : Lama Penyinaran Matahari
Combell stokes
4.1.4. Acara IV : Suhu
Thermohygrograph
4.1.5. Acara V : Kelembaban Udara
Psikometer asmann
4.1.6. Acara VI : Curah Hujan
Penakar curah hujan biasa
4.2. Pembahasan
4.2.1. Acara I : Awan
Pada hari pertama, hari sabtu :
Pengamatan pertama :
Tanggal : 2 juli 2011
Pukul : 07.00
Gambar :
· Arah timur laut
Jenis awan : Awan Altocumulus
Ketinggian : 4,5 – 6 km
Penutupan awan : 75 %
· Arah tenggara
Jenis awan : Awan cirrocumulus
Ketinggian : 7,5 – 9 km
Penutupan awan : 85 %
· Arah barat laut
Jenis awan : Awan Cirrostratus
Ketinggian : 6 – 7 km
Penutupan awan : 90 %
· Arah barat daya
Jenis awan : Awan cirrocumulus
Ketinggian : 7,5 – 9 km
Penutupan awan : 95 %
Hitungan :
· Kaprikornus keadaan awannya 7/8 dari total langit tertutup
· Untuk oktanya : 7
§ Pengamatan kedua :
· Tanggal : 2 juli 2011
· Pukul : 12.00
· Gambar :
· Arah timur laut
Jenis awan : Awan stratocumulus
Ketinggian : di bawah 2000 m
Penutupan awan : 4
· Arah tenggara
Jenis awan : Awan Cumulo Nimbus
Ketinggian : 500 – 1500 m
Penutupan awan : 20 %
· Arah Barat laut
Jenis Awan : Awan Altocumulus
Ketinggian : 4,5 – 6 km
Penutupan awan : 80 %
· Arah barat daya
Jenis awan : Awan cirrostratus
Ketinggian : 6 – 7 km
Penutupan awan : 100 %
Hitungan :
Kaprikornus keadaan awannya 5/8 dari total langit tertutup
Untuk oktanya : 5
Pengamatan ketiga :
Tanggal : 2 juli 2011
Pukul : 16.00
Gambar :
· Arah timur laut
Jenis awan : Awan stratocumulus
Ketinggian : di bawah 2000 m
Penutupan awan :40 %
· Arah tenggara
Jenis awan : Awan cirrus
Ketinggian : di atas 9 km
Penutupan awan : 75 %
· Arah barat laut
Sumber http://hendrilune.blogspot.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Meteorologi & Klimatologi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel