Pengertian Pranata Sosial Fungsi Dan Contoh
Artikel Tentang "Pranata sosial" ini sebagai materi untuk perhiasan pengatahuan bagi kita semua, bahwa pranata sosial atau yang lebih kita kenal dengan forum sosial atau institusi sangat berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga masyarakat sanggup saling berafiliasi satu sama lain dengan didampingi forum sosial. Untuk Lebih terperinci perihal pengertian, fungsi dan bentuk bentuknya sanggup dilihat dalam artikel dibawah ini :
Pengertian Pranata Sosial
Banyak para jago sosiologi yang memperlihatkan pengertian perihal pranta sosial atau forum sosial. Di antarnya yakni Robert Melver dan C.H. Page (Soekanto, 1984), mengartikan pranata sosial yakni forum sosial sebagai proedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar insan yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Leopold Von Wiese dan Becker (Soekanto; 1984), forum sosial yakni jaringan proses hubungan antar insan dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.
Sedangkan W.G. Sumner (Soekanto, 1984), melihat forum dari sudut pandang kebudayaan. Pranata sosial yakni forum sosial yang merupakan perbuatan, cita- cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang memiliki perilaku infinit serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Pengertian ini juga sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (1980), dimana forum sosial yakni suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada acara untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia
Fungsi Pranata Sosial
Pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, intinya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan anutan pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laris atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian social (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laris anggota-anggotanya.
Fungsi-fungsinya di atas menyatakan bahwa betapa pentingnya keberadaan pranata sosial bagi masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, apabila Anda hendak mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu, maka harus pula diperhatikan secara teliti lembagalembaga kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan.
Jenis-Jenis Pranata Sosial dan Contohnya
Beragamnya acara insan dalam hidup bermasyarakat membawa konsekuensi terhadap beragamnya bentuk dan jenis pranatanya sosial yang mengaturnya. Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 1984), pranata sosial sanggup diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:
1. Crescive institutions dan enacted institutions. merupakan pembagian terstruktur mengenai pranata social menurut perkembangannya. Crescive institutions disebut juga pranata sosial primer, merupakan forum yang secara tak disengaja tumbuh dari budbahasa istiadat masyarakat. Contohnya: hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya. Sedangkan enacted institutions yakni pranata sosial yang dengan segaja dibuat untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya: forum utang piutang, forum perdagangan, dan lembaga-lembaga pendidikan, yang kesemuanya berakar pada kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut lalu disistematisasi dan diatur untuk lalu dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang disahkan oleh negara.
2. Basic institutions dan subsidiary institutions. Pranata sosial tipe ini merupakan pengklasifikasian menurut nilai-nilai yang diterima masyarakat. Lahirnya pranata sosial ini (Basic institutions) alasannya yakni dipandang sebagai forum sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, keluarga, sekolah-sekolah, negara dan lain sebagainya dianggap sebagai basic institutions yang pokok. Sebaliknya subsidiary institutins dipandang relatif kurang penting dan lahir sebagai pranata sosial untuk melengkapi acara kebutuhan pokok. Misalnya: Kegiatan-kegiatan untuk rekreasi. Ukuran untuk memilih suatu forum sosial penting atau tidak/kurang penting, bergantung kepada evaluasi masyarakat. Misalnya: pada masyarakat pedesaan memandang penting pranata sosial yang mengatur pengairan sawah (mata pencaharian), sedangkan masyarakat kota memandang penting pranata sosial yang mengatur ketersediaan ir untuk kebutuhan sehari-hari (kebutuhan pokok).
3. Approved atau social sanctioned institutions dan unsanctioned institutions. Kedua tipe pranata sosial ini merupakan pengkalsifikasian menurut penerimaan masyarakat terhadap pranata sosial. Approved atau social sanctioned institutions yakni lembaga-lembaga sosial yang diterima masyarakat, seperti: sekolah, perusahaan dagang, dan lain-lain. Sebaliknya unsanctioned institutions yakni forum sosial yang ditolak keberadaannya oleh masyarakat, walau kadang kala masyarakat itu sendiri tiak berhasil memberantasnya. Misalnya, kelompok penjahat, perampok, pemeras, pencoleng, dan lainlain.
4. General institutions dan restricted institutions Kedua pranata sosial ini merupakan hasil pengklasifikasian menurut pada penyebarannya. Misalnya: pranata agama yakni suatu general institutions, alasannya yakni hampir dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Sedangkan pranata agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan lainnya, merupakan restricted instiutions alasannya yakni dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia. Misalnya, agama Islam banyak dianut oleh masyarakat di negara Arab Saudi, Indonesia, dan Malaysia, sedangkan di Eropa secara umum dikuasai pemeluk agama Kristen.
5. Operative institutions dan regulative institutions. Pranata sosial ini merupakan pengklasifikasian menurut fungsinya bagi masyarakat. Operative institutions yakni pranata sosial yang berfungsi sebagai forum yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan forum yang bersangkutan, seperti: forum industri. Sedangkan regulative institutions yakni pranata sosial yang bertujuan untuk mengawasi budbahasa istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bab mutlak forum itu sendiri. Contoh: kejaksaan dan pengadilan. Klasifikasi lembaga-lembaga sosial tersebut memperlihatkan bahwa di dalam setiap masyarakat akan dijumpai bermacam-macam forum sosial. Setiap masyarakat memiliki sistem nilai ang memilih forum sosial manakah yang dianggap sebagai sentra dan yang lalu dianggap berada di atas lembaga-lembaga sosial lainnya. Sumber http://indonetedu.blogspot.com
Pengertian Pranata Sosial
Banyak para jago sosiologi yang memperlihatkan pengertian perihal pranta sosial atau forum sosial. Di antarnya yakni Robert Melver dan C.H. Page (Soekanto, 1984), mengartikan pranata sosial yakni forum sosial sebagai proedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar insan yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Leopold Von Wiese dan Becker (Soekanto; 1984), forum sosial yakni jaringan proses hubungan antar insan dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.
Sedangkan W.G. Sumner (Soekanto, 1984), melihat forum dari sudut pandang kebudayaan. Pranata sosial yakni forum sosial yang merupakan perbuatan, cita- cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang memiliki perilaku infinit serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Pengertian ini juga sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (1980), dimana forum sosial yakni suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada acara untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia
Fungsi Pranata Sosial
Pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, intinya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan anutan pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laris atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian social (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laris anggota-anggotanya.
Fungsi-fungsinya di atas menyatakan bahwa betapa pentingnya keberadaan pranata sosial bagi masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, apabila Anda hendak mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu, maka harus pula diperhatikan secara teliti lembagalembaga kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan.
Jenis-Jenis Pranata Sosial dan Contohnya
Beragamnya acara insan dalam hidup bermasyarakat membawa konsekuensi terhadap beragamnya bentuk dan jenis pranatanya sosial yang mengaturnya. Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 1984), pranata sosial sanggup diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:
1. Crescive institutions dan enacted institutions. merupakan pembagian terstruktur mengenai pranata social menurut perkembangannya. Crescive institutions disebut juga pranata sosial primer, merupakan forum yang secara tak disengaja tumbuh dari budbahasa istiadat masyarakat. Contohnya: hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya. Sedangkan enacted institutions yakni pranata sosial yang dengan segaja dibuat untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya: forum utang piutang, forum perdagangan, dan lembaga-lembaga pendidikan, yang kesemuanya berakar pada kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut lalu disistematisasi dan diatur untuk lalu dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang disahkan oleh negara.
2. Basic institutions dan subsidiary institutions. Pranata sosial tipe ini merupakan pengklasifikasian menurut nilai-nilai yang diterima masyarakat. Lahirnya pranata sosial ini (Basic institutions) alasannya yakni dipandang sebagai forum sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, keluarga, sekolah-sekolah, negara dan lain sebagainya dianggap sebagai basic institutions yang pokok. Sebaliknya subsidiary institutins dipandang relatif kurang penting dan lahir sebagai pranata sosial untuk melengkapi acara kebutuhan pokok. Misalnya: Kegiatan-kegiatan untuk rekreasi. Ukuran untuk memilih suatu forum sosial penting atau tidak/kurang penting, bergantung kepada evaluasi masyarakat. Misalnya: pada masyarakat pedesaan memandang penting pranata sosial yang mengatur pengairan sawah (mata pencaharian), sedangkan masyarakat kota memandang penting pranata sosial yang mengatur ketersediaan ir untuk kebutuhan sehari-hari (kebutuhan pokok).
3. Approved atau social sanctioned institutions dan unsanctioned institutions. Kedua tipe pranata sosial ini merupakan pengkalsifikasian menurut penerimaan masyarakat terhadap pranata sosial. Approved atau social sanctioned institutions yakni lembaga-lembaga sosial yang diterima masyarakat, seperti: sekolah, perusahaan dagang, dan lain-lain. Sebaliknya unsanctioned institutions yakni forum sosial yang ditolak keberadaannya oleh masyarakat, walau kadang kala masyarakat itu sendiri tiak berhasil memberantasnya. Misalnya, kelompok penjahat, perampok, pemeras, pencoleng, dan lainlain.
4. General institutions dan restricted institutions Kedua pranata sosial ini merupakan hasil pengklasifikasian menurut pada penyebarannya. Misalnya: pranata agama yakni suatu general institutions, alasannya yakni hampir dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Sedangkan pranata agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan lainnya, merupakan restricted instiutions alasannya yakni dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia. Misalnya, agama Islam banyak dianut oleh masyarakat di negara Arab Saudi, Indonesia, dan Malaysia, sedangkan di Eropa secara umum dikuasai pemeluk agama Kristen.
5. Operative institutions dan regulative institutions. Pranata sosial ini merupakan pengklasifikasian menurut fungsinya bagi masyarakat. Operative institutions yakni pranata sosial yang berfungsi sebagai forum yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan forum yang bersangkutan, seperti: forum industri. Sedangkan regulative institutions yakni pranata sosial yang bertujuan untuk mengawasi budbahasa istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bab mutlak forum itu sendiri. Contoh: kejaksaan dan pengadilan. Klasifikasi lembaga-lembaga sosial tersebut memperlihatkan bahwa di dalam setiap masyarakat akan dijumpai bermacam-macam forum sosial. Setiap masyarakat memiliki sistem nilai ang memilih forum sosial manakah yang dianggap sebagai sentra dan yang lalu dianggap berada di atas lembaga-lembaga sosial lainnya. Sumber http://indonetedu.blogspot.com
0 Response to "Pengertian Pranata Sosial Fungsi Dan Contoh"
Posting Komentar