Bahan Bimbing Konsep Waktu Dalam Sejarah
A. Materi: 1. Pengertian Sejarah
2. Tujuan Pendidikan Sejarah
3. Landasan Pendidikan Sejarah
4. Tugas Sejarah Berkaitan dengan Waktu
5. Pendidikan Karakter dan Budaya
B. Uraian Materi :
KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH
1. Pengertian Sejarah
Berbicara mengenai sejarah pandangan kita tidak akan terlepas dari Peristiwa masa lampau. Sejarah merupakan pengetahuan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Dengan mempelajari sejarah sanggup menggambaran kehidupan pada masa lalu. Atau mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau.
Berikut kiprah sejarah pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan tiba :
Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa Arab yakni, Syajara yang artinya terjadi. Sedangkan, Syajaratun artinya pohon kayu yang terus menerus tumbuh dari bumi ke udara, yang mempunyai belahan cabang, batang, dahan, daun, bunga, serta buah.
Menurut Muhammad Yamin, di dalam kata syajara tersirat makna pertumbuhan atau kejadian. Secara etimologis makna sejarah yakni tumbuh, hidup, berkembang, dan bergerak terus menerus dan akan berjalan terus sepanjang masa.
Selain kata sejarah, dalam bahasa Arab terdapat kata-kata yang artinya hampir sama yaitu kata "silsilah" yang pada umumnya menunjuk pada keluarga. Misalnya, prasasti Kedu menceritakan silsilah raja-raja Mataram Kuno (Hindu). Kemudian, kata "kisah" yang dalam bahasa Arab merujuk pada masa lampau yang merupakan dongeng kejadian yang benar-benar terjadi, contohnya kisah Nabi Nuh dengan perahunya.
Dalam bahasa yang lain, contohnya bahasa Belanda, yaitu "geschiedenis" (dari kata geschieden yang artinya terjadi). Dalam bahasa Jerman yaitu kata "geschiechte" (dari kata geschiehen yang berarti terjadi. Dalam bahasa Inggris yaitu kata "history" (berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti apa yang diketahui lantaran penyelidikan) atau mengandung arti mencar ilmu dengan cara bertanya.
Menurut Aristoteles, seorang filsuf yunani, kata historia berarti penelaahan secara sistematis mengenai seperangkat tanda-tanda alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya.
Berdasarkan pengertian sejarah secara etimologis tersebut, maka banyak ahli-ahli sejarawan yang mendefinisikan sejarah sebagai berikut:
- Herodotus (484-425 SM )
Sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak menyerupai garis langkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
Herodotus dikenal sebagai sejarawan pertama dunia berkebangsaan yunani. Oleh lantaran itu ia mendapat julukan The father of history atau Bapak Ilmu Sejarah.
- Ibnu khaldum (1332-1406 )
Dalam bukunya berjudul mukaddimah, ia mendefenisikan sejarah yakni “catatan ihwal masyarakat umat insan atau peradaban dunia dan ihwal perubahan-perubahan yang terjadi pada tabiat masyarakat itu sendiri.
- Menurut Ismaun
Sejarah yakni suatu ilmu pengetahuan ihwal rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal hingga kini yang berkhasiat bagi pedoman kehidupan masyarakat masa kini serta sebagai arah impian masa depan.
- Menurut Yamin
Sejarah yakni ilmu pengetahuan yang pada umumnya bekerjasama dengan dongeng bertarikh sebagai hasil dari penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan bahan-bahan goresan pena atau tanda-tanda lain.
- Menurut James Bank
Sejarah yakni semua insiden masa lampau, di mana sejarah sebagai kenyataan. Sejarah sanggup membantu para siswa untuk memahami sikap insan pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
- Purwadinata
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Sejarah mengandung tiga pengertian :
1. Sejarah sebagai silsilah/asal seruan
2. Sejarah berarti kejadian dan insiden yang benar benar terjadi pada masa lampau
3. Sejarah berarti ;Ilmu pengetahuan,cerita pelajaran ihwal kejadian di sekitar kita
- Muhammad ali
Dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu sejarah, ia menjelaskan definisi sejarah sebagai berikut;
1. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian, atau insiden kenyataan di sekitar kita
2. Cerita ihwal perubahan, kejadian, atau insiden kenyataan di sekitar kita
3. Ilmu yang bertugas menyidik perubaan-perubahan, kejadian-kejadian, atau insiden kenyataan di sekitar kita
Berdasarkan beberapa pengertian para hebat tersebut, maka pengertian sejarah sanggup disimpulkan secara umum sebagai berikut :
1. Peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan insan sebagai mkhluk sosial.
2. Cerita, kisah, catatan ihwal peristiwa-peristiwa yang terjadi masa lampau yang di susun berdasarkan peninggalan atau sumber sumber sejarah
3. Ilmu yang mempelajari insiden yang benar benar terjadi pada masa lampau.
SIFAT DAN SPESIFIKASI SEJARAH DI BANDING ILMU LAINYA :
1. Masa lampau yang dilukiskan secara urutan waktu atau kronologis
2. Ada hubungan lantaran akhir atau kausalitas
3. Peristiwa sejarah menyangkut masa lampau masa kini dan masa yang akan tiba (tiga dimensi)
4. Kebenaran sejarah sifatnya sementara (merupakan hipotesis yang akan gugur) apabila ditemukan data pembuktian yang baru.
CIRI UTAMA SEJARAH
- Peristiwa yang infinit : Suatu insiden yang abadi, lantaran insiden tersebut tidak pernah berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
- Peristiwa yang unik : Peristiwa yang unik lantaran hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya
- Peristiwa yang penting : Peristiwa yang penting lantaran sanggup dijadikan momentum, lantaran mempunyai arti dalam memilih kehidupan orang banyak.
Sumber-sumber Sejarah
- Sumber mulut : Keterangan pribadi dari para pelaku/saksi dari insiden masa lampau. Misalnya, p0juang ’45 menceritakan insiden yang dialaminya kepada orang lain.
- Sumber tertulis : Sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis. Misalnya, prasasti, dokumen, naskah, dan rekaman.
- Sumber benda : Sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan benda-benda kebudayaan. Misalnya, alat-alat budaya (kapak,gerabah,perhiasan,dan manik-manik).
1. Tujuan Pendidikan Sejarah
Tujuan pendidikan Sejarah itu sendiri sama halnya menyerupai kita mempelajari IPS, yakni:
v Memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu insiden atau kejadian
v Memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif
v Memiliki kemampuan berkomunikasi
v Memiliki kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan mengkomunikasikan informasi
v Memelihara atau melestarikan (preservasi) masa lalu, baik dongeng atau peninggalannya
v Menumbuhkan semangat kebangsaan, rasa ingin tahu, kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab
v Memunculkan nilai dan sikap kepahlawanan, kepemimpinan, dan inspirasi
v Serta memunculkan sikap persahabatan dan kepedulian sosial,
Sejarah sanggup memperlihatkan citra dan menjadi pedoman bagi suatu bangsa untuk melangkah pada kehidupannya dimasa kini dan masa yang akan datang. Oleh lantaran itu, setiap masyarakat atau bangsa di dunia mempunyai sejarahnya sendiri-sendiri, walaupun tidak semua masyarakat atau bangsa meninggalkan peninggalan secara tertulis yang hingga kepada generasi penerusnya.
Dengan demikian, pelajaran sejarah menjadi sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Bahkan setiap bangsa berusaha menggali sumber-sumber sejarah dengan tujuan untuk mengetahui kehidupan bangsanya di masa lampau.
Secara khusus ada 3 manfaat kita mempelajari sejarah, yakni sebagai berikut :
Ø Manfaat Sejarah Edukatif
Maksudnya adalah, sejarah (kisah/peristiwa yang lalu) menjadi pendidikan bagi yang mempelajarinya. Sehingga ia tidak terjebak melaksanakan kesalahan untuk kedua atau kesekian kalinya. Hal tersebut sanggup terjadi apabila kita tidak sekedar menghapal sejarah, tetapi mengerti dan memahami.
