-->

iklan banner

Potensi Pembelajaran Terpadu (Blended Learning)

Pembelajaran elektronik terpadu memungkinkan kita untuk mengubah perilaku kita tidak hanya terhadap di mana dan kapan pembelajaran berlangsung, tetapi juga sumber dan alat apa yang sanggup mendukung pembelajaran dan bagaimana caranya memakai sumber dan alat ini. Pembelajaran elektronik terpadu menambah dimensi pembelajaran terpadu.

Pembelajaran elektronik terpadu mendorong penggabungan tempat yang berbeda, yang memungkinkan penerima didik berguru dari akademi tinggi,  universitas,  lingkungan kerja,  rumah,  atau di jalan.

Pembelajaran elektronik terpadu juga sanggup memperlihatkan fleksibilitas dalam hal waktu di mana pelajar sanggup berpartisipasi dalam kelas-kelas, yang mengurangi atau menghilangkan keterbatasan yang muncul sebagai akhir dari penyeimbangan kesepakatan kerja atau kesepakatan rumah dengan kesepakatan belajar.

Pembelajaran ini membuka jangkauan sumber-sumber media yang sanggup dipergunakan untuk belajar. Keterpaduan tempat, waktu,  dan media memberi keragaman gres pada jenis-jenis acara yang sanggup penerima didik lakukan dan cara mereka berkolaborasi dengan memakai alat-alat elektronik yang tersedia.

Pembelajaran elektronik terpadu menambah dimensi ekstra terhadap pembelajaran. Penggabungan antara wilayah fisik dan online bermaksud semoga masyarakat sanggup membentuk dan berinteraksi dengan cara-cara yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Penggabungan ini memungkinkan terjadinya interaksi yang sebenarnya (secara serempak) dalam hubungannya dengan peluang untuk bekerjasama selama jangka waktu tertentu (secara tidak serempak). Hal ini yang nantinya akan menggali bentuk-bentuk obrolan yang berbeda dan tipe-tipe pembelajaran baru.

 memungkinkan kita untuk mengubah perilaku kita tidak hanya terhadap  Potensi Pembelajaran Terpadu (Blended Learning)
Blended Learning via etrainingpedia.com
Sumber media dan peralatan gres memungkinkan penerima didik untuk membuat bank sumber berguru mereka sendiri,  menggabungkan aset-aset yang mereka ciptakan sendiri dengan materi-materi yang lebih “formal” yang bersumber dari perpustakaan-perpustakan dari aneka macam pecahan dunia.

Hal ini menjadikan pertanyaan terhadap beberapa nilai tradisional sebuah pendidikan,  seperti: siapa yang memiliki,  membuat dan mengawasi sumber-sumber dan pengetahuannya. Tipe-tipe acara pembelajaran gres menantang pemikiran kita seperti: bagaimana pembelajaran sanggup difasilitasi, merumuskan etiket-etiket berguru dan mengajar  baru, dan menggeser kontrol fokus dari pengajar kepada penerima didik.

Walaupun pembelajaran terpadu dan pembelajaran elektronik mempunyai potensi untuk menyediakan bermacam-macam fleksibilitas yang diperlukan oleh penerima didik,  ada beberapa hambatan besar yang dikelompokkan menjadi empat motif utama. Yang pertama,  pemegang kendali untuk perubahan harus diidentifikasi dan ditonjolkan.

Ke-dua, kemungkinan-kemungkinan gres yang muncul dalam perjalanan sanggup saja merugikan,  jadi kita harus menemukan pendekatan yang sanggup mendukung metode pembelajaran ini. Ke-tiga,  metodologi-metodologi gres semakin menambah rumit semua persiapan yang dilakukan untuk menerapkan pembelajaran terpadu maupun pembelajaran elektronik. Yang ke-empat, cara-cara berinteraksi yang gres dan pertukaran gosip yang bebas perlu dipertimbangkan secara hati-hati problem etisnya.

Petimbangan-pertimbangan ini berdampak pada para rekanan di dalam institusi.  Manajemen senior dan pembuat kebijakan harus memikirkan peluang dan alasan gres mengapa mereka mau mengadopsi pembelajaran elektronik terpadu. Manajer pembelajaran elektronik juga harus mempertimbangkan pertolongan dan biaya yang dibutuhkan.

Staf pembantu harus memperlihatkan masukan kepada para tutor dan penerima didik di univesitas,  akademi tinggi,  atau di dalam lingkungan kerja —atau kepada orang-orang yang bekerja di bidang-bidang ini. Para tutor harus memikirkan konteks pembelajaran gres dan faktor-faktor lain yang terlibat dalam pembelajaran terpadu,  serta bagaimana hal-hal ini berafiliasi satu sama lain.

Para penerima didik harus dipersiapkan untuk memangku tugas dan tanggungjawab gres dalam bentuk pembelajaran gres ini. Dan semua orang harus mempertimbangkan implikasi etis dari bentuk interaksi dan kebebasan gosip yang gres ini.

Penulis: Dr. Dewi Kusuma Wardani, M.Si. (rangkuman dari buku “Preparing for Blended e-Learning” dengan penulis Allison Littlejohn & Chris Pegler).

Sumber http://pend-ekonomi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Potensi Pembelajaran Terpadu (Blended Learning)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel