-->

iklan banner

Anak Alami Tantrum, Ini Solusinya

Tantrum biasa disebut dengan tantrum temper. Tantrum yaitu istilah lain untuk ledakan emosi atau amukan. Tantrum dapat terjadi pada siapa saja. Namun tantrum sering terjadi pada belum dewasa balita.

Anak balita mengalami tantrum dikala kebutuhan, mencari perhatian orang bau tanah atau keinginannya tidak terpenuhi.  Misal, lapar, haus, atau tidak dibelikan mainan yang diinginkan. Anak balita dapat mengalami tantrum dimana saja. Bisa di kawasan ramai ataupun sepi. Jadi, tantrum seolah menjadi sarana untuk mewujudkan tujuan tertentu.

Tantrum ditandai dengan ciri sebagai berikut:
1. perilaku keras kepala
2. menangis
3. menjerit
4. berteriak
5. Muntah lantaran menjerit atau menangis histeris
6. pembangkangan
7. mengomel marah
8. resistensi terhadap upaya untuk menenangka
9. dan, beberapa kasus terjadi kekerasan (memukul diri sendiri, melempar benda di sekitarnya atau bahkan melukai orang lain).

Lantas apa yang harus dilakukan dikala anak tantrum?
1. Biarkan saja
Biarkan anak tantrum jikalau situasi masih kondusif terkendali, artinya tidak melukai diri sendiri atau orang lain serta tidak terlihat akan muntah. Apabila indikasi ketiga hal itu muncul, gendong anak anda keluar dari keramaian.

Tunggu hingga anak mulai tenang. Ajak anak berbicara. Terakhir nasihati ia bahwa mengamuk bukan cara yang sempurna untuk mewujudkan keinginan.


2. Jangan berteriak lebih keras daripada anak
Ada juga model orang bau tanah yang malah memarahi anak dikala tantrum. Teriakan kemarahannya melebihi volume bunyi si anak. Kegaduhan pun terjadi. Bila hal ini terjadi di kawasan umum, niscaya akan menarik perhatian banyak orang.

Sikap orang yang sangat direkomendasikan yaitu tersenyum dan bersikap lembut. Tidak perlu ada "perlombaan" teriak antara orang bau tanah dan anak. Gendong anak anda lalu coba alihkan ke hal-hal yang lain.

3. Membuat Perjanjian
Perjanjian antara orang bau tanah dengan anak biar tidak tantrum perlu dilakukan sebelum anak diajak bepergian. Misal dikala si anak akan diajak ke sentra perbelanjanaan, orang bau tanah memperlihatkan akad kepada anak. "Kita pergi ke sentra perbelanjaan untuk membeli kebutuhan dapur. Bukan mainan atau bermain di sentra permainan."

Bila anak setuju, minta ia untuk mengulangi perjanjian tersebut berkali-kali. Kata-katanya tidak perlu sama persis dengan apa yang kita ucapkan. Yang penting maknanya sama dan ia mau mengulangi janjinya. Hal ini perlu dilakukan biar tercetak dengan terang di alam pikiran si anak.

Demikian goresan pena saya perihal tantrum. Kita sebagai orang bau tanah harus mengatakan respon secara tepat. Jangan malah kita mengatakan respon teriakan atau tindakan yang "melebihi" teriakan anak. Tunjukan kedewasaan kita dan alihkan perhatian anak dari sebab-sebab tantrum.


*ditulis sesudah MRA mengalami tantrum di artos mall magelang, Selasa, 14 Mei 2019.

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Anak Alami Tantrum, Ini Solusinya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel