-->

iklan banner

√ Kiat Sukses Dalam Perjuangan Ternak Sapi Potong

Pertumbuhan penduduk Indonesia berkembang sangat pesat, hal tersebut terbukti dengan jumlah kelahiran bayi yang setiap tahunnya mencapai 5 juta jiwa. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang semakin besar, tentunya persaingan pun juga semakin meningkat, baik di dunia bisnis maupun para pencari pekerjaan.


Untuk para pengusaha atau pelaku bisnis tentu dituntut untuk bisa sekreatif mungkin dalam hal menyebarkan usahanya, begitu juga dengan para pencari kerja, mereka harus punya skill serta attitude yang manis jikalau ingin bersaing dengan para pencari kerja lainnya.


Apalagi di tahun 2015 ini kita akan memasuki dunia pasar bebas (AFTA), apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu atau menciptakan terobosan baru, maka kita akan dilibas habis oleh negara tetangga.


Di bumi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam ini, kita masih tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-sehari. Misalkan saja dalam hal daging, kita masih bergantung pada negara tetangga menyerupai Australia dan China.


Pertanyaannya, apakah kita nggak bisa berternak sapi sendiri, sehingga harus terus-terusan impor dari negara tetangga? Bisa, tapi semangat serta dukungannya yang nggak ada. Oleh lantaran itu, di postingan kali ini akan kita bahas wacana kiat-kiat perjuangan sukses dalam bidang berternak sapi potong.


Kenapa kita harus membahas ini? Seperti yang sudah kita bahas secara singkat di atas, wacana pesatnya pertumbuhan penduduk tentu akan berbanding lurus dengan seruan pasar akan kebutuhan makan sehari-hari, termasuk juga daging.


Dan kita tahu sendiri kalau kini ini, pasar daging kita sedang dikuasai oleh Australia. Kenapa begitu? Karena, kita belum bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri, akhir kurangnya produktifitas bangsa.


Berdasarkan penelusuran yang kita lakukan, harga daging sapi dipasaran semakin tinggi, khususnya daging sapi ternak.


Dari beberapa tempat yang kita kunjungi hampir setiap petani mempunyai ternak sapi, namun sayang hanya untuk ternak mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka belum ada kesungguhan untuk melaksanakan pengembangan lebih lanjut lagi.


Hal tersebut disebabkan lantaran para petani kita masih sangat minim info wacana bagaimana cara melaksanakan ternak sapi yang baik dan benar. Sehingga, walaupun ada petani yang melaksanakan budidaya jadinya tidak sebagus dengan sapi-sapi hasil impor yang memang diperhatikan secara khusus.


Sebenarnya, para petani kita sudah melaksanakan hal semacam ini semenjak zaman dahulu kala. Oleh lantaran itu, kita harus menggali kemampuan tersebut dengan adanya pemberian dari pihak yang bersangkutan (Dinas peternakan) untuk menawarkan penyuluhan-penyuluhan kepada para petani kita. Agar negara yang kaya ini bisa untuk bangun sendiri.


Tapi, kalau menunggu adanya ulur tangan mereka kayaknya agak sedikit lama. Dan alangkah baiknya kalau kita punya kesadaran sendiri untuk berguru bagaimana cara berternak sapi yang benar untuk mendapat hasil yang maksimal. Berikut ulasannya.


1. Pemilihan jenis sapi


Dalam melaksanakan ternak sapi, pemilihan jenis sapi akan sangat kuat dengan hasil yang akan kita dapatkan nanti. Karena, tempat / tempat kita berternak tidak selamanya cocok dengan semua jenis sapi.


Misalkan saja di Provinsi Banten, secara umum semua wilayahnya bisa dijadikan sebagai tempat untuk penggemukan sapi, tapi tidak semua jenis sapi cocok untuk dibudidayakan di sana.


Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menentukan jenis sapi, diantaranya yaitu jumlah populasi sapi, pertambahan populasi setiap tahunnya, produksi, penyebaran, karkas, serta efisiensi penggunaan pakan sapi.


Jenis-jenis sapi ternak / potong yang biasanya kita jumpai di Indonesia yaitu jenis sapi lokal dan sapi impor. Dari masing-masing jenis sapi tersebut tentunya mempunyai sifat genetik yang khas. Hal tersebut bisa kita lihat dari bentuk fisik maupun laju pertumbuhannya.


Jenis sapi lokal yang biasanya dijadikan sebagai sapi potong yaitu sapi ongole, sapi peranakan ongole (PO), sapi madura dan juga sapi bali. Dan ada juga sapi aceh yang biasanya diekspor ke Pinang, Malaysia.


Dari beberapa jenis sapi lokal yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu sapi bali, sapi PO, sapi brahman serta sapi madura.


Sapi bali sendiri mempunyai bobot sekitar 300-400 kilogram serta prosentase karkas sebesar 56,9%. Kalau sapi brahman mempunyai prosentase karkas sebesar 45%.


Selain itu, sapi brahman juga mempunyai keistimewaan tersendiri, di mana ia tidak terlalu selektif dalam hal menentukan pakan, serta kebal terhadap gigitan caplak, nyamuk dan tahan terhadap cuaca panas.


2. Persyaratan sangkar sapi


Usahakan lokasi sangkar sapi berada jauh dari pemukiman warga dengan jarak minimal sekitar 20 meter dari pemukiman.


Pastikan juga bahwa lokasi sangkar bersahabat dengan lahan pertanian serta gampang diakses memakai kendaraan, baik yang roda dua maupun roda empat. Selain itu, pastikan juga sangkar tersebut mendapat sinar matahari yang cukup, guna menjaga kelembaban kandang.


3. Persiapan peralatan dan sarana


Jenis sangkar biasanya mempunyai dua tipe, yaitu bentuk ganda dan tunggal, dan biasanya diubahsuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara. Untuk penempatan sapi dalam sangkar tipe tunggal, sapi dibentuk satu baris atau sejajar.


Sedangkan untuk penempatan sapi di sangkar tipe ganda, sapi dibentuk dua jajar dengan posisi saling berhadapan ataupun bertolak belakang. Kandang tipe ganda biasanya lebih gampang dan efisien dalam proses pemberian makan (Berhadapan) dan gampang dalam proses pencucian kotoran (Bertolak belakang).


Usahakan kondisi sangkar selalu higienis dan tidak lembab, guna mencegah timbulnya aneka macam macam penyakit. Lantai sangkar bisa terbuat dari semen atau juga tanah yang dipadatkan, lantaran yang paling penting yaitu lantai tersebut gampang untuk dibersihkand dari kotoran-kotoran sapi.


Sediakan juga jerami untuk dijadikan sebagai alas, supaya sangkar menjadi lebih hangat dan menciptakan sapi semakin nyaman. Setelah memakai peralatan atau membersihkan kandang, selalu gunakan larutan desinfektan untuk mencegah jamur dan tumbuhnya penyakit.



  • Ukuran sangkar yang ideal untuk satu ekor jantan pintar balig cukup akal yaitu 1,5×2 meter atau 2,5×2 meter

  • Ukuran sangkar yang ideal untuk satu ekor betina pintar balig cukup akal yaitu 1,8×2 meter

  • Ukuran sangkar yang ideal untuk satu ekor anak sapi yaitu 1,5×1 meter


4. Pembibitan


Persyaratan yang perlu kita perhatikan dalam melaksanakan budidaya ternak sapi potong yaitu sebagai berikut:



  • Pemberian tag / tanda pada pendengaran anak sapi (pedet) guna memperjelas silsilahnya

  • Matanya harus terlihat cerah dan bersih

  • Pernafasannya tidak terganggu serta hidungnya tidak mengeluarkan lendir

  • Ketika disentuh kukunya tidak terasa panas

  • Bulu dan kulitnya higienis dan tidak terserang oleh parasit

  • Perhatikan kondisi ekor dan duburnya / pastikan tidak ada gejala mencret

  • Tidak ditemukan kerusakan pada kulit dan bulu yang rontok


5. Pemeliharaan


Sama halnya dengan manusia, sapi juga membutuhkan pakan yang sehat dan seimbang. Setiap harinya, sapi membutuhkan pakan sekitar 10% dari bobotnya, serta pakan pelengkap sekitar 1-2% dari bobot tubuhnya.


Pakan tambahannya bisa berupa dedak halus, gaplek, ampas tahu, bungkil kelapa atau bekatul yang diberikan bersamaan dengan rumput. Selain itu, jangan lupa juga untuk menambahkan larutan mineral berupa kapus atau garam dapur. Pakan sapi dengan jumlah serta dosis tertentu biasanya disebut juga dengan ransum.


Berdasarkan dari jenisnya, pakan sapi hijau dibagi menjadi 3 kategori. Yaitu, hijauan segar, hijauan kering dan hijauan silase.


Untuk jenis pakan hijauan segar biasanya berupa rerumputan, kacang-kacangan, serta tumbuhan hijau lainnya. Rumput sendiri ada beberapa jenis yang sangat manis untuk dipakai sebagai pakan, antara lain daun lamtoro, daun turi, rumput raja, rumput gajah dan lain sebagainya.


Sedangkan jenis pakan hijauan kering yaitu jenis pakan yang berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan supaya bisa tahan lama. Contohnya seperti, jerami jagung, jerami padi dan juga jerami kacang tanah yang biasanya dipakai kerika ekspresi dominan kemarau datang dikarenakan minimnya pakan hijauan segar.


Untuk jenis pakan hijauan yang ketiga yaitu pakan hijauan silase atau pakan hijauan segar yang sudah diaawetkan. Cara menciptakan pakan hijauan silase yaitu dengan cara menutup rapat pakan hijauan segar untuk selanjutnya masuk ke tahap fermentasi.


Beberapa teladan silase yang sering dilakukan oleh para petani kita yaitu silase jagung, silase rumput, silase jerami padi dan lain sebagainya.


6. Pemeliharaan sangkar sapi


Sebagai tips tambahan, kotoran sapi sebaiknya cepat dibersihkan serta segera dipindahkan ke tempat lain guna memudahkan proses fermentasi yang kira membutuhkan waktu sekitar 1-2 minggu. Pastikan kondisi sangkar tidak mempunyai cukup ruang untuk sirkulasi udara dan tidak tertutup rapat supaya kondisi sangkar tidak lembab.


Selalu sediakan air minum yang higienis untuk sapi, serta beri wadah khusus yang bisa kita letakkan di luar kandang, hal tersebut bertujuan supaya air minum tidak tumpah kemana-mana dan menciptakan sangkar tetap kering dan bersih.


Serta posisikan tempat makan dan minumnya lebih tinggi atau sejajar dengan dadanya, hal tersebut untuk menghindari supaya tempat makan dan minumnya tidak diinjak-injak.



Sumber https://carajuki.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "√ Kiat Sukses Dalam Perjuangan Ternak Sapi Potong"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel