Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Guru
Tugas dan tanggung jawab seorang guru diantaranya yakni membuat suasana atau iklim proses pembelajaran yang sanggup memotivasi siswa untuk senantiasa mencar ilmu dengan baik dan semangat (Djamarah, 1997: 1).
Sumber http://tugasku-4u.blogspot.com
Menurut Rosmali (2005), kiprah seorang guru itu meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
guru mempunyai kiprah yang bermacam-macam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan.
1). Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih :
a. Mendidik berarti meneruskan dan berbagi nilai-nilai hidup dan kehidupan.
b. Mengajar berarti meneruskan dan berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Sedangkan melatih berarti berbagi keterampilan-keterampilan pada siswa.
a. Mendidik berarti meneruskan dan berbagi nilai-nilai hidup dan kehidupan.
b. Mengajar berarti meneruskan dan berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Sedangkan melatih berarti berbagi keterampilan-keterampilan pada siswa.
2). Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus sanggup menjadi dirinya sebagai orangtua kedua. Guru harus bisa menarik simpati sehingga guru tersebut menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya sanggup menjadi motivasi bagi siswa dalam belajar. Apabila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama yakni guru tidak akan sanggup menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik.
3). Sedangkan masyarakat telah menempatkan guru pada daerah yang lebih terhormat di lingkungannya alasannya yakni dari seorang guru diharapkan masyarakat sanggup memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukkan insan Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila (Usman, 1998: 7).
Kaprikornus kiprah guru yang dimaksud yakni kiprah yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dan dalam bentuk pengabdian. Sehingga keberadaan guru merupakan faktor yang mustahil digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa semenjak dahulu, alasannya yakni keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk sanggup mengadaptasikan diri.
Peters dikutip Sudjana (2002:15), menyebutkan kiprah dan tanggung jawab guru, yaitu:
Ketiga kiprah guru di atas merupakan kiprah pokok profesi guru. Dimana guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada kiprah dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memperlihatkan dukungan kepada siswa dalam pemecahan problem yang dihadapinya. Sedangkan guru sebagai direktur kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.
Tanggung jawab guru berdasarkan Hamalik (2004: 127), yaitu sebagai berikut:
Guru harus menuntut murid-murid belajar
Turut serta membina kurikulum sekolah
Melakukan training terhadap diri siswa (kepribadian, tabiat dan jasmaniah)
Memberikan bimbingan kepada murid
Menyelenggarakan penelitian
Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif
Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila
Turut menyukseskan pembangunan
Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru
Wijaya dkk. (1994:9), menyebutkan beberapa tanggung jawab yang memerlukan sejumlah kemampuan yang lebih khusus dari seorang guru, yaitu:
Tanggung jawab moral yakni setiap guru harus mempunyai kemampuan menghayati sikap dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah yakni setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, bisa membuat satuan pelajaran, bisa dan memahami kurikulum dengan baik, bisa mengajar dikelas, bisa menjadi model bagi siswa, bisa memperlihatkan nasihat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, bisa membuat dan melaksanakan penilaian dan lain-lain.
Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan yakni turut serta menyukseskan pembangunan dalam bidang kemasyarakatan, untuk itu guru harus bisa membimbing, mengabdi kepada dan melayani masyarakat.
Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku keilmuan bertanggung jawab dan turut serta memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.
Menurut Imam Al-Ghazali (t.t.:55-58) bahwa instruksi etik dan tugas-tugas guru yakni sebagai berikut :
Medley, sebagaimana dikutip oleh Noeng Muhadjir (1987:107-109) telah melacak sejarah penelitian wacana efektivitas keberhasilan guru dalam menjalankan kiprah kependidikannya, yang dibagi menjadi empat fase.
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya terletak dalam kiprah dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut dekat kaitannya dengan kompetensi atau kemampuan yang disaratkan untuk memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar yang dimaksud yakni kompetensi guru.
Guru mempunyai kiprah dan tanggung jawab yang bermacam-macam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas guru dalam proses belajar-mengajar meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan. Sedangkan tanggung jawab guru yakni menuntut siswa untuk ulet belajar, melaksanakan training dan bimbingan dan lain-lain.
Untuk itu guru harus mempunyai kecakapan dalam membimbing penerima didik. Di dalam mengajar akan lebih berhasil kalau disertai dengan acara bimbingan yang banyak berpusat pada kemampuan intelektual, guru perlu mempunyai pengetahuan yang memungkinkan sanggup tetapkan tingkat perkembangan setiap anak didiknya, baik perkembangan emosi, minat dan kecakapan khusus maupun dalam prestasi fisik dan sosial.
Dengan demikian kiprah dan tanggung jawab guru tidak sanggup dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia tidak terikat oleh keterbatasan jam dan kelas untuk mendidik. Karena proses mencar ilmu tidak hanya dilakukan di sekolah namun dibutuhkan di lingkungan untuk membentuk huruf dan kepribadian siswa, atau sekurang-kurangnya sanggup membentuk landasan yang berarti untuk bekal siswa selanjutnya.
Kaprikornus kiprah guru yang dimaksud yakni kiprah yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dan dalam bentuk pengabdian. Sehingga keberadaan guru merupakan faktor yang mustahil digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa semenjak dahulu, alasannya yakni keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk sanggup mengadaptasikan diri.
Peters dikutip Sudjana (2002:15), menyebutkan kiprah dan tanggung jawab guru, yaitu:
a) guru sebagai pengajar,
b) guru sebagai pembimbing, dan
c) guru sebagai administrator.
Ketiga kiprah guru di atas merupakan kiprah pokok profesi guru. Dimana guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada kiprah dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memperlihatkan dukungan kepada siswa dalam pemecahan problem yang dihadapinya. Sedangkan guru sebagai direktur kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.
Tanggung jawab guru berdasarkan Hamalik (2004: 127), yaitu sebagai berikut:
Guru harus menuntut murid-murid belajar
Tanggung jawab guru yang terpenting yakni merencanakan dan menuntut murid-murid melaksanakan kegiatan-kegiatan mencar ilmu guru mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Turut serta membina kurikulum sekolah
Sesungguhnya guru merupakan seorang key person yang paling mengetahui wacana kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid.
Melakukan training terhadap diri siswa (kepribadian, tabiat dan jasmaniah)
Memompakan pengetahuan kepada murid kiranya bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa semoga menjadi insan berwatak (berkarakter) sudah niscaya bukan pekerjaan yang mudah. Mengembangkan tabiat dan kepribadiannya, sehingga mereka mempunyai kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung jawab guru.
Memberikan bimbingan kepada murid
Bimbingan kepada murid semoga mereka bisa mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, bisa menghadapi kenyataan dan mempunyai stamina emosional yang baik, sangat diperlukan.
Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan mencar ilmu dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.
Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan mencar ilmu dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.
Menyelenggarakan penelitian
Sebagai seorang yang bergerak dalam bidang keilmuan (scientist) bidang pendidikan maka ia harus senantiasa memperbaiki cara bekerjanya.
Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif
Guru mustahil melaksanakan pekerjaannya secara efektif, jikalau guru tidak mengenal masyarakat seutuhnya dan secara lengkap.
Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang mendasari sendi-sendi hidup dan kehidupan nasional, baik individu maupun masyarakat kecil hingga dengan kelompok sosial yang terbesar termasuk sekolah.
Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia
Guru bertanggung jawab untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik. Pengertian yang baik yakni antara lain mempunyai rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
Turut menyukseskan pembangunan
Pembangunan yakni cara yang paling sempurna guna membawa masyarakat ke arah kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Pembangunan itu meliputi pembangunan dalam bidang mental spiritual dan bidang materiil.
Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru
Bertitik tolak dari tanggung jawab guru yang telah dikemukakan di atas maka dengan demikian guru sangat perlu meningkatkan peranan dan kemampuan profesionalnya. Tanpa adanya kecakapan yang maksimal yang dimiliki oleh guru maka kiranya sulit bagi guru tersebut mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara yang sebaik-baiknya.
Wijaya dkk. (1994:9), menyebutkan beberapa tanggung jawab yang memerlukan sejumlah kemampuan yang lebih khusus dari seorang guru, yaitu:
Tanggung jawab moral yakni setiap guru harus mempunyai kemampuan menghayati sikap dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah yakni setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, bisa membuat satuan pelajaran, bisa dan memahami kurikulum dengan baik, bisa mengajar dikelas, bisa menjadi model bagi siswa, bisa memperlihatkan nasihat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, bisa membuat dan melaksanakan penilaian dan lain-lain.
Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan yakni turut serta menyukseskan pembangunan dalam bidang kemasyarakatan, untuk itu guru harus bisa membimbing, mengabdi kepada dan melayani masyarakat.
Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku keilmuan bertanggung jawab dan turut serta memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.
Menurut Imam Al-Ghazali (t.t.:55-58) bahwa instruksi etik dan tugas-tugas guru yakni sebagai berikut :
1) kasih sayang kepada penerima didik dan memperlakukannya sebagai anaknya sendiri
2) meneladani Rasulullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan maupun penghargaan
3) hendaknya tidak memberi predikat atau martabat kepada penerima didik sebelum ia pantas dan kompenten untuk menyandangnya dan jangan memberi ilmu yang samar sebelum tuntas ilmu yang jelas
4) hendaknya mencegah penerima didik dari sopan santun yang buruk (sedapat mungkin) dengan cara sindiran dan tidak tunjuk hidung
5) guru yang memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak menjelek-jelekkan atau meremehkan bidang studi yang lain
6) menyajikan pelajaran kepada penerima didik sesuai dengan taraf kemampuan mereka
7) dalam menghadapi penerima didik yang kurang mampu, sebaiknya diberi ilmu-ilmu yang global dan tidak perlu menyejikan detailnya
8) guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan jangan hingga ucapannya bertentangan dengan perbuatannya.
Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi (1979:154-159) bahwa sifat-sifat guru muslim yakni sebagai berikut :
1) hendaknya tujuan, tingkah laris dan rujukan pikir guru bersifat Rabbani (Q.S. Ali Imron, 79)
1) hendaknya tujuan, tingkah laris dan rujukan pikir guru bersifat Rabbani (Q.S. Ali Imron, 79)
2) ikhlas, yakni bermaksud mendapat keridhaan Allah, mencapai dan menegakkan kebenaran
3) jujur dalam memberikan apa yang diserukannya, dalam arti menerapkan anjurannya pertama-tama pada dirinya sendiri alasannya yakni kalau ilmu dan amal sejalan maka penerima didik akan gampang meneladaninya dalam setiap perkataan dan perbuatannya
4) sabar dalam mengajarkan banyak sekali ilmu kepada penerima didik
5) senantiasa membekali diri dengan ilmu dan bersedia mengkaji dan mengembangkannya
6) bisa memakai banyak sekali metode mengajar secara bervariasi, menguasanya dengan baik, bisa menentukan dan menentukan metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan situasi mencar ilmu mengajar
7) bisa mengelola penerima didik, tegas dalam bertindak dan meletakan segala problem secara profesional
8) mempelajari kehidupan psikis penerima didik
9) tanggap terhadap banyak sekali kondisi dan perkembangan dunia yang mensugesti jiwa, keyakinan dan rujukan pikir penerima didik
10) bersikap adil diantara para penerima didik.
Medley, sebagaimana dikutip oleh Noeng Muhadjir (1987:107-109) telah melacak sejarah penelitian wacana efektivitas keberhasilan guru dalam menjalankan kiprah kependidikannya, yang dibagi menjadi empat fase.
- Pada fase pertama, seorang mengasumsikan efektivitas guru/pendidik berdasarkan kepribadiannya. Persepsi orang pada fase wacana guru yang baik, sanggup dijadikan suri tauladan dalam kehidupan di sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat.
- Fase kedua, orang mengasumsikan bahwa efektivitas guru terletak pada metode mengajarnya yang baik sehingga perjuangan penelitian terarah pada perjuangan eksperimentasi metode.
- Fase ketiga, efektivitas guru dilihat pada yang dikerjakan guru dalam belajarnya siswa, yang fokusnya diarahkan kepada rujukan tingkah laris yang stabil, pada teaching styles, dan pada dimension of classroom climate.
- Fase keempat, mengasumsikan bahwa efektivitas guru tergantung pada kompetensinya.
Dari beberapa pendapat tersebut, sanggup dipahami bahwa ada beberapa kemampuan dan sikap yang perlu dimiliki oleh guru, yang sekaligus merupakan profil guru yang diharapkan semoga dalam menjalankan tugas-tugas kependidikannya semoga sanggup berhasil secara optimal. Profil tersebut pada pada dasarnya terkait dengan aspek personal dan profesional dari guru. Aspek personal menyangkut pribadi guru itu sendiri, yang berdasarkan pendapat para pakar tersebut di atas selalu ditempatkan pada posisi yang utama. Aspek personal ini diharapkan sanggup memancar dalam dimensi sosialnya, dalam kekerabatan guru dengan penerima didiknya, teman sejawat dan lingkungan masyarakatnya, alasannya yakni kiprah mengajar dan mendidik yakni kiprah kemanusiaan. Dan aspek profesional menyangkut kiprah profesi dari guru, dalam arti ia mempunyai kualifikasi profesional sebagai seorang guru.
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya terletak dalam kiprah dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut dekat kaitannya dengan kompetensi atau kemampuan yang disaratkan untuk memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar yang dimaksud yakni kompetensi guru.
Guru mempunyai kiprah dan tanggung jawab yang bermacam-macam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas guru dalam proses belajar-mengajar meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan. Sedangkan tanggung jawab guru yakni menuntut siswa untuk ulet belajar, melaksanakan training dan bimbingan dan lain-lain.
Untuk itu guru harus mempunyai kecakapan dalam membimbing penerima didik. Di dalam mengajar akan lebih berhasil kalau disertai dengan acara bimbingan yang banyak berpusat pada kemampuan intelektual, guru perlu mempunyai pengetahuan yang memungkinkan sanggup tetapkan tingkat perkembangan setiap anak didiknya, baik perkembangan emosi, minat dan kecakapan khusus maupun dalam prestasi fisik dan sosial.
Dengan demikian kiprah dan tanggung jawab guru tidak sanggup dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia tidak terikat oleh keterbatasan jam dan kelas untuk mendidik. Karena proses mencar ilmu tidak hanya dilakukan di sekolah namun dibutuhkan di lingkungan untuk membentuk huruf dan kepribadian siswa, atau sekurang-kurangnya sanggup membentuk landasan yang berarti untuk bekal siswa selanjutnya.
0 Response to "Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Guru"
Posting Komentar