-->

iklan banner

Geografi Sebagai Disiplin Ilmiah

Geografi sebagai disiplin ilmiah telah semenjak usang dipaparkan oleh Immanuel Kant (1724 - 1804). Geografi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta-fakta dalam ruang. Sebagai suatu disiplin ilmiah, para jago geografi memandang bahwa terdapat 3 (tiga) elemen penciri utama, yaitu: pertama geografi yaitu ilmu pengetahuan perihal bumi (earth science) yang mengkaji permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusia; kedua geografi memperhatikan penyebaran insan dalam ruang dan korelasi keterkaitan insan dengan lingkungannya; dan ketiga geografi memperhatikan aspek-aspek utama, menyerupai jarak, interaksi, gerakan, dan penyebaran dalam melaksanakan analisis (Bintarto dan Hadisumarno, 1987). Pengertian lingkungan hidup insan yaitu suatu lingkungan yang mempengaruhi kehidupan insan dan lingkungan daerah insan sanggup mengubah atau membangunnya.

Perkembangan ilmu geografi dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hartshorne (1959) menyatakan bahwa "Geography is concerned to provide an accurate, orderly, and rational description of the variable character of the earth surface". Ackerman (1963) menjelaskan pula "…. the goal of geography is nothing less than an understanding of the vast, interacting system comprising all humanity and its natural environment on the surface of the earth". Menurut Ad Hoc Committee on Geography (1965), "Geography seeks to explain how the subsystems of the physical environment are organized on the earth's surface, and how man distributes himself over the earth in relation to physical features and to other men". Yeates (1968) berpandangan bahwa "Geography as a science concerned with the rational development, and location of various characteristics of the surface of the earth". Taaffe (1970) menjelaskan "Geography is concerned with giving man an orderly description of his world, as the study of spatial organization expressed as patterns and process". Sementara itu, Haggett (1965) telah menawarkan suatu pengertian yang lebih komprehensif perihal Geografi, bahwa "It is relevant to note that Geography enquires in recent years concern mainly with: (a) the ecological system, and (b) the spatial system. The first relates man to his environment while the second deals with linkages between regions in a complex interchange of flows. In both systems, movements and contacts are of mendasar importance".

Konsep lokasi dan interaksi antar insan sebagai penciri kajian geografi tetap eksis sampai ketika ini, sebagaimana disebutkan oleh De Blij and Murphy (1999). Bidang kajian geografi pun semakin berkembang dari waktu ke waktu. Disebutkan bahwa berdasarkan the National Geographic Society in the 1980s proposed a useful five-theme framework for geography; focused on the concepts of location, interaction between humans and the environment, regions, place, and movement. Atas dasar itu, bidang kajian yang digeluti oleh geografi sangatlah kompleks, baik yang terfokus pada disiplin ilmu Geografi Fisik, Geografi Manusia, maupun perpaduan antara keduanya.

Baca Juga


Geografi sebagai disiplin ilmiah telah semenjak usang dipaparkan oleh Immanuel Kant (1724 - 1804). Geografi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta-fakta dalam ruang. Sebagai suatu disiplin ilmiah, para jago geografi memandang bahwa terdapat 3 (tiga) elemen penciri utama, yaitu: pertama geografi yaitu ilmu pengetahuan perihal bumi (earth science) yang mengkaji permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusia; kedua geografi memperhatikan penyebaran insan dalam ruang dan korelasi keterkaitan insan dengan lingkungannya; dan ketiga geografi memperhatikan aspek-aspek utama, menyerupai jarak, interaksi, gerakan, dan penyebaran dalam melaksanakan analisis (Bintarto dan Hadisumarno, 1987). Pengertian lingkungan hidup insan yaitu suatu lingkungan yang mempengaruhi kehidupan insan dan lingkungan daerah insan sanggup mengubah atau membangunnya.Perkembangan ilmu geografi dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hartshorne (1959) menyatakan bahwa "Geography is concerned to provide an accurate, orderly, and rational description of the variable character of the earth surface". Ackerman (1963) menjelaskan pula "…. the goal of geography is nothing less than an understanding of the vast, interacting system comprising all humanity and its natural environment on the surface of the earth". Menurut Ad Hoc Committee on Geography (1965), "Geography seeks to explain how the subsystems of the physical environment are organized on the earth's surface, and how man distributes himself over the earth in relation to physical features and to other men". Yeates (1968) berpandangan bahwa "Geography as a science concerned with the rational development, and location of various characteristics of the surface of the earth". Taaffe (1970) menjelaskan "Geography is concerned with giving man an orderly description of his world, as the study of spatial organization expressed as patterns and process". Sementara itu, Haggett (1965) telah menawarkan suatu pengertian yang lebih komprehensif perihal Geografi, bahwa "It is relevant to note that Geography enquires in recent years concern mainly with: (a) the ecological system, and (b) the spatial system. The first relates man to his environment while the second deals with linkages between regions in a complex interchange of flows. In both systems, movements and contacts are of mendasar importance". Konsep lokasi dan interaksi antar insan sebagai penciri kajian geografi tetap eksis sampai ketika ini, sebagaimana disebutkan oleh De Blij and Murphy (1999). Bidang kajian geografi pun semakin berkembang dari waktu ke waktu. Disebutkan bahwa berdasarkan the National Geographic Society in the 1980s proposed a useful five-theme framework for geography; focused on the concepts of location, interaction between humans and the environment, regions, place, and movement. Atas dasar itu, bidang kajian yang digeluti oleh geografi sangatlah kompleks, baik yang terfokus pada disiplin ilmu Geografi Fisik, Geografi Manusia, maupun perpaduan antara keduanya.

Sebagai suatu ilmu pengetahuan, studi geografi meliputi lingkup batas jati diri dan eksistensi atau eksistensi penelaahan obyek keilmuan dan penafsiran perihal hakekat kenyataan yang khas, serta perubahan dari obyek keilmuan. Jati diri atau identitas ilmu menekankan pada ontologi substansi atau pada sudut pandang yang selanjutnya oleh para filosof disebut sebagai pendekatan atau hampiran. Pendekatan yang diterapkan dalam kajian geografi ada 3 (tiga), yaitu: pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach). Menurut Bintarto (1991), kajian keruangan sanggup dibedakan menjadi:

(a) ruang fisik, yaitu wadah dari banyak sekali sistem kehidupan dan komponen-komponen alam dan non alam;
(b) ruang sosial, yaitu suatu sintesis dari dimensi persepsi dengan dimensi obyektif terhadap ruang, yang membentuk ragam ruang sosial.

Sebagai suatu ilmu pengetahuan, studi geografi meliputi lingkup batas jati diri dan eksistensi atau eksistensi penelaahan obyek keilmuan dan penafsiran perihal hakekat kenyataan yang khas, serta perubahan dari obyek keilmuan. Jati diri atau identitas ilmu menekankan pada ontologi substansi atau pada sudut pandang yang selanjutnya oleh para filosof disebut sebagai pendekatan atau hampiran. Pendekatan yang diterapkan dalam kajian geografi ada 3 (tiga), yaitu: pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach). Menurut Bintarto (1991), kajian keruangan sanggup dibedakan menjadi:(a) ruang fisik, yaitu wadah dari banyak sekali sistem kehidupan dan komponen-komponen alam dan non alam;(b) ruang sosial, yaitu suatu sintesis dari dimensi persepsi dengan dimensi obyektif terhadap ruang, yang membentuk ragam ruang sosial.

Ragam ruang sosial meliputi: bentang fisik (pegunungan, gurun pasir, lembah, dan lain-lain); bentang sosial (masyarakat nomadis, masyarakat nelayan, dan lain-lain); dan bentang budaya (perdesaan, perkotaan, jaringan jalan, dan lain-lain). Secara keruangan, suatu penelitian dalam ilmu geografi mengacu pada beberapa pokok, antara lain:
(a) fakta teladan pemanfaatan ruang yang kini ada;
(b) laba dan kelemahan lokasi yang strategis;
(c) faktor yang mempengaruhi teladan penyebaran obyek yang dikaji; dan
(d) intervensi biar teladan penyebaran tersebut sanggup lebih efisien, menawarkan meningkatkan secara optimal hasil, dan kelestarian pemanfaatan.

Pendekatan kedua yaitu pendekatan ekologi, yang menekankan pada interaksi dan interdependensi antar insan dan antara insan dengan lingkungan hidupnya. Hubungan antara insan dengan lingkungan merupakan korelasi dua arah, masing-masing saling dampak dan mempengaruhi. Suatu ilustrasi dalam pendekatan ini berupa pertanyaan yang biasa diajukan, seperti: apakah aktivitas pembangunan kuat terhadap kualitas lingkungan, apakah terjadi dampak, dari mana sumber dampak, dan mengapa terjadi dampak. Sementara itu, perpaduan antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi menghasilkan pendekatan ketiga, yaitu pendekatan kompleks wilayah.

Sumber http://smamuhammadiyah1tasikmalayageo.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Geografi Sebagai Disiplin Ilmiah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel