-->

iklan banner

Hewan Khas Jawa Timur : Ayam Bekisar (Gallus Varius)

Ayam Hutan Hijau di beberapa tempat di Indonesia disebut sebagai Hewan Khas Jawa Timur : Ayam Bekisar (Gallus varius)

Ayam Hutan Hijau di beberapa tempat di Indonesia disebut sebagai:
1)   Canghegar atau Cangehgar (Sunda)
2)   Ayam Alas (Jawa)
3)   Ajem Allas atau Tarattah (Madura)
Beberapa penyebutan nama ini memang sama dengan penyebutan untuk Ayam Hutan Merah.
Dalam bahasa Inggris Ayam Hutan Hijau disebut sebagai :
1)   Green Junglefow
2)   Javan Junglefowl
3)   Forktail
4)   Green Javanese Junglefowl
Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah), ayam ini dinamai Gallus varius.
Dari hasil persilangan antara Ayam Kampung dengan Ayam Hutan Hijau inilah dihasilkan Ayam Bekisar yang mempunya bulu indah sekaligus kokok (suara) yang khas.
Namun kini banyak percobaan persilangan antara ayam hutan hijau jantan dan betina dari jenis jenis ayam yang berbeda sehingga dihasilkan ayam bekisar yang unik.
Ada dua cara yang sanggup dilakukan, yakni secara tradisional dan secara inseminasi buatan (IB).
Kedua cara mengawinkan ayam hutan jantan dan ayam betina kampung tersebut didasarkan pada perlakuan sebelum terjadinya proses perkawinan.
Pemilihan calon induk (ayam hutan jantan dan betina ayam kampung) dipandang sebagai tahap awal yang penting sebelum melaksanakan persilangan
Agar sanggup menghasilkan ayam Bekisar yang bermutu.
Oleh lantaran tujuan persilangan yakni untuk memperoleh ayam Bekisar dengan bunyi yang merdu, berpenampilan baik dan warna bulu yang indah
Maka seleksi calon induk biasanya didasarkan kepada beberapa kriteria tersebut.  Ayam hutan jantan yang dipilih sangat lebih baik bila telah jinak sehingga memudahkan dalam penanganan.
Telah sampaumur (berumur satu hingga tiga tahun) dan pemberani. 
Hendaknya ayam ini mempunyai bunyi yang manis (kokok yang keras, higienis dan melengking panjang), rajin berkokok, bertubuh besar dan sehat, jengger tebal, lebar dan tegak, bergerigi dan berwarna merah.
Induk betina ayam kampung juga memilih mutu Bekisar yang akan dihasilkan. Seleksi pada ayam betina kampung sanggup dilakukan dengan memperhatikan bentuk fisik (besarnya tidak melebihi ayam hutan jantan), berbulu tebal, koteknya keras dan panjang (diharapkan perpaduan dengan kokok ayam hutan jantan akan menghasilkan Bekisar bersuara manis pula).
Untuk sifat kualitatif lantaran pada umumnya diatur oleh beberapa gen maka lebih gampang untuk dipilih
Sehingga sanggup menghasilkan sifat tertentu yang diinginkan itu muncul pada Bekisar. Sifat kualitatif yang sanggup dipilih untuk lebih meningkatkan penampilan Bekisar antara lain bentuk jengger, warna bulu, warna kulit, shank berbulu.
Perilaku pewarisan sifat-sifat tersebut telah diketahui.
Bentuk jengger ros dan pea dominan terhadap jengger tunggal
Sehingga bila ingin membentuk Bekisar dengan jengger tunggal
Dipilih induk dengan jengger tunggal lantaran ayam hutan jantan sudah mempunyai sifat jengger tunggal.
Sifat warna bulu putih lebih banyak didominasi terhadap bulu berwarna
Sedangkan bulu berwarna lebih banyak didominasi terhadap putih resesif dan bulu hitam lebih banyak didominasi terhadap bulu merah.
Sifat shank berbulu lebih banyak didominasi terhadap shank tidak berbulu.
Permintaan ayam Bekisar di masa mendatang diduga akan semakin meningkat yang akan diringi meningkatnya eksploitasi terhadap ayam hutan.
Keadaan ini dan juga perusakan hutan yang merupakan habitat ayam hutan yang sangat cepat berpotensi menjadikan punahnya ayam hutan
Oleh lantaran itu upaya pelestarian perlu untuk dilakukan.
Dari segi bisnis bagi para penghobi ayam kesayangan ini sangatlah menguntungkan :
1)   Dari anakan tetasan umur 2-3 ahad sudah dihargai dengan 100.000-500.000
2)   Umur 4 minggu-3 bulan sudah dihargai dengan 250.000-1.000.000
3)   Umur 4 bulan-6 bulan  sudah dihargai dengan 400.000-2.000.000
Dan anakan juara dihargai dengan nilai yang tak terbatas tergantung kualitas indukan.
Untuk memperbesar prosentase proses penetasan telur bisa memakai mesin penetas telur/inkubator 
Ayam Bekisar sendiri merupakan fauna identitas provinsi Jawa Timur.
Dari hasil persilangan antara Ayam Kampung dengan Ayam Hutan Hijau inilah dihasilkan Ayam Bekisar yang mempunya bulu indah sekaligus kokok (suara) yang khas.
Namun kini banyak percobaan persilangan antara ayam hutan hijau jantan dan betina dari jenis jenis ayam yang berbeda sehingga dihasilkan ayam bekisar yang unik.
Ada dua cara yang sanggup dilakukan, yakni secara tradisional dan secara inseminasi buatan (IB).
Kedua cara mengawinkan ayam hutan jantan dan ayam betina kampung tersebut didasarkan pada perlakuan sebelum terjadinya proses perkawinan.
Pemilihan calon induk (ayam hutan jantan dan betina ayam kampung) dipandang sebagai tahap awal yang penting sebelum melaksanakan persilangan
Agar sanggup menghasilkan ayam Bekisar yang bermutu.
Oleh lantaran tujuan persilangan yakni untuk memperoleh ayam Bekisar dengan bunyi yang merdu, berpenampilan baik dan warna bulu yang indah
Maka seleksi calon induk biasanya didasarkan kepada beberapa kriteria tersebut.  Ayam hutan jantan yang dipilih sangat lebih baik bila telah jinak sehingga memudahkan dalam penanganan.
Telah sampaumur (berumur satu hingga tiga tahun) dan pemberani. 
Hendaknya ayam ini mempunyai bunyi yang manis (kokok yang keras, higienis dan melengking panjang), rajin berkokok, bertubuh besar dan sehat, jengger tebal, lebar dan tegak, bergerigi dan berwarna merah.
Induk betina ayam kampung juga memilih mutu Bekisar yang akan dihasilkan. Seleksi pada ayam betina kampung sanggup dilakukan dengan memperhatikan bentuk fisik (besarnya tidak melebihi ayam hutan jantan), berbulu tebal, koteknya keras dan panjang (diharapkan perpaduan dengan kokok ayam hutan jantan akan menghasilkan Bekisar bersuara manis pula).
Untuk sifat kualitatif lantaran pada umumnya diatur oleh beberapa gen maka lebih gampang untuk dipilih
Sehingga sanggup menghasilkan sifat tertentu yang diinginkan itu muncul pada Bekisar. Sifat kualitatif yang sanggup dipilih untuk lebih meningkatkan penampilan Bekisar antara lain bentuk jengger, warna bulu, warna kulit, shank berbulu.
Perilaku pewarisan sifat-sifat tersebut telah diketahui.
Bentuk jengger ros dan pea dominan terhadap jengger tunggal
Sehingga bila ingin membentuk Bekisar dengan jengger tunggal
Dipilih induk dengan jengger tunggal lantaran ayam hutan jantan sudah mempunyai sifat jengger tunggal.
Sifat warna bulu putih lebih banyak didominasi terhadap bulu berwarna
Sedangkan bulu berwarna lebih banyak didominasi terhadap putih resesif dan bulu hitam lebih banyak didominasi terhadap bulu merah.
Sifat shank berbulu lebih banyak didominasi terhadap shank tidak berbulu.
Permintaan ayam Bekisar di masa mendatang diduga akan semakin meningkat yang akan diringi meningkatnya eksploitasi terhadap ayam hutan.
Keadaan ini dan juga perusakan hutan yang merupakan habitat ayam hutan yang sangat cepat berpotensi menjadikan punahnya ayam hutan
Oleh lantaran itu upaya pelestarian perlu untuk dilakukan.
Dari segi bisnis bagi para penghobi ayam kesayangan ini sangatlah menguntungkan :
1)   Dari anakan tetasan umur 2-3 ahad sudah dihargai dengan 100.000-500.000
2)   Umur 4 minggu-3 bulan sudah dihargai dengan 250.000-1.000.000
3)   Umur 4 bulan-6 bulan  sudah dihargai dengan 400.000-2.000.000
Dan anakan juara dihargai dengan nilai yang tak terbatas tergantung kualitas indukan.
Untuk memperbesar prosentase proses penetasan telur bisa memakai mesin penetas telur/inkubator 
Ayam Bekisar sendiri merupakan fauna identitas provinsi Jawa Timur.
1.    Gallus aenus yang berjengger bergerigi delapan kecil, pial berukuran sedang, warna bulu pada lapisan atas berwarna ungu dengan plisir kuning emas.
2.    Gallus temmainickii memiliki jengger bergerigi enam, pial berwarna jambu,mempunyai warna  bulu yang berwarna  merah mengkilap dan berplisir merah kecoklatan.
3.    Galus violaceus dengan jengger bergerigi bagus, mempunyai pial dengan ukuran sedang , warna bulunya ungu dengan permukaan yang halus.

A.  Klasifikasi Ilmiah Ayam Bekisar
Kerajaan    : Animalia
Filum                   : Chordata
Kelas                   : Aves
Ordo           : Galliformes
Famili                   : Phasianidae
Genus                 Gallus
Spesies               Gallus varius.

B.  Ciri-Ciri Ayam Bekisar
Adapun ciri-ciri ayam bekisar sebagai berikut ini :
Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) merupakan anggota kelas burung (Aves) yang berukuran besar.
Panjang tubuhnya dari kepala ke ekor mencapai 60 cm (jantan) dan 42 cm (betina).
Jengger pada ayam jantan tidak bergerigi, melainkan membulat tepinya berwarna merah dengan warna kebiruan di tengahnya.
Bulu-bulu pada leher, tengkuk dan mantel berwarna hijau berkilau dengan tepian kehitaman, nampak menyerupai sisik ikan.
Bulu-bulu pinggul panjang meruncing berwarna kuning keemasan dengan bab tengah berwarna hitam.
Bulu pada sisi bawah badan mempunyai warna hitam, dan ekor hitam berkilau kehijauan.
Ayam Hutan Hijau betina mempunyai ukuran yang lebih kecil dibanding ayam jantan
Dengan didominasi bulu yang berwarna kuning kecoklatan dengan garis-garis dan bintik hitam.
Berdasarkan keindahan bulunya ayam bekisar dibagi menjadi 4 macam, antara lain :
1.   Ayam bekisar Putih (yogyakarta), berwarna putih mulai dari paruh, hingga telapak kaki kecuali jengger, pial, dan cuping berwarna merah.
2.     Ayam bekisar Multiwarna (solo), kaya akan warna dan suaranya sangat nyaring dengan ujung bunyi meninggi, ukuran badan sedang. Ayam bekisar multiwarna mempunyai bulu warna – warni dengan bulu leher, bulu pelana, dan bulu hias berwarna merah menyala.
3.   Ayam bekisar Kangean (Madura), dibentuk dari induk betina berbulu satu macam contohnya hitam, merah, putih, kuning, dan bubuk – abu.
4.      Ayam bekisar Hitam (Parakan, Temanggung), perkawinan silang dengan ayam kedu Hitam betina atau cemani. Bentuk badan tinggi, besar, tegap dan berbulu hitam
Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) hidup berkelompok (2-7 ekor).
Pada siang hari mereka mencari makan aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, serangga, serta banyak sekali jenis binatang kecil menyerupai laba-laba, cacing, kodok dan kadal kecil.
Ayam Hutan Hijau tidur di dahan-dahan pohon dengan ketinggian 1-4 meter.
Saat berbiak Ayam Hutan Hijau menciptakan sarang di atas tanah berlapis rumput diantara semak atau rumput tinggi.
Dalam sekali berbiak Ayam ini menghasilkan 5-10 butir telur berwarna keputih-putihan.
Yang khas dari Ayam Hutan Hijau yakni kemampuan terbangnya.
Berbeda dengan Ayam Hutan Merah, Ayam Hutan Hijau bisa terbang vertikal setinggi 7 meter dan terbang horisontal (lurus) hingga radius beberapa ratus meter.
Ayam Hutan Hijau jantan pun memiliki suara kokok yang khas.
Suara kokoknya nyaring dan sengau Mula-mula bersuara cek-kreh. berturut-turut beberapa kali menyerupai bunyi bersin
Diikuti dengan bunyi cek-ki kreh, 10 – 15 kali, dengan jeda waktu beberapa detik, semakin usang semakin panjang jedanya.
Sedangkan ayam betina berkotek menyerupai ayam kampung dengan bunyi lebih kecil dan nyaring.
Ayam Hutan Hijau (Green Junglefowl) menyukai tempat terbuka dan berpadang rumput, tepi hutan dan tempat dengan bukit-bukit rendah akrab pantai hingga ketinggian 3.000 meter dpl.
Nenek moyang ayam bekisar ini merupakan burung endemik Indonesia yang tersebar terbatas di Jawa, Madura, Bali, dan pulau-pulau di Nusa Tenggara.
Populasi Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) belum diketahui dengan niscaya namun diperkirakan masih banyak tersebar di beberapa daerah.
Oleh lantaran itu IUCN Redlistmenganggap populasinya masih kondusif sehingga memasukkan Ayam Hutan Hijau dalam status konservasi Least Concern (Resiko Rendah) semenjak 1988.
Di Indonesia, Ayam yang disebut Green Javanese Junglefowl juga tidak termasuk salah satu satwa yang dilindungi.
Namun bukan berarti Ayam Hutan Hijau (Green Junglefowl) kondusif dari bahaya kepunahan. Beberapa pihak menilai populasi semakin langka.
Hal ini terkait dengan makin menurunnya luas hutan di Jawa dan aktifitas perburuan liar yang dilakukan manusia.
Selain itu ayam ini termasuk salah satu unggas yang sangat rentan dan gampang mengalami stress maupun mati, berbeda dengan ayam kampung atau buras lainnya.
Sehingga populasi ayam tersebut semakin berkurang dari waktu ke waktu.
Tidak heran bila hingga ketika ini banyak pihak yang berlomba untuk mencoba mencari persilangan genetic ayam bekisar yang terbaik. 
Karena beberapa faktor penghambat tersebut, hingga kini keberadaan ayam bekisar masih bisa di bilang langka.
Untuk menanggulangi problem kelangkaan ini, banyak orang yang mencoba menangkarkan ayam bekisar tersebut
Dengan cara mengawinkan silang kemudian dengan mengeramkan telur ayam bekisar tersebut pada ayam betina kampung atau ayam buras.
Begitu telur menetas eksklusif dipisahkan dengan induknya.
Dengan begitu populasi ayam bekisar akan berkembang lebih cepat. 

C.  Cara Beternak Ayam Bekisar
Pemanfaatan ayam hutan untuk kepentingan pembentukan ayam Bekisar bahwasanya merupakan faktor pendorong bagi pelestarian spesies ayam hutan
Karena ayam hutan hasil penangkaranlah yang lebih baik, gampang serta mempunyai peluang besar berhasil untuk dipergunakan dalam pembentukan ayam Bekisar.
Motivasi para peternak pembentuk ayam Bekisar perlu juga diarahkan untuk melaksanakan penangkaran ayam hutan semoga pemanfaatannya sanggup tetap terus lestari.
Peran serta dan partisipasi banyak sekali pihak dalam pelestarian in situ dan ex situ ayam hutan perlu terus didorong semoga upaya pelestarian sanggup berjalan dengan baik.
Kunci utama dalam beternak ayam yakni niat yang kuat.
Karena memang beternak ayam membutuhkan kesabaran dan pengetahuan yang luas.
Anda juga dituntut untuk berwawasan luas mengenai tata cara beternak ayam.
Jangan hingga ketika memulai ternak ayam, Anda merasa galau dan tidak mengetahui cara-cara dasar peternakan yang baik
Sehingga ayam yang Anda pelihara tidak optimal bahkan bisa mati satu persatu.
Oleh lantaran itu, mulai belajarlah mengenai teknis beternak ayam hutan dengan baik sehingga sanggup meminimalisir kegagalan
Beberapa cara untuk beternak ayam hutan :
1. Biarkan Ayam Beradaptasi
Hal pertama kali yang Anda harus lakukan ketika ingin ternak ayam hutan yakni membiarkan ayam tersebut mengikuti keadaan dengan lingkungannya yang baru.
Biasanya pada masa penyesuaian ayam hutan cenderung stress.
Biasakan dengan tidak terlalu sering memegang ayam dengan tangan kecuali pada ketika makan. Karena hal tersebut gampang sekali menciptakan ayam menjadi stress dan bila dibiarkan lama-lama ayam tersebut akan mati.
2. Membuat Kandang Ayam yang Sesuai
Kandang merupakan sarana yang penting untuk ternak ayam, lantaran sangkar yakni salah satu tempat tinggal untuk ayam.
Jika Anda ingin ternak ayam, sangat penting untuk menyebarkan sangkar yang nyaman bagi ayam.
Jenis sangkar untuk ternak ayam hutan harus berbeda dengan jenis sangkar ayam pada umumnya.
Kandang ayam bisa dibuat dengan memakai kawat atau bambu yang kokoh.
Ukuran sangkar untuk ayam hutan harus dibuat lebih tinggi dan besar daripada ukuran sangkar ayam kampung.
Letak sangkar ayam juga sebaiknya dijauhkan dari tempat tinggal termasuk rumah Anda.
Hal ini untuk meminimalis persebaran penyakit dari unggas ke insan atau sebaliknya.
Anda juga harus meletakkan sangkar ayam menghadap ke arah cahaya terbit semoga sangkar sanggup memperoleh sinar matahari.
3. Beri Makanan yang Bergizi
Cara ternak ayam hutan selanjutnya yakni Ayam Hutan yang dipelihara harus diberi kuliner sesuai dengan habitat aslinya untuk pertama kali.
Setelah terbiasa, pelan-pelan Anda bisa mengganti kuliner ayam hutan tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Anda bisa memperlihatkan kuliner berupa biji-bijian dan kacang-kacangan.
Untuk ayam hutan yang gres dipelihara atau dijinakkan Anda harus menebar kuliner ke tanah dahulu, lantaran ia belum terbiasa untuk makan dengan tempat makan di kandang.
Selain biji-bijian, Anda bisa memberi makan ayam hutan dengan kuliner hewani menyerupai jangkrik, cacing, serangga, dan daging yang dicacah lembut.
Anda juga bisa memberinya dengan sayuran, buah-buahan dan rerumputan.
Sedangkan untuk makan buatan hanya diberikan pada ketika penyesuaian saja.
Berikut rujukan takaran pertolongan kuliner adonan bagi ayam hutan yang masih kecil :
a. Usia 0-7 hari : 7 gram/hari/ekor
b. Usia 8-14 hari : 19 gram/hari/ekor
c. Usia 15-21 hari : 34 gram/hari/ekor
d. Usia 22-28 hari : 47 gram/hari/ekor
e. Usia 29-35 hari : 58 gram/hari/ekor
f. Usia 36-42 hari : 66 gram/hari/ekor
g. Usia 43-49 hari : 72 gram/hari/ekor
h. Usia 50-56 hari : 74 gram/hari/ekor
4. Menjaga Kebersihan Kandang
Tempat tinggal yang higienis yakni kenyamanan bagi tuan rumahnya.
Hal tersebut sama dengan kebersihan sangkar bagi para ayam.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam ternak ayam hutan yakni memelihara kebersihan kandang.
Kandang yang higienis berdampak pada keadaan ayam.
Bila sangkar tidak dibersihkan, ada kemungkinan besar menjadi sumber penyakit.
Pembersihan sangkar ayam bisa dilakukan 2 kali dalam seminggu.
Selain itu, penyemprotan sangkar ayam dengan desinfektan juga diharapkan
Guna menghindari serangan virus dan mencegah amis yang tidak yummy dari kandang.
5. Memandikan Ayam
Hal yang tidak kalah penting dalam ternak ayam hutan yakni memandikannya.
Ayam harus dimandikan secara rutin guna mencegah menempelnya kutu.
Namun memandikan ayam cukup hanya sekali dalam seminggu.
Dalam memandikan, ayam hutan hanya perlu disemprot dan jangan dipegang.
6. Memberikan Obat Anti Kutu
Kutu merupakan virus yang gampang sekali melekat dengan bulu.
Jika Anda memelihara ayam, pastikan ayam Anda terbebas dari serangan kutu lantaran biasanya bila ayam sudah terkena kutu maka akan gampang sekali sakit.
Untuk menghindari serangan kutu, cukup diberikan obat anti kutu sekali dalam seminggu.
Yang sering terjadi, banyak para peternak ayam yang kurang memperhatikan hal ini
Akibatnya banyak ayam yang bulunya terkena serangan kutu.
7. Pemberian Vaksin
Pemberian vaksin merupakan hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam ternak ayam hutan.
Seorang peternak ayam, dituntut untuk mengerti ihwal bagaimana pertolongan vaksin terhadap ayam-ayam mereka.
Ayam hutan biasanya sering terkena penyakit berak berdarah dan sakit snot.
8. Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin ketika ternak ayam hutan sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan ayam yang Anda pelihara.
Pemberian vitamin untuk ayam hutan sanggup diberikan secara berkala.
Bisa di kuliner ataupun dalam bentuk minuman.
Untuk menambah nafsu makan ayam, Anda bisa memberinya perasahan jahe, temulawak dan kencur.
Hal ini juga bermanfaat untuk menghindari sakit pada ayam peliharaan lantaran dampak cuaca yang ekstrim.

Tips Merawat Ayam Bekisar
Perawatan Ayam Bekisar membutuhkan kejelian, jeli memberi dan meramu pakannya, juga harus ketat melaukan pengawasan supaya bekisar tidak sakit dan rajin berkokok. Kuncinya berdasarkan pakar di antaranya ada pada pakan serta pengawasan.
1)   Jumlah Pakan
Perkembangan bekisar terutama suaranya sudah mulai kelihatan terang pada umur 8 bulan.
Untuk lebih meningkatkan mutu suaranya, mulai ketika ini jenis pakannya harus diubah menjadi adonan beras merah 70%, ketan hitam 10%, dan jagung giling 20%.
Sebelum diberikan, adonan ini perlu dikukus dulu supaya steril.
Setelah dikukus pakan diberi adonan 1 butir telur ayam, 1 sendok madu dan 1 sendok minyak ikan, untuk menambah protein
Lalu dijemur sebentar semoga tahan disimpan selama 1 bulan.
Jatah makanan ayam bekisar setiap harinya tidak terlalu banyak
Paling-paling hanya seperempat bab kuliner ayam kampung.
Kalau diberikan lebih dari semestinya, dikhawatirkan bekisar akan kegemukan.
Akibatnya mutu suaranya berkurang.
 Tapi, kalau sayuran menyerupai kangkung, taoge, diberikan berlebih justru semakin bagus.
Sayuran ini diberikan 2 hari sekali bergantian dengan buah-buahan menyerupai pepaya dan pisang.
Untuk tidak menghilangkan kebiasaan kuliner ayam hutan di hutan
Maka sebaiknya juga dihidangkan pakan alami menyerupai ulat hongkong atau jangkrik sebagai ekstra voeding.
Pakan berprotein tinggi ini cukup diberikan seperlunya saja. 
Ada satu kebiasaan lagi yang di terapkan yaitu memperlihatkan “grit”, yaitu kulit kerang dalam bentuk granular.
Pakan yang banyak mengandung kalsium ini diberikan 5% dari pakan utama.
2)   Pengawasan
Pengawasan sangat penting untuk meneliti perkembangan bekisar.
Kalau warna kotoran kuning kehijauan (mengandung kapur) atau mencret berarti ada yang tidak beres. Lalu kita beralih ke wajah ayam. Bagi ayam sehat jenggernya akan berwarna merah segar dan tegak. Kalau sebaliknya berarti ia kurang sehat.
Juga matanya, ayam yang kurang sehat matanya akan redup tidak bersinar.
Dan terakhir yang perlu dilihat yakni pakannya. Jika pakan kemarin tidak bersisa berarti ia masih sehat. Namun bila sebaliknya, maka ayam itu memperlihatkan tanda-tanda sakit.
Ketidak beresan ini bisa dicegah dengan memperlihatkan vitamin B kompeks dan antiobiotik “tetrachloor” sehari 2 kali pagi dan sore selama 3 hari.
Menurut pakar yang mempunyai sekitar 80-an ekor bekisar, tindakan ini selalu menyelamatkan bekisarnya. Bekisar akan kembali normal pada hari ke 2, dan tanda-tanda sakit itu akan hilang sama sekali pada hari ke 3.
Bekisar mempunyai watak agresif, curiga dan was-was, maka sebaiknya semenjak kecil, pada malam hari sangkarnya perlu diberi kerudung kain.
Tapi kalau sangkarnya kelewat besar, bisa ditutup dengan krei dari bambu, supaya ia hening di tempatnya.



Sumber http://ikhtisarmateri.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Hewan Khas Jawa Timur : Ayam Bekisar (Gallus Varius)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel