-->

iklan banner

Kebudayaan Suku Toraja - Suku Orisinil Indonesia

Kebudayaan Suku Toraja - suku toraja merupakan suku yang tinggal di tempat pegunungan di penggalan utara sulawesi selatan, negara Indonesia. Populasi suku toraja sampai ketika ini diperkirakan sekitar 1.000.000 jiwa dan sebagian diantara suku toraja tinggal di kabupaten tana toraja, kabupaten toraja utara, dan kabupaten mamasa.
Kebanyakan suku toraja memeluk agama kristen, dan sebagian lainnya menganut agama Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal juga Aluk To Dolo. Kepercayaan ini diakui oleh pemerintah sebagai penggalan dari agama Hindu Dharma.

Kebudayaan Suku Toraja
  1. Tongkonan
  2. Ukiran Kayu
  3. Upacara Pemakaman
  4. Musik Dan Tarian
  5. Bahasa



Tongkonan


Tongkonan ialah salahsatu rumah tradisional toraja yang bangun diatas tumpukan kayu dan dihiasi dengan gesekan berwarna merah, hitam dan juga kuning. Kata 'tongkonan' berasal dari bahasa toraja tongkon yang mempnyai arti duduk.
Tongkonan mempunyai 3 jenis, yaitu :
Tongkonan layuk ialah tempat kekuasaan tertinggi, yang dipakai sebagai sentra tempat pemerintahan.
Tongkonan pekamberan ialah milik anggota keluarga yang mempunyai wewenang tertentu dalam etika dan tradisi lokal.
tongkonan kerikil ialah tempat tinggal anggota keluarga biasa.

Ukiran Kayu

Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak mempunyai sistem tulisan. Untuk menandakan konsep keagamaan dan sosial, suku Toraja menciptakan gesekan kayu dan menyebutnya Pa'ssura yang artinya tulisan. Oleh alasannya ialah itu gesekan kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.

Upacara Pemakaman

Masyarakat suku toraja juga populer dengan budaya pemakamannya yang super mahal, semakin kaya seseorang maka pemakamannya pun akan semakin mahal. Tidak semua orang dari suku toraja mengadakan upacara ini, upacara ini hanya berhak digelar oleh keluarga dari bangsawan.
Tempat prosesi pemakamannya disebut dengan rante.
Cara pemakaman suku toraja ada tiga yaitu : Peti mati yang disimpan dalam gua, dimakam kerikil berukir atau digantung di tebing.

Musik Dan Tarian

Suku Toraja melaksanakan tarian dalam beberapa acara, kebanyakan dalam upacara penguburan. Mereka menari untuk menunjukkan rasa murung cita, dan untuk menghormati sekaligus menyemangati arwah almarhum lantaran sang arwah akan menjalani perjalanan panjang menuju akhirat. Pertama-tama, sekelompok laki-laki membentuk bulat dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum (ritual terseebut disebut Ma'badong). Ritual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakaman. Pada hari kedua pemakaman, tarian prajurit Ma'randing ditampilkan untuk memuji keberanian almarhum semasa hidupnya. Beberapa orang laki-laki melaksanakan tarian dengan pedang, prisai besar dari kulit kerbau, helm tanduk kerbau, dan banyak sekali ornamen lainnya. Tarian Ma'randing mengawali prosesi ketika mayat dibawa dari lumbung padi menuju rante, tempat upacara pemakaman. Selama upacara, para wanita remaja melaksanakan tarian Ma'katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu. Tarian Ma'akatia bertujuan untuk mengingatkan hadirin pada kemurahan hati dan kesetiaan almarhum. Setelah penyembelihan kerbau dan babi, sekelompok anak lelaki dan wanita bertepuk tangan sambil melaksanakan tarian ceria yang disebut Ma'dondan.
Tarian Manganda' ditampilkan pada ritual Ma'Bua'.
Seperti di masyarakat agraris lainnya, suku Toraja bernyanyi dan menari selama demam isu panen. Tarian Ma'bugi dilakukan untuk merayakan Hari Pengucapan Syukur dan tarian Ma'gandangi ditampilkan ketika suku Toraja sedang menumbuk beras Ada beberapa tarian perang, contohnya tarian Manimbong yang dilakukan oleh laki-laki dan lalu diikuti oleh tarian Ma'dandan oleh perempuan. Agama Aluk mengatur kapan dan bagaimana suku Toraja menari. Sebuah tarian yang disebut Ma'bua hanya dapat dilakukan 12 tahun sekali. Ma'bua ialah upacara Toraja yang penting ketika pemuka agama mengenakan kepala kerbau dan menari di sekeliling pohon suci.
Alat musik tradisional Toraja ialah suling bambu yang disebut Pa'suling. Suling berlubang enam ini dimainkan pada banyak tarian, ibarat pada tarian Ma'bondensan, ketika alat ini dimainkan bersama sekelompok laki-laki yang menari dengan tidak berbaju dan berkuku jari panjang. Suku Toraja juga mempunyai alat musik lainnya, contohnya Pa'pelle yang dibentuk dari daun palem dan dimainkan pada waktu panen dan ketika upacara pembukaan rumah.

Bahasa

Dialek bahasa yang utama ialah sa'dan toraja.
Toraja juga memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan resmi yang sering dipakai oleh masyarakat, namun bahasa torajapun masih mereka lestarikan.
Ragam bahasa tana toraja antara lain kalumpang, mamase, Tae', Toala, Talondo, dan Toraja-sa'dan termasuk kedalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia.
Penyebab keragaman bahasa toraja disebabkoan oleh adanya pegaruh dari proses transmigrasi yang dilakukan pada masa penjajahan.

Sekian artikel kali ini yang membahas wacana Kebudayaan Suku Toraja - Suku Asli Indonesia salahsatu kebudayaan yang ada di Indonesia, kita harus lestarikan tentunya dan artikel ini juga dapat Anda jadikan sebagai materi untuk makalah kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu suku toraja.
Sumber http://indonetedu.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kebudayaan Suku Toraja - Suku Orisinil Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel