-->

iklan banner

√ Bisnis Lampu Bunga, Metamorfosis Dongeng Romantis Menjadi Dongeng Sukses

Romansa tak selalu wacana Rama dan Shinta atau Romeo dan Juliet √ Bisnis Lampu Bunga, Metamorfosis Kisah Romantis Menjadi Kisah Sukses


Romansa tak selalu wacana Rama dan Shinta atau Romeo dan Juliet. Kisah cinta juga milik pasangan asal Solo, Annizar dan Tri Widayanti. Pasangan suami istri ini mengekpresikan rasa sayang mereka melalui bisnis lampu hias. Tak tanggung-tanggung, dua sejoli ini bisa memasarkan produk inovatif tersebut hampir ke seluruh penjuru Nusantara.


Tri Widayanti bercerita, awal inspirasi bisnis menciptakan lampu tiba dari sang suami yang ketika itu bosan menjadi pegawai. Kemudian Annizar mengajaknya merintis perjuangan sendiri dengan menciptakan lampu bunga berbahan plastik. Dari eksperimen menciptakan lampu meja tiga tangkai, sekarang produk mereka makin beragam.


“Kami pilih bisnis lampu hias alasannya suami basic utamanya teknik elektronik. Kalau pemilihan konsep bunga itu bab saya. Alasannya alasannya targetnya wanita, soalnya notabene perempuan itu konsumtif,” ungkap Triwik, panggilan erat Tri Widayanti, ketika ditemui di workshop mereka di Jalan Veteran IIA No.4, Singopuran, Kartosuro, Sukoharjo.


Romansa tak selalu wacana Rama dan Shinta atau Romeo dan Juliet √ Bisnis Lampu Bunga, Metamorfosis Kisah Romantis Menjadi Kisah Sukses

contoh-produk


Annizar dan Triwik menyebut produk Lampu Bunga Unik tersebut merupakan verbal rasa saling sayang ia dan suami. Keserasian mereka terlihat dengan membagi tugas, sang suami mengerjakan bab teknis lampu dan listrik, sedangkan Triwik lebih fokus di konsep dan pemasaran.


“Ya ketika ini banyak bersyukur. Meski (bisnis) masih tahap berkembang, yang terpenting tiap hari kami (Triwik dan suami) jadi sering ketemu. Awalnya kan nggak begitu. Suami pulang sore alasannya harus bekerja kantoran. Kadang juga hingga malam jikalau ada lemburan,” kenang Triwik kepada Bisnisukm.com.


Berkat cinta keduanya, Triwik berani menjamin kualitas anggun lampu hiasnya. Beragam produk mereka buat menyerupai lampu dinding, lampu meja, lampu bambu ulir tinggi dan bambU ulir mini. Beberapa pilihan jumlah bunga menyala adalah lima, tujuh, 12, dan 24 tangkai bunga. Sedangkan untuk harga bervariasi mulai 80 ribu hingga 355 ribu rupiah per lampu.

style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">



Hampir ke Seluruh Indonesia


Di sebuah bangunan rumah sederhana, Triwik dan Annizar tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Banyaknya pesanan menciptakan keduanya sementara saling diam. Namun dalam membisu itu pun keduanya melahirkan buah cinta berupa lampu bunga.


‘Buah cinta’ itu nantinya akan dikirim ke Jakarta. Selain Jakarta, Triwik mengaku pernah mengirim produknya ke aneka macam kota besar lainnya, menyerupai Surabaya dan Bandung. Bahkan ada yang dikirim hingga ke luar Pulau Jawa.


Romansa tak selalu wacana Rama dan Shinta atau Romeo dan Juliet √ Bisnis Lampu Bunga, Metamorfosis Kisah Romantis Menjadi Kisah Sukses

distribusi produk hampir menjangkau seluruh indonesia


“Kalau di rata-rata (produksi) 50-an lampu per bulan. Pemesannya pernah dari mana saja, dari Jawa pernah, Sumatera pernah, Kalimantan juga pernah,” ungkap Triwik.


Pemasaran online dipilih Triwik alasannya gampang dijangkau siapa saja. Menurutnya, selama ini tak hanya perempuan muda yang tertarik produknya, tetapi juga yang sudah berusia. Media sosial, blog, dan toko online membantunya dalam mengenalkan lampu hias kepada para calon kostumer.


Menjadi Pendengar yang Baik


Untuk engagement dengan para kostumernya, Triwik mengaku selalu membuka obrolan. Menurutnya lebih banyak didominasi perempuan bahagia ngobrol dan bercanda. Kepribadian sebagai pendengar yang baik diperlukan untuk menciptakan kostumer selalu nyaman.


Triwik selalu memberi saran, khususnya dengan para kostumer yang masih kebingungan menentukan lampu hias produksinya. Menjadi penjual yang baik, dalam sebulan Triwik bisa meraup omzet hingga 10 juta rupiah.


“Intinya kita berteman dengan siapa saja. Tak sedikit juga pembeli yang nyinyir atau nanya-nanya tapi gak jadi beli, itu semua sudah biasa. Tapi bagi saya langsung tak jadi soal, kan niatnya nyari teman,” ujar Triwik sambil tersenyum.


Meski masih sering membuka open order alasannya terbatasnya stok bahan, Triwik tetap optimis bisnisnya akan seromantis kisah cintanya dan suami. Ia mengaku mempunyai impian memproduksi materi sendiri biar sanggup memenuhi model costum dari para kostumer.


“Sayangnya materi bunga kita masih beli di suplier. Ada rencana untuk bikin sendiri biar nanti bisa selalu menuruti undangan kustomer dengan model dan warna yang diinginkan. Selama ini kita beli jadi bunga selalu update bentuk bahkan warnanya,” tutup Triwik.

style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">



 


Reporter:

Riski B.P

Kontributor BisnisUKM.com Solo Raya



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "√ Bisnis Lampu Bunga, Metamorfosis Dongeng Romantis Menjadi Dongeng Sukses"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel