-->

iklan banner

Konsep Dasar Penyakit Tb Paru

1.      Definisi penyakit TBC
Tuberculosisi (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh  mycobacterium tuberculosis dengan tanda-tanda yang sangat bervariasi.
Tuberculosisi (TB) paru adalah penyakit infeksi yang umumnya mengakibatkan tanda-tanda dan  gejala yang sangat bervariasi pada masing-masing penderita mulai dari tanpa tanda-tanda sampai tanda-tanda yang sangat akut dan spesialuntuk beberapa bulan sesudah diketahui sehat sampai beberapa tahun,sering tidak ada hubungan antara lamanya sakit maupun luasnya  penyakit.
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis akut atau sub akut yang disebabkan oleh bacillus tuberculosis, micobakterium tuberculosis,kebanyakan  terkena stuktur alveolar paru.
2.      Proses terjadinya penyakit
Sebagian besar orang sudah terinfeksi ( 80-90%) belum tentu menjadi sakit tuberculosis. Untuk sementara waktu kuman yang ada dalam badan mereka tersebut mampu berada dalam keadaan dormant (Tidur) dan keberadaan kuman dormant tersebut mampu diketahui dengan test tuberkulin. Mereka yang sakit disebut sebagai “penderita tunerculosis” biasanya dalam  waktu paling cepat 3-6 bulan sesudah terjadi infeksi. Mereka yang tidak menjadi sakit tetap memiliki resiko untuk menderita tuberculosis sepanjang sisa hidup mereka
3.      Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobakterium tuberculosi, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran  panjang 1-4 um dan tebal 0,3-0,6 um. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid) yang menyebakan kuman tahan terhadap asam sehingga disebut kuman tahan asam (BTA) ia juga tahan hidup pada kelembaban selama beberapa jam atau bulan. Pada udara kering maupun dalam keadaan hirau taacuh (dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat  dormant sehingga kuman ini mampu bangun kembali dan menjadi TB aktif  lagi
Sifat lain kuman ini adalah aerob yang menyampaikan bahwa kuman lebih menyenangi jaenteng yang tinggi kandungan oksigennya  sehingga paru merupakkan kawasan predileksi kuman TB yang lebih banyak karena tekanan oksigen pada optikal paru-paru dari jaenteng lain
4.      Klasifikasi Tuberculosis
Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para hebat klinik, hebat radiologi, hebat patologi,dan hebat kesehatan masyarakat  perihal keseragaman pembagian terstruktur mengenai tuberculosis.tetapi beberapa pendapat wacana pembagian terstruktur mengenai tuberculosis satu dengan yang lainnya masing-masing tidak sama cara penanganannya (sistem lama dan sistem baru)
a.       Sistem lama diketahui pembagian terstruktur mengenai sebagi diberikut:
1)      Klasifikasi tuberculosis sebagai patologis
2)      Tuberculosis primer
3)      Tuberculosis post primer( sekunder)
b.      Klasifikasi tuberculosis secara program radiologis terdiri atas :
1)      TB paru aktif
2)      TB paru non aktif
3)      TB paru bentuk aktif yang mulai menyembuh
Klasifikisi secara aktivitas  radiologis tersebut di atas masih mampu di bedakan antara TB minimal, terdapat sebagian kecil infiltrat nonkavis pada satu paru maupun kedua paru tetapi jumlahnya tidak lebih dari satu lobus. TB moderately advanced, kavirtus dengan diameter tidak lebih dari satu kepingan paru.TB far advance  terdapat infiltrat dan kaviltas yang melebihi keadaan pada moderately advanced B.
c.       Sistem gres ( pembagian terstruktur mengenai ini banyak digunakan di indonesia) antara lain:
1)      Tuberculosis Paru
BTA mikrokpis langsung (+) atau biakan (+) tetapi kelainan foto thoraks menyokong TB dan tanda-tanda klinis sesuai TB.BTA mikroskpopis langsung atau biakan ( -) tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB dan mempersembahkan perbaikan pada pengobatan yang adekuat
2)      Ada riwayat TB paru
Ada riwayat B, gambaran rontgen normal atau gila tetapi stabil pada photo serial, sputum BTA (-) tidak perlu pengobatan
3)      TB paru tersangka
                        Diagnosis bersifat sementara terdiri atas :
TB paru tersangka yang di obati dimana terdapat sputum BTA (-) tetapi tanda-tanda lain positif. TB paru tersangka yang tak diobati diman terdapat sputum BTA (-) dalam tanda – tanda lain juga meragukan
5.      Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan
a.       Anatomi susukan pernapasan
Saluran penghantar udara sampai mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia.
1)      Hidung
Merupakan susukan udara pertama, memiliki 2 kavum nasi dipisahkan oleh sekat ( septum nasi)
Fungsi :
a)         Sebagai susukan udara pernapasan
b)         Sebagai penyaring udara pernapasan yang di lakukan oleh bulu-bulu hidung
c)         Dapat menghangatkan udara pernapasan
d)        Membunuh kuman-kuman yang masuk bersama udara pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir ( mukosa) dan hidung
2)      Pharynx = tekak
Merupakan kawasan persimpangan antara jalan napas dan jalan makanan, terdapat epiglotis yang berfungsi menutup larynx pada waktu menelan makanan.
3)      Larynx = pertama tenggorok
Bertindak sebagai pembentuk suara, terdapat di depan kepingan pharynx sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam trachea.
4)      Trachea = batang tenggorok
Lanjutan dari larynx di bentuk oleh 16 –20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang  rawan yang berbentuk seolah-olah kuku kuda, panjang 9-11 cm. Terdapat sel-sel silia yang berfungsi mengeluarkan  benda-benda ajaib yang masuk bekerjsama dengan udara pernapasan. Terdapat dua percabangan bronchus yaitu kiri dan kanan yang di namakan karina.
5)      Bronchus = cabang trachea
Lanjutan dari percabangan trachea pada ketinggian vertebra ke-4 dan ke-5. struktur serupa dengan trachea dan di lapisi oleh jenis sel yang sama. Bronchus terdiri atas 2 yaitu :
a)      Bronchus kanan
(1)  Lebih pendek dan lebih besar dari bronchus kiri
(2)   Terdiri dari 6-8 cincin
b)      Bronchus kiri
(1)   Lebih panjang dan lebih ramping dari bronchus kanan
(2)   Terdiri dari 9-12 cincin
(3)   Mempunyai cabang
6)      Paru-paru
Sebagian terdiri dari gelembung-gelembung hawa (alveloli), yang terdiri atas sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya ± 90 m2, pada lapisan inilah tejadi pertukaran udara, oksigen masuk ke dalam darah dan karbondioksida dikeluarkan dari darah. Paru-paru dibagi atas dua yaitu :
a)         Paru-paru kanan terdiri atas 3 lobus yaitu: lobus pulmo dekstra superior, lobus media, lobus inferior, tiaplobus tersusun atas segmen.
b)         Paru-parukiri terdiri atas 2 lobus yaitu: pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.
Paru-paru terletak pada rongga dada, dasarnya menghadap ke tengah rongga dada kavum mediastinum. Pada mediastinum mampu terletak jantung. Paru-paru di bungkus oleh dua selaput yang bernama pleura.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga yang disebut kavum pleura yang dalam keadaan normal ini vakum/ hampa udara sehingga udara paru-paru mampu berkembang kemps dan juga terdapat sedikit cairan yang memiliki kegunaan meminyaki permukaan pleura, menghindarkan tabrakan antara paru-parudan dinding dada sewaktu bernafas bergerak.
a)      Kapasitas paru
Kesanggupan paru-paru menampung udara di dalamnya.kapasitas paru dibedakan 2 yaitu :
(1)   kapasitas local, jumlah udara yang mampu mengisi paru-paru pada wangsit sedalam-dalamnya. Hal ini tergantung pada kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang
(2)   kapasitas : jumlah udara yang masuk mampu dikeluarkan sesudah ekspirasi terbaik
Dalam keadaan normal kedua paru-paru mampu menampung udara sebanyak ± 5 liter. Waktu paru-paru ekspirasi paru-paru masih tertinggal ± 3 liter udara sedangkan udara yang masuk ke dalam paru-paru dikala wangsit ±  2 ½ liter.
b)      Kebutuhan badan terhadap oksigen :
O2 dalam badan mampu diatur  menurut keperluan. Oksigen sangat diharapkan oleh badan manusia dalam hidupnya. Jika tidak menerima oksigen selam 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang permguan ( tidak bias diperbaiki) dan mengakibatkan kematian. Jika penyediaan oksigen kurang akan mengakibatkan pikiran kacau dan anoreksia serebralis. Bila oksigen tidak mencukupi mak warna darahnya hilang berganti kebiru-biruan, misalnya yang terjadi pada bibir, telinga, lengan, kaki yang disebut cyanosis.
c)      Perjalanan pernafasan
Oksigen masuk melalui truktus respatorius ( jalan pernafasan) dan masuk ke badan melalui kapiler vena pulmonalis masuk ke serambi kiri jantung (artrium sinistra) aorta ke seluruh badan ( jaenteng –jaenteng dalam sel). Disini terjadi oksidasi ( pembakaran ) sebagai pus pembakaran adalah CO2.Zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah cena masuk ke jantung ( serambi kanan dalam atrium Dekstra ) bilik kanan dan disini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaenteng paru     keluar menembus lapisan epitel dari alveoli.
b.      Fisiologi
  Proses fisiologi  pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam jaenteng, dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi mampu dibagi menjadi tiga stadium
1)      Stadium pertama adalah vertilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru - paru
2)      Stadium kedua, transportasi , yang harus dianggap terdiri dari banyak sekali aspek:
a)      Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru ( respirasi eksternal) dan antara darah sistemik dan sel-sel jaenteng
b)      Distribusi darah dalm sirkulasi pulmonary dan penyesuaiannya dengan retribusi udara dalam alveolus-alveolus
c)      Reaksi kimia dan fisik oksigen dan karbondoksida dengan darah.
3)      Respirasi  sel atau respirasi internal adalah stadium tamat dari respirasi, yaitu dikala diman metasbolit dioksidasi untuk menerima energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru.
6.      Patogenesis
a.       Tuberculosis primer
Penularan TB paru terjadi karena kuman yang dibatukkan atau dimembersihkankan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini mampu menetap di udara bebas selama 1 sampai 2 jam tergantung dalam tidaknya sinar ultraviolet, vertialsi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan petang kuman mampu bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan
b.      Tuberculosis sekunder ( post primer)
Kuman yang dormant pada TB primer akan muncul bertahun-tanun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi TB dewasa. TB sekunder ini terjadi karena imunitas menurun seolah-olah : malnurtisi, alcohol, penyakit maligna , diabetes, AIDS, gagal ginjal. TB sekunder juga mampu berasal dari infeksi eksogen dari usia muda  menjadi TB usia tua.
7.      Manisfestasi klinik
Keluhan yang dirasakan penderita tuberculosis mampu beragam atau tanpa keluhan sama sekali.
a.       keluhan yang banyak :
1)      Demam
Bisanya subfebril seolah-olah demam influenza, tapi kadang-kadang gerah badan mencapai 40-41 0C. Serangan demam mampu sembuh kembali, begitu seterusnya hilang timbulnya demam. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan badan penderita dan berat entengnya
2)      Batuk
Batuk terjadi karena adanya infeksi pada bronchus. Sifat batuk dimulai dari kering sampai produktif sesudah terjadi peredangan. Keadaan selanjutnya adalah batuk darah (heamopteo) karena pembulu darah yang pecah.
3)      Sesak nafas
Sesak nafas mampu ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltratnya sudah setengah menutupi kepingan paru-paru.
4)      Nyeri dada
Gejala ini jarang ditemukan, ini mampu timbul jikalau infiltrat radang sudah sampai ke pleura, sehingga mengakibatkan pleuritis.
5)      Malaise
Penyakit tuberculosis bersifat radang menahun. Gejala malaise yang sering timbul berupa : anoreksia, badan makin kurus (BB menurun), sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
b.      Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik penderita sering tidak menyampaikan suatu kelainan terutama pada kasus yang dini atau sudah terinfiltrasi secara asimptomatik. Tempat yang paling dicurigai adalah aspek paru. Bila dicurigai ada infiltratyang agak luas didapatkan perkusi yang redup dan auskultrasi bunyi nafas bronchial; dan bunyi embel-embel ronchi berair yang garang dan nyaring. Tapi jikalau infiltrat diliputi oleh penebalan pleura bunyi nafas menjadi vesikuler melemah.bila terdapat kavitas yang cukup besar, perkusi hipersonor dan auskultasi anfolki. Pada TB paru yang berlanjut dengan fibrosis yang meluas sering ditemukan atrofi dan reaksi otot-otot interkostal. Bagian paru yang sakit akan memciut dan menarikdanunik isi mediasterium atau paru yang lainnya. Bila jaenteng fibrous lebih dari setengah jumlah jaenteng paru-paru akan terjadi corpulmonal dengan gagal jantungkanan seolah-olah : tachypnoe, tachycardia, hepatomegali, asites, dan oedema. Bila tuberculosis terkena pleura sering terbentuk efusi pliera, paru yang sakit terlihat agak tertnggal dalam pernafasan. Perkusi memdiberi bunyi pekak, auskultrasi bunyi nafas yang melemah sampai tak terdengar sama sekali.
c.       Pemeriksaan radiologi
 Pada pertama penyaki,t lesi masih adalah masukang-masukang pneumonia akan mempersembahkan gambaran radiology berupa bercak-bercak separti batasan yang tak tegas yang terkenal sebagai tuberkuloma. Gambaran lain yang sering menyertai adalah penebalan pleura ( efusi pleura / empiema ) akan berupa bayangan hitam retikulusen di pinggir paru. Pemeriksaan lain yang kadang-kadang juga diharapkan adalah bronohografi untuk melihat kerusakan bronchus atau paru. Pemeriksaan umumnya dilakukan melihat yang akan menjadi pembedahan paru
d.      Pemeriksaan paru
1)      Darah
Pada dikala tuberculosis gres mulai aktif akan didapatkan leukosit yang sedikit meningkat dengan meningkat dengan ferensiasi pergerakan kekiri. Jumlah Limfosit masih dibawah normal, laju endap darah (LED) meningkat. Bila penyakit mulai sembuh leukosit masih tetap tinggi dan laju endap darah mulai menurun kerah normal lagi.
2)      Sputum
Pentingnya untuk menemukan kuman BTA disamping mampu mempersembahkan evalusasi terhadap pengobatan yang sudah didiberikan.
3)      Tes mantoux/Tuberkulin
Banyak digunakan untuk mendiagnosa tuberculosis pada anak-anak (Balita). Sesudah 48-72 jam tuberculin disuntikkan akan timbul reaksi berupa maturasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni reaksi persenyawaan antara antibody seluler denga antigen tuberculin.
8.      Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan tuberculin adalah kombinasi dan tidak terputus-putus dalam jangka waktu yang lama karena basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan cepat bermutasi apabila terpajan antibiotik yang tiruana masih efektif.
Pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu :
a.  Fase pertama intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat.
b.      Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensional.

Sumber http://sinichinet.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Konsep Dasar Penyakit Tb Paru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel