Sumber-Sumber Pengetahuan, Intuisi, Dan Sufisme Dalam Islam
Sumber-Sumber Pengetahuan, Intuisi, dan Sufisme dalam Islam
Pengetahuan dalam Islam
- Pengetahuan Islam lebih banyak berpijak pada al-Qur’an, untuk melihat kerangka epistemologinya, bisa dicermati pada sebuah ayat yang mengandung makna suatu pertanyaan dan pernyataan.
- Epistemologi Islam mempunyai sandaran teologis yang menjadi pembeda dengan epistemologi Barat.
Surat Al-Mu’minun (40) ayat 82
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الْأَرْضِ فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Maka Apakah mereka tiada Mengadakan perjalanan di muka bumi kemudian memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. ialah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih andal kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, Maka apa yang mereka usahakan itu tidak sanggup menolong mereka.
Surat Al-Ghasyiyah (88) ayat 17-20
17: اَفَلَايَنْظُرُ ونَ اِلَى الْاِبْلِ كَيْفَ خُلِقَثْ
18: وَاِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ
19: وَاِلَى الْخِبَالُ كَيْفَ نُصِبَتْ
20: وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan (17), dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (18) dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (19) dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (20)
Sumber-sumber pengetahuan dalam islam
Wahyu
Dasar yang paling pokok dalam pengetahuan Islam ialah wahyu. Disini yang menjadi duduk perkara ialah bisakah wahyu terjadi. Untuk itu, perlu dijelaskan arti wahyu. Wahyu berasal dari bahasa Arab “Al-Wahy”, dan Al-Wahy ialah kata orisinil Arab bukan kata pindahan dari bahasa asing. Kata itu berarti suara, api dan kecepatan. Makna wahyu secara bahasa ialah sesuatu yang tersembunyi dan cepat, maksudnya ialah pemberitahuan kepada seseorang perihal sesuatu secara tersembunyi dan cepat serta bersifat khususbagi ia sendiri dan tersembunyi bagi yang lainnya.Akal
Kata “akal” berasal dari bahasa Arab (al-‘aql), dalam al-Qur'an berbentuk ‘aqala yang berarti mengikat. Al-‘aql juga berarti al-Hajr, yang mempunyai arti menahan, al-Nuha yang artinya kebijaksanaan yang merupakan lawan dari al-Huma yang artinya lemah pikiran, “akal” juga berarti al-Qalbu, lebih jauh kata ‘aqala diartikan memahami. Dalam hal ini, secara terminologi “akal” diartikan, yaitu sebagai daya pikir yang ada dalam diri manusia, dan merupakan salah satu daya dari jiwa yang berarti pula berfikir, memahami, menelaah, dan mengerti.Pengalaman
Pengetahuan inderawi dimiliki insan melalui kemampuan indera. Kemampuan itu diperoleh insan sebagai makhluk biotik, berkat inderanya insan sanggup mengetahui apa yang terjadi di alam ini. Indera menghubungkan insan dengan hal-hal yang konkrit material. Pengetahuan indera bersifat parsial, disebabkan perbedaan indera dengan yang lain. Namun pengetahuan inderawi sangat diharapkan lantaran indera merupakan gerbang pertama untuk pengetahuan yang utuh.Walaupun indera terbatas dalam memperoleh pengetahuan; namun kedudukannya sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui mediator indera, pengetahuan ini tidak bertentangan dengan al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah: Dan bahwasanya kami tinggalkan dari padanya satu tanda yang faktual bagi orang-orang yang akil (al-Ankabut: 29).
“Posisi” Intuisi?
Disamping pengetahuan berasal dari wahyu, nalar dan empirisme ada sumber lain yang disebut “ilham”. Dalam al-Qur’an “ilham” dijelaskan dalam Surat as-Syams ayat 8: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Muhammad Abduh mengemukakan inspirasi ialah perasaan halus yang jiwa merasa yakin kemudian mendorongnya kepada apa yang dicari, tanpa merasa atau mengetahui dari mana datangnya. Ilham hampir serupa dengan perasaan halus, tanpa murung dan suka, yakni satu pengetahuan atau perasaan halus (insting) yang mendorong untuk mengetahui tanpa merasa dari mana pengetahuan itu datang.Ilham sanggup pula disebut dengan inspirasi-inspirasi (bisikan batin yang timbul dengan sendirinya). Pengertian lain inspirasi disebut juga sebagai petunjuk Tuhan yang hadir dalam hati atau diri manusia, di sini harus ada keyakinan bahwa petunjuk itu memang berasal dari Tuhan. Dalam hal ini ada dua macam bentuk pengetahuan yang bersumber dari inspirasi itu bisa ditangkap oleh diri manusia, pertama tiba sendiri dan yang kedua melalui permohonan yang sungguh-sungguh.
Intuisi dan Sufisme
Intuisi sangat bersahabat kaitannya dengan sufisme. Dalam dunia sufistik, intuisi dimaksudkan sebagai al-Ilm al-Huduri (ilmu kehadiran), yakni Tuhan melimpahkan pengetahuan-Nya kepada insan yang dikehendaki untuk mendapatkan limpahan pengetahuan tersebut secara langsung, atau insan yang dengan sengaja mau mengusahakan untuk memperoleh limpahan secara eksklusif dari Tuhan.Pemikiran Ibnu ‘Arabi bahwa: ber-Tuhan dan beragama ialah membiarkan kesucian hati menangkap Tuhan yang sesungguhnya, sesuai dengan pemikiran, psikologi dan budaya masing-masing.
Tuhan merupakan sumber pertama dalam pengetahuan. Ketika Tuhan menurunkan ilmu kepada insan dan insan bisa menangkap sinyal-sinyal ilmu atau bisa mencicipi suatu pengetahuan gres dan ini diyakini kebenarannya, dan tidak tahu dari mana sumbernya, inilah yang disebut pengetahuan yang diperoleh melalui mediator inspirasi atau intuisi. Pengetahuan intuitif atau inspirasi yang diusahakan, dalam epistemologi sufistik dijelaskan, bahwa pengetahuan semacam ini bisa diperoleh apabila seseorang telah bisa membuka tabir (hijab) yang menghalangi antara diri insan dengan diri Tuhan. Sumber http://sangkualita.blogspot.com
0 Response to "Sumber-Sumber Pengetahuan, Intuisi, Dan Sufisme Dalam Islam"
Posting Komentar