Laporan Praktikum Silvikultur Permudaan Hutan Secara Buatan
LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR PERMUDAAN HUTAN SECARA BUATAN
PERMUDAAN HUTAN SECARA BUATAN
Tujuan
1. Mempelajari metode permudaan hutan dengan cara buatan (artificial regeneration) dan faktor yang besar lengan berkuasa pada permudaan tersebut.
Bahan dan Alat
1. Tanaman jati dengan metode cemplongan dan tumpangsari di Petak 13.2. Tali/meteran.
3. Pitameter/diameter tape.
4. Hagameter.
5. Kompas.
Cara Kerja
1. Dilakukan pengamatan tegakan Jati yang ada di Wanagama I Gunungkidul menciptakan dua petak ukur dengan ukuran 20m x 25m pada tumbuhan Jati muda (satu PU pada tumbuhan dengan metode cemplongan, dan PU yang lain pada metode tumpangsari).2. Dihitung % jadi tumbuhan tersebut.
3. Diamati jarak tanamnya.
4. Diukur dbh dan tinggi tumbuhan jati.
5. Diamati kesehatan tumbuhan tersebut.
Tinjauan Pustaka
Sistem silvikultur yaitu proses penanaman, pemeliharaan, penebangan, penggantian komposisi tegakan hutan untuk menghasilkan produksi kayu atau hasil hutan lainnya. Penerapan sistem silvikultur yang sesuai sanggup meningkatkan nilai hutan, baik kuantitas maupun kualitas (Mawazin, 2013).Permudaan buatan yaitu suatu proses peremajaan kembali dari suatu tegakan yang dilakukan manusia. Pada umumnya dilakukan pada areal bekas tebas habis, bekas jalan dan tempat penimbunan kayu atau pada areal non-produktif baik di dalam daerah maupun diluar daerah hutan. Tujuan utamanya dilandasi 2 hal yaitu:
1. Hal-hal yang berafiliasi dengan persoalan sosial-ekonomis.
2. Hal-hal yang berafiliasi dengan persoalan ekologis (Daniel, 1987).
Dalam konsep silvikultur, penebangan merupakan tindakan untuk melaksanakan proses peremajaan hutan dengan memungut atau menebang pohon-pohon pada diameter tertentu atau yang telah masak tebang. Penebangan akan membuka ruang yang sanggup menawarkan kesempatan memacu pertumbuhan anakan alam terutama jenis-jenis yang toleran terhadap cahaya, sehingga akan memperkaya komposisi dan keanekaragaman jenis (Denslow, 1987).
Baca Juga : Laporan Praktikum Silvikultur Perbenihan dan Sumber Benih
Dalam sistem Permudaan Buatan ini dikenal 2 (dua) cara/sistem permudaan:
1. Permudaan buatan dengan penyemaian eksklusif (artificial regeneration by direct seeding)
Keuntungan dari sistem ini antara lain :
• Tenaga kerja sedikit dan cocok untuk daerah yang berbukit yang sulit dijangkau;
• Tidak memerlukan persemaian yang kompleks, jalan, dan alat transportasi untuk mensuplai seedling;
• Bisa dilakukan dari udara dengan memakai pesawat udara;
• Jika berhasil, umumnya lebih murah dari sistem dengan memakai planting.
Beberapa kerugian dari sistem ini antara lain :
• Membutuhkan peralatan dan akomodasi pengumpulan dan penyimpanan benih;
• Terbatas pada jenis-jenis yang sanggup menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca dan kondisi lapang;
• Bahan kimia biasa dipakai untuk merangsang/ mempermudah proses germinasi yang sanggup berbahaya bagi insan dan hewan.
2. Permudaan buatan dengan penyemaian di persemaian:
Permudaan ini sanggup dilakukan dengan cara bibit tumbuhan dipelihara dipersemaian sebelum dilakukan penanaman. Bibit dari hutan alam sanggup dipakai sebagai sumber bibit, tetapi sebelum penanaman dipelihara dipersemaian (Ngadiono, 2004).
Permudaan buatan dengan memakai bibit tumbuhan merupakan permudaan paling penting dan paling umum dipakai dalam pembangusnan hutan tumbuhan intensif. Keuntungan permudaan buatan yaitu kemungkinan untuk mengatur kerapatan, jarak tanam, komposisi jenis dan penggunaan hibrida secara lebih sempurna (Hardiwinoto, 2003).
Daftar Pustaka
Daniel, T.W. 1987. Principles of Silviculture. McGraw-hill co. New YorkDenslow, J.S. (1987). Tropical rainforest gaps and tree species diversity. Annual review of Ecology and Systematics, 18, 431-451.
Hardiwinoto, Suryo. Cahyono Agus, dan Oka Karyant, Legume cover crop as a soil amendment in short rotation plantation of tropical forest, journal For. Env. , vol. 45(1), pp. 13-19, 2003
Mawazin dan Atok Subiakto. 2013. KEANEKARAGAMAN DAN KOMPOSISI JENIS PERMUDAAN ALAM HUTAN RAWA GAMBUT BEKAS TEBANGAN DI RIAU. Jurnal rehabilitasi hutan. Vol 1 hal 59-73
Ngadiono. 2004. 35 Tahun Pengelolaan Hutan Indonesia: Refleksi dan Prospek. Yayasan Adi Sanggoro. Bogor.
0 Response to "Laporan Praktikum Silvikultur Permudaan Hutan Secara Buatan"
Posting Komentar