-->

iklan banner

Pengertian Ruh, Tahapan Kehidupan Dan Final Hidup Manusia, Dan Pandangan Sains Dan Filsafat Mengenai Final Hidup Dan Ruh Dalam Islam

Pengertian Ruh, Tahapan Kehidupan dan Kematian Manusia, dan Pandangan Sains dan Filsafat Mengenai Kematian dan Ruh dalam Islam


Kehidupan


  • Terlepas dari semua perdebatan (sains, agama dan filsafat), kita semua setuju bahwa insan berawal dari pertemuan sel telur dengan sel sperma, yang kemudian menjadi sebuah janin yang hidup dan berkembang kurang lebih selama 9 bulan dikandungan kemudian terlahir di dunia menjadi sesosok manusia. Artinya, dalam teori ilmu sains ini, rahim ibu yaitu kawasan awal kita. 
  • Kehidupan didunia yang merupakan kehidupan sementara dipenuhi dengan kepura-puraan dan permainan belaka (QS Al Hadid 57:20) Kehiduppan ini dibatasi oleh ruang dan waktu, namun banyak insan yang terperangkap oleh kemilaunya hiasan duniawi sehingga menciptakan ia lupa bahwa kehidupan dunia itu akan berakhir. Kehidupan dunia bukanlah bulatan bola tiada ujung dan tiada pangkal. Hidup ini melangkah terus untuk menuju ke titik terakhir yaitu kematian. 
  • Pada hakekatnya kehidupan dunia diciptakan Allah untuk menguji manusia, siapa diantara mereka yang lebih baik amalnya. (QS Al Mulk, 67:2) Rasulullah SAW menyampaikan bahwa kehidupan dunia merupakan majra’ah (ladang) bagi kehidupan di akhirat. Artinya, bila ladang itu ditanami dengan banyak sekali tanaman yang bermanfaat dan dipeliharanya dengan baik, maka kelak tanaman itu akan sanggup dipanen dengan hasil yang memuaskan. Hidup dalam pandangan agama Islam yaitu mempunyai makna bahwa hidup yang bermakna kalau insan tunduk dan patuh mengabdikan diri kepada Allah swt dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dengan cara hidup baginda Nabi Muhammad saw.

Sedangkan berdasarkan sains dan filsafat, hidup yaitu masih berfungsinya organ-organ vital didalam tubuh kita, dan masih sesuai dengan ciri-ciri makhluk hidup (bergerak dan lain-lain).
Contoh Ruh


Kematian


  • Dalam islam sudah niscaya kawasan terakhir kita yaitu nirwana atau neraka. Sedangkan mati hanyalah sebagai pintu gerbang untuk menuju alam baru. Dalam sains, kawasan terakhir tergantung dari sebuah teori yang berlaku, dan dalam filsafat, kawasan terakhir tegantung dari kepercayaan yang dianut
  • Dalam islam, Maut atau mati sanggup diartikan sebagai terpisahnya “roh dari zat, jiwa dari tubuh atau keluarnya roh dari tubuh atau jasmani. Pada akhirnya, maut yaitu simpulan dari kehidupan dan sekaligus awal kehidupan (yang baru). Makara maut bukan kesudahan, kehancuran atau kemusnahan. Maut yaitu suatu peralihan dari suatu dunia ke dunia lainnya. Setiap insan mesti mengalami simpulan kehidupan itu, yang sering disebut dengan kematian. Hal ini dinyatakan secara tegas didalam Al-Quranul Karim pada surat Ali ‘Imran: 185; “Tiap-tiap yang berjiwa akan mencicipi mati. Dan gres pada hari kiamatlah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia beruntung.  
Kematian merupakan awal atau pintu gerbang menuju kehidupan. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa sesungguhnya maut itu bahwasanya kehidupan. Artinya, kalau seseorang ingin hidup terus menerus, maka ia harus mengalami maut terlebih dahulu. Tanpa maut tidak akan ada kehidupan abadi. Atau dalam istilah Al-Qur’an, orang yang mati disebutkan “kembali kepada sang pencipta”. Manusia terbagi atas dua unsur yaitu roh (jiwa) dan tubuh (jasad). Jasad yaitu unsur tanah (bumi) yang akan kembali pada bumi. Sedangkan roh atau nyawa insan yaitu zat halus, yang pada waktu mati meninggalkan tubuhnya yang bergairah itu dan kembali kepada sang penciptanya.

Pandangan Filsafat dan Sains Mengenai Kematian


  • Menurut filsafat, kita tidak bisa menyuarakan pandangan yang sama wacana maut dari sudut ini, lantaran dalam filsafat sendiri mempunyai banyak aliran. Namun, intinya kesemua pendapat sanggup dipulangkan ke dalam dua pecahan besar, yakni materalisme dan idealisme. Apa itu maut? Dijawab oleh materialism dengan: berhentinya bahan (jasmani) berfungsi atau bekerja. Apa yang terjadi setelah mati ? Dijawabnya: setelah mati tidak apa-apa lagi. 
Sedangkan berdasarkan sains. Proses maut sanggup dibagi dalam tiga tahap: Pertama: tahap preagonal (awal sakaratulmaut). Terjadi gangguan peredaran darah, tekanan darah nadi menurun dan sesak napas. Kesadaran masih ada tapi agak berkabut. Kedua: tahap agonal (sakaratulmaut). Hilang kesadaran, refleks mata tidak ada, pernapasan yang terputus-putus, gerak nadinya tidak terasa lagi, tapi masih sanggup diraba pada pecahan pembuluh darah leher. Ketiga: tahap mati-klinik. Tanda-tanda hidup yang sanggup diperiksa dari luar, tidak sanggup ditemukan lagi. Jantung dan pernapasan berhenti sama sekali. Dalam mati-klinik, orang masih sanggup ditolong untuk hidup kembali. Tetapi setelah tahap ini lewat, berlangsunglah simpulan kehidupan, yaitu mati biologi. Pada tahap ini seluruh kemampuan manusia, seluruh kepintaran ilmu tak mungkin menolong lagi. Sebab sel-sel otak mengalami kesukaran, yaitu mulai membusuk, yang diluar kemampuan insan untuk menyembuhkannya. Makara secara konkrit maut atau maut itu yaitu rusaknya jasmani atau bagiannya yang berfungsi.  Inilah yang disebut mati.

Ruh sebagai Potensi 


  • Gabungan komponen jasmani (materi) dan komponen ruhani (immateri) yaitu al-nafs (diri). Al-nafs sendiri mempunyai beberapa kekuatan ruhani menyerupai ruh, akal, qalb dan nafsu.
  • jika dilihat dari sisi materi, insan tidak berbeda dengan hewan. Yang membedakan antara insan dan binatang yaitu sisi ruhaniyahnya. Itulah sebabnya ketinggian derajat insan terletak pada sisi ruhaniyahnya bukan sisi jasmaniyahnya
  • Ruh secara bahasa sanggup dimaknai sebagai sesuatu yang menjadikan gejala-gejala hidup. Al Qur’an, kenabian, Jibril, dan nabi Isa pun disebut dengan ruh didalam al-Qur’an lantaran kesemuanya mengakibatkan kehidupan budaya. Dengan demikian ruh mempunyai dua konotasi : 1) ruh biologis, pembangkit tanda-tanda hidup organis biologis (dalam aturan sains fisika-kimia), dan 2) ruh budaya, pembangkit kehidupan sosial budaya.
  • Sedangkan berdasarkan terminologi, ruh yaitu hakikat dari insan yang dengannya insan sanggup hidup dan mengetahui segala sesuatu yang bersifat spiritual. Ia yaitu zat murni yang tinggi, hidup, dan hakekatnya berbeda dengan tubuh. Ruh yaitu daya yang terdapat dalam qolbu untuk mengetahui eksistensi Tuhan.

Semua insan mempunyai ruh sebagai potensi untuk mengetahui dan mencicipi eksistensi Tuhan, namun tidak semua insan sanggup memfungsionalkan potensi ruh tersebut.

Pengertian Ruh berdasarkan Ahli:


  • Ahlussunnah  (ahli sunnah) menganggap bahwa ruh yaitu kehidupan, 
  • Ahlul hakekat beropini bahwa ruh yaitu essensi atau substansi ketuhanan yang diletakkan dalam jasad. Ruh merupakan sumber kehidupan dan sumber moral yang baik. Ia merupakan sesuatu yang halus, bersih, dan bebas dari imbas hawa nafsu.
  • Armstrong, ruh didefinisikan sebagai sentra yang di dalamnya insan tertarik dan kembali kepada sumbernya. Ruh berusaha menggoda (qalb) kepada Allah, sementara jiwa rendah (nafs) berupaya menjerembabkan hati. Ruh insan yaitu ruh Allah yang telah ditiupkan dalam dirinya.
  • Al Ghazali, ruh ada dua macam: 1) ruh hayawani, yaitu substansi halus yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Ruh inilah yang berpadu dengan jism menjadi satu kesatuan yang disebut manusia, ia sanggup meninggalkan tubuh sementara saat insan tidur, dan sanggup meninggalkannya selamanya sehingga terjadi kematian; 2) nafs natiqah, yaitu substansi halus dalam diri insan yang memungkinkannya untuk mengetahui hakekat. 

Ruh yaitu daya jiwa yang terdapat dalam qolb yang berfungsi untuk mengarahkan insan biar sanggup mencicipi secara niscaya eksistensi Tuhan seperti ia melihat Nya. Kesadaran akan eksistensi Tuhan tersebut mendorong hati untuk menyayangi Tuhan. Dan sanggup diartikan juga sebagai sebuah energi yang berwujud spritualitas yang mempunyai dua fungsi, pertama untuk menghidupkan jasmaniah, dan kedua, untuk mengetahui eksistensi keberadaan Tuhan.

Pandangan Sains dan Filsafat Terhadap Ruh


  • Dalam ilmu sains, konsepsi mengenai sesuatu yang diluar logika masuk kedalam pembahasan fisika kuantum, dimana sesuatu yang sifatnya diluar nalar, mereka tidak menafikkanya, hanya saja masih higienis kukuh untuk mencoba menjelaskanya secara rasional sekalipun tidak terbukti kebenaran dari teorinya. 
Sedangkan dalam filsafat sendiri kita sudah mengetahui, bahwa Platolah yang mengajarkan bahwa ada eksistensi yang tepat dari alam non-materi. Karena ada bukti yang menyampaikan eksistensi bukan materi, bukan-fisik di alam semesta yang mempunyai realitas meskipun belum bisa ditangkap oleh indra kita dan instrumentasi ilmiah. Ketika kita mempertimbangkan proses pengalaman keluar-tubuh, perjalanan astral dan mimpi yang sangat jelas, meskipun mereka tidak sanggup direplikasi dalam arti ilmiah, mereka juga menyampaikan adanya dimensi non-materi dari realitas. Sehingga kita sanggup menyimpulkan bahwa ketiga pandangan yakni islam, sains dan filsafat, semua setuju bahwa ada hal yang sifatnya non materi, yakni ruh. Tetapi saya sangat setuju bahwa “Pengetahuan pencipta wacana ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan wacana dirinya”. Makara kesimpulan ini juga artinya belum tentu benar.

Tahapan Kehidupan dan Mati Manusia 

Alam Roh

Dalam tahapan ini, yang ada hanyalah roh kita, dan bentuk fisik kita masih dalam perancanaan, yang nantinya akan ditiupkan ke dalam janin oleh Allah SWT.

Alam Rahim

Sebagaimana didalam Al-Qur,an dijelaskan, yang artinya : "Dialah yang membentuk (tubuh) kau dalam rahim berdasarkan yang Dia kehendaki, Tidak ada Tuhan selain Dia,  Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." (QS.3:6)

Alam Dunia

Masa kehidupan di dunia yaitu semenjak dilahirkan dan berakhir semenjak diwafatkan oleh Allah SWT. Selama sembilan bulan di alam rahim itu, janin tumbuh dan membentuk diri sehingga menjadi bentuk yang sempurna, sampai karenanya lahir.

Alam Barzah

Alam barzah yaitu suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat.

Alam Akhirat

Alam darul abadi merupakan alam masa tunggu insan untuk memilih nasibnya.c

Surga dan Neraka 

Pada tahap ini yaitu akhir, yakni surgakah yang akan menjadi kawasan tinggal kita, ataukah neraka yang akan menjadi kawasan tinggal kita.
Sumber http://sangkualita.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pengertian Ruh, Tahapan Kehidupan Dan Final Hidup Manusia, Dan Pandangan Sains Dan Filsafat Mengenai Final Hidup Dan Ruh Dalam Islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel