-->

iklan banner

Tragedi Budaya

Tragedi budaya itu telah datang. Terasa menyakitkan saat mendengar tarian energik yang dibawakan oleh perempuan-perempuan Asia di atas panggung dengan rok mini disebut sebagai globalisasi dua arah. Maksudnya, demam isu budaya pop itu sekarang berhembus dari arah gres yaitu Asia. Pertanyaannya, benarkah budaya pop semacam itu berasal dari Asia? Setahu saya, Korsel dan Jepang tidak punya sejarah cewek-cewek menari di atas panggung dengan rok mini!


Baca juga: Pengertian Budaya dan Unsur-Unsurnya







Budaya pop yang aku maksud yaitu fenomena girlband (tentu saja tanpa menafikan boyband). Budaya pop itu dianggap berasal dari Asia. Ya, begitulah narasi besar yang dibangun oleh para ideolog. Kata mereka, budaya itu berasal dari timur dan trend-nya menjalar ke barat. Pertanyaan saya, itukah yang dinamakan sebuah budaya dari timur? Sebagian orang mendikotomi dengan sangat tajam budaya timur dan barat. Sebagian yang lain berpedoman pada prinsip globalisasi dan interrelasi diantara keduanya.


Saya berargumen yang kedua. Ada interrelasi budaya antara timur dan barat. Melihat sisi historis, aku menolak jikalau budaya pop semacam itu berasal dari timur. Fenomena boyband dan girlband bukan tanda-tanda globalisasi dua arah. Asia tidak mempunyai sejarah peristiwa rok mini menari di atas panggung. Boyband sama saja, pria menari-nari semacam itu begitu rapuh, tidak mempromosikan nilai kultur dan filosofisnya di masa kemudian sama sekali. Girldband dan boyband sebagai globalisasi dua arah yaitu peristiwa budaya.


 Terasa menyakitkan saat mendengar tarian energik yang dibawakan oleh wanita Tragedi Budaya


Boyband dan girlband yaitu peristiwa budaya. Laki-laki feminin ramah kosmetik menari-nari di atas panggung. Perempuan skizofrenik mengakibatkan badan mulusnya untuk konsumsi publik. Gerakan energik berselera rendah dipertontonkan kepada publik. Inilah pertunjukan budaya kapitalistik untuk kaum muda yang nihil nilai-nilai heroik. Masyarakat kita tanpa sadar sedang sakit. Gejalanya terlihat terang di televisi, panggung-panggung seni, baliho dan spanduk-spanduk di pinggir jalan. Sangat terang dan sama sekali tak kasat mata. Sayangnya, sedikit sekali orang yang melihat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tragedi Budaya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel