-->

iklan banner

Reaksi Reduksi Dan Oksidasi (Bagian-1)

Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Bagian-1)
 (Pengantar Pembelajaran Kimia pada SMAN 2 Busungbiu, Buleleng)
Kelas X, Semester Genap, Kurikulum 2013
Oleh: Gede Putra Adnyana
1.      Fakta Pengantar
Ada Apa dengan Apel itu?
Gede Putra memang menyukai buah apel. Pada suatu hari sehabis makan, beliau mengambil buah apel yang cukup besar dari dalam kulkas. Selanjutnya, memotong menjadi dua pecahan sama besar. Begitu hendak memakannya, tiba-tiba ada tamu datang. Akhirnya, beliau menaruh kedua potongan apel itu di atas piring dan ditempatkan di dapur untuk segera menemui tamu tersebut.
Setelah tamunya pulang, Gede Putra kembali ke dapur untuk mengambil apel tersebut. Dia sangat terkejut, sebab kedua permukaan apel tersebut telah berwarna cokelat. Akhirnya, beliau mengambil pisau kembali untuk mengiris permukaan apel yang berwarna cokelat. Setelah diiris cukup tipis, warna apel dibagian dalamnya tetap berwarna putih. Ternyata apel sanggup berubah warna dari putih menjadi cokelat. Ada apa dengan apel itu? (gpa)
Berdasarkan fakta pengantar tersebut, diskusikan permasalahan berikut!
1)      Apa yang menjadikan permukaan buah apel berwarna cokelat?
2)      Mengapa warna apel pecahan dalam sehabis diiris masih berwarna putih?
3)      Bagaimana cara melindungi biar irisan buah apel tidak berwarna cokelat?
4)      Bagaimana pendapat Anda, kalau satu potongan buah apel dibiarkan di atas piring dan potongan lainnya dimasukkan dalam air?
2.      Reaksi Kimia
Jika dua zat atau lebih berinteraksi kemungkinan sanggup menjadikan terjadinya reaksi kimia. Ciri-ciri umum reaksi kimia yang sanggup diamati, antara lain: 1) terjadinya perubahan warna, 2) terbentuknya endapan, 3) adanya perubahan suhu, 4) terbentuknya gas, dan 5) terbentuknya bau. Oleh sebab itu, dalam rekasi kimia selalu melibatkan zat-zat yang bereaksi (reaktan) dan zat-zat hasil reaksi (produk). Ada dua jenis raksi kimia, yakni reaksi kimia biasa dan reaksi reduksi oksidasi (Redoks).
Contoh reaksi kimia biasa, yakni reaksi antara larutan Natrium Hidroksida dengan larutan Asam Klorida:
Reaktan

Produk
NaOH(aq)
+
HCl(aq)
®
NaCl(aq)
+
H2O(l)
Larutan Natrium Hidorksida

Larutan Asam Klorida

Larutan Natrium Klorida

air
Contoh reaksi redoks, yakni antara logam natrium dengan air:
Reaktan

Baca Juga

Produk
Na(s)
+
H2O(l)
®
NaOH(aq)
+
H2(g)
Logam Natrium

Air

Larutan Natrium Hidroksida

Gas Hidrogen

Diskusi:
Jelaskan pendapat Anda, bagaimana perbedaan antara reaksi kimia biasa dan reaksi redoks?

3.      Reaksi Redoks
Konsep reaksi redoks berkembang sesuai dengan perkembangan konsep-konsep yang menyertainya. Perkembangan konsep redoks, yakni 1) konsep penggabungan dan pelepasan oksigen, 2) konsep pengikatan dan pelepasan elektron, dan 3) konsep bilangan oksidasi.
a)      Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
Reaksi Reduksi ialah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa. Contoh reaksi pemanasan padatan Kalium Klorat:
2 KClO3(s)
®
2 KCl(s)
+
3 O2(g)
Kalium Klorat
r
(dipanaskan)
Kalium Klorida

Gas Oksigen
Oleh sebab senyawa KClO3 melepaskan O (oksigen), maka disebut menglami Reduksi. Dan, reaksinya disebut dengan Reaksi Reduksi.
Reaksi Oksidasi ialah reaksi pengikatan oksigen dari suatu senyawa. Contoh reaksi pembakaran magnesium dengan oksigen:
2 Mg(s)
+
O2(g)
®
2 MgO(s)
Logam Magnesium

Gas Oksigen

Magnesium Oksida
Jika yang terlibat dalam reaksi dua/lebih senyawa, maka reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) terlehat terang dalam reaksi tersebut, contoh, reaksi antara besi (III) oksida dengan gas karbon monoksida:
Fe2O3(s)
+
3 CO(g)
®
2 Fe(l)
+
3 CO2(g)
Padatan Besi (III) Oksida

Gas karbon monoksida

Lelehan besi

Gas karbon Dioksida
Pada reaksi tersebut, Fe2O3 melepaskan O (oksigen) sehingga disebut mengalami reduksi, sedangkan CO mengikat O (oksigen) sehingga disebut menglami oksidasi.
b)     Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron
Reaksi Reduksi ialah reaksi pengikatan elektron, pola pengikatan dua elektron oleh ion kalsium membentuk unsur kalsium:
Ca2+
+
2 e-
®
Ca
Ion Kalsium

Elektron

Unsur Kalsium
Reaksi Oksidasi ialah reaksi pelepasan elektron, pola reaksi pembentukan ion tembaga (II):
Cu
®
Cu2+
+
2 e-
Unsur Tembaga

Ion Tembaga (II)

Elektron
c)      Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Kenaikan dan Penurunan Bilangan Oksidasi
Reaksi Reduksi ialah reaksi penurunan bilangan oksidasi (Biloks), pola pada reaksi:
2 SO3(g)
®
2 SO2(g)
+
O2(g)
Biloks Unsur S=+6

Biloks Unsur S=+4


Biloks unsur S mengalami penurunan dari +6 menjadi +4, sehingga SO3 disebut mengalami Reduksi.
Rekasi Oksidasi ialah reaksi pertambahan bilangan oksidasi, pola pada reaksi berikut:
4 FeO(s)
+
O2(g)
®
Fe2O3(s)
Biloks Unsur Fe=+2



Biloks Unsur Fe=+3
Biloks unsur Fe mengalami kenaikan dari +2 menjadi +3, sehingga FeO disebut mengalami Oksidasi.
4.      Zat Reduktor dan Oksidator
Zat-zat yang mengalami oksidasi disebut dengan Reduktor. Sedangkan zat-zat yang mengalami reduksi disebut dengan Oksidator. Contoh zat oksidator dan reduktor ditunjukkan pada reaksi berikut:
Cr2O3
+
2 Al
®
2 Cr
+
Al2O3
Biloks Cr = +3

Biloks Al = 0

Biloks Cr = 0

Biloks Al = +3
Biloks Cr turun dari +3 menjadi 0, Cr2O3 mengalami reduksi, sehingga Cr2O3 disebut Oksidator. Sedangkan Biloks Al naik dari 0 menjadi +3, mengalami oksidasi, sehingga Al disebut Reduktor.

Penugasan:
1)      Buatlah rangkuman wacana hukum penentuan bilangan oksidasi (Biloks), dan berikan masing-masing 3 contohnya!
2)      Carilah sebanyak-banyaknya pola reaksi kimia di kehidupan sehari-hari yang merupakan reaksi reduksi-oksidasi!
5.      Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi menawarkan kemampuan suatu atom melepas/menangkap elektron dalam pembentukan senyawa. Nilai bilangan oksidasi menawarkan banyaknya elektron yang dilepas/ditangkap. Nilai bilangan oksidasi sanggup bertanda positif (+) maupun negatif (-).
Adapun Aturan penentuan bilangan oksidasi unsur,yakni:
1)   Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) memiliki Biloks = 0.
2)   Umumnya unsur H memiliki Biloks = +1, kecuali dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1. (Contoh: Biloks H dalam H2O, HCl, dan NH3 ialah +1 sedangkan Biloks H dalam LiH, NaH, dan CaH2 ialah –1)
3)   Umumnya unsur O memiliki bilangan oksidasi = –2, kecuali dala senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1. (Contoh Biloks O dalam H2O, CaO, dan Na2O ialah –2 sedangkan Biloks O dalam H2O2, Na2O2 ialah –1)
4)   Unsur F selalu memiliki bilangan oksidasi = –1.
5)   Unsur logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi selalu bertanda positif.
Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) dalam senyawa, Biloks = +1
Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) dalam senyawa, Biloks = +2
6)   Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. (Contoh: Biloks Fe dalam ion Fe2+ ialah +2)
7)   Jumlah Biloks unsur-unsur dalam senyawa = 0.
(Contoh: dalam senyawa H2CO3 berlaku:2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0)
8)   Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.
(Contoh: Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = + 1)
Tugas Rumah:
Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi!
1)      HNO3
2)      Ag2O
3)      CuCl2
4)      Mg3(PO4)2
5)      CaCO3
6)      Na2S2O3
7)      H2S
8)      K2Cr2O7
9)      FeCl3
10)  KMnO4
11)  Cu2O
12)  Fe2O3




Sumber http://putradnyanagede.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Reaksi Reduksi Dan Oksidasi (Bagian-1)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel