Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial
Bagaimanakah konflik itu sanggup terjadi? Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial apa saja yang sanggup memicu munculnya konflik dalam masyarakat? Banyak orang beropini bahwa konflik terjadi lantaran adanya perebutan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Adapula yang beropini bahwa konflik muncul lantaran adanya ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat, terutama antara kelas atas dan kelas bawah.
1. Perbedaan Antarperorangan
Perbedaan ini sanggup berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa insan ialah individu yang unik atau istimewa, lantaran tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang sanggup menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, alasannya dalam menjalani sebuah contoh interaksi sosial, mustahil seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain. Misalnya dalam suatu diskusi kelas, kau bersama kelompokmu kebetulan sebagai penyaji makalah. Pada satu kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan jalannya diskusi dengan menanyakan hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu dibahas dalam diskusi tersebut. Kamu yang bertindak selaku moderator melaksanakan interupsi dan mencoba meluruskan pertanyaan untuk kembali ke permasalahan pokok. Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan. Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menjadikan perasaan amarah dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan memengaruhi contoh anutan dan tingkah laris perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, lantaran kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran yang digunakan oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang digunakan oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menjadikan terjadinya konflik sosial. Contohnya seseorang yang dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang bersifat individualis dihadapkan pada pergaulan kelompok yang bersifat sosial. Dia akan mengalami kesulitan apabila suatu ketika ia ditunjuk selaku pembuat kebijakan kelompok. Ada kecenderungan ia akan melaksanakan pemaksaan kehendak sehingga kebijakan yang diambil hanya menguntungkan satu pihak saja. Kebijakan
semacam ini akan di perihal oleh kelompok besar dan yang niscaya kebijakan tersebut tidak akan diterima sebagai akad bersama. Padahal dalam kelompok harus mengedepankan kepentingan bersama. Di sinilah letak timbulnya kontradiksi yang disebabkan perbedaan kebudayaan.
Contoh lainnya ialah seseorang yang berasal dari etnis A yang mempunyai kebudayaan A, pindah ke wilayah B dengan kebudayaan B. Jika orang tersebut tetap membawa kebudayaan asal dengan konservatif, tentu saja ia tidak akan diterima dengan baik di wilayah barunya. Dengan kata lain meskipun orang tersebut mempunyai efek yang kuat, alangkah lebih baik bila tetap melaksanakan pembiasaan terhadap kebudayaan daerah tinggalnya yang baru.
3. Bentrokan Kepentingan
Bentrokan kepentingan sanggup terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini lantaran setiap individu mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain. Misalnya kebijakan mengirimkan pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti kontes ‘Ratu Sejagat’ atau ‘Miss Universe’. Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, lantaran dipandang sebagai kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan. Di sisi lain kaum agamis menolak pengiriman itu lantaran dipandang bertentangan dengan norma atau sopan santun ketimuran (bangsa Indonesia). Bangsa Indonesia yang selama ini dianggap sebagai suatu bangsa yang menjunjung tinggi budaya timur yang santun, justru merelakan wakilnya untuk mengikuti kontes yang ternyata di dalamnya ada salah satu persyaratan yang mengharuskan untuk berfoto memakai swim suit (pakaian untuk berenang).
4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam Masyarakat
Perubahan tersebut sanggup menimbulkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan menciptakan keguncangan proses-proses sosial di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan lantaran dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada. Sebenarnya perubahan ialah sesuatu yang masuk akal terjadi, namun bila terjadinya secara cepat akan menimbulkan gejolak sosial, lantaran adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat, yang pada karenanya akan menimbulkan terjadinya konflik sosial. Contohnya kenaikan BBM, termasuk perubahan yang begitu cepat. Masyarakat banyak yang kurang siap dan kemudian menjadikan agresi penolakan terhadap perubahan tersebut.
Artikel Tentang Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial
Sumber : Sos11, Bodet Wrahatnala Sumber http://indonetedu.blogspot.com
Faktor-Faktor Penyebab Adanya Konflik Sosial
Selain itu juga lantaran adanya perbedaan-perbedaan kepentingan, kebutuhan, dan tujuan dari masing-masing anggota masyarakat. Sementara itu, Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebab-sebab terjadinya konflik antara lain sebagai berikut.1. Perbedaan Antarperorangan
Perbedaan ini sanggup berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa insan ialah individu yang unik atau istimewa, lantaran tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang sanggup menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, alasannya dalam menjalani sebuah contoh interaksi sosial, mustahil seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain. Misalnya dalam suatu diskusi kelas, kau bersama kelompokmu kebetulan sebagai penyaji makalah. Pada satu kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan jalannya diskusi dengan menanyakan hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu dibahas dalam diskusi tersebut. Kamu yang bertindak selaku moderator melaksanakan interupsi dan mencoba meluruskan pertanyaan untuk kembali ke permasalahan pokok. Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan. Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menjadikan perasaan amarah dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan memengaruhi contoh anutan dan tingkah laris perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, lantaran kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran yang digunakan oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang digunakan oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menjadikan terjadinya konflik sosial. Contohnya seseorang yang dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang bersifat individualis dihadapkan pada pergaulan kelompok yang bersifat sosial. Dia akan mengalami kesulitan apabila suatu ketika ia ditunjuk selaku pembuat kebijakan kelompok. Ada kecenderungan ia akan melaksanakan pemaksaan kehendak sehingga kebijakan yang diambil hanya menguntungkan satu pihak saja. Kebijakan
semacam ini akan di perihal oleh kelompok besar dan yang niscaya kebijakan tersebut tidak akan diterima sebagai akad bersama. Padahal dalam kelompok harus mengedepankan kepentingan bersama. Di sinilah letak timbulnya kontradiksi yang disebabkan perbedaan kebudayaan.
Contoh lainnya ialah seseorang yang berasal dari etnis A yang mempunyai kebudayaan A, pindah ke wilayah B dengan kebudayaan B. Jika orang tersebut tetap membawa kebudayaan asal dengan konservatif, tentu saja ia tidak akan diterima dengan baik di wilayah barunya. Dengan kata lain meskipun orang tersebut mempunyai efek yang kuat, alangkah lebih baik bila tetap melaksanakan pembiasaan terhadap kebudayaan daerah tinggalnya yang baru.
3. Bentrokan Kepentingan
Bentrokan kepentingan sanggup terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini lantaran setiap individu mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain. Misalnya kebijakan mengirimkan pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti kontes ‘Ratu Sejagat’ atau ‘Miss Universe’. Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, lantaran dipandang sebagai kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan. Di sisi lain kaum agamis menolak pengiriman itu lantaran dipandang bertentangan dengan norma atau sopan santun ketimuran (bangsa Indonesia). Bangsa Indonesia yang selama ini dianggap sebagai suatu bangsa yang menjunjung tinggi budaya timur yang santun, justru merelakan wakilnya untuk mengikuti kontes yang ternyata di dalamnya ada salah satu persyaratan yang mengharuskan untuk berfoto memakai swim suit (pakaian untuk berenang).
4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam Masyarakat
Perubahan tersebut sanggup menimbulkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan menciptakan keguncangan proses-proses sosial di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan lantaran dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada. Sebenarnya perubahan ialah sesuatu yang masuk akal terjadi, namun bila terjadinya secara cepat akan menimbulkan gejolak sosial, lantaran adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat, yang pada karenanya akan menimbulkan terjadinya konflik sosial. Contohnya kenaikan BBM, termasuk perubahan yang begitu cepat. Masyarakat banyak yang kurang siap dan kemudian menjadikan agresi penolakan terhadap perubahan tersebut.
Artikel Tentang Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial
Sumber : Sos11, Bodet Wrahatnala Sumber http://indonetedu.blogspot.com
0 Response to "Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial"
Posting Komentar