Perhitungan Untuk Perencanaan Kebutuhan Benih Dan Persemaian
Perhitungan Untuk Perencanaan Kebutuhan Benih dan Persemaian
Problema dalam Persemaian
Benih di bedengan tabur berkait dengan :- % kemurnian benih
- % kerusakan benih
- Viabilitas benih /daya kecambah
- % kadar air benih (untuk benih ortodoks sekitar 8 – 14 %)
- Batas 80 %
Di bedeng sapih/persemaian :
- Kematian semai
- Kerusakan semai akhir kurang baik dalam pemeliharaan (baik oleh serangan hama dan penyakit atau alasannya ialah lain)
Di Tempat Penimbunan Semai (TPS)/pool semai sementara :
- Kematian semai
- Kerusakan (stress akhir transportasi)
Di lapangan :
- Jarak tanam
- Kematian semai (kesalahan penanganan bibit, dll.)
Pengertian
- Viabilitas benih = daya kecambah, yaitu kemampuan benih untuk berkecambah hingga simpulan waktu perkecambahan, yaitu perbandingan antara jumlah benih yang berkecambah dengan jumlah benih yang dikecambahkan yang biasanya dinyatakan dalam %.
- Kemurnian benih = suatu angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah berat benih murni (bebas dari kotoran dan atau spesies/varietas lain) dengan jumlah berat sampel yang diuji seluruhnya, yang dinyatakan dalam %.
- Kematian semai di persemaian ialah semai-semai yang mati sehabis semai disapih di bedengan sapih, atau dengan kata lain semai-semai yang mati di bedengan sapihan termasuk juga semai yang kualitasnya buruk sehingga tidak diperhitungkan.
- Kerusakan semai dalam transportasi, yaitu kerusakan pada semai yang diakibatkan adanya proses pengangkutan dari persemaian ke TPS maupun ke Lapangan atau bahkan pada waktu dibawa ke lobang tanam.
- Kematian semai di TPS (Tempat Penimbunan/Penampungan Semai) ialah simpulan hidup semai akhir kurangnya perawatan /kurang hati-hati sehabis semai di drop ke lokasi TPS.
- Kematian semai di lapangan ialah simpulan hidup semai sehabis semai ditanam di lapangan. Penyebabnya antara lain oleh kekurang hati-hatian pada waktu proses penanaman, waktu tanamnya kurang sempurna atau bisa saja disebabkan oleh serangan hama/penyakit.
- Semai yang ditanam pertama kali di lapangan = yaitu semai yang ditanam sesuai dengan jarak tanamnya (yang ditanam riil di lapangan). Jumlah ini diharapkan sebagai tanaman yang akan hidup terus (100%). Atau dengan kata lain sama dengan luas daerah efektif yang akan ditanami dibagi dengan jarak tanamnya.
- Semai siap tanam ialah semai yang menurut hasil evaluasi dari aspek mutu semai, pantas untuk ditanam di lapangan. Kaprikornus semai-semai tersebut telah memenuhi standar mutu bibit dan bisa dikirim ke lapangan untuk ditanam. Kaprikornus pada kelompok semai tersebut telah dilakukan seleksi bibit.
- Batas 80 % yaitu ketika atau waktu dimana 80 % dari benih yang berkecambah itu tercapai. Batas 80% perlu diketahui lantaran sanggup digunakan untuk meramal atau memperkirakan kapan pengelola harus menabur benih supaya semai yang diproduksi umurnya sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, juga dapat diketahui bahwa semai yang berkecambah sehabis batas 80 % biasanya kualitasnya jelek, vigoritasnya rendah, dan jika ditanam di lapangan mungkin akan kerdil serta gampang terjangkit hama dan penyakit.
- Luas persemaian.
Luas persemaian dibagi dua, yaitu Luas persemaian efektif dan luas persemaian seluruhnya/total.
Luas persemaian efektif ialah jumlah luas bedeng tabur dan jumlah luas bedeng sapih.
Bila dibandingkan dengan luas persemaian total, maka luas persemaian efektif ialah berkisar sekitar 60 % dari luas persemaian total, atau
- Luas Persemaian total = 100/60 X luas persemaian efektif. (atau) 100/60 x Jumlah luas(bedeng tabur + bedeng sapih).
Kenapa luas persemaian ≠ 100 %, karena yang sekitar 40 % digunakan untuk jalan pemeriksaan, jalan antar bedengan, bangunan sarana penunjang persemaian dll.
Mengapa Diperlukan?
Mengapa kita perlu mengetahui perencanaan kebutuhan benih ? karena sering terjadi permasalahan kegagalan di bidang penanaman hanya lantaran kekurangan bibit. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kekurangan stok bibit, mereka biasanya menambah stok bibit sebanyak 20 % dari bibit yang akan ditanam. Angka 20 % ialah untuk memperkirakan / estimasi kebutuhan materi sulaman (jadi hanya menurut pengalaman semata). Sedangkan jumlah bibit yang digunakan aliran ialah jumlah bibit yang ditanam untuk pertama kali atau yang diharapkan akan hidup terus.Contoh Persemaian Sumber Gambar : http://pengertian-definisi.blogspot.co.id |
Contoh soal
Saudara diberi kiprah untuk merehabilitasi lahan seluas 500 ha. Luas efektif yang bisa dan mungkin ditanami hanya 80 % dari daerah hutan tersebut (yang 20 % dipergunakan untuk jalan pemeriksaan, alur, sungai dan lahan becek/berbatu). Jenis yang akan ditanam ialah sengon (Paraserianthes falcataria).
Bila diketahui:
a. Jarak tanam yang ditetapkan 2 x 2,5 m
b. Jumlah benih sengon per kg nya : 40.000 butir.
c. Kemurnian benih : 90 %, viabilitas benih : 80 %, batas 80 % dicapai pada hari ke 20
d. Kematian semai di persemaian 10 %, Pengangkutan semai dilakukan tanggal 20 Desember 2007, sempurna semai berumur sekitar 4 bulan.
e. Kerusakan semai pada waktu dibawa ke lapangan : 10 %
f. Kematian semai di Lapangan : 10 %.
Pertanyaan
a. Berapa kg benih yang diharapkan untuk acara tersebut ?
b. Berapa semai siap tanam yang harus disiapkan di persemaian ?
c. Berapa jumlah semai yang pertama kali ditanam di lapangan ?
d. Kapan benih harus ditabur supaya pada tanggal pengangkutan ke lapangan semai sempurna berumur 4 bulan ?
e. Berapa luas persemaian jika ukuran bedengan tabur 5 x 1 m dan setiap bedeng tabur bisa menampung benih 2 ons, dan ukuran bedeng sapih 5 x 1 m dan setiap bedeng sapih sanggup menampung semai sebanyak 500 batang ?
Jawaban Soal
A. Cara pertama (alternatif satu)Sebagai dasar perhitungan ialah jumlah tanaman riil di lapangan, yaitu sebanyak tanaman yang jumlahnya sesuai dengan jarak tanamnya.
a. Semai yang ditanam pertama kali ialah semai yang ditanam sesuai dengan jarak tanamnya, yaitu = 80/100 x 500 x 10.000 : (2,5 x 2) = 800.000 batang semai.
b. Jumlah benih yang diharapkan ialah = 800.000 : (% jadi x % semai yang manis di transportasi x % hidup semai di persemaian x % viabilitas benih x % kemurnian benih) =
800.000 : (90/100 x 90/100 x 90/100 x 80/100 x 90/100) =
800.000: ( 0,9 x 0,9 x 0,9 x 0,8 x 0,9) =1.524.157,903 butir benih.→ (1
kg = 40.000 butir) jadi kebutuhan benih = 1.524.157,903 : 40.000 =
38,10394758 kg atau dibulatkan = 38,104 kg.
c. Semai siap tanam = ialah semai yang pantas dan memenuhi standar evaluasi bibit yang masih ada di persemaian. Kaprikornus unsur yang masuk dalam soal ini ialah semai yang ditanam pertama kali dibagi dengan (% hidup di lapangan x % semai yang manis pada waktu dalam transportasi) = 800.000 : (90/100 x 90/100) = 987.654, 321 batang.
d. Tanggal 20 Desember 2004, semai sempurna umur 4 bulan, artinya, kita harus memperhitungkan batas 80 %, ( dalam soal ini diketahui pada hari ke 20) sehingga, benih harus ditabur pada tanggal 1 Agustus 2004.
e. Kemampuan bedeng tabur menampung benih 2 ons, kita punya benih sebanyak 38,104 kg = 381, 04 ons. Kaprikornus kita memerlukan bedengan sebanyak = 381,04 : 2 = 190,5197 bedeng. Ukuran bedengan ialah 5 m x 1 m = ( 5 m2).
Jadi jumlah luas bedeng tabur = 190,5197 x 5 m2 = 952,599 m2
Jumlah bedengan sapih ialah ditetapkan menurut pada semai yang disapih = 800.000 : (% hidup di lapangan x % semai yang manis x % hidup di persemaian) = 800.000 : (90/100 x 90/100 x 90/100) = 1.097.393,69 batang.
Bila dihitung dari benih yang disiapkan (berdasarkan hitungan tanggapan titik a) = 38,104 x 40.000 x (% kemurnian benih x % viabilitas benih) = 38, 104 x 40.000 x (90/100 x 80/100) = 1.097.393,69 batang.
Jumlah bedeng sapih = jumlah semai yang disapih : 500
= 1.097.393,69 /500 = 2194,79 bedeng
Luas bedeng sapih = 5 m2 , maka jumlah luas bedeng sapih
= 2194,79 x 5 m2 = 10.973,94 m2
Luas persemaian total = 100/60 (Jumlah luas bedeng sapih + jumlah luas bedeng tabur) = 100/60 x (10.973,94 + 952,599)
= 19. 877,56 m2 (=1,99 ha).
B. Cara kedua
Cara kedua ialah dihitung menurut dengan jumlah benih per kg nya, untuk tumbuh menjadi semai. Caranya ialah sebagai berikut:
1 kg benih = 40.000 butir. Maka dengan angka-angka yang diketahui pada soal, akan sanggup dihitung dari 1 kg benih akan menjadi berapa tanaman yang hidup.
= 40.000 x % kemurnian x % viabilitas benih x % hidup di persemaian x % semai yang manis pada waktu dalam transportasi x % hidup di lapangan = 20.995.2 batang.
Bila kita harus menghasilkan tanaman yang hidup terus ialah 800.000 batang, maka benih yang diharapkan adalah
= 800.000 batang : 20.995,2 batang x 1 kg = 38, 104 kg.
Atau jika kita balik :
Kita memiliki benih = 38, 104 kg, jika setiap kg bisa menjadi semai yang hidup terus = 20.995,2 batang, maka dari benih tersebut akan dihasilkan tanaman hidup sebanyak
= 38,104 x 20.995,2 batang = 800.001 batang (dibulatkan)
Bila per hektar lahan perlu tanaman 2000 batang (10.000 m2 : (2,5 x 2 ) m2 , maka luas lahan yang bisa ditanami
= 800.001 : 2000 = 400 ha. (dibulatkan)
dan seterusnya.
0 Response to "Perhitungan Untuk Perencanaan Kebutuhan Benih Dan Persemaian"
Posting Komentar