-->

iklan banner

Definisi Strategi

Definisi Strategi - Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan sanggup dicapai melalui pelaksanaan yang sempurna oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989). Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya dipakai dalam peperangan. definisi strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:

1.
Definisi Umum
Strategi yakni proses penentuan planning para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana semoga tujuan tersebut sanggup dicapai.

2.
Definisi khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan menurut sudut pandang wacana apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, seni administrasi hampir selalu dimulai dari apa yang sanggup terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang gres dan perubahan teladan konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Perumusan Strategi

Perumusan seni administrasi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan memilih misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan bahaya yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang menurut analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan sasaran terukur, mengevaluasi banyak sekali alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).

 Tingkat-tingkat Strategi

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.
Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.

a) Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi memiliki korelasi dengan masyarakat. Masyarakat yakni kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak sanggup dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan banyak sekali kelompok lain menyerupai kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Makara dalam seni administrasi enterprise terlihat korelasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga sanggup menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-
mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi forum ini, forum itu? Apakah misi utama
direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi tubuh ini, tubuh itu? Begitu seterusnya.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau balasan terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis semoga menjadi kaya maka kesudahannya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.

c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk sanggup memperoleh keuntungan-keuntungan
stratejik yang sekaligus bisa menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d) Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya seni administrasi lain. Ada tiga jenis seni administrasi functional yaitu:
• Strategi functional ekonomi yaitu meliputi fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
Strategi functional manajemen, meliputi fungsi-fungsi administrasi yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating,
decision making, representing, dan integrating.
• Strategi informasi stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah (J. Salusu, p 101, 1996).
Tingkat-tingkat seni administrasi itu merupakan kesatuan yang lingkaran dan menjadi kode bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal
“kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).

Jenis-jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun seni administrasi kombinasi sanggup sangat beresiko bila dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya dipakai saat divisi-divisi yang
berlainan menjalankan seni administrasi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin memakai adonan dari sejumlah seni administrasi defensif, menyerupai divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.

Jenis-jenis seni administrasi yakni sebagai berikut:
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan sanggup mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

2. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai seni administrasi intensif
karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif bila posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa gres yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa gres yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga sanggup menjalankan seni administrasi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi saat suatu organisasi melaksanakan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan keuntungan yang sedang
menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.
Divestasi yakni menjual suatu divisi atau bab dari organisasi. Divestasi sering dipakai untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan dipakai untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi sanggup menjadi bab dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan acara lainnya dalam perusahaan. Likuidasi yakni menjual semua aset sebuah perusahaan secara sedikit demi sedikit sesuai nilai kasatmata aset tersebut. Likuidasi merupakan akreditasi kekalahan dan kesudahannya bisa merupakan seni administrasi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.

5. Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang sanggup membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi yakni strategi dengan tujuan menciptakan produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti menciptakan produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
(David, p.231, 2004)
 

Sumber http://definisimu.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Definisi Strategi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel