-->

iklan banner

Dasar Teknik Peledakan (Mine Blasting)

Peledakan merupakan kepingan penting dari siklus pertambangan. Hampir semua bentuk pertambangan, kerikil dipecahkan oleh pengeboran dan peledakan. Teknologi peledakan yaitu proses patahan (fracturing) material dengan memakai sejumlah perhitungan dari ledakan sehingga volume material pecah sanggup ditentukan.

Sejak awal peledakan dengan memakai abu hitam (black powder), telah terjadi banyak perkembangan dalam penggunaan: materi peledak, detonator, teknik penundaan dan dalam pemahaman ihwal prosedur pecahnya batuan dengan materi peledak.

Desain ledakan dan pelaksanaan yang baik, sangat penting untuk operasi pertambangan yang sukses. Praktek/pelaksanaan tidak benar atau jelek dalam peledakan mempunyai efek sangat negatif pada ekonomi tambang. Penggunaan materi peledak yang berlebihan di lokasi tambang sanggup menimbulkan kerusakan pada struktur batuan dan mengakibatkan lubang bukaan yang tidak diinginkan dan menambah peningkatan besar dalam biaya pendukung.

Peledakan dipakai di kedua sistem penambangan terbuka dan operasi penambangan bawah tanah. Sementara peledakan tradisional biasanya memakai abu hitam dan dinamit, ada banyak jenis materi peledak yang dipakai ketika ini. Bahan peledak yang umum dipakai dalam industri ketika ini yaitu ANFO (ammonium nitrate/fuel oil), slurries, dan emulsi (emulsions). Banyak faktor yang perlu diperhitungkan ketika memilih apa jenis desain peledakan atau materi peledak yang akan digunakan. Jenis batuan, kepadatan, dan strength merupakan faktor-faktor penting, serta kondisi fraktur batu, dan kondisi air.

Peledakan merupakan kepingan penting dari siklus pertambangan Dasar Teknik Peledakan (mine blasting)Antara tahun 1978 dan 2000,  tercatat ada sekitar 106 penambang tewas dan 1.050 terluka oleh materi peledak dan pecahan batu. Pada tahun 2001, ada 7 luka-terkait peledakan dan maut di industri pertambangan. Selama dua dekade terakhir, sebagian besar materi peledak terkait cedera dan maut di tambang permukaan terjadi ketika pekerja sedang terkena batu, baik lantaran mereka terlalu bersahabat dengan ledakan atau kerikil terlempar lebih jauh dari yang diharapkan.

Kedua penyebab utama yaitu ledakan yang terjadi sebelum waktunya. Di tambang bawah tanah, sebagian besar maut terkait peledakan disebabkan oleh penambang yang terlalu bersahabat dengan ledakan, diikuti oleh ledakan asap keracunan, misfires, dan ledakan sebelum waktunya.

Misfires (kegagalan yang terjadi pada ketika mencoba melaksanakan peledakan) mengakibatkan cedera dan maut sebagai akhir dari kelalaian penambang yang mencoba untuk memakai kembali materi peledak yang gagal meledak dalam waktu ledakan sebenarnya.

Ledakan sebelum waktunya terjadi tanpa peringatan sementara seorang Blasters berada bersahabat dengan lubang bor yang siap diledakan; peledakan tersebut sanggup dipicu oleh hulu ledak, efek dari materi peledak yang dijatuhkan ke bawah lubang bor yang kering, atau penanganan yang ceroboh dari sistem penyalaan (tutup peledak).

Misfire - cara menanganinya:
- Bila masih terlihat kawat detonator dan diperiksa masih aktif atau sumbu ledak, maka sanggup diledakkan ulang memakai blasting machine.
- Bila kawat dan sumbu tidak terlihat, sanggup dilakukan peledakan ulang dengan terlebih dahulu mengeluarkan stemming memakai kompresor.
- Membongkar lubang ledak memakai alat gali contohnya shovel, backhoe, atau dragline. Cara ini merupakan alternatif terakhir apabila tidak ada cara lain yang relatif lebih aman.
- Menetralisir materi peledak ANFO dengan cara menuangkan atau menyemprotkan air ke dalam lubang gagal ledak. Yang perlu diingat bahwa materi peledak emulsi, watergel, slurry, dan cartridge (primer) tidak sanggup larut. Oleh lantaran itu tetap harus dilakukan penggalian atau peledakan ulang untuk mengatasi lubang gagal ledak.

PELEDAKAN DI TAMBANG TERBUKA
Kebanyakan batuan yang keras membutuhkan peledakan sebelum penggalian di tambang permukaan. Biasanya empat jenis materi peledak umum dipakai di pertambangan permukaan: slurries, Mixes dry, emulsi dan ANFO hybrid heavy. Pemilihan materi peledak tergantung pada banyak faktor, terutama meliputi: critical diameter, hydrostatic pressure, temperature, minimum primer weight, density weight strength, bulk strength, gap sensitivity, water resistance, loading procedures, coupling atau decoupled properties, shelf life, reliability for bulk operations, overall drilling, pengeboran secara keseluruhan dan ekonomi peledakan.

Pola Bench Blasting pada Quarry / Open Pit

Blastholes / contoh Inisiasi tembakan (lobang tembak) ke open face

PELEDAKAN DI TAMBANG BAWAH TANAH
Sebagian besar metode penambangan bawah tanah memakai peledakan sebagai metode utama penggalian batu.

Peledakan bawah tanah (Underground Blasting pdf) menawarkan citra yang baik untuk banyak sekali desain ledakan ditambang bawah tanah. Sebuah tipikal pengaturan untuk peledakan dalam metode VCR pertambangan menyerupai gambar di bawah ini:


Info lebih lanjut Amanda_Daldiri


Sumber http://learnmine.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Dasar Teknik Peledakan (Mine Blasting)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel