Cara Bertahan Dan Lulus Cepat Dari Jurusan Arsitektur
Kuliah jurusan arsitektur itu keras, tidak peduli apa latar belakang Anda. Namun, niscaya ada cara untuk membuatnya sedikit lebih gampang dan lebih menyenangkan. Berikut ialah lima tips saya untuk bertahan dan cepat lulus di jurusan arsitektur :
Kelas jurusan arsitektur biasanya mulai dengan banyak mahasiswa, namun di semester berikutnya ada saja mahasiswa yang hilang. Entah pindah, bosan kuliah, atau ada yang menentukan bekerja di proyek tanpa menamatkan kuliah.
Anda akan menghabiskan begitu banyak waktu di studio mengerjakan kiprah proyek Anda, itu benar-benar bermanfaat bagi Anda untuk mencari sahabat dengan orang-orang yang mengalami problem yang sama. Bertemu sahabat di masa-masa usaha membuat pertemanan yang kompak dan awet, Anda mungkin akan terus menjadi sahabat sampai ketika bekerja nanti.
Waktu larut malam dan begadang mengerjakan kiprah akan menjadi menyenangkan dan menghibur, Anda akan mempunyai sahabat untuk melewati jam 4 pagi itu bersama dan Anda akan membuat sahabat seumur hidup di industri bidang ini.
Seiring dengan waktu yang menyenangkan dan cerita-cerita gila, Anda juga akan berguru dari mereka. Teman studio dengan gampang menjadi salah satu sumber daya terbaik Anda untuk inspirasi baru, berguru software, kritik proyek, dan saran studio.
Akan ada saat-saat ketika Anda akan stack pada masalah, contohnya ketika merancang tata letak bangunan, konsep dan teori mungkin tidak berfungsi dengan benar, konsep Anda mungkin sedikit kabur atau software komputer juga tidak akan melaksanakan apa yang Anda inginkan. Pada saat-saat putus asa belaka, yang terbaik ialah hanya mengambil langkah mundur dan mengambil istirahat pendek ibarat berlibur atau melaksanakan acara yang menyenangkan.
Ketika Anda kembali, Anda akan disegarkan dan sanggup melihat problem dari perspektif yang berbeda. Saya ingat banyak malam-malam selama tiga tahun pertama saya kuliah di arsitek, saya hanya akan duduk dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memecahkan satu problem yang mungkin sejatinya bisa diselesaikan dalam waktu beberapa menit saja.
Setelah saya berguru untuk menjauh dari masalah, dan mengerjakannya kembali sesudah beberapa saat, waktu saya jauh lebih produktif, dan waktu istirahat mengembalikan kreativitas saya dan memungkinkan saya untuk menuntaskan problem desain untuk kiprah studio itu.
Saya menyukai pengalaman kuliah saya di beberapa semester terakhir, Saya masih bisa bermain game, menulis blog ini, mengikuti hobi saya untuk kemah dan mendaki, bergabung dengan karang taruna, berpartisipasi dalam dan mengelola organisasi dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik dari pada ketika semester awal yang terlalu fokus dengan studio.
Apakah saya banyak tidur? Tidak, tetapi saya melatih diri untuk memprioritaskan apa yang perlu dilakukan dan kapan. Saya membuat daftar dan jadwal, meskipun banyak di antaranya yang kacau. Jika saya menghabiskan terlalu usang untuk satu hal, saya tetapkan diri dan pindah ke hal lain sebagai cara beristirahat.
Belajarlah untuk menyampaikan "tidak". Itu selalu merupakan usaha bagi saya, tetapi "tidak" ialah cuilan dari hidup dan wacana menentukan apa yang mutlak diperlukan. Waktu selalu bernilai tinggi, jadi pastikan Anda menggunakannya dengan bijak.
Sebuah pesan tersirat besar yang diberikan kepada saya oleh seorang abang kelas yang lebih bau tanah selama tahun pertama saya ialah "Tinggalkan pekerjaan Anda ketika ada di rumah." Awalnya saya tidak bisa dan tidak sanggup. Namun saya mulai menghargai pesan tersirat ini semenjak saya lulus kuliah. Di sekolah tinggi tinggi dan dalam karir Anda, sangat penting untuk menjaga kehidupan kerja Anda terpisah dari kehidupan rumah Anda.
Kita bisa berguru bahwa membawa proyek studio ke rumah dan terus mengerjakannya selalu membuat kita merasa lelah dan tidak produktif. Seperti itu sebab ke mana pun saya pergi, saya selalu memikirkan proyek saya atau benar-benar sambil mengerjakannya.
Ketika suatu waktu, saya jadinya meninggalkan pekerjaan studio saya di studio, dan menjalani kehidupan bebas di rumah, saya bisa memperlihatkan pemisahan yang terperinci antara keduanya. Saya benar-benar bisa santai ketika pulang ke rumah dan merasa terisi kembali ketika saya kembali ke studio dengan contoh pikir yang segar dan lebih produktif.
Ketika mengerjakan kiprah besar salah satu Studio Perancangan, laptop yang saya gunakan untuk membuat kiprah tiba-tiba mati total, padahal waktu pengumpulan hanya tinggal hitungan hari, sementara saya belum membuat gambar-gambar pokok yang ada dalam tugas.
Panik itu pasti, rasanya dunia mau kiamat, namun saya berguru bahwa selalu ada cara untuk mengatasinya. Di situ saya berpikir untuk mengerjakannya seadanya, berusaha memenuhi sasaran gambar minimal dengan meminjam laptop saudara dan sahabat satu kelas. Sifat perfeksionis dan idealis yang saya berdiri dari awal pun hilang seketika.
Logika saya ialah lebih penting untuk lulus dengan nilai yang biasa-biasa daripada mengejar nilai tepat dengan berdarah-darah dan menyiksa diri sendiri. Urusan idealisme dan pembuktian karya masih bisa kita berdiri lagi di dunia kerja yang niscaya lebih kejam.
Ini marupakan jebakan dari kehidupan seorang mahasiswa arsitektur, tetapi tidak peduli seberapa buruknya hal itu, masih sangat kecil dibanding problem kehidupan yang lebih besar. Anda selalu sanggup mengulang pekerjaan atau mengulangi studio dengan resiko lulus lebih lama.
Seringkali ada sahabat mahasiswa yang mengalah dari jurusan arsitektur hanya sebab menganggap arsitektur itu sulit, keras dan kejam. Namun berdasarkan saya, selalu ada cara untuk mengatasinya. Jika Anda merasa tidak bisa merancang atau mendesain sebuah bangunan, maka anda bisa menggandakan konsep orang lain namun dengan wujud yang berbeda.
Jika Anda tidak bisa menggambar atau tidak menguasai software gambar arsitektur (AutoCAD/Sketchup), Anda bisa meminta pemberian jasa gambar. Hanya saja yang paling parah ialah ketika Anda tidak mempunyai niat lagi untuk melanjutkan kuliah di Arsitektur.
Demikian mengenai Cara Bertahan dan Lulus Cepat dari Jurusan Arsitektur. Semoga bermanfaat dan membuka wawasan. Sumber http://www.arsitur.com
1. Berteman baik dengan teman-teman studio
Berteman baik dengan teman-teman studio |
Kelas jurusan arsitektur biasanya mulai dengan banyak mahasiswa, namun di semester berikutnya ada saja mahasiswa yang hilang. Entah pindah, bosan kuliah, atau ada yang menentukan bekerja di proyek tanpa menamatkan kuliah.
Anda akan menghabiskan begitu banyak waktu di studio mengerjakan kiprah proyek Anda, itu benar-benar bermanfaat bagi Anda untuk mencari sahabat dengan orang-orang yang mengalami problem yang sama. Bertemu sahabat di masa-masa usaha membuat pertemanan yang kompak dan awet, Anda mungkin akan terus menjadi sahabat sampai ketika bekerja nanti.
Waktu larut malam dan begadang mengerjakan kiprah akan menjadi menyenangkan dan menghibur, Anda akan mempunyai sahabat untuk melewati jam 4 pagi itu bersama dan Anda akan membuat sahabat seumur hidup di industri bidang ini.
Seiring dengan waktu yang menyenangkan dan cerita-cerita gila, Anda juga akan berguru dari mereka. Teman studio dengan gampang menjadi salah satu sumber daya terbaik Anda untuk inspirasi baru, berguru software, kritik proyek, dan saran studio.
2. Luangkan waktu untuk menjauh dari kiprah studio
Satu pelajaran yang sangat berharga yang sanggup kita pelajari selama tahun-tahun proyek studio ialah bahwa kadang kala Anda perlu sedikit waktu untuk melupakan urusa studio Anda. Studio bukan segalanya, kehidupan di luar sana masih ada untuk dijalani.Akan ada saat-saat ketika Anda akan stack pada masalah, contohnya ketika merancang tata letak bangunan, konsep dan teori mungkin tidak berfungsi dengan benar, konsep Anda mungkin sedikit kabur atau software komputer juga tidak akan melaksanakan apa yang Anda inginkan. Pada saat-saat putus asa belaka, yang terbaik ialah hanya mengambil langkah mundur dan mengambil istirahat pendek ibarat berlibur atau melaksanakan acara yang menyenangkan.
Ketika Anda kembali, Anda akan disegarkan dan sanggup melihat problem dari perspektif yang berbeda. Saya ingat banyak malam-malam selama tiga tahun pertama saya kuliah di arsitek, saya hanya akan duduk dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memecahkan satu problem yang mungkin sejatinya bisa diselesaikan dalam waktu beberapa menit saja.
Setelah saya berguru untuk menjauh dari masalah, dan mengerjakannya kembali sesudah beberapa saat, waktu saya jauh lebih produktif, dan waktu istirahat mengembalikan kreativitas saya dan memungkinkan saya untuk menuntaskan problem desain untuk kiprah studio itu.
3. Berlatih memprioritaskan kuliah dan kehidupan pribadi
Anda akan berguru semenjak awal bahwa arsitektur ialah wacana memprioritaskan apa yang paling penting dan memakai ruang dan waktu dengan bijak. Banyak orang mempunyai kesalahpahaman bahwa jikalau Anda menentukan arsitektur sebagai jurusan Anda, Anda tidak sanggup menikmati apa pun di sekolah tinggi tinggi.Saya menyukai pengalaman kuliah saya di beberapa semester terakhir, Saya masih bisa bermain game, menulis blog ini, mengikuti hobi saya untuk kemah dan mendaki, bergabung dengan karang taruna, berpartisipasi dalam dan mengelola organisasi dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik dari pada ketika semester awal yang terlalu fokus dengan studio.
Apakah saya banyak tidur? Tidak, tetapi saya melatih diri untuk memprioritaskan apa yang perlu dilakukan dan kapan. Saya membuat daftar dan jadwal, meskipun banyak di antaranya yang kacau. Jika saya menghabiskan terlalu usang untuk satu hal, saya tetapkan diri dan pindah ke hal lain sebagai cara beristirahat.
Belajarlah untuk menyampaikan "tidak". Itu selalu merupakan usaha bagi saya, tetapi "tidak" ialah cuilan dari hidup dan wacana menentukan apa yang mutlak diperlukan. Waktu selalu bernilai tinggi, jadi pastikan Anda menggunakannya dengan bijak.
4. Tinggalkan pekerjaan Anda di daerah kerja dan di rumah ialah daerah kehidupan.
Tinggalkan pekerjaan Anda di daerah kerja dan di rumah ialah daerah kehidupan. |
Sebuah pesan tersirat besar yang diberikan kepada saya oleh seorang abang kelas yang lebih bau tanah selama tahun pertama saya ialah "Tinggalkan pekerjaan Anda ketika ada di rumah." Awalnya saya tidak bisa dan tidak sanggup. Namun saya mulai menghargai pesan tersirat ini semenjak saya lulus kuliah. Di sekolah tinggi tinggi dan dalam karir Anda, sangat penting untuk menjaga kehidupan kerja Anda terpisah dari kehidupan rumah Anda.
Kita bisa berguru bahwa membawa proyek studio ke rumah dan terus mengerjakannya selalu membuat kita merasa lelah dan tidak produktif. Seperti itu sebab ke mana pun saya pergi, saya selalu memikirkan proyek saya atau benar-benar sambil mengerjakannya.
Ketika suatu waktu, saya jadinya meninggalkan pekerjaan studio saya di studio, dan menjalani kehidupan bebas di rumah, saya bisa memperlihatkan pemisahan yang terperinci antara keduanya. Saya benar-benar bisa santai ketika pulang ke rumah dan merasa terisi kembali ketika saya kembali ke studio dengan contoh pikir yang segar dan lebih produktif.
5. Ingatlah pada sebuah kenyataan yang lebih besar.
Anda akan mempunyai setidaknya beberapa pengalaman selama kuliah di jurusan arsitektur yang akan membuat Anda merasa itu ialah tamat dunia. Itu normal saja, setiap orang mempunyai saat-saat menegangkan itu. Pelajaran ini saya pelajari selama tahun keempat saya dan masih berlaku untuk kehidupan sehari-hari saya bahwa kenyataan bahwa segala sesuatu kadan bisa menjadi lebih buruk.Ketika mengerjakan kiprah besar salah satu Studio Perancangan, laptop yang saya gunakan untuk membuat kiprah tiba-tiba mati total, padahal waktu pengumpulan hanya tinggal hitungan hari, sementara saya belum membuat gambar-gambar pokok yang ada dalam tugas.
Panik itu pasti, rasanya dunia mau kiamat, namun saya berguru bahwa selalu ada cara untuk mengatasinya. Di situ saya berpikir untuk mengerjakannya seadanya, berusaha memenuhi sasaran gambar minimal dengan meminjam laptop saudara dan sahabat satu kelas. Sifat perfeksionis dan idealis yang saya berdiri dari awal pun hilang seketika.
Logika saya ialah lebih penting untuk lulus dengan nilai yang biasa-biasa daripada mengejar nilai tepat dengan berdarah-darah dan menyiksa diri sendiri. Urusan idealisme dan pembuktian karya masih bisa kita berdiri lagi di dunia kerja yang niscaya lebih kejam.
Ini marupakan jebakan dari kehidupan seorang mahasiswa arsitektur, tetapi tidak peduli seberapa buruknya hal itu, masih sangat kecil dibanding problem kehidupan yang lebih besar. Anda selalu sanggup mengulang pekerjaan atau mengulangi studio dengan resiko lulus lebih lama.
Seringkali ada sahabat mahasiswa yang mengalah dari jurusan arsitektur hanya sebab menganggap arsitektur itu sulit, keras dan kejam. Namun berdasarkan saya, selalu ada cara untuk mengatasinya. Jika Anda merasa tidak bisa merancang atau mendesain sebuah bangunan, maka anda bisa menggandakan konsep orang lain namun dengan wujud yang berbeda.
Jika Anda tidak bisa menggambar atau tidak menguasai software gambar arsitektur (AutoCAD/Sketchup), Anda bisa meminta pemberian jasa gambar. Hanya saja yang paling parah ialah ketika Anda tidak mempunyai niat lagi untuk melanjutkan kuliah di Arsitektur.
Demikian mengenai Cara Bertahan dan Lulus Cepat dari Jurusan Arsitektur. Semoga bermanfaat dan membuka wawasan. Sumber http://www.arsitur.com
0 Response to "Cara Bertahan Dan Lulus Cepat Dari Jurusan Arsitektur"
Posting Komentar