Desain Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif: Pola Lengkap
Desain penelitian yaitu taktik yang dipilih oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus penelitian.
Desain penelitian yang sering dipakai baik dalam riset kualitatif maupun kuantitatif meliputi desain penelitian eksperimental, survey atau cross-sectional, longitudinal, studi kasus, dan komparatif. Kita sanggup menerapkan desain riset mana yang paling sesuai diterapkan dalam riset kualitatif atau kuantitatif yang kita gunakan.
Baca juga: Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif
Postingan blog ini akan didedikasikan untuk pembaca yang sedang mencari informasi mengenai desain penelitian. Dua pendekatan riset dasar yaitu kualitatif dan kuantitatif sanggup mempunyai persamaan sekaligus perbedaan dalam hal desain penelitian. Sebagai contoh, kita sanggup mendesain penelitian kualitatif kita dengan desain longitudinal. Kita juga sanggup mendesain penelitian kuantitatif kita dengan desain longitudinal.
Penjelasan dalam postingan ini akan pribadi membahas sekilas wacana pengertian desain penelitian, dilanjutkan dengan jenis-jenisnya ibarat yang sudah disebutkan di atas, kemudian mengulas secara ringkas penerapannya dalam riset kualitatif dan kuantitatif melalui contoh. Penjelasan ini merupakan versi ringkas yang bersumber dari cuilan wacana ”Research Designs” buku berjudul ”Social Research Methods” goresan pena Alan Bryman.
Pengertian desain penelitian
Di paragraf awal sudah disinggung definisi desain penelitian, yaitu taktik yang dipilih oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus penelitian.
Deskripsi pengertian di atas menyinggung wacana integrasi seluruh komponen riset yang artinya desain riset merupakan bentuk komprehensif dari rencana penelitian. Kata komprehensif ini tentu saja meliputi semuanya, yaitu semua komponen riset yang diperlukan, dari pertanyaan penelitian, jenis data, metode, hingga analisis yang hendak dilakukan.
Di sini, semua komponen tersebut ditentukan sekaligus menentukan desain penelitian yang dipilih peneliti. Beberapa desain penelitian lebih sering diterapkan dalam riset kuantitatif. Sedangkan beberapa yang lain lebih sering diterapkan dalam riset kualitatif. Adapula desain yang lumrah dipakai dalam riset baik kuantitatif maupun kualitatif. Berikut ini beberapa macam atau jenis desain penelitian yang sanggup dipilih.
Baca juga: Contoh Metode Penelitian
Jenis desain penelitian
♠ Desain penelitian eksperimental
Desain eksperimental yaitu desain riset yang diterapkan untuk penjajagan atau memperoleh pengetahuan awal. Eksperimen dalam riset sosial tak jarang dipakai untuk mengetahui aspek kausal atau penyebab terjadinya fenomena sosial. Sering pula, desain eksperimen dilakukan sebagai landasan menerapkan jadwal atau kebijakan. Contoh sederhana penelitian eksperimental misalnya, peneliti ingin mengetahui efektifitas penggunaan alarm rokok di ruang publik untuk mengurangi konsumsi rokok penduduk di ruang publik. Beberapa ruang publik dipasang alam rokok dan beberapa yang lain dengan karakteristik sama tidak dipasangi alarm rokok. Eksperimen ini akan menawarkan hasil seberapa efektif alarm rokok sanggup mengurangi konsumsi rokok di ruang publik.
Dalam penelitian sosial kualitatif, desain eksperimental sangat jarang dilakukan. Hal ini umumnya disebabkan oleh pertimbangan etis. Untuk melaksanakan eksperimen, pemberitahuan pada individu atau kelompok yang diteliti sanggup dilakukan di depan atau disembunyikan. Dalam penelitian kualitatif, pemberitahuan yang dilakukan di depan akan menghasilkan data yang bias. Jika disembunyikan cenderung dianggap tidak manis secara etis.
Dalam penelitian kuantitatif, desain eksperimental lebih leluasa untuk dilakukan. Peneliti sosial umumnya menerapkan desain eksperimen pada penelitian kuantitatif yang dilakukan. Riset kuantitatif sanggup dipakai untuk membandingkan kelompok yang diperlakukan sebagai subjek eksperimen dan kontrol. Misal, eksperimen wacana konsumsi vitamin C untuk meningkatkan daya tahan siswa. Sebagian siswa yang menjadi subjek eksperimen diminta untuk mengonsumsi vitamin C, sebagaian lain yang menjadi kelompok kontrol tidak. Hasilnya merupakan hasil eksperimen.
♠ Desain penelitian survey
Riset survey disebut juga cross-sectional. Desain penelitian survey dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden melalui sampel yang diteliti. Survey atau cross-sectional sanggup pula dilakukan dengan menerapkan konten analisis jikalau sampel yang dipakai yaitu dokumen. Sebagai contoh, penelitian sosial wacana dampak rokok terhadap budaya konsumsi seseorang. Desain survey sanggup diterapkan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Dalam penelitian kualitatif, desain survey sanggup diterapkan dikala peneliti menerapkan metode analisis wacana. Misalnya, penelitian wacana diskriminasi Islam di media massa. Riset kualitatif dengan desain survey sanggup diterapkan dengan metode analisis wacana untuk mengetahui bagaimana gambaran Islam yang sampaikan oleh media massa tertentu. Survey dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan beberapa media massa yang menjadi sampel dari keseluruhan populasi media massa.
