Makalah Geomorfologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: Geos (earth/bumi), morphos (shape/bentuk), logos (knowledge atau ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian gomorfologi merupakan pengetahuan wacana bentuk-bentuk permukaan bumi. Namun,Geomorfologi bukan hanya mempelajari bentuk-bentuk muka bumi, tetapi lebih dari itu mempelajari material dan proses, menyerupai yang dikemukakan oleh Hooke (1988) dalam Sukmantalya (1995: 1), bahwa: bahwa Geomorfologi membicarakan wacana bentuklahan dan proses yang terjadi di permukaan bumi termasuk pergerakan materilal, air dan drainase serta factor lain yang memicu terjadinya proses geomorfik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi kiprah mata kuliah geoorfologi indonesia wacana pembentukan lahan geomorfologi dibone bolango. Ruang lingkup geomorfologi Geomorfoogi yaitu imu wacana bentuk lahan, sanggup didefinisikan bahwa geomorfologi mempelajari fenomena permukaan muka bumi, juga termasuk didalamnya yaitu lautan, lempeng continental, juga yang lainya menyerupai gunung dll. Geomorfologi termasuk juga mempeajari wacana fisiografi dan geologi. Studi fisiografinya yaitu termasuk di dalamnya didalamnya termasuk daratan yang dicakup didalam geomorfologi, atmosfer atau studi wacana paerlapisan udara yang dicakup ke dalam klimatologi dan meteorologi, serta wacana lautan yang dikaji kedalam disiplin ilmi oceanografi.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah proses Geomorfologi di Daerah Bone Bolango?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui proses Geomorfologi Di Daerah Bone Bolango.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Geomorfologi
Geomorfologi yaitu ilmu yang mempelajari wacana bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang menggunakan kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman wacana iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk menggunakan kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih dekat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk menggunakan kata geomorfologi.
Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari wacana bentuk alam dan proses yang membentuknya. Para mahir geomorfologi mencoba untuk memahami kenapa sebuah bentang alam terlihat menyerupai itu, untuk memahami sejarah dan dinamika bentang alam, dan memprediksikan perubahan di masa depan dengan menggunakan kombinasi pengamatan lapangan, percobaan dan modeling. Geomorfologi dipejari di geografi, geologi, geodesi, archaeology, dan teknik kebumian.
B. Proses Geomorfologi
Proses geomorfologi yaitu perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Keduanya merupakan ad penyebab yang dibantu dengan adanya gaya berat, dan keseluruhannya bekerja gotong royong dalam melaksanakan perubahan terhadap permukaan muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini sanggup kita golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang tiba dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai pembentuk.
Kedua tenaga inipun bekerja gotong royong dalam mengubah bentuk permukaan muka bumi ini.
a. Pembentukan
b. Perusakan
c. Pengangkutan
d. Tenaga asala dalam
e. Pembentukan struktur
f. Pembentukan gunung api
g. Tenaga asal luar
h. Gradasi
i. Pelapukan
j. Tenaga dari luar bumi
k. Adanya jatuhan dari meteor
l. Tenaga asal luar
m. Pengangkutan bahan
n. Erosi
o. Gelombang
Geomorfologi bukan hanya sekedar mempelajari bentuk lahan yang tampak saja, tetapi juga mentafsirkan bagaimana bentuk-bentuk tersebut sanggup terjadi, proses apa yang menjadikan pembentukan dan perubahan muka bumi. Makara mencakup bentuklahan (landform), proses-proses yang mengakibatkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuklahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera serta mencari hubungan antara bentuk lahan dengan proses-proses dalam tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan. Dengan demikian bahwa dalam mempelajari geomorfologi terkait pada geologi, fisiografi, dan proses geomorfologi yang menjadi faktor yang tidak sanggup diabaikan dalam perubahan bentuk lahan. Konsep dasar Geomorfologi perlu dipahami secara baik untuk mempelajari Geomorfologi dalam membantu mengenal dan menganalisa kenampakan bentuk lahan di permukaan bumi, sehingga pada balasannya sanggup mengenal peristilahan baik secara deskriptif maupun secara empiris, terutama nanti dalam melaksanakan pembagian terstruktur mengenai bentuk lahan. Geomorfologi mempunyai kiprah dan terapan dalam survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta ancaman alam disebabkan oleh gaya endogen.
C. Proses Geomorfologi Daerah Bone Bolango
Kabupaten Bone Bolango dibuat menurut Undang–undang Nomor 6 Tahun 2003 wacana Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4269).
Bertitik tolak Amanah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah melalui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 serta mengingat Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tanggal 22 Desember yang mengatur Tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo yang kala itu hanya mempunyai tiga daerah, sementara idealnya minimal harus mempunyai lima Kabupaten/Kota, maka atas semangat dan aspirasi seluruh kalangan masyarakat di empat Kecamatan di Kabupaten Gorontalo masing-masing Kecamatan Suwawa, Kabila, Tapa dan Bonepantai dibentuklah Komite Solidaritas Pembentukan Kabupaten Baru (KSPKB) yang berusaha, berjuang menjadikan empat kecamatan ini untuk menjadi suatu daerah Kabupaten.
Tepat tanggal 6 Mei 2003 diresmikanlah Kabupaten Bone Bolango sebagai Kabupaten yang keempat di Provinsi Gorontalo sesuai amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1984,58 Km2 berada pada ketinggian 0 – 1500 meter dari permukaan laut, terletak antara 0,27’ – 1.01’ Lintang Utara dan antara 121.23’ – 122.44’ Bujur Timur.
2) Batas Wilayah
Batas Wilayah Kabupaten Bone Bolango yakni pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bolaang Mongondow, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow, sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini dan sebelah Barat dengan Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dan Kecamatan Kota Utara dan Kota Selatan Kota Gorontalo. Wilayah Kabupaten Bone Bolango sebelah timur dan utara umumnya merupakan tempat Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dengan aksesibilitas wilayah yang sangat terbatas.
Berdasarkan kondisi ini, lahir sebuah konsep inovatif untuk merencanakan wilayah tersebut sebagai tempat penyangga ( buffer area) dan secara sedikit demi sedikit membuka susukan lintas utara selatan melalui banyak sekali kegiatan strategis antara lain pembukaan jalan Tapa – Atinggola, membangun jalan lingkar dalam rangka pengembangan banyak sekali wilayah tempat yang berpotensi untuk meningkatkan produktivitas sumber daya alam antara lain sektor pertanian dan peternakan serta perkebunan. Disamping itu, terdapat beberapa wilayah yang berpotensi pengembagan tempat kepariwisataan daerah.
3) Luas Wilayah
Secara geografis Kabupaten Bone Bolango mempunyai luas wilayah 1.984,58 Km2 yang tersebar pada 17 kecamatan dan 1 Kecamatan Persiapan. Dengan luas wilayah tersebut maka Kabupaten Bone Bolango mempunyai proporsi wilayah kurang lebih 16,24% dari luas wilayah Propinsi Gorontalo.
4) Topografi
Kondisi wilayah Kabupaten Bone Bolango sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi (pegunungan). Secara umum kondisi topografi wilayah Kabupaten Bone Bolango dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kelompok, yakni :
a) Kondisi lahan dengan permukaan dataran tinggi (bergunung) atau berada pada kemiringan lereng di atas 40%. Persebaran lahan berada di Kecamatan Suwawa, Bonepantai, Kabila dan Bulango Utara.
b) Kondisi lahan dengan relief berbukit (bergelombang) dengan tekstur morfologi sedang. Persebaran lahan sebagian besar berada di setiap Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango.
c) Kondisi dengan relief permukaan rendah. Persebaran lahan berada di Kecamatan Tapa, Suwawa dan Kabila.
Selain itu, wilayah Kabupaten Bone Bolango ini dilalui oleh beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS terbesar yang melalui wilayah tersebut yaitu DAS Bone dan Bulango, dimana Kecamatan yang dilalui yaitu Kecamatan Suwawa, Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tapa. Luas DAS ini yaitu ± 265.000 Ha dengan panjang sungai utama 100 Km yang bermuara ke Teluk Tomini. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan air higienis kebutuhan sehari – hari masyarakat, diperoleh melalui air tanah galian dengan kedalaman 5 – 10 meter.
BAB III
KESIMPULAN
Bedasarkan hasil pembahasan wacana geomorfologi bentuk lahan di kabupaten bone bolango didapatkan bahwa kondisi wilayah Kabupaten Bone Bolango sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi (pegunungan). Selain itu, wilayah Kabupaten Bone Bolango ini dilalui oleh beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sumber http://hendrilune.blogspot.com/
0 Response to "Makalah Geomorfologi"
Posting Komentar