Catatan Tim Sepak Bola Kecamatan Borobudur Pada Popda Tingkat Kawedanan 2019
Popda SD Tingkat Kawedanan Salaman berlangsung pada Senin, 4 Februari 2019. Popda yang berlangsung di Kec. Tempuran, Kab. Magelang ini mempertandingkan cabang olahraga sepak bola dan sepak takraw. Kedua cabang olahraga ini diikuti oleh tim dari kecamatan Salaman, Borobudur, Tempuran dan Kajoran.
Ini menjadi pengalaman pertama saya menjadi official tim sepak bola SD Kec. Borobudur. Saya menjadi official bersama Mas Galih A.D. guru muda yang bekerja di SDN Ngadiharjo 2. Beberapa tahun terakhir Mas Galih yang menjadi official tim sepak bola alasannya memang ia mempunyai banyak pengalaman sebagai pemain sepak bola semenjak usia belia hingga ketika ini.
Menurutku, keterpilihan saya menjadi official tim sepak bola kecamatan alasannya SDN Borobudur 1 menjadi juara cabang olahraga sepak bola di Popda Tingkat Kecamatan Borobudur. Selain itu banyak pemain SDN Borobudur 1 yang masuk di tim sepak bola kecamatan Borobudur.
Debutku menjadi official tim sepak bola tidak berjalan mulus. Tim Sepak Bola Kecamatan Borobudur belum berhasil menjadi juara 1 tingkat kawedanan. Tim sepakbola yang pemainnya berasal dari beberapa SD ini hanya bertengger di juara 2 sehabis kalah di pertandingan final melawan Kec. Salaman.
Saya mencoba merefleksi faktor-faktor yang menjadikan kegagalan ini, di antaranya adalah:
1. Jeda Antara Popda Kecamatan dengan Kawedanan Terlalu Pendek
Popda Kecamatan Borobudur dilaksanakan hari Sabtu sedangkan Popda Kawedanan dilaksanakan pada Hari Senin. Otomatis hanya ada jeda satu hari.
2. Kelelahan Pemain
Jeda antar kompetisi yang hanya satu hari menjadikan kelelahan yang tidak dapat dihindarkan. Apalagi Popda Kecamatan Borobudur cabang olahraga sepak bola berlangsung dari pagi hingga sore pada hari Sabtu. Pemain yang kelelahan ini terungkap dari keluhan yang disampaikan wali murid kepada saya.
3. Pemain Penting Banyak yang Cidera
Padatnya pertandingan pada Popda tingkat kecamatan ditambah jeda istirahat hanya satu hari memperbesar potensi cidera. Ketig pertandingan final melawan kecamatan Salaman ada dua pemain utama yang cidera. Striker dan gelandang bertahan tidak dapat bermain dan sayangnya tugas mereka tidak tergantikan. Selain itu, dua orang cidera juga menjadikan hanya ada satu pemain cadangan yang dapat dimainkan. Otomatis instruktur dan official tidak mempunyai banyak pilihan pemain.
4. Waktu Pembentukan Tim yang Sempit
Waktu pembetukan tim juga kuat terhadap teladan permainan yang ada. Pemain yang tergabung dalam tim yang gres dibuat belum menyerap taktik permainan yang telah disusun oleh Mas Galih. Sering terjadi "miss-komunikasi". Terutama dari pemain yang bermain di sektor gelangdang.
Saran saya semoga tim sepak bola dapat sukses meraih juara di tingkat kawedanan atau di atasnya adalah:
1. Memperpanjang jeda antar kompetisi
2. Melakukan pemusatan latihan minimal dua kali
3. Mempersiapkan juru pijat/ urut
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menyalahkan atau menyudutkan pihak-pihak tertentu. Harapannya, semoga catatan ini dapat berkhasiat di kemudian hari. Melalui catatan ini pula saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mas galih yang telah memperlihatkan komplemen wawasan kepada saya wacana sepak bola usia SD.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Wahyu, siswa SDN Majaksingi; Angga siswa SDN Bumiharjo; Rio dan Wafa dari SDN Wringinputih 2; Danu, Jati, Segoro, Esqi, Desta dan Zidan dari SDN Borobudur 1. Dari kalian saya berguru wacana kepolosan, keihlasan dan terus berlari walau fisik merasa sakit dan lelah luar biasa.
Lapangan Sumberarum, 4 Februari 2019 Sumber http://rahmahuda.blogspot.com
Ini menjadi pengalaman pertama saya menjadi official tim sepak bola SD Kec. Borobudur. Saya menjadi official bersama Mas Galih A.D. guru muda yang bekerja di SDN Ngadiharjo 2. Beberapa tahun terakhir Mas Galih yang menjadi official tim sepak bola alasannya memang ia mempunyai banyak pengalaman sebagai pemain sepak bola semenjak usia belia hingga ketika ini.
Menurutku, keterpilihan saya menjadi official tim sepak bola kecamatan alasannya SDN Borobudur 1 menjadi juara cabang olahraga sepak bola di Popda Tingkat Kecamatan Borobudur. Selain itu banyak pemain SDN Borobudur 1 yang masuk di tim sepak bola kecamatan Borobudur.
Debutku menjadi official tim sepak bola tidak berjalan mulus. Tim Sepak Bola Kecamatan Borobudur belum berhasil menjadi juara 1 tingkat kawedanan. Tim sepakbola yang pemainnya berasal dari beberapa SD ini hanya bertengger di juara 2 sehabis kalah di pertandingan final melawan Kec. Salaman.
Saya mencoba merefleksi faktor-faktor yang menjadikan kegagalan ini, di antaranya adalah:
1. Jeda Antara Popda Kecamatan dengan Kawedanan Terlalu Pendek
Popda Kecamatan Borobudur dilaksanakan hari Sabtu sedangkan Popda Kawedanan dilaksanakan pada Hari Senin. Otomatis hanya ada jeda satu hari.
2. Kelelahan Pemain
Jeda antar kompetisi yang hanya satu hari menjadikan kelelahan yang tidak dapat dihindarkan. Apalagi Popda Kecamatan Borobudur cabang olahraga sepak bola berlangsung dari pagi hingga sore pada hari Sabtu. Pemain yang kelelahan ini terungkap dari keluhan yang disampaikan wali murid kepada saya.
3. Pemain Penting Banyak yang Cidera
Padatnya pertandingan pada Popda tingkat kecamatan ditambah jeda istirahat hanya satu hari memperbesar potensi cidera. Ketig pertandingan final melawan kecamatan Salaman ada dua pemain utama yang cidera. Striker dan gelandang bertahan tidak dapat bermain dan sayangnya tugas mereka tidak tergantikan. Selain itu, dua orang cidera juga menjadikan hanya ada satu pemain cadangan yang dapat dimainkan. Otomatis instruktur dan official tidak mempunyai banyak pilihan pemain.
4. Waktu Pembentukan Tim yang Sempit
Waktu pembetukan tim juga kuat terhadap teladan permainan yang ada. Pemain yang tergabung dalam tim yang gres dibuat belum menyerap taktik permainan yang telah disusun oleh Mas Galih. Sering terjadi "miss-komunikasi". Terutama dari pemain yang bermain di sektor gelangdang.
Saran saya semoga tim sepak bola dapat sukses meraih juara di tingkat kawedanan atau di atasnya adalah:
1. Memperpanjang jeda antar kompetisi
2. Melakukan pemusatan latihan minimal dua kali
3. Mempersiapkan juru pijat/ urut
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menyalahkan atau menyudutkan pihak-pihak tertentu. Harapannya, semoga catatan ini dapat berkhasiat di kemudian hari. Melalui catatan ini pula saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mas galih yang telah memperlihatkan komplemen wawasan kepada saya wacana sepak bola usia SD.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Wahyu, siswa SDN Majaksingi; Angga siswa SDN Bumiharjo; Rio dan Wafa dari SDN Wringinputih 2; Danu, Jati, Segoro, Esqi, Desta dan Zidan dari SDN Borobudur 1. Dari kalian saya berguru wacana kepolosan, keihlasan dan terus berlari walau fisik merasa sakit dan lelah luar biasa.
Lapangan Sumberarum, 4 Februari 2019 Sumber http://rahmahuda.blogspot.com
0 Response to "Catatan Tim Sepak Bola Kecamatan Borobudur Pada Popda Tingkat Kawedanan 2019"
Posting Komentar