Dalam penelitian kuantitatif, desain survey lebih lumrah diterapkan. Sering kali persepsi yang umum kita dengar yaitu desain survey merupakan cuilan dari penelitian kuantitatif. Hal ini lantaran kebanyakan riset kualitatif memakai survey sebagai metode penelitiannya. Contoh, riset wacana tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden. Survey didesain dalam rangka menjawab rumusan persoalan yang disusun.
Baca juga Metode Survey: Pengertian dan Proses Penelitiannya
♠ Desain penelitian longitudinal
Desain penelitian longitudinal pada umumnya menerapkan metode survey. Perbedaannya yaitu desain riset longitudinal dilakukan secara bersiklus dalam waktu yang relatif usang dengan sampel yang sama. Riset longitudinal dilakukan untuk melihat tren atau perkembangan suatu fenomena menurut sampelnya. Contoh, penelitian wacana karakteristik kekerasan cowok di Ibu Kota Jakarta. Beberapa sampel disurvey. Secara berkala, sampel yang sama disurvey kembali untuk dilihat perkembangannya.
Dalam penelitian kualitatif, desain penelitian longitudinal juga sanggup dilakukan dengan menerapkan metode studi kasus, ibarat dengan desain survey. Jadi, sanggup disebut pula riset kualitatif yang memakai metode analisis wacana dengan desain longitudinal. Memang tidak banyak riset macam ini. Peneliti yang melaksanakan penelitian ini secara bersiklus meneliti dokumen sampel yang terbit dalam periode waktu tertentu.
Dalam penelitian kuantitatif, desain longitudinal lebih lumrah dilakukan. Penelitian kuantitatif longitudinal dilakukan dengan waktu yang relatif lama, sanggup bertahun-tahun tergantung jangka waktu yang dipilih peneliti. Misalnya, penelitian wacana keterlibatan orang renta dan teman pergaulan dalam mengurangi stress berat anak korban bullying. Setiap tahun, contohnya peneliti mendatangi orang renta dan teman bergaul anak yang sama sebagai partisipan penelitian dan mengusut kondisi korban apakah tramua yang diderita menurun.
Baca juga: Paradigma Penelitian Sosial
♠ Desain penelitian studi kasus
Desain penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi isu yang spesifik dan kontekstual secara mendalam. Lingkup desain penelitian studi kasus sangat terbatas dan hasilnya hampir selalu tidak sanggup diaplikasikan pada konteks atau daerah yang lain. Misalnya, penelitian wacana pola konsumsi fashion komunitas seni di Pacitan. Penelitian ini sanggup dilakukan dengan desain penelitian studi kasus.
Studi kasus sebagai desain penelitian kualitatif cukup sering dilakukan oleh peneliti sosial. Salah satu metode yang kerap dipakai yaitu etnografi. Desain studi kasus hampir selalu menerapkan etnografi dengan wawancara mendalam dan observasi partisipatoris sebagai teknik pengumpulan datanya. Fokus penelitian studi kasus sangat terbatas. Biasanya peneliti hanya fokus pada satu isu, contohnya pola konsumsi fashion di kalangan seniman. Maka hanya pola konsumsi fashionnya saja yang menjadi fokus penelitian.
Studi kasus sebagai desain penelitian juga sanggup diadopsi oleh riset kuantitatif meskipun cukup jarang. Penelitian kuantitatif dengan desain studi kasus umumnya menerapkan metode survey dengan penggunaan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Misalnya penelitian wacana pola konsumsi fahion dikalangan seniman yang memakai metode survey sebagai teknik pengumpulan datanya.
Baca juga: Metode Studi Kasus
♠ Desain penelitian komparatif
Desain penelitian ini diterapkan pada penelitian yang mempunyai fokus pembahasan lebih dari satu kasus. Di sini terlihat terperinci perbedaannya dengan studi kasus. Penelitian komparatif yaitu perbandingan antara dua kasus atau lebih yang dijadikan fokus penelitiannya. Misalnya penelitian wacana pembentukan negara merdeka antara Indonesia dan Malaysia. Kasus yang diteliti di sini yaitu proses kemerdekaan dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia.
Desain penelitian komparatif sanggup diterapkan dalam riset kualitatif. Sama ibarat studi kasus, metode yang sering dipakai yaitu etnografi. Proses pengumpulan data umumnya dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi literatur. Studi komparatif lebih luas cakupannya dari pada studi kasus. Peneliti pada hasilnya membandingkan antara kasus yang satu dengan yang lain.
Desain penelitian komparatif juga sanggup diterapkan dalam riset kuantitatif. Metode survey yaitu metode yang cukup sering digunakan. Survey yang diaplikasikan umumnya berbentuk cross-cultural. Contoh riset dengan desain penelitian ini misalnya, tingkat kesejahteraan guru di Indonesia dan Malaysia. Peneliti sanggup melaksanakan survey kepada sejumlah guru di dua negara tersebut yang dijadikan sampel penelitian.
Baca juga Metodologi Penelitian: Pendekatan, Jenis & Contoh
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Desain Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif: Pola Lengkap"
Posting Komentar