Ø Manfaat Sejarah Inspiratif
Maksudnya yakni Sejarah (kisah/peristiwa lalu) sanggup menginspirasi seseorang atau kelompok untuk mengulang hal yang pernah terjadi atau dilakukan sebelumnya. Biasanya ini menyangkut kesuksesan atau tokoh-tokoh tertentu yang besar jasanya/dihormati menyerupai para nabi, tokoh kharismatik, dll.
Ø Manfaat Sejarah Rekreatif
Maksudnya yakni secara idealnya mencar ilmu sejarah itu menarik menyerupai kita berwisata ke masa silam. Hal ini tercapai bila sejarah dikemas sedemikian rupa, sehingga pembaca (yang mempelajari sejarah) seakan-akan mengalami kejadian di masa lampau tersebut (seperti bertemu dan berdialog dengan orang-orang sebelumnya).
2. Landasan Pendidikan Sejarah
Landasan Pendidikan Sejarah dilihat dari prespektifnya yakni :
· Politik
Dunia politik realitasnya akan selalu lekat dalam dimensi kehidupan manusia. Perwujudannya akan selalu bisa ditemui dalam skala yang besar hingga skala yang terkecil. Tentu dengan tingkat variasi kajian yang berbeda antara satu dimensi dengan dimensi lain. Sejarah politik yang menyedihkan dahulu, dihentikan dijadikan landasan dalam politisasi pendidikan. Namun pengalaman sejarah politik itu yakni pengalaman yang sangat berharga untuk memulai berbangsa dan bernegara dengan melalui jalan yang benar.
· Akademik
Peran akademis tersebut diadaptasi dengan psikopedagogis atau tingkatan materi yang diajarkan pada tahap dunia sekolah. Contohnya, pada tingkat SD dalam mempelajari materi ihwal Kemerdekaan Indonesia hanya dasarnya saja, lantaran diadaptasi dengan tahap kemampuan siswa sekolah dasar. Selanjutnya, lebih rinci dijelaskan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama atau SMA.
· Filosofi
Nilai Filosofi ini terbagi menjadi empat, yaitu:
a. Rekonstruksi
Nilai filosofi yang berkaitan dengan suatu insiden atau suatu kejadian yang terjadi.
b. Humanisme
Nilai filosofi yang berkaitan dengan hubungan seorang individu dengan individu lainnya dalam suatu insiden atau kejadian yang terjadi.
c. Perenialisme
Nilai filosofi yang berkaitan dengan suatu pemikiran atau pandangan yang memandang bahwa keadaan dikala ini lebih baik dari keadaan masa yang akan datang.
d. Esensialisme
Nilai filosofi yang berkaitan dengan pemaknaan suatu insiden atau kejadian yang terjadi.
3. Tugas Sejarah Berkaitan dengan Waktu
Para sejarawan setuju bahwa ilmu sejarah bertugas membuka insiden masa lampau atau waktu yang kemudian umat manusia, memaparkan kehidupan insan dalam aneka macam aspek kehidupannnya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling bau tanah hingga masa kini. Tugas sejarah membuka masa lampau umat insan mengandung pengertian bahwa, sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa di dalam masyarakat yang terjadi di masa lampau.
Peristiwa pada masyarakat insan dan masa lampau atau waktu yang kemudian yakni sesuatu yang penting dalam definisi sejarah. Peristiwa yang tidak mempunyai hubungan dengan kehidupan masyarakat insan pada masa lampau bukanlah suatu insiden sejarah. Demikian pula dengan adanya insiden yang terjadi di masa kini belum menjadi sejarah. Dengan demikian konsep waktu menjadi sangat penting.
Secara ringkas sanggup dikatakan bahwa waktu ada dan bagaimana waktu itu didasarkan pada kesadaran manusia, lantaran itu pula hanya insan yang mempunyai sejarah. Sehingga insan disebut sebagai zoon historikon.
Salah satu pengertian sejarah yakni ilmu ihwal waktu di mana proses kelangsungan atau perjalanan waktu tersebut secara berkesinambungan. Dalam pandangan waktu menyerupai itu, maka secara implisit waktu mempunyai tiga dimensi, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Manusia menghadapi kenyataan hidup bahwa waktu bergerak terus menerus, maka secara eksak waktu diukur dengan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, windu, dasawarsa, dan abad.
Sedangkan istilah masa kini bersama-sama bersifat relatif, lantaran waktu berjalan terus menerus dari detik ke detik, hari ke hari, tahun ke tahun, dan seterusnya, di mana masa kini merupakan titik temu antara masa lampau dengan masa yang akan datang.
Peristiwa-peristiwa masa lampau, merupakan rangkaian insiden masa kini, dan masa yang akan datang, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah yakni berjalan secara kontinuitas (berkesinambungan). Supaya waktu sanggup dipahami, maka sejarah menciptakan pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi yakni biar setiap babak waktu itu menjadi terperinci ciri-cirinya, sehingga gampang dipahami.
Misalnya, sejarah Eropa sanggup dibagi ke dalam tiga periode, yaitu Zaman Klasik, Zaman Pertengahan, dan Zaman Modern. Demikian juga sejarah Indonesia biasanya dibagi menjadi ke dalam empat periode, yaitu Prasejarah, Zaman Kuno, Zaman Islam, dan Zaman Modern. Tentu saja periodesasasi tersebut dibentuk berdasarkan jenis sejarah yang ditulis. Misalnya, periodesasi sejarah politik akan berbeda dengan periodesasi sejarah ekonomi dan akan berbeda pula dengan sejarah sosial.
4. Pendidikan Karakter dan Budaya
Tak sanggup diabaikan bahwa perbuatan baik bersumber dari akal pekerti yang juga baik. Perbuatan baik akan mempunyai arti ketika selaras dengan nilai-nilai yang berlaku dalam budaya (bangsa). Seperti dalam kata pengantar yang dikutip dalam PBKB yakni, “Karakter bangsa Indonesia yakni abjad yang dimiliki warga negara bangsa Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh lantaran itu, Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa diarahkan pada upaya membuatkan nilai-nilai yang mendasari suatu kebajikan sehingga menjadi suatu kepribadian diri warga negara.”
Jadi, PBKB atau Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini yakni sebuah pikiran yang bersifat simpel dan diharapkan sanggup dilaksanakan dalam suasana pendidikan yang berlangsung di sekolah dikala ini. Pelaksanaan PBKB dalam poses pembelajaran di sekolah tidak mengubah kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya menghendaki sebuah sikap dan ketrampilan gres dari semua staf pendidik yang berlangsung secara terus menerus.
Perbedaan materi asuh dengan materi PBKB yakni materi asuh bersifat ‘mastery’, sebaliknya materi PBKB bersifat ‘developmental’. Artinya, materi PBKB menghendaki sebuah proses pendidikan yang cukup panjang dan saling menguatkan antara acara mencar ilmu dengan acara mencar ilmu lainnya, antar proses mencar ilmu di kelas dengan acara kurikuler di sekolah dan di luar sekolah.
Oleh alhasil diharapkan sikap menyukai, ingin mempunyai dan mau menimbulkan nilai-nilai tersebut sebagai dasar bagi tindakan dalam sikap kehidupan akseptor didik sehari-hari merupakan persyaratan awal yang mutlak untuk keberhasilan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Proses pembelajaran Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dilaksanakan melalui proses mencar ilmu aktif. Sesuai dengan prinsip pengembangan nilai harus dilakukan secara aktif oleh akseptor didik (dirinya subyek yang akan menerima, menimbulkan nilai sebagai miliknya dan menimbulkan nilai-nilai yang sudah dipelajarinya sebagai dasar dalam setiap tindakan) maka posisi akseptor didik sebagai subyek yang aktif dalam mencar ilmu yakni prinsip utama mencar ilmu aktif. Oleh lantaran itu, keduanya saling memerlukan. (sumber: PBKB, Kata Pengantar)
Sumber http://hani-rahayu.blogspot.com
0 Response to "Bahan Bimbing Konsep Waktu Dalam Sejarah"
Posting Komentar