-->

iklan banner

Rockwool Sebagai Media Tanam Hidroponik

Kali ini kita akan bahas mengenai salah satu media tanam yang sedang hot-hotnya, yaitu rockwool. Rockwool merupakan salah satu mineral fiber atau mineral wool yang sering dipakai sebagai media tanam hidroponik. Rockwool berasal dari watu (umumnya watu kapur, basalt atau watu bara), kaca, atau keramik yang dilelehkan dengan suhu tinggi lalu ‘dipintal’ membentuk serat-serat menyerupai mirip menciptakan gula kapas arum manis. Setelah serat dingin, mineral wool ini dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Selain sebagai media tanam, rockwool juga umum dipakai sebagai materi insulasi termal (isolasi panas atau penghambat panas), semprotan kebakaran (penyerap api/ fireproofing) dan penyerap atau peredam bunyi (soundproofing).


Kali ini kita akan bahas mengenai salah satu  Rockwool  sebagai Media Tanam Hidroponik


Peran Rockwool dalam Hidroponik


Sebagai media tanam, rockwool mempunyai kemampuan  menahan air dan udara (oksigen untuk aerasi) dalam jumlah besar yang sangat diharapkan untuk pertumbuhan akar dan perembesan nutrisi pada metode hidroponik. Struktur serat alami yang dimiliki rockwool juga sangat baik untuk menopang batang dan akar tumbuhan sehingga sanggup tegak dengan stabil. Kemampuan rockwool tersebut menciptakan materi ini cocok dipakai sebagai media tumbuhan semenjak tahap persemaian hingga proses produksi/panen.


Kali ini kita akan bahas mengenai salah satu  Rockwool  sebagai Media Tanam Hidroponik


Namun perlu diperhatikan dengan hati-hati bahwa kadar asam (pH) alami rockwool sangat tinggi (basa) alasannya yaitu kandungan alkali dalam seratnya (pada kisaran pH 8). Hal tersebut menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan kisaran pH tumbuhan (5,5 – 6,5). Oleh alasannya yaitu itu diharapkan pengkodisian terlebih dahulu sebelum menggunakannya sebagai media tanam. Pemberian pupuk yang bersifat asam menyerupai pupuk urea, pupuk ammonium sulfat, pupuk KCl, atau pupuk AB mix bisa membantu mengatasi permasalah ini.


Perbandingan Media Rockwool dan Cocopeat


Selain rockwool, cocopeat juga dipakai sebagai media tanam hidroponik. Cocopeat terbuat dari sabut kelapa yang diolah menjadi sekam kelapa. Berbeda dengan rockwool yang terbuat dari bahan-bahan anorganik menyerupai kaca, watu atau keramik, cocopeat merupakan media tanam organik sehingga lebih ramah lingkungan. Kadar pH cocopeat lebih rendah dibanding rockwool yaitu berkisar 5-6,8 sehingga menyesuaikan dengan kebutuhan pH tumbuhan dan tidak perlu diberi perlakuan asam sebelum digunakan.


Harga cocopeat lebih murah dibandingkan rockwool jadi bisa menghemat pengeluaran Anda. Rockwool dan cocopeat sama-sama memiiki kemampuan menyerap air yang sangat baik sehingga cocok sebagai media tanam hidroponik. Namun serat-serat rockwool mempunyai kemampuan menyerap air lebih besar dari cocopeat. Sebagai media tanam, penggunaan cocopeat seringkali dicampur dengan sekam bakar untuk meningkatkan daya aerasi cocopeat, dimana hal ini tak perlu dilakukan jikalau memakai rockwool.


Kali ini kita akan bahas mengenai salah satu  Rockwool  sebagai Media Tanam Hidroponik


Rockwool dan cocopeat umumnya dijual dalam keadaan steril. Namun pada cocopeat masih perlu ditambahkan disinfektan untuk mencegah timbulnya jamur. Jamur Trichoderma sp sering terdapat secara alami pada cocopeat dan dalam jumlah tertentu sanggup bersimbosis dengan akar tumbuhan sebagai pelindung antagonis jamur Phytophthora sp.  Namun, jamur Trichoderma sp ini sanggup tumbuh dengan cepat dan memenuhi seluruh permukaan media tanam dengan muncul flek-flek warna hijau. Keadaan ini tentu merugikan tumbuhan sehingga jikalau memakai cocopeat harus disterilisasi kembali. Hal ini tidak perlu dilakukan jikalau Anda memakai rockwool. Cocopeat  juga mengandung sisa-sisa garam yang tinggi sehingga perlu dicuci berkali-kali hingga bersih.


Dalam penggunaan pupuk hidroponik menyerupai pupuk AB mix yang berbentuk cair, penggunaan rockwool sebagai media tanam lebih optimal dibandingkan cocopeat. Kemampuan daya serap rockwool yang besar sehingga tidak perlu memakai pupuk AB mix yang fast release (terlepas cepat) ini dalam jumlah banyak (menghemat penggunaan pupuk).  Sebenarnya Anda tetap sanggup memakai pupuk AB mix pada media cocopeat, hanya saja jumlah pupuk yang ditahan cocopeat lebih sedikit daripada rockwool, alasannya yaitu pori-pori cocopeat lebih besar dibanding rockwool sehingga pemberian pupuk perlu dilakukan berkali-kali. Jadi, penggunaan pupuk slow release sperti zeolite atau dekastar lebih dianjurkan dalam media cocopeat ini.


Harga Rockwool


Anda sanggup membeli rockwool di toko pertanian atau di toko online. Satu slab rockwool (ukuran 100 cm x 15 cm x 7,5 cm) umumnya dijual dengan harga Rp.55.000,- hingga Rp.70.000.-. Harga akan lebih murah jikalau Anda membeli 1 pack rockwool (1 pack biasanya berisi 16 slab rockwool).


Selain ukuran rockwool, harga rockwool berbeda-beda berdasarkan kerapatan bahannya (density). Kerapatan 60 kg / m3 (ukuran 120 cm x 60 cm x 5 cm per slab) umum dijual pada kisaran harga Rp.35.000 – Rp.45.000, kerapatan 80 kg / m3 seharga Rp.45.000 – Rp.55.000, sedangkan kerapatan 100 kg/m3 dijual dengan kisaran harga Rp. 55.000 hingga Rp. 65.000. Harga- harga tersebut sanggup berubah sewaktu-waktu mengikuti harga pasar.


Kami juga menjual rockwool, dan aneka perlengkapan hidroponik lainnya.



Sumber https://bibitbunga.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rockwool Sebagai Media Tanam Hidroponik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel