-->

iklan banner

Manajemen Pendidikan Dan Training Bagi Organisasi


 
Tugas : Mata Kuliah Manajemen Diklat
Dosen : Drs. H. Romli Ardie, M.Pd
Disusun Oleh : Yustina Liestyastuti dan Dewi Septiani K
Prodi : Teknologi Pembelajaran Pasca Sarjana UNTIRTA
A.    PENDAHULUAN
Pendidikan dan pembinaan (Diklat) merupakan suatu proses pembelajaran dalam organisasi yang mengarah pada perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan sikap pegawai untuk memenuhi impian kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik secara internal maupun eksternal. Pada PP No 101 tahun 2000 perihal Penyelenggaraan diklat pada organisasi publik khususnya para PNS atau dikala ini disebut ASN (Aparatur Sipil Negara) bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk sanggup melakukan kiprah jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan adat pegawai sesuai dengan kebutuhan instansi;
2.      Menciptakan aparatur yang bisa berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
3.      Memantapkan sikap dan semangat dedikasi yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;
4.      Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam kiprah pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.
Menurut Schiavo-Campo & Sundaram (2000) dalam Haris Faozan (2004) bahwa diklat yang dirancang dengan baik sanggup mencapai beberapa atau semua tujuan berikut: improve efficiency (reduce unit cost); help make labor more mobile, and government personnel more flexible and adaptable; motive staff; lead to better and more responsive public service; equip government agencies with the skills and expertise they need to achieve their strategic objectives; and achieve specific personnel management objectives, such as employment equity, as well as build capacity in specific sectors.
Ketercapaian tujuan tersebut sangat tergantung pada kebijakan, strategi, dan kualitas pengelolaan kegiatan diklat. Berdasarkan hal itu, permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini yakni
“Pentingnya administrasi diklat bagi organisasi”

B.     PENGERTIAN MANAJEMEN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,    ORGANISASI
Manajemen merupakan perjuangan menggerakkan dan mengendalikan   orang-orang yang dalam organisasi supaya mereka bekerja secara optimal. Manajemen juga diartikan sebagai proses mendayagunakan orang dan sumber daya  lain untuk tujuan organisasi secara efektif dan efisien
Pendidikan dan pembinaan (Diklat) merupakan suatu proses pembelajaran dalam organisasi yang mengarah pada perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan sikap pegawai .
Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang ke dalam acara kolaborasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 
C.     MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Manajemen diklat yakni upaya yang sistematis dan terpola dalam mengoptimalkan seluruh komponen diklat guna mencapai tujuan jadwal secara efektif dan efesien. Komponen diklat terdiri dari kurikulum, sumber daya manusia, sarana/prasarana, dan biaya. Manajemen diklat yang sistematis dan terpola meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan (kontrol), dan evaluasi, terutama menyangkut perihal organisasi, program, sumber daya, dan pembiayaan. Sedangkan tujuan penyelenggaraan diklat secara umum yakni meningkatkan aparatur yang profesional.
Untuk mewujudkan aparatur yang profesional, dibutuhkan jadwal diklat yang berkualitas, yaitu jadwal diklat baik klasikal maupun non klasikal yang bisa memenuhi kebutuhan kompetensi peserta.  Kompetensi  peserta diklat merupakan kemampuan dan karakteristik aparatur yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sikap yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kiprah jabatannya.
Dalam konteks inilah, maka pemerintah memutuskan beberapa kebijakan yang tertuang dalam PP No 101 tahun 2000 perihal penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, khususnya untuk Aparatur Sipil Negara.
Berbagai kebijakan diklat aparatur yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut, semuanya diarahkan pada terwujudnya penyelenggaraan diklat yang berbasis kompetensi. Kebijakan tersebut mengatur tentang: 1)  tujuan dan target diklat, 2)  jenis dan jenjang, 3) peserta, 4) kurikulum dan metode, 4) tenaga kediklatan, 5) sarana dan prasarana, 6) penyelenggara, 7), pembiayaan, 8) pengendalian, 9) pembinaan, dan 10) ketentuan-ketentuan diklat lainnya.
Kebijakan-kebijakan tersebut dijadikan pedoman pengelolaan penyelengaraan diklat. Tahapan penyelenggaraan diklat menyerupai dijelaskan oleh Russel dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003) meliputi: 1). penilaian kebutuhan pembinaan (need assesment), yang bertujuan mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya jadwal diklat, 2) pengembangan jadwal pembinaan (development), bertujuan untuk merancang lingkungan pembinaan dan metode pembinaan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan, 3) penilaian jadwal pembinaan (evaluation) bertujuan untuk menilai apakah diklat telah mencapai tujuan yang diharapkan.
Langkah-langkah strategis dan sistematis dalam mengelola jadwal pembinaan dan diklat yakni sebagai berikut:
1.      Perencanaan diklat
Kegiatan perencanaan diklat dilakukan dengan cermat supaya tujuan diklat sanggup tercapai. Kegiatan perencanaan meliputi beberapa hal, yaitu:
a.       Identifikasi dan analisis kebutuhan diklat.
Identifikasi dan analisis kebutuhan diklat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan diklat perlu dipenuhi. Langkah awal dalam menganalisis kebutuhan diklat yaitu dengan melihat penyebab kasus dalam organisasi tersebut. Jenis analisis kebutuhan diklat sanggup berupa analisis kinerja, fungsi, pekerjaan, dan fungsi.
b.      Menguji dan menganalisis jabatan dan tugas
Menguji dan menganalisis jabatan merupakan suatu proses mendapat informasi perihal suatu jabatan untuk menyusun standar-standar tertentu.
c.       Klasifikasi dan menentukan penerima diklat
Klasifikasi penerima diklat diadaptasi dengan jabatan dan kiprah yang diemban oleh masing-masing peserta. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerima diklat yakni kuota dan sumber daya yang mendukung pelaksanaan diklat menyerupai latar belakang, pengalaman, usia, pendidikan, dan sebagainya.
d.      Merumuskan tujuan diklat
Tujuan diklat disusun berdasarkan orientasi yang diharapkan oleh organisasi pada sumber daya insan yang akan mengikuti diklat. Pada dasarnya tujuan pembinaan sanggup dibedakan menjadi tiga kategori pokok domain, yang meliputi:
1)      Cognitive domain, yakni tujuan diklat yang berkaitan dengan meningkatkan pengetahuan peserta. contohnya peningkatkan pemahaman guru terhadap kurikulum 2013
2)      Affective domain, yakni tujuan diklat yang berkaiatan dengan sikap dan tingkah laku, contohnya peningkatan motivasi dan kreatifitas guru dalam pengembangan model pembelajaran.
3)      Psychomotor domain, yakni tujuan diklat yang berkaitan dengan keterampilan penerima diklat, contohnya peningkatan keterampilan atletik bagi guru penjaskesor.
e.       Menyusun rancangan jadwal diklat
Menyusun rancangan jadwal diklat yakni menyusun kurikulum. Untuk merancang suatu kurikulum dan menyajikannya dalam suatu sajian tertentu, maka dianjurkan langkah-langkah berikut : 
1)      Menentukan dan memprioritaskan isi/muatan materi diklat.
2)      Membangun hubungan logis dan urutannya.
3)      Menentukan metoda dan media pelatihan
4)      Menentukan kebutuhan waktu.
Rancangan kurikulum tersebut kemudian disusun dalam perencanaan pelaksanaan diklat yang memuat semua aspek pelaksaaan diklat yang meliputi: penerima pembinaan dan jumlahnya, fasilitator/pelatih, daerah pelaksanaan, waktu pelaksanaan, kelengkapan pendukung, kebutuhan biaya dan sumber dana, materi pelatihan, konsumsi, akomodasi, transportasi, dokumentasi, dan kepanitiaan.
f.       Menyusun dan menyebarkan kerangka acuan
Menyusun dan menyebarkan suatu kerangka pola diklat atau Term of Reference (TOR). Pada umumnya  garis besar isi kerangka pola diklat meliputi:
1)      Latar belakang (mengapa)
2)      Tujuan diklat (untuk apa)
3)      Poko bahasan/materi diklat (Apa)
4)      Pendekatan dan metodologi diklat (bagaimana)
5)      Peserta pembinaan dan fasilitator (siapa)
6)      Waktu dan daerah pembinaan (kapan dan dimana)
7)      sumber dana dan pembiayaan (berapa)
Hal tersebut terinci dan dibukukan dalam panduan diklat yang akan diserahkan kepada semua penerima diklat.
2.      Pelaksanaan diklat
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan diklat terkait dengan event organization, yaitu pembentukan organizing commite atau struktur organisasi kepanitiaan yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan diklat sesuai dengan kiprah dan fungsinya masing-masing dan starring comitte yang bertanggungjawab penuh dikala pelaksanaan diklat. Kegiatan organizing commite meliputi memutuskan daerah penyelenggaraan dan fasilitas yang tersedia (kapasitas ruangan, daerah parker, kamar kecil, ruang tunggu, penginapan, dan fasilitas lain yang dibutuhkan) yang sanggup memperlihatkan kenyamanan penerima diklat dan menciptakan time schedule diklat termasuk pemberitahuan/ undangan kepada penerima dan fasilitator, serta mempersiapkan kelengkapan materi diklat termasuk konsumsi. Sedangkan kegiatan starring comitte meliputi penentuan pembawa acara, moderator yang sanggup mancairkan suasana, para nara sumber, jenis materi ajar, metode, dan pendukung pelaksanaan diklat lainnya. Para petugas starring comitte sebaiknya yakni orang-orang yang sudah berpengalaman dan berkualitas sehingga memperlihatkan nuansa semangat bagi penerima dan panitia dalam mencapai tujuan diklat.
3.      Tahap penilaian dan tindak lanjut
Tahap penilaian menjadi penggalan penting yang perlu dilakukan oleh penyelenggara diklat untuk mengetahui apakah diklat tersebut memiliki nilai guna yang maksimal dalam peningkatan kualitas sumber daya insan dan pengembangan organisasi.
Tahapan penilaian bertujuan untuk:
a.       Menemukan bagian-bagian mana saja dari pelaksanaan diklat yang berhasil mencapai tujuan, serta penggalan mana sajakan yang kurang atau tidak mencapai tujuan sehingga sanggup dibentuk langkah-langkah perbaikan.
b.      Memberi kesempatan kepada penerima untuk menyumbangkan pemikiran dan saran-saran serta penilaian terhadap efektifitas jadwal pembinaan yang dilaksanakan.
c.       Mengetahui sejauh mana dampak kegiatan pembinaan terutama yang berkaitan dengan terjadinya perubahan sikap dikemudian hari.
d.      Mengidentifikasi kebutuhan pembinaan untuk merancang dan merencanakan diklat selanjutnya.
Beberapa tahap penilaian yang diungkapkan oleh William Anthoni, et.al, (2002) yaitu:
a.       Reaction merupakan reaksi dari para penerima diklat. Data perihal reaksi para penerima diklat sanggup dikumpulkan dengan cara dukungan angket kuisener penyelenggaraan diklat. Data ini meliputi balasan penerima diklat mengenai fasilitas penyelenggaraan diklat baik itu tempat, makanan, pelayanan, proses pembelajaran, dan materi diklat.
b.      Learning merupakan tingkatan pencapaian proses pembelajaran penerima diklat. Pada tahap ini sanggup diketahui sejauh mana penerima diklat telah mencapai standar kelulusan baik keterampilannya maupun ketika proses pelatihan. Pengambilan data ini melalui performance test untuk mengukur tingkat kelulusan, role playing untuk mengukur proses keterampilan, dan penilaian terhadap perubahan sikap (behaviour).
c.       Result merupakan penilaian hasil melalui penyelidikan bagaimana jadwal diklat telah memegaruhi organisasi yang mengikuti diklat. Misalnya, apakah terjadi peningkatan kinerja para aparatur atau sebaliknya. Jika terjadi ketidaksesuaian antara kenyataan dengan impian diselenggarakannya diklat maka perlu dilakukan analisis penyebab kegagalan tersebut.
Setelah diperoleh data penilaian maka dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penerima diklat sesudah kegiatan pembinaan selesai. Rencana tindak lanjut seharusnya dibentuk secara spesifik dan realistis sesuai dengan tanggungjawabnya.
Penyelenggara diklat sanggup menentukan aneka macam jenis desain penilaian sesuai dengan waktu, biaya, maupun tenaga yang tersedia.  Desain tahapan penilaian sanggup dilakukan melalui post test, pre test/post test,  atau multiple pre test/multiple post test. Apapun desain yang dipilih akan mencerminkan perubahan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku penerima diklat sehingga sanggup dilakukan pengembangan dan pemberdayaan yang berkelanjutan.
Sedangkan berdasarkan Anthony, (2000:125) mekanisme penyelenggaraan  diklat sanggup digambarkan menyerupai siklus berikut ini:
Siklus tersebut menandakan bahwa sebelum pelaksanaan diklat perlu dilakukan analisis kebutuhan, pengembangan tujuan diklat, dan pengembangan kriteria evaluasinya. Hasil dari pengembangan tujuan dijadikan materi pertimbangan pemilihan jenis diklat beserta desain/metode yang dipilih. Selanjutnya  adalah pelaksanaan diklat dan pengukuran hasil yaitu dengan membandingkan dengan kriteria pengembangan pegawai yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai.
Keberhasilan penyelenggaraan diklat tidak hanya dipengaruhi dari prosedurnya saja tetapi berdasarkan Paul (1983) efektivitas diklat tergantung pada lima faktor, yaitu training policies and institutions, the education system, the existing stock of educated manpower, the personnel policies and lis system, and the administrative culture. Selain itu, strategi merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan. Strategi merupakan planning yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang sanggup dilakukan dalam penyelenggaraan diklat sanggup berupa penetapan kebijakan dan jadwal operasional dengan memperhatikan sumber daya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi.
Contoh seni administrasi yang akan diitetapkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Kemendagri dalam melakukan misinya sebagai berikut :
1.      Kemitraan,
Dilaksanakan dengan memperlihatkan peluang yang lebih besar bagi keterlibatan komponen-komponen di luar forum diklat dan di luar instansi pemerintah dalam pengembangan aneka macam jadwal kediklatan.
2.      Pengembangan Kelembagaan,
Dilaksanakan supaya lembaga-lembaga kediklatan bisa menjadi forum yang profesional dalam tataran desain organisasi, tataran sistem dan mekanisme kerjanya.
3.      Pengembangan Kapasitas Personil Diklat,
Dilaksanakan untuk meningkatkan profesionalisme forum diklat melalui upaya peningkatan profesionalisme kediklatan bagi segenap jajaran personil di forum diklat.
4.      Swadana,
Dilaksanakan dengan cara pengembangan pola pendamping yang memungkinkan lembaga-lembaga diklat dan unit-unit kerja pemerintah sanggup bekerja lebih dinamis dan kreatif. Untuk itu seni administrasi pembiayaan jadwal diklat dengan pola swadana semakin penting untuk dikembangkan.
Sedangkan berdasarkan Zaltman (1977) dalam Yayat Sudaryat menyebutkan empat seni administrasi pelatihan, yakni seni administrasi fasilitatif, reedukatif, persuasif (bujukan), dan seni administrasi paksaan.
Pengelolaan komponen diklat dan penentuan seni administrasi diklat yang sempurna termasuk kebijakannya sangat bermanfaat untuk keberlangsungan suatu organisasi alasannya yakni dengan tercapai penyelenggaraan diklat yang profesional maka diharapkan aparatur dalam organisasi memiliki kompetensi yang handal dibidangnya.
Selain itu, hal-hal yang memperlihatkan pentingnya administrasi diklat bagi suatu organisasi yakni sebagai berikut:
1.      Terukurnya peningkatan prestasi kinerja melalui perubahan pengetahuan dan keterampilan.
2.      Terukurnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang akan diperoleh.
3.      Spesifikasi tujuan pembinaan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kiprah yang ada.
4.      Adanya peningkatan yang adapat diukur di dalam pencapaian tujuan organisasi atau lembaga.

D.    PENUTUP
Pendidikan dan pembinaan  merupakan salah satu upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap aparatur dalam rangka memenuhi kinerja yang diharapkan dan memenuhi kualifikasi sumberdaya insan untuk menghadapi perubahan tuntutan kualitas baik dari internal maupun eksternal. Keputusan pentingnya penyelenggaraan diklat didasarkan pada analisis kebutuhan meliputi pengembangan karir, adanya kepentingan perbaikan kinerja pegawai yang rendah, penambahan fungsi dalam organisasi, memperkecil kesenjangan tuntutan pekerjaan dengan sumberdaya manususia yang ada. Informasi dari analisis kebutuhan mengharuskan ada dan tidaknya jadwal diklat. Apabila permasalahan terkait dengan duduk masalah aparatur maka perlu adanya penyelenggaraan diklat. Penyelenggaraan diklat akan maksimal kalau komponen diklat dikelola secara  efektif dan efesien sesuai dengan kebijakan dan seni administrasi yang tepat. Langkah-langkah dalam mengelola diklat adalah: 1) tahap perencanaan dengan menentukan jenis diklat, nara sumber (pelatih), durasi waktu, penentunan materi/kurikulum, 2) tahap pelaksanaan dan 3) tahap evaluasi. Keberhasilan administrasi diklat sangat bermanfaat bagi organisasi alasannya yakni memperlihatkan dampak positif pada peningkatan kinerja yang sesuai dengan kriteria pengembangan tujuan yang telah ditentukan.

 DAFTAR PUSTAKA

Baca Juga

Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah, 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakrta: Graha Ilmu
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR...YAYAT.../PELATIHAN.pdf
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 perihal Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
staff.uny.ac.id/system/files/...%20Rosidah..../manajemen%20diklat.pdf
William P. Antony, 2002. Human Resouces Management., A Strategic Approach,
United States Of America

Sumber http://sembilandewi.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Manajemen Pendidikan Dan Training Bagi Organisasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel