-->

iklan banner

Logika Real Madrid

Tidak ada satu pun klub bola di dunia ini yang lebih heboh dalam belanja pemain ketimbang  Logika Real MadridTidak ada satu pun klub bola di dunia ini yang lebih heboh dalam belanja pemain ketimbang Real Madrid. Malam tadi, Madrid memang pulang dengan kepala tertunduk sehabis mengalah 2-1 dalam tabrak bergengsi bertajuk ‘El Classico’ melawan Barcelona. Namun meskipun kalah, Madrid tetap lebih heboh. Mengapa?


Pada 1 September 2013, perhatian penggemar sepakbola seluruh dunia tertuju pada satu nama, Gareth Bale. Apalagi kalau bukan soal komitmen transfer asing yang dilakukan Madrid untuk menggaet bintang muda Totenham Hotspur itu. Nilai transfer Bale dilaporkan klubnya sebesar Rp.1,47 triliun. Zinedine Zidane, yang sekarang menjabat tangan kanan instruktur Madrid mengonfirmasi pembelian timnya tersebut secara analogis, “dahulu transfer saya ke sini dianggap terlalu mahal, begitu pula Bale”, demikian ibarat dilansir The Telegraph. Zidane memang pernah memacahkan rekor transfer Madrid sehabis dirinya dibeli dari Juventus senilai Rp. 1 triliun.


Bale mungkin bintang lapangan yang tengah melejit. Ia juga mungkin mempunyai nama yang menjual dipasaran. Tentunya, hal ini diharapkan bagi sebuah klub yang terlanjur dijuluki sebagai ‘Los Galacticos’, alias tim galaksi atau tim raksasa dengan bintang-bintang. Tetapi, Rp. 1,47 triliun hanya untuk satu orang?


Belakangan, saya  mulai memperhatikan tingkah laris tim yang satu ini. Pembelian mahal besar-besaran sejumlah pemain bintang yang dilakukannya tiap tahun, mulai mengusik pikiran saya. Apa logika dibalik ini semua? Apa logika Real Madrid?


Bagi saya, harga Bale terang tidak ekonomis. Klub sepak bola manapun tidak akan mau membayar kalau tidak mengharapkan keuntungan yang besar dari kontrak tersebut. Bale memang pemain bagus, tetapi secara tidak eksklusif , masyarakatlah yang menilai Bale.


Masih menjadi pertanyaan besar kita, mengapa kita menunjukkan nilai yang lebih tinggi kepada satu insan dibanding insan lainnya? Atlet hebat dan berbakat, apalagi masih muda memang anggun dalam bidang olah raga. Tetapi mengapa mereka mempunyai penghasilan yang jauh lebih besar ketimbang orang-orang yang besar lengan berkuasa secara eksklusif bagi kesejahteraan hidup kita? contohnya guru atau dokter?


Ketika saya memilah-milah naskah yang ditulis oleh Ed Conway, seorang jurnalis ekonomi, saya menemukan sebuah kutipan menarik yang ditulis Eugene von Bohm, yang mungkin dapat membantu kita menjawab pertanyaan besar ini. Kutipannya sebagai berikut: “orang mengambil keputusan ekonomi beradasarkan margin, bukan pandangan terhadap citra besar”.


Von Bohm yakni hebat ekonomi Austria. Kutipan tersebut tentu tidak memberi balasan pasti, tetapi setidaknya menyediakan kerangka berpikir bagi kita untuk menjawabnya. Margin merupakan sikap mudah yang menekankan pada nilai. Orang hanya melaksanakan sesuatu selama sesuatu itu mempunyai nilai untuk dirinya. Ada saatnya kita menentukan tidur lebih usang ketimbang berangkat kerja lebih awal, selama kita mempunyai nilai.


Bale berusia 24 tahun, usia yang dalam sepak bola hampir memasuki masa keemasan. Barangkali atas alasan inilah Madrid mengontraknya selama 6 tahun. Di dunia ini tidak ada pemain yang sama ibarat Bale, dalam arti sebagai sasaran spekulasi investasi. Kita mungkin dapat menganggap Ibrahimovic hebat, Messi hebat, dan Ronaldo hebat. Tapi kita tidak menemukan spekulasi nilai investasi yang sesuai untuknya. Bale hanya satu.


Sejauh ini, kita mencoba untuk memahami perjuangan Madrid mempertahankan ‘nama’ dibalik namanya. Dengan pembelian Bale, setidaknya untuk beberapa tahun kedepan, kita masih akan mengenal Real Madrid sebagai “Los Galacticos”. Orang-orang akan tetap rela membayar produk-produk yang berafiliasi dengan Madrid.


Bagaimana kalau Bale dirundung cidera, sampai jarang main dan gagal bersinar, kemudian Real Madrid puasa gelar? Resiko ini memang kecil, tetapi balasan yang paling sempurna yakni “itu resiko investor!”



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Logika Real Madrid"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel