Jurnal Ti Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Perangkat Televisi Memakai Metode Backward Chaining
Banyak objek/tema yang bisa diangkat dalam pembuatan aplikasi sistem pakar, seperti: pengobatan dengan bahan-bahan herbal daun dan akar rimpang, penyakit pada manusia/hewan/tanaman, bahkan kerusakan sebuah perangkat komputer dan alat-alat elektronik lainnya. Salah satu jurnal Teknik Informatika (TI), yang dibentuk oleh Deny Wiria Nugraha mengangkat tema tentang kerusakan televisi, yaitu: “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Perangkat Televisi Menggunakan Metode Backward Chaining.
Ada beberapa point yang bisa Anda ambil sebagai sumber rujukan dari jurnal sistem pakar Deny Wiria Nugraha Lulusan Universitas Tadulako Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik (2014), diantaranya:
Pendahuluan
Pada bab pendahuluan, dijelaskan rumusan persoalan dalam penelitiannya yaitu bagaimana cara merancang dan membangun perangkat lunak komputer berupa sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan perangkat televisi dengan cara memindahkan kepakaran/pengetahuan teknisi elektronika khususnya teknisi perbaikan kerusakan perangkat televisi ke dalam sebuah perangkat lunak komputer memakai metode backward chaining.
Jurnal Pustaka
Pada jurnal pustaka, dijelaskan bahwa skripsi yang dibentuk mengacu pada penelitian sebelumnya, diantaranya:
- Penelitian Firmansyah (2009), Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna. Tujuan penelitian tersebut yaitu memudahkan para teknisi khususnya teknisi anabawang dalam mendiagnosa kerusakan pada televisi berwarna. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Firmansyah (2009) yaitu penelitian tersebut memakai metode forward chaining dan aplikasi sistem pakar dibentuk memakai bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, serta pembuatan sistem pakar tersebut hanya menyangkut kerusakan-kerusakan yang umum terjadi pada televisi berwarna, diantaranya kerusakan pada bab gambar, suara, dan catu daya.
- Penelitian Setiawan (2011), Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna. Manfaat dalam penelitian tersebut yaitu mempermudah para teknisi muda untuk mendiagnosa kerusakan televisi dan memperlihatkan saran-saran bagi pengguna umum yang ingin memperbaiki televisinya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Setiawan (2011) yaitu penelitian tersebut menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, aplikasi tersebut dibangun dengan metode forward chaining dan aplikasi tersebut terbatas hanya untuk pesawat televisi berwarna berjenis CRT (Chatode Ray Tube).
- Penelitian Lumbantobing (2011), Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna. Penelitian tersebut merupakan suatu sistem pakar yang dirancang sebagai alat bantu untuk mendiagnosis jenis kerusakan televisi berwarna dengan basis pengetahuan yang dinamis. Penelitian Lumbantobing (2011) memakai Microsoft Visual Basic 6.0 dan penarikan kesimpulan dalam sistem pakar tersebut memakai metode inferensi forward chaining. Sistem pakar tersebut akan menampilkan pilihan tanda-tanda yang sanggup dipilih user, dimana setiap pilihan tanda-tanda akan membawa user kepada pilihan tanda-tanda selanjutnya sampai mendapatkan hasil akhir.
- Penelitian Rapu (2012), Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Pesawat Televisi Berwarna dengan Menggunakan Metode Forward Chaining. Penelitian tersebut merancang dan membuat aplikasi sistem pakar untuk diagnosa kerusakan pada pesawat televisi berwarna dan hanya menyangkut kerusakan-kerusakan yang umum diantaranya kerusakan pada bagian gambar, suara, dan catu daya. Pembuatan aplikasi pada penelitian tersebut menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0 dan database Microsoft Office Access 2007.
- Penelitian Perwira dan Azis (2013), Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi TBC Paru. Penelitian tersebut bertujuan untuk melaksanakan rancang bangun sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit abses TBC paru dan merancang sistem pakar yang mampu memberikan saran berdasarkan tanda-tanda yang diinputkan user. Penelitian Perwira dan Azis (2013) memakai bahasa pemrograman Delphi 7, memakai metode forward chaining, dan basis pengetahuannya sanggup direpresentasikan dengan kaidah produksi berdasarkan nama penyakit, gejala-gejala serta saran pengobatan.
Pada jurnal sistem pakar kerusakan televisi dengan metode backward chaining, penulis menggunakan bahasa pemrograman Delphi XE3 dengan microsoft access 2010 sebagai databasenya.
Selain bahasa pemprograman yang dipakai pada penelitian sebelumnya (diatas), anda bisa juga memakai bahasa pemprograman lainnya, seperti: PHP, Java, Android, ASP.Net dan C plus plus. Ebooknya bisa Anda baca dan dapatkan gratis, pada tulisan:
Kelima penelitian sebelumnya diatas, semuanya berkonsentrasi dalam menciptakan sebuah sistem pakar yang merupakan salah satu bidang ilmu Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laris cerdas (Desiani dan Arhami, 2006:1). Ilmu komputer tersebut menyebarkan perangkat lunak dan perangkat keras untuk menirukan tindakan manusia. Aktivitas insan yang ditirukan mirip penalaran, penglihatan, pembelajaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami, dan sebagainya. Teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang seperti: Robotika (Robotics), Penglihatan Komputer (Computer Vision), Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), Pengenalan Pola (Pattern Recognition), Sistem Syaraf Buatan (Artificial Neural System), Pengenalan Suara (Speech Recognition), dan Sistem Pakar (Expert System).
Materi tentang: kecerdasan buatan diatas, bisa anda dapatkan materi lengkapnya dalam bentuk ebook, pada tulisan: tutorial sistem pakar
Jurnal sistem pakar kerusakan televisi ini juga berisikan pengertian sistem pakar berdasarkan para ahli, mirip berikut ini:
- Sistem pakar yaitu sistem berbasis komputer yang memakai pengetahuan, fakta, dan teknik budi sehat dalam memecahkan persoalan yang biasanya hanya sanggup dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, dalam Kusrini:2006:11).
- Sistem pakar merupakan satu istilah yang dipakai pada sebuah teknik berakal yang sangat bergantung pada kepakaran insan baik secara pribadi maupun tidak pribadi (Priyono dan Rahmat, 2013:32).
- Sebuah sistem pakar mempunyai kemampuan berdialog dengan pemakai dan kemudian
memperlihatkan suatu saran, pandangan, atau kesimpulan (Kadir, 2014:117).
Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung kegiatan pemecahan masalah. Beberapa kegiatan pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decision making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), klarifikasi (explaining), sumbangan nasehat (advising), dan pelatihan (tutoring).
Untuk membangun sistem pakar maka komponen-komponen yang harus dimiliki adalah sebagai berikut (Giarratano dan Riley, dalam Hartati dan Iswanti, 2008:3-4):
a. Antarmuka pengguna (user interface).
b. Basis pengetahuan (knowledge base).
d. Memory kerja (working memory).
Sedangkan untuk menyebabkan sistem pakar menjadi lebih mirip seorang pakar yang
Baca Juga
a. Fasilitas klarifikasi (explanation facility).
b. Fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility).
Struktur sistem pakar sanggup dilihat pada gambar berikut ini:

Pembahasan selanjutnya pada jurnal ini yaitu penggunaan metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu forward chaining dan backward chaining. Kedua metode ini pernah saya bahas pada goresan pena pengertian metode forward dan backward chaining sistem pakar, tetapi pada jurnal ini kedua pengertian tersebut, diambil dari buku karya Suyanto, “Artificial Intelligence: Searching, Reasoning, Planning, dan Learning”, Revisi Kedua tahun 2014, oleh Penerbit Informatika, Bandung. Sedangkan pada goresan pena sebelumnya, saya kutip dari beberapa sumber, salah satunya, buku kecerdasan karya Ir. Siswanto.
Oke, berikut ini penjelasannya:
a. Forward Chaining
Forward chaining dilakukan mulai dari kalimat-kalimat yang ada dalam knowledge base dan membangkitkan kesimpulan-kesimpulan gres sehingga sanggup dipakai untuk melakukan inferensi yang lebih jauh (Suyanto, 2014:90). Forward chaining biasanya dipakai ketika suatu fakta gres ditambahkan ke dalam knowledge base dan ingin membangkitkan konsekuensi logisnya.
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bab kiri (IF). Dengan kata lain, penalaran dimulai dengan fakta yang ada pada bab premis hukum IF [fakta] THEN [kesimpulan]. Untuk menguji kebenaran hipotesis, dari fakta-fakta tersebut selanjutnya akan ditentukan kesimpulan yang terletak pada sebelah kanan hukum IF [fakta] THEN [kesimpulan]. Metode ini sanggup dilihat pada gambar dibawah ini:

b. Backward Chaining
Backward chaining dimulai dari sesuatu yang ingin dibuktikan, lalu mencari kalimatkalimat implikasi sehingga sanggup menciptakan kesimpulan hingga menemukan premis yang ingin dibuktikan. Tentu saja, bacward chaining hanya sanggup dipakai kalau ada goal yang ingin dibuktikan (Suyanto, 2014:90).
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bab kanan (THEN). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan yaitu data tujuan dari hukum IF [fakta] THEN [tujuan], lalu dicari fakta dari aturan-aturan yang mempunyai tujuan tersebut sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut hingga semua kemungkinan ditemukan. Metode ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Download
Pada goresan pena ini, belum semua uraian wacana jurnal sistem pakar kerusakan televisi dengan metode backward chaining saya tuliskan, seperti: metode peneltiian (tahapan penelitian: diagram alir, DFD/data flow diagram) dan sebagainya. Bagi anda yang ingin menyebabkan sumber rujukan skripsi, makalah, jurnal, dan pembuatan aplikasi, silahkan klik d0wnl0ad jurnal sistem pakar kerusakan televisi backward chaining
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Jurnal Ti Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Perangkat Televisi Memakai Metode Backward Chaining"
Posting Komentar