-->

iklan banner

Strategi Makro Pengembangan Pendidikan Karakter

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat malam Sobat Belajar dan Berbagi. Masih postingan perihal Pendidikan, sehabis kemarin kita tolong-menolong berguru perihal Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Pada postingan kali ini masih seputar pendidikan abjad yaitu perihal Strategi Makro Pengembangan Pendidikan Karakter yang saya rangkum dari banyak sekali sumber. Dari pada cuma sekedar membaca tulisannya saja, maka sekalian saja saya buat postingan hehehe. Lumayan buat menambah postingan di blog Belajar dan Berbagi.

 Pada postingan kali ini masih seputar pendidikan abjad yaitu perihal  STRATEGI MAKRO PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER

Masalah abjad bangsa perlu menerima perhatian yang serius oleh banyak sekali pihak. Mulai dari keluarga, masyarakat dan pemerintah. Masalah abjad ditandai dengan adanya tanda-tanda sikap yang cenderung semakin jauh dari tata nilai luhur bangsa Indonesia. Arus globalisasi yang sangat deras dalam banyak sekali aspek membawa perkembangan dunia terus melaju ke arah peradaban multi budaya. Kondisi tersebut menuntut bangsa Indonesia harus bisa mengikuti keadaan secara selektif dengan multikulturalisme tanpa harus kehilangan identitas dan jati diri bangsa yang berideologi Pancasila.

Peningkatan training abjad bangsa menurut :
  1. Ideologi Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila;
  2. Agama-agama, sistem kepercayaan, dan Budaya luhur yang berkembang di masyarakat Indonesia;
  3. Nilai Moral yang dijunjung tinggi masyarakat;
  4. Sistem norma—hukum yang berlaku di Indonesia.
Untuk menginternalisasikan nilai-nilai abjad tersebut, sanggup dilaksanakan melalui Empat jalur strategi, antara lain :
  1. Integrasi dalam kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dan tematik;
  2. Integrasi ke dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti: Pendidikan Kepramukaan, Olahraga, dan sebagainya;
  3. Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolah, dan 
  4. Penerapan penyesuaian kehidupan sehari-hari di rumah yang sama dengan di sekolah.

Empat jalur taktik untuk internalisasi nilai abjad sebagai wahana gerakan pencerdasan dan penumbuhan generasi berkarakter Pancasila. Hal tersebut merupakan sebuah ikhtiar mengembalikan kesadaran perihal pentingnya abjad Pancasila dalam pendidikan kita. Sebagai bangsa yang berdaulat kita tentunya memiliki keinginan masa depan terhadap tumbuh dan berkembangnya abjad dan peradaban bangsa yang bermartabat. Bangsa Indonesia yang pancasilais, religius, patuh pada norma/ hukum, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral.

Di sisi lain, kita menyadari perihal tantangan global yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut mengharuskan kita untuk lebih memperkuat jati diri, identitas dan abjad sebagai bangsa Indonesia. Banyaknya duduk masalah abjad bangsa Indonesia di atas, menyebabkan masyarakat Indonesia sangat berharap kepada pendidikan untuk menyemaikan dan membangun abjad bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Pendidikan telah membukakan mata dan kesadaran kita untuk membangun sebuah negeri Bhinneka yang modern. Sebuah negara yang berakarkan adat dan budaya bangsa nusantara, yang dilandasi semangat gotong royong, tetapi tetap mengedepankan dan menumbuhkembangkan prinsip kesejajaran dan kesatuan sebagai sebuah negara modern.

Pendidikan nasional membuatkan pendidikan abjad dengan segala dimensi dan variasinya dalam rangka menjawab banyak sekali permasalahan dan tantangan di atas. Karakter yang akan dibangun bukan hanya abjad berbasis kemuliaan diri semata, melainkan abjad dan kemuliaan bangsa. Karakter yang akan dibangun bukan hanya abjad kesantunan, tetapi juga abjad yang bisa menumbuhkan “kepenasaranan intelektual” (intellectual curiosity) sebagai modal untuk membangun kreativitas, daya inovasi, dan kemandirian ilmiah. Dengan demikian, dengan dilandasi oleh abjad yang luhur, pendidikan nasional akan membuatkan abjad yang bertumpu pada kecintaan dan pujian terhadap bangsa dan Negara yang menurut pada empat pilar, yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Adapun Strategi Desain Pengembangan Pendidikan Karakter secara makro menurut beberapa sumber yang saya baca dalam pelaksanaan hendaknya dilakukan sebagai berikut:

1. Penanaman nilai karakter.
Nilai abjad yang akan ditanamkan kepada akseptor didik menurut nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut bersumber dari ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila, Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan UU Nomor 20 Tahun 2003. Selain itu nilai-nilai luhur tersebut bersumber dari pengalaman praktik yang baik dan dikembangkan berlandaskan teori pendidikan, psikologi, nilai sosial dan budaya.

2. Pembentukan karakter.
Pendidikan abjad sanggup dilaksanakan dalam rangka pembentukan sikap berkarakter luhur melalui :
  • Pembiasaan keseharian yang dilakukan di lingkungan sekolah dan masyarakat,
  • Intervensi yang dilakukan oleh sekolah, keluarga dan masyarakat.

3. Dukungan Perangkat Kebijakan.
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pendidikan abjad dibutuhkan pertolongan perangkat dalam bentuk kebijakan; pedoman, panduan, sumber daya, lingkungan yang kondusif, sarana dan prasarana, semangat kebersamaan dan janji pemangku kepentingan.

4. Pengembangan Karakter.
Semua upaya yang dilakukan baik melalui penyesuaian keseharian dan intervensi sekolah, keluarga, dan masyarakat maupun perangkat pertolongan diarahkan untuk membangun sikap akseptor didik yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Adapun Lingkup pengembangan pendidikan abjad di sekolah dasar mencakup 3 kelompok, yaitu :

1. Pendidikan abjad yang menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk dan hamba Tuhan YME. 
Kesadaran sebagai makhluk dan hamba Tuhan YME akan menumbuhkan nilai keagamaan yang berpengaruh yang pada gilirannya tumbuh sifat kasih sayang, jujur, toleran, sifat malu, saling menghargai dan menghormati (karena merasa sesama makhluk) dan menjauhkan diri dari sikap destruktif dan anarkis. Hal ini sanggup diimplementasikan melalui pengembangan budaya sekolah yang didukung oleh tugas serta masyarakat.

2. Pendidikan Karakter yang terkait dengan keilmuan.
Pengembangan metodologi dan bahan pembelajaran yang merangsang tumbuhnya “kepenasaranan intelektual” (intellectual curiosity), sangat penting untuk membangun contoh pikir, tradisi, budaya keilmuan, dan daya penemuan serta kreativitas akseptor didik. Dalam implementasinya antara lain melalui pembelajaran yang dilaksanakan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah.

3. Pendidikan Karakter yang menumbuhkan rasa cinta dan besar hati sebagai Bangsa Indonesia.
Kecintaan alasannya yaitu sadar bahwa bangsa dan negara yang dilandasi oleh empat pilar yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam pelaksanaannya secara faktual di sekolah sanggup dilakukan melalui pengembangan budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, serta kegiatan sekolah lainnya.

Demikian postingan kali ini perihal Strategi Makro Pengembangan Pendidikan Karakter, khususnya di Sekolah Dasar. Semoga bermanfaat bagi saya langsung dan bagi pengunjung yang tidak sengaja berkunjung dan membaca goresan pena tersebut. Mohon maaf apabila ada kesalahan, kekurangan maupun kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Di Rangkum dari Berbagai Sumber.
Sumber http://eka-ikhsanudin.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Strategi Makro Pengembangan Pendidikan Karakter"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel