-->

iklan banner

√ Pemberontakan G 30 S/Pki

 Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin memberi peluang PKI untuk memperkuat posisinya di √ PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI

Versi bahan oleh D Endarto


Pemberontakan G 30 S/PKI - Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin memberi peluang PKI untuk memperkuat posisinya di segala bidang. Setelah posisinya besar lengan berkuasa maka PKI dengan G 30 S/PKI mengadakan pemberontakan.


1. Masa Pra G 30 S/PKI

Pada masa demokrasi terpimpin lembaga-lembaga negara harus berintikan Nasakom, maka telah terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Ditetapkannya Manipol sebagai satu-satunya revolusi Indonesia, karenanya dimanfaatkan oleh PKI untuk mengesampingkan Pancasila menyerupai yang dinyatakan oleh pimpinan PKI. D.N. Aidit bahwa “Pancasila dibutuhkan hanya alat pemersatu. Jika rakyat sudah bersatu, maka Pancasila tidak diharapkan lagi “ Dengan pernyataan tersebut, terperinci bahwa PKI bertujuan menggeser dasar negara Pancasila dan menggantikan dengan dasar komunisme.


2. Masa Meletusnya G 30 S/PKI

Pada hari Kamis malam, tanggal 30 September 1965 PKI mulai melancarkan gerakan kudeta dengan nama Gerakan 30 September atau kemudian dikenal dengan G 30 S/PKI. Gerakan PKI secara militer dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Sutopo, komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal presiden dan mulai bergerak dini hari tanggal 1 Oktober 1965. Enam orang perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat dibunuh dan atau diculik dari daerah kediaman masing-masing. Mereka diculik kemudian dibunuh secara kejam oleh anggota-anggota Pemuda Rakyat, Gerwani, dan ormas PKI yang telah menunggu di Lubang Buaya.


3. Masa Pasca G 30 S/PKI

Karena Presiden Sukarno berada di lapangan terbang Halim Perdanakusuma yang dikuasai Gerakan 30 September, sehingga tidak sanggup dimintai atas petunjuk atau pemerintahannya, maka Panglima Kostrad menetapkan untuk segera menumpas gerakan. Keputusan tersebut diambil dengan keyakinan bahwa Gerakan 30 September pada hakikatnya yaitu suatu pemberontakan, terutama sesudah adanya siaran pengumuman dekrit Dewan Revolusi dan pendemisioneran Kabinet Dwikora melalui radio.


4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

Operasi militer dimulai pada sore hari tanggal 1 Oktober 1965 pukul 19.00 ketika pasukan RPKAD di bawah pimpinan Komandannya Kolonel Sarwo Edhie Wibowo mendapatkan perintah dari Panglima Kostrad untuk merebut kembali studio RRI Pusat dan kantor sentra Telekomunikasi. Hanya dalam waktu kurang lebih 20 menit, dua sentra komunikasi vital tersebut sanggup direbut dan beberapa ketika kemudian Mayor Jenderal Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat telah mengumumkan lewat RRI.


5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 S/PKI di Lubang Buaya

Karena mengalami kesulitan dalam berafiliasi dengan daerah penanaman Jenazah di Lubang Buaya, perjuangan pengambilan kembali mayit para perwira tinggi dan perwira pertama korban insiden G-30-S/PKI gres berhasil diselesaikan pada tanggal 4 Oktober 1965.

Tempat tersebut yaitu sebuah sumur bau tanah yang bergaris tengah kurang dari satu meter dengan kedalaman 12 meter. Pengambilan dilakukan oleh anggota-anggota RPKAD dan KKO-AL (sekarang Korps Marinir TNI-AL) dengan memakai peralatan khusus. Keadaan mayit sangat rusak dan munurut keterangan dokter pemeriksa, luka-luka yang terdapat pada mayit mengatakan penganiayaan yang sangat kejam. Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (sekarang Rumah Sakit Gatot Subroto) dan kemudian disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat, Jalan Merdeka Utara, Jakarta.


6. Pemakaman Jenazah Pahlawan Revolusi

Pada tanggal 5 Oktober 1965, dengan penghormatan dari segenap lapisan masyarakat dimakamkan mayit para Perwira Tinggi dan seorang Perwira Pertama Angkatan Darat korban G-30-S/PKI di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Berdasarkan Keputusan Presiden/Pangti ABRI/KOTI NO. 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1065, keenam perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat tersebut dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. Penganugerahan gelar itu dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa para perwira tersebut telah mengabdikan darma bakti mereka tanpa kunjung padam kepada revolusi bangsa Indonesia dengan semangat kepahlawanan sejati dan gugur sebagai akhir petualangan Gerakan 30 September. Para Pahlawan Revolusi tersebut telah diberikan pada kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi secara anumerta.


Sekian bahan mengenai Pemberontakan G 30 S/PKI, agar bermanfaat.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "√ Pemberontakan G 30 S/Pki"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel