-->

iklan banner

Laporan Praktikum Pengukuran Dan Inventarisasi Hutan Menaksir Potensi Dan Analisis Struktur Tegakan Hutan Alam Tropika Basah

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN
MENAKSIR POTENSI PRODUKSI DAN ANALISIS STRUKTUR TEGAKAN HUTAN ALAM TROPIKA BASAH


MENAKSIR POTENSI PRODUKSI DAN ANALISIS STRUKTUR TEGAKAN HUTAN ALAM TROPIKA BASAH


Tujuan

1. Dapat menghayati pelaksanaan timber cruising mulai dari pengambilan data di lapangan/ pengisisan tally sheet, pengolahan data, pembuatan Laporan Hasil Cruising (LHC), dan sanggup menaksir potensi produksinya.
2. Dapat membandingkan pelaksanaan timber cruising hutan alam tropis dengan perisalahan hutan jati di Jawa.

Baca Juga

Dasar Teori

Hutan di Indonesia termasuk jenis hutan tropika lembap di wilayah barat dan hutan tropika kering di wilayah timur. Hutan tropika lembap masih dibedakan atas hutan bakau, hutan pantai, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah, hutan perbukitan, dan hutan pegunungan. Kemudian menurut komposisi jenisnya dibedakan lagi menjadi hutan eboni, hutan meranti, hutan ramin, hutan rasamala dan lain-lain. Dibandingkan dengan hutan lainnya, hutan tropika lembap Indonesia mengandung paling banyak jenis makhluk hidup dengan kata lain keanekaragaman hayati palling tinggi (Bustomi, 1995).

Metode yang digunakan dalam inventarisasi hutan ialah :
1. Inventarisasi Hutan Nasional dengan systematic sampling 20 km x 20 km, dan sanggup dirapatkan menjadi 10 km x 10 km dan 5 km x 5 km.
2. Inventarisasi Hutan memakai metode Systematic Strip
Sampling with Random Start, dengan intensitas sampling :
- Inventarisasi dalam rangka pencadangan IUPHHK memakai metode intensitas sampling 0,3% (apabila belum tersedia hasil penafsiran gambaran landsat) dan 0,1% (apabila telah tersedia hasil penafsiran gambaran landsat) Inventarisasi dengan stratifikasi menurut foto udara yang berkualitas baik : 0,05 %
- Inventarisasi dengan stratifikasi menurut gambaran satelit TM/SPOT berkualitas baik (penutupan awan < 10 %) : 0,1 %.
- Inventarisasi dengan stratifikasi gambaran satelit kualitas kurang baik (penutupan awan > 10 %) : 0,3 %
- Inventarisasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) terdiri dari :
● RKUPHH sampling dengan intensitas 1 %
● RKLUPHH sampling dengan intensitas 5 %
● RKTUPHH sensus 100 %  (Latifa, 1994).

Untuk mengetahui potensi produksi suatu hutan, maka diharapkan inventarisasi hutan. Inventarisasi hutan ialah aktivitas dalam sistem pengelolaan hutan untuk mengetahui kekayaan yang terkandung di dalam suatu hutan pada dikala tertentu. Secara umum inventarisasi hutan didefinisikan sebagai pengumpulan dan penyusunan data fakta mengenai sumberdaya hutan untuk perencanaan pengelolaan sumberdaya tersebut bagi kesejahteraan masyarakat secara lestari dan serbaguna. Istilah inventarisasi hutan biasa disebut perisalahan hutan/timber cruising/cruising/timber estimation. Timber cruising dilakukan dengan pengukuran, pengamatan, dan pencatatan terhadap pohon (yang direncanakan akan ditebang), pohon inti, pohon yang dilindungi, permudaan, data lapangan lainnya, untuk mengetahui jenis, julah, diameter, tinggi pohon serta isu ihwal keadaan lapangan/lingkungan yang dilaksanakan dengan intensitas tertentu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Laporan Hasil Cruising (LHC) ialah hasil pengolahan data pohon dari pelaksanaan aktivitas timber cruising pada petak kerja tebangan yang memuat nomor pohon, jenis, diameter, tinggi pohon bebas cabang, dan taksiran volume kayu (Simon, 2007).

Baca Juga : Laporan Praktikum Pengukuran dan Inventarisasi Hutan Penaksiran Potensi Hutan Rakyat

Timber cruising sanggup dilakukan dengan banyak sekali cara teknik sampling (random sampling, systematic sampling dan lain-lain).  Di kehutanan cara yang dianggap baik (resmi) dipergunakan ialah sampling sistematik dengan jalur coba atau plot. Bentuk-bentuk unit sampel intinya terdapat empat macam bentuk yaitu petak ukur jalur, persegi panjang, bujur sangkar, dan lingkaran. Di Indonesia petak ukur bujur kandang digunakan untuk survey potensi permudaan hutan alam tropika lembap yang akan ditebang, yaitu dibentuk pada jarak setiap 100 m pada jalur survey untuk mengetahui volume tegakan. Ukuran bujur kandang ialah 2x2 m untuk mengetahui potensi semai (seedlings), 5x5 m untuk mengetahui potensi pancang (saplings), dan 10x10 m untuk mengetahui potensi tiang (poles) (Kusmana, 1997).

Inventarisasi hutan merupakan suatu tindakan untuk mengetahui kekayaan suatu  perusahaan yang dilaksanakan baik oleh perusahaan, perorangan maupun pemerintah. Inventarisasi hutan ini dikenal pula dengan Timber Cruising atau disebut Cruising saja khususnya untuk aktivitas diluar pulau Jawa, sedangkan di pulau Jawa disebut dengan Perisalahan Hutan (Mardiamoko, 2014).

Alat dan Bahan

1. Peta tempat hutan suatu RPH.
2. Peta rancangan teknik sampling untuk timber cruising suatu HPH.
3. Data LHC suatu HPH dan Rekapitulasinya.
4. Data Survey Permudaan tempat suatu HPH.

Daftar Pustaka

BUSTOMI, S.  1995.  Penggunaan Centroid Volume dalam Menduga Volume Kayu Bulat Pinus, Pinus merkusii Jungh. Et de Vries.  Thesis pada Program Pascasarjana IPB.  Bogor.  (unpublished).
Kusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
LATIFAH, S. 1994.  Perbandingan Ketepatan Hasil Pendugaan Volume Sortimen Kelompok Meranti Merah, Shorea spp., Berdasarkan Rumus Empiris Volume Sortimennya.  Studi Kasus di Areal HPH PT Inhutani III Sampit Kalimantan Tengah.  Skripsi pada Fakultas Kehutanan IPB.  Bogor.  (unpublished).
Mardiamoko, Gun. 2014. Ilmu Ukur Kayu dan Inventarisasi Hutan. Universitas Pattimura. Maluku
Simon, Hasanu. 2007. Metode Inventore Hutan. Media Aditya. Yogyakarta.


Sumber http://sangkualita.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Laporan Praktikum Pengukuran Dan Inventarisasi Hutan Menaksir Potensi Dan Analisis Struktur Tegakan Hutan Alam Tropika Basah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel