-->

iklan banner

Data Primer Dan Data Sekunder

Data primer dan data sekunder yaitu dua jenis data yang penting untuk diolah dan dianalisis demi mendapat hasil penelitian yang berkualitas. Kedua jenis data tersebut dibedakan menurut cara mendapatkannya dan peranannya.


Postingan ini akan meringkas pengertian data primer dan data sekunder beserta contohnya untuk pembaca yang sedang mencari isu perihal kedua jenis data tersebut. Peran data primer memang lebih utama dari pada data sekunder. Namun tugas data sekunder tidak sanggup dianggap remeh. Data sekunder melengkapi data primer untuk menunjang kualitas hasil riset.


Baca juga: Jenis Data Penelitian Sosial







Pengumpulan data primer dan data sekunder sangat beragam. Beda pendekatan riset yang dipakai sanggup menjadikan perbedaan metode pengumpulan data penelitian. Langsung saja kita ulas secara singkat pengertian data primer dan data sekunder.


Apa itu data primer?


Sesuai istilahnya, data primer yaitu data utama atau data pokok yang dipakai dalam penelitian. Data pokok sanggup dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh pribadi dari tangan pertama subjek penelitian atau responden atau informan. Perkecualian pada riset kuantitatif.


Dengan pengertian tersebut kita sanggup pahami bahwa pengumpulan data primer melibatkan kontak atau komunikasi pribadi antara peneliti dan informan. Bagaimana jikalau data diperoleh melalui media komunikasi ibarat telepon dan internet? Jika alat komunikasi tersebut hanya perperan sebagai transmisi data atau informasi, maka data tersebut tergolong data primer.


Berbeda dengan data pokok, data sekunder yaitu data pelengkap. Kata komplemen di sini menyiratkan bahwa tanpa adanya data primer, penelitian sanggup dianggap rendah kualitasnya alasannya yaitu datanya kurang lengkap.


Data primer dan data sekunder yaitu dua jenis data yang penting untuk diolah dan dianalis Data Primer dan Data Sekunder


Apa itu data sekunder?


Data sekunder yaitu data komplemen yang diperoleh tidak melalui tangan pertama, melainkan melalui tangan kedua, ketiga atau seterusnya. Perkecualian juga pada riset kuantitatif. Beberapa peneliti selalu mencontohkan dokumen ibarat literatur atau naskah akademik, koran, majalah, pamflet, dan lain sebagainya sebagai data sekunder.


Wajar saja alasannya yaitu dokumen biasanya ditulis oleh pihak ketiga, contohnya wartawan atau penulis naskah yang bukan merupakan informan penelitian, sehingga data yang dipakai dalam dokumen bukan dari tangan pertama.


Menempatkan dokumen sebagai pola data sekunder lumrah saja namun perlu diketahui bahwa hal itu belum tentu sempurna alasannya yaitu tergantung penelitiannya. Misalnya, penelitian yang memakai desain riset analisis wacana, maka data dari dokumen yang dianalisis tidak sempurna disebut data sekunder. Dengan kata lain, pendefinisian data sekunder harus mempertimbangkan desain penelitian yang digunakan.


Baca juga: Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif






Cara memperoleh data primer dan data sekunder


Sudah dijelaskan di awal bahwa kedua jenis data tersebut dibedakan menurut cara memperolehnya. Data yang diperoleh dari tangan pertama disebut sebagai data primer, anggap saja demikian. Lalu, bagaimana cara memperolehnya?


Cara pemperoleh data pokok masuk pada pembahasan mengenai metode atau teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data antara riset kualitatif dan riset kuantitatif umumnya berbeda, tergantung rumusan masalahnya.


Rumusan problem atau pertanyaan penelitian sangat memilih bagaimana data primer dan sekunder dikumpulkan. Kita akan bahas melalui pola pengumpulan data primer dan sekunder dalam riset kualitatif dan kuantitatif. Riset yang menerapkan metode adonan atau mix method tinggal mengombinasikan keduanya.


Riset kualitatif


Cara mengumpulkan data primer dan sekunder dalam riset kualitatif sanggup dilakukan dengan beberapa cara. Beberapa teknik yang sangat umum dipakai yaitu sebagai berikut:


Wawancara mendalam


Teknik wawancara mendalam atau indepth interview hampir selalu menjadi senjata utama pengumpulan data primer riset kualitatif. Hasil dari wawancara mendalam yaitu narasi oral yang umumnya deskriptif. Narasi oral tersebut dicatat atau direkam, kemudian dituangkan dalam transkrip.


Transkrip hasil wawancara mendalam yaitu teks yang dipakai sebagai data pokok. Bila perlu, transkip diterjemahkan ke dalam bahasa yang dipakai dalam penelitian. Dengan demikian, wawancara mendalam merupakan salah satu teknik pengumpulan data pokok riset kualitatif.


Pada tahap penggunaannya, tentu tidak semua narasi transkrip dipakai sebagai data. Peneliti harus jeli menyeleksi mana yang relevan untuk diolah dan dianalisis. Hasil transkrip yaitu fakta-fakta naratif yang potensial sebagai data primer kualitatif.


Baca juga: Teknik Wawancara Penelitian






Observasi


Teknik observasi sanggup dipakai sebagai data primer atau sekunder, tergantung tingkat relevansinya dengan rumusan masalah. Jika pertanyaan penelitiannya relevan dijawab dengan observasi, tentu metode observasi sanggup menjadi sumber data primer.


Hasil observasi sanggup berupa teks, gambar atau foto, video, rekaman bunyi dan sebagainya. Berbagai bentuk data tersebut sanggup menjadi data pokok dalam penelitian kualitatif. Misalnya, kita sedang meneliti perihal pola konsumsi fashion mahasiswa di Papua. Data berupa foto yang kita ambil dilapangan sanggup menjadi data pokok untuk menjadi basis argumen kita.


Dokumen


Sebagaimana sudah disinggung di awal, dokumen sanggup menjadi data primer, sanggup pula menjadi data sekunder. Sebagai contoh, kita melaksanakan penelitian perihal perbandingan dua buku perihal belakang layar cepat kaya versi penulis Amerika dan penulis Indonesia yang terbit di tahun yang sama.


Metode yang kita terapkan yaitu analisis wacana kritis. Maka, kedua literatur tersebut merupakan sumber data primer penelitian kita alasannya yaitu secara pribadi kita yang analisis. Apabila kita melaksanakan penelitian perihal konstruksi sosial kekayaan, kemudian memakai literatur tersebut sebagai salah dua referensi, maka buku tersebut menjadi sumber data sekunder.


Baca juga Metode Penelitian Kualitatif






Riset kuantitatif


Cara melaksanakan pengumpulan data primer dan sekunder riset kuantitatif juga sanggup dilakukan dengan banyak sekali cara sebagai berikut:


Survey


Pada umumnya, sumber data kuantitatif diperoleh melalui survey dengan cara menyebar kuesioner atau angket sebagai instrumen penelitian. Survey ini sanggup dilakukan sendiri oleh peneliti atau oleh pihak lain sehingga peneliti tinggal mengolah datanya saja.


Di sini perlu digarisbawahi bahwa meskipun peneliti kuantitatif memakai data yang dikumpulkan oleh pihak lain, dalam arti bukan dari tangan pertama, data yang dipakai tetap sanggup disebut sebagai data primer.


Sebagai contoh, penelitian mengenai tren angkatan kerja di Indonesia tahun 2018. Peneliti memakai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk dianalisis. Maka, data BPS tersebut yaitu data pokok. Pendefinisian yang membedakan antara data primer dan sekunder, dengan demikian tergantung pada pendekatan riset yang digunakan.


Dokumen


Sama ibarat riset kualitatif, riset kuantitatif juga memakai dokumen ibarat studi literatur sebagai proses pengumpulan datanya. Analisis wacana yaitu metode dalam riset kualitatif. Artinya, studi literatur atau penggunaan dokumen menjadi sumber data sekunder dalam riset kuantitatif.


Dalam penelitian, metode pengumpulan data penelitian sangat dipengaruhi oleh pendekatan penelitian. Oleh alasannya yaitu itu, sebelum melaksanakan pengumpulan data, baik primer maupun sekunder, pembaca harus memahami dulu pendekatan penelitian yang diterapkan. Selanjutnya menanyakan metode apa yang paling sesuai dipakai untuk mengumpulkan data demi menjawab pertanyaan penelitian.


Baca juga Metodologi Penelitian: Pendekatan, Jenis & Contoh



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Data Primer Dan Data Sekunder"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel