Kepuasan Dan Ketidakpuasan Di Penghujung Ramadhan
Penghujung Ramadhan seringkali diwarnai perasaan tidak puas. Ketidakpuasan ini timbul lebih alasannya adanya anutan dimana Ramadhan kali ini belum dimaksimalkan untuk bersedekah dan beribadah. Sehingga ketidakpuasan memunculkan perasaan gagal dan serba salah.
Perasaan menyerupai di atas sesungguhnya tidak perlu dikembangkan lagi dengan perspektif-perspektif gres yang sifatnya negatif dan destruktif. Perasaan tidak puas, serba salah menyerupai di atas tidak pas alasannya sumbernya berasal dari masa lalu. Masa kemudian merupakan sesuatu yang jauh. Apapun yang dilakukan tidak sanggup mengubah masa lalu.
Hal terbaik yang sanggup dilakukan dikala ini ialah bersyukur atas pencapaian amal dan ibadah selama ramadhan lalu. Bersyukur berarti memuji Tuhan atas apa yang telah dianugerahkan kepada kita. Caranya dengan mengingat pencapaian kemudian mengucapkan kalimat "hamdalah" dengan penuh kesadaran.
Sebuah Contoh
Ingatan terhadap hal konkret menciptakan seseorang mengesampingkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Kejadian yang tidak diinginkan selama ramadhan sanggup berbentuk "dianggap" jarang tarawih, baca al-quran; kendaraan macet di tengah jalanan pegunungan alasannya kampas kopling habis; bahkan sakit hingga tiga kali dan berujung puasa bolong.
Semua itu hendaknya ditutup dengan kesyukuran atas apa yang telah dilakukan. Selama Ramadhan ini sanggup saja seseorang tidak pernah membolos kuliah, mendapat kesempatan walau sekali menjadi pembicara kultum tarawih di masjid DU; kultum jelang buka puasa di masjid Pemuda bersama lazismu; ikut tasyaruf Lazismu di Candirejo, Wringinputih dan SDM; menuntaskan beberapa hutang keuangan; menjalin silaturahmi intens dengan beberapa pihak.
Yah contoh-contoh di atas, tentu sangat patut disyukuri. Karena bila tanpa daya dan upaya dari Gusti Allah, tentu satupun tidak sanggup terlaksana. Oleh akhirnya tidak ada kalimat yang lebih indah selain Alhamdulillah untuk menutup ramadhan kali ini dengan tetap berharap agar sanggup dipertemukan dengan ramadhan-ramadhan selanjutnya.
Akhirnya, Ramadhan sanggup disikapi sebagai madrasah/ sekolah untuk mempersiapkan diri bersedekah di bulan-bulan selanjutnya. Menurut irit penulis lebih baik di bulan-bulan sehabis Ramadhan amal kebaikan secara konsisten meningkat. Daripada hanya bersedekah di bulan Ramadhan saja dan bulan-bulan selanjutnya malah "nglokro."
Ditulis di hari terakhir Ramadhan 1440 H sambil menunggu antrian tukang cukur, Selasa, 4 Juni 2019.
Sumber http://rahmahuda.blogspot.com
0 Response to "Kepuasan Dan Ketidakpuasan Di Penghujung Ramadhan"
Posting Komentar