Antara Kebaikan Kebenaran Dan Keindahan
Cak Nun pernah berkata yang pada dasarnya kurang lebih menyerupai ini, "dahulukan kebaikan daripada kebenaran". Beliau menganalogikan dengan perumpamaan bahwa di setiap kompetisi itu adanya nominasi terbaik, bukan terbenar.
Contohnya dalam pertandingan sepak bola. Nominasi tertinggi yang ada yaitu pemain terbaik. Bukan pemain terbenar. Maka yang dicari juri dalam sepak bola itu bukanlah yang paling benar saat beliau menendang bola atau berlari mengejar bola. Namun yang terbaik yaitu yang bisa menunjukkan bantuan faktual kepada tim baik di dalam maupun di luar lapangan.
Baik dan benar jika dimensinya keduniawian niscaya akan terikat pada indikator yang selalu berubah. Misalnya dalam bidang politik. Kubu A menganggap tindakan kubu B tidak benar. Di sisi yang lain, kubu B menganggap tindakannya benar.
Keduanya saling menganggap dirinya yang paling benar. Terjadilah pertikaian. Saling menjatuhkan. Energi habis. Rugilah semua. Itulah citra jika setiap orang mengejar "bener e dewe". Tidak ada yang berpikir "apik e piye" atau baiknya bagaimana.
Kaprikornus tindakan paling sempurna yaitu membalut kebenaran dengan kebaikan. Bila tidak bisa membalutnya, maka dahulukan kebaikan. Sembari perlahan menunjukkan kebenaran.
Kebenaran akan gampang diterima apabila berbalut kebaikan. Layaknya Kyai Ahmad Dahlan yang menggambarkan agama dengan alunan permainan biola yang indah. Kebenaran yang berpadu dengan kebaikan melahirkan keindahan.
Simpulannya yaitu hendaknya mengutamakan kebaikan daripada kebenaran. Kebaikan pantas dikedepankan daripada kebenaran yang saling meniadakan. Kebaikan bersama kebenaran memunculkan keindahan.
Setelah disunat lagi, Kamis, 31 Januari 2019 Sumber http://rahmahuda.blogspot.com
0 Response to "Antara Kebaikan Kebenaran Dan Keindahan"
Posting Komentar