√ Teori Sentra Pertumbuhan
Versi materi oleh Eni A dan Tri H
Pusat pertumbuhan sanggup terbentuk di suatu wilayah. Terbentuknya pusat pertumbuhan sanggup terjadi secara alami atau dengan perencanaan. Bagaimana pusat pertumbuhan muncul dan berkembang di suatu wilayah? Coba kau ikuti pemaparan beberapa teori mengenai pusat pertumbuhan atau perkembangan wilayah berikut.
a. Teori Polarisasi Ekonomi
Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal. Menurut Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Demikian terus-menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin usang makin pesat atau akan terjadi polarisasi pertumbuhan ekonomi (polarization of economic growth).
Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini memakai konsep pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan membangun wilayah pedesaan.
Adanya pusat pertumbuhan akan besar lengan berkuasa terhadap daerah di sekitarnya. Pengaruh tersebut sanggup berupa efek kasatmata dan negatif. Pengaruh kasatmata terhadap perkembangan daerah sekitarnya disebut spread effect. Contohnya yakni terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk, upah jelek semakin tinggi, serta penduduk sanggup memasarkan materi mentah. Sedangkan efek negatifnya disebut backwash effect, misalnya yakni adanya ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya.
b. Teori Kutub Pertumbuhan
Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan oleh Perroux, spesialis ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux, kutub pertumbuhan yakni pusat-pusat dalam arti keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal. Pembangunan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis. Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara sektor-sektor ekonomi.
Contoh: industri baja di suatu daerah akan menjadikan kekuatan sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang eksklusif bekerjasama dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan materi mentah maupun pasar. Industri tersebut juga menjadikan kekuatan sentrifugal, yaitu rangsangan timbulnya kegiatan gres yang tidak bekerjasama eksklusif dengan industry baja.
c. Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan yakni sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai industri populasi yang kompleks, sanggup dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi merupakan industri yang mempunyai efek yang besar (baik eksklusif maupun tidak langsung) terhadap kegiatan lainnya.
d. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933), spesialis geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu ruang kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran luasnya. Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh pendapat August Losch (1945) spesialis ekonomi Jerman.
Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan menempatkan kegiatan yang dimaksud pada hierarki permukiman yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Lokasi ini terdapat pada tempat sentral yang memungkinkan partisipasi insan dengan jumlah maksimum, baik mereka yang terlibat dalam kegiatan pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya.
Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu bentuk geometrik berdiagonal yang mempunyai efek terhadap daerah di sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat sentral dengan tempat sentral yang lain di sekitarnya membentuk jaringan sarang lebah menyerupai yang kau lihat pada gambar samping.
Menurut Walter Christaller, suatu tempat sentral mempunyai batas-batas efek yang melingkar dan komplementer terhadap tempat sentral tersebut. Daerah atau wilayah yang komplementer ini yakni daerah yang dilayani oleh tempat sentral. Lingkaran batas yang ada pada tempat efek tempat-tempat sentral itu disebut batas ambang (threshold level).
Konsep dasar dari teori tempat sentral sebagai berikut.
1) Population threshold,
yaitu jumlah minimal penduduk yang dibutuhkan untuk melancarkan dan kesinambungan dari unit pelayanan.
2) Range (jangkauan),
yaitu jarak maksimum yang perlu ditempuh penduduk untuk mendapat barang atau jasa yang dibutuhkannya dari tempat pusat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Range selalu lebih besar dibanding daerah tempat population threshold.
b) Inner limit (batas dalam) yakni batas wilayah yang didiami population threshold.
c) Outer limit (batas luar) yakni batas wilayah yang mendapat pelayanan terbaik, sehingga di luar batas itu penduduk akan mencari atau pergi ke pusat lain.
Agar kau lebih jelas, coba perhatikan gambar di bawah.
Tempat sentral mempunyai batas-batas pengaruh. Batasbatas itu melingkar dan komplementer dengan tempat sentral tersebut. Suatu tempat sentral sanggup berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan, rumah sakit, ibu kota provinsi, dan kota kabupaten. Masing-masing tempat sentral tersebut menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda-beda.
Teori Walter Christaller sanggup diterapkan secara baik di suatu wilayah dengan syarat-syarat sebagai berikut.
1) Topografi dari wilayah tersebut relatif seragam, sehingga tidak ada bab yang mendapat efek lereng atau efek alam lainnya dalam hubungannya dengan jalur angkutan.
2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogeny dan tidak memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, atau watu bara.
Tiga asas tempat sentral berdasarkan Christaller sebagai berikut.
a. Tempat Sentral Menurut Asas Pasar (K3)
Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang responsif terhadap ketersediaan barang dan jasa atau sering disebut dengan kasus pasar optimal. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil terbagi menjadi tiga kelompok yang sama besarnya, jikalau berbelanja ke tiga tempat lebih besar yang letaknya terdekat.
b. Tempat Sentral Menurut Asas Transportasi (K4)
Tempat sentral memperlihatkan kemungkinan jalur kemudian lintas yang paling efisien kepada daerah sekitarnya. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil terbagi menjadi dua kelompok yang sama, jikalau berbelanja ke dua tempat lebih besar yang terdekat.
c. Tempat Sentral Menurut Administrasi (K7)
Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bab wilayah sekitarnya dan wilayah itu sendiri. Pembangunan tempat sentral ini tidak berorientasi pada sektor ekonomi, tetapi pada sektor sosial dan politik. Contohnya kota pusat pemerintah. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil berbelanja ke tempat-tempat yang lebih besar yang letaknya terdekat.
0 Response to "√ Teori Sentra Pertumbuhan"
Posting Komentar