Pendekatan Personal Melalui Media Sosial
Jedeeer. Kuliah yang diampu Pak Susianto, Widyaiswara LPMP Jogja selalu membuka ide baru. Awalnya dia membahas ihwal pencarian sekolah untuk kiprah best practice. Agar bisa melaksanakan aktivitas di sebuah sekolah tentu harus melaksanakan pendekatan terlebih dahulu.
Menurut dia ada dua pendekatan, yaitu pendekatan formal dan personal (informal). Pendekatan formal biasanya membutuhkan proses yang panjang. Waktu yang dipakai pun tidak singkat. Sehingga pendekatan formal jaminan keberhasilannya tidak mencapai 75%. Artinya jikalau memakai pendekatan formal ada potensi penolakan dan kesulitan dalam proses selanjutnya.
Berbeda dengan pendekatan personal, yang artinya kita sudah mempunyai korelasi baik dengan orang-orang yang ada di forum yang akan kita gunakan untuk penelitian. Kalau sudah saling kenal, biasanya tidak ada rasa saling curiga. Sehingga proses untuk menerima persetujuan lebih cepat dan relatif selalu berhasil. Artinya pendekatan personal lebih diutamakan daripada pendekatan formal.
Lantas bagaimana cara membangun kekerabatan semoga tercipta pendekatan personal atau non formal? Pada artikel kali ini saya akan memaparkan sebuah pengalaman dari teman saya yang bisa membangun korelasi personal yang baik. Ia hanya memakai sarana media umum untuk menjalin korelasi personal. Caranya adalah:
1. Rajin Komentar
Komentar menjadi sarana interaksi yang efektif. Caranya pun gampang. Tinggal memperlihatkan balasan terhadap status atau foto yang diunggah. Biasanya berisi pujian, kekaguman, pertanyaan atau hanya sekedar kata persetujuan "jos", "mantab", dsb
2. Wajib like postingan
Setiap postingan yang muncul di beranda, eksklusif saja beri tanda like. Like kita otomatis muncul di notifikasi teman kita. Saat itulah nama kita muncul dan teman kita akan membaca nama kita. Semakin sering komen dan like, semakin besar peluang dibaca dan diingat oleh teman kita.
3. Beranikan DM
Direct message juga akomodasi yang perlu dimanfaatkan. Lebih privat dan bebas mengungkapkan apapun. Teman saya ini dulu sering ngirim DM. Lewat DM ini biasanya "curhat". Dari sini muncul kepedulian. Semakin kenal, semakin bersahabat deh.
4. Sesekali Kopdar
Kopdar alias kopi darat untuk bertemu menjadi hal yang wajib dilakukan. Kesan dan keterikatan semakin kuat. Biasanya diakhiri dengan foto bersama. Momen foto bersama ini yang nantinya mengabadi dan menjadi pengingat yang efisien. Foto mempunyai ribuan makna yang sanggup dimunculkan setiap saat.
5. Beri Hadiah Kecil tapi Bermakna
Hadiah menjadi hal yang penting juga. Tak perlu hadiah yang mahal. Barang yang murah pun bisa sangat berkesan. Lagi-lagi hadiah menjadi pembangun ikatan yang efektif.
Pada intinya, konten yang dibahas ketika komentar atau DM yaitu mengenai kesamaan2 yang dimiliki. Lebih baik lagi membahas apa yang dia suka.
Cara-cara di atas terbukti sangat efektif. Apalagi sudah dibuktikan oleh teman saya. Walau dia tidak bercerita, namun saya simpulkan dari gerak-geriknya di dunia maya yang meninggalkan ribuan jejak digital. Hhha ini analisis big data tapi caranya manual.
Oh iya. Cara di atas bahwasanya sangat beresiko bagi orang-orang yang sudah berkeluarga. Apalagi pendekatan personal ini dipakai dengan lawan jenis. Untuk menghindari hal negatif, bisa dijelaskan maksud dan tujuan kepada orang terdekat kita. Libatkan orang terdekat kita dengan juga berinteraksi dengan orang yang ingin kita dekati secara personal.
SPBU Jl. Monjali ketika menunggu hujan, 11 April 2019
Sumber http://rahmahuda.blogspot.com
0 Response to "Pendekatan Personal Melalui Media Sosial"
Posting Komentar