-->

iklan banner

Makalah Reaksi Terperinci Fotosintesis


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

Fotosintesis sudah bersahabat kita dengar. Pada dasarnya, fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat atau zat gula dengan memakai energi matahari. Matahari sebagai sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi. Namun tidak semua organisma bisa secara pribadi menggunakannya. Hanya golongan flora dan beberapa jenis kuman saja yang bisa menyerap energi matahari dan memanfaatkannya untuk fotosinrtesis. Melalui fotosintesis, flora menyusun zat kuliner yaitu karbohidrat (pati / gula). Karena kemampuan menyusun makanannya sendiri inilah, flora disebut organisma ototrof.

Baca Juga

1.1  TUJUAN DAN MANFAAT

1.1.1        TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya reaksi terang

1.1.2        MANFAAT
Agar mahasiswa sanggup memahami secara detail mengenai proses terjadinya reaksi terperinci beserta tahap-tahapan terjadinya.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Sejarah Fotosintesis
Fotosintesis pada hakikatnya merupakan satu-satunya prosedur masuknya energi ke dalam dunia kehidupan. Satu-satunya kekecualian terjadi pada kuman kemosintetik, yang memperoleh energi dengan mengoksidasi subtrat anorganik mirip ion besi dan sulfur terlarut dari kerak bumi, atau mengoksidasi H2S yang berasal dari acara gunung berapi. Selain itu arus panas di dasar lautan memaksakan energi ke sistem biologi dalam bentuk bahang.
Sebagaimana reaksi oksidasi penghasil energi, yaitu tempat bergantungnya semua kehidupan, fotosintesis mencakup reaksi oksidasi dan reduksi. Proses keseluruhan yaitu oksidasi air (pemindahan elektron disertai pelepasan oksigen sebagai hasil samping) dan reduksi CO­2 untuk membentuk senyawa organic, contohnya karbohidrat. Selama proses pembakaran dan respirasi, elektron dilepaskan dari senyawa karbon dan diluncurkan ke bawah (istilah energi), dan kemudian elektron tersebut dan H+ bergabung dengan penerima elektron kuat, O2, untuk menghasilkan H2O yang mantap. Dengan cara ini, fotosintesis memakai energi cahaya untuk mengangkut elektron “ke atas”, menjauhi H2O, menuju penerima elektron yang lebih lemah, CO2.
Fotosintesis mencakup reaksi reduksi dan oksidasi.Proses keseluruhan yaitu oksidasi air ( pemindahan elektron disertai pelepasan O2 sebagai hasil samping ) dan reduksi CO2 untuk membentuk senyawa organik, contohnya karbohidrat. Foto berarti cahaya dan sintesis berarti membuat. Fotosintesis merupakan proses pembentukan materi organik dari materi anorganik ( CO2, H2O, H2S ) dengan bantuan  cahaya matahari dan klorofil


                                    Energi cahaya  

         n CO2 + nH2O -------------------------->> ( CH2O ) n + n O2

                                    Klorofil     
Pada reaksi ini ( CH2O )n yaitu kependekan dari pati atau karbohidrat lain yang mempunyai rumus empiris yang sangat dekat.
Fotosintesis merupakan proses penting, lantaran :
1.      Sebagai sumber enrgi bagi semua makhluk hidup. Fotosintesis sanggup mengubah tenaga cahaya matahari ( tenaga fisik ) menjadi tenaga kimia (ATP dan NADPH2 ).
2.       Menyediakan oksigen ( O2 ) yang penting bagi organisme aerob.
3.       Kecepatan fotosintesis memilih pertumbuhan dan hasil tumbuhan.
4.      Diperlukan untuk sintesis banyak sekali senyawa organik yang dibutuhkan oleh binatang dan manusia. Fotosintesis merubah CO2 hasil respirasi menjadi karbohidrat, menghasilkan rangka karbon yang menjadi materi dasar pembentukan senyawa-senyawa organik lain.
Sebelum awal kala ke-18, para ilmuwan percaya bahwa flora memperoleh semua materi penyusunnya dari tanah. Pada tahun 1727, Stephen Hales mengemukakan bahwa sebagian kuliner flora berasal dari atmosfer, dan cahaya terlibat dalam proses ini. Pada ketika itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang pastor dan andal kimia berkebangsaan Inggris, menyinggung O2 (walaupun zat yang disebutnya sebagai ‘udara yang tidak gampang terbakar’ ini belum dikenal sebagai molekul) ketika ia menemukan bahwa flora hijau sanggup memperbarui udara yang kotor jawaban pernapasan hewan. Kemudian seorang dokter berkebangsaan Belanda, Jan Ingenhousz, memperlihatkan bahwa cahaya dibutuhkan untuk memurnikan udara tersebut. Ia menemukan bahwa flora juga ‘mengotori udara’ pada keadaan gelap. Sungguh mengherankan, kemudian ia menyarankan semoga flora dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya. Hal ini dan percobaan perintis sebelumnya pada awal tahun 1700an oleh Stephen Hales, ditelaah oleh Gest (1988).
Pada tahun 1782, Jean Senibier memperlihatkan bahwa adanya gas beracun yang dihasilkan oleh binatang dan flora pada keadaan gelap (CO2) memacu produksi ‘udara murni’ (O2) ketika ada cahaya. Kaprikornus pada ketika itu, keikutsertaan dua macam gas dalam fotosintesis telah ditunjukkan. Penelitian Lavoisier dan peneliti lainnya memperlihatkan bahwa kedua gas tersebut yaitu CO2 dan O2. Air disinggung oleh NT de Saussure ketika pada tahun 1804 ia pertama kali mengukur fotosintesis secara kuantitatif. Ia mendapatkan bahwa flora bertambah bobot keringnya selama fotosintesis dan penambahan bobot ini lebih besar daripada selisih bobot CO2 yang diserap dan bobot O2 yang dilepaskan. Ia secara benar menyatakan bahwa selisih tersebut disebabkan oleh H2O. dinyatakan juga bahwa CO2 dan O2 dipertukarkan dalam volume yang kira-kira sama selama proses fotosintesis.
Sifat produk kimia lain dari fotosintesis, yaitu materi organic, diperlihatkan oleh Julius Sachs pada tahun 1864 ketika ia mengamati pertumbuhan butir pati dalam kloroplas yang disinari. Pati tampak terbentuk hanya pada penggalan daun yang terpajang pada cahaya. Kaprikornus reaksi keseluruhan fotosintesis yaitu sebagai berikut:
nCO2  +  nH2O  +  cahaya  à  (CH2O)n  +  nO2
Pada reaksi ini (CH2O)n yaitu kependekan dari pati atau karbohidrat lain yang mempunyai rumus empiris mirip dengan itu. Pati merupakan produk fotosintesis yang paling banyak di dunia yang dibentuk oleh kloroplas.
Penemuan penting berikutnya diperoleh CB van Niel, yang pada awal tahun 1930an memperlihatkan kemiripan antara keseluruhan proses fotosintesis pada flora hijau dan pada kuman tertentu. Berbagai kuman dikenal mereduksi CO2 dengan memakai energi cahaya dan sumber elektron bukan air. Beberapa kuman tersebut memakai asam organic mirip asam asetat atau asam suksinat sebagai sumber elektron, sedangkan kuman lainnya yang diamati van Neil memakai H2S, dengan hasil samping endapan belerang. Persamaan fotosintesis pada kuman tersebut diyakini sebagai berikut:
nCO2 + 2nH2S + cahaya à (CH2O)n + nH2O + 2nS
Jika reaksi ini dibandingkan dengan reaksi di atasnya, terdapat analogi antara peranan H2S dan H2O, serta antara O2 dan belerang. Kaprikornus van Neil menyimpulkan bahwa O2 yang dilepaskan oleh flora berasal dari air, bukan dari CO2. Gagasan kesimpulan ini didukung oleh penelitian Robin Hill dan R Scarisbrick di Inggris pada simpulan tahun 1930an. Mereka memperlihatkan bahwa kloroplas dan penggalan kloroplas yang disolasi sanggup melepaskan O2 pada keadaan terperinci bila mereka diberi penerima yang sempurna bagi elektron yang diambil dari air. Garam Feri (Fe3+) tertentu merupakanpenerima elektron paling awal yang tersedia di kloroplas, dan garam tersebut direduksi menjadi bentuk fero (Fe2+). Pemisahan air yang dikendalikan cahaya (fotolisis) tanpa adanya penambatan CO2 ini kemudian dikenal sebagai reaksi Hill. Penelitian Hill dan Scarisbrick memperlihatkan bahwa keseluruhan sel tidak dibutuhkan bagi sekurangnya beberapa reaksi fotosintesis, dan bahwa pelepasan O2 pada keadaan terperinci mutlak berafiliasi dengan reduksi CO2.
Bukti yang lebih kuat bahwa pelepasan O2 berasal dari H2O diperoleh pada tahun 1941 dari hasil penelitian Samuel Ruben dan Martin Kamen. Mereka memasok ganggang hijau Chlorella dengan H2O yang mengandung ­18O, isotop oksigen yang berat dan tak-radioaktif yang sanggup dilacak dengan spectrometer massa. O2 yang dilepaskan dalam fotosintesis menjadi bertanda 18O, jadi mendukung hipotesis van Neil. Karena ganjal an teknis, penelitian Ruben tidak sanggup mengambarkan bahwa O2 semuanya berasal dari H2O, tetapi penelitian berikutnya oleh Alan Stemler dan Richard Radmer (1975) Nampak bisa membuktikannya. Karena itu persamaan fotosintesis sebelumnya diubah dengan memasukkan dua molekul H2O sebagai pereaksi.
nCO2  + 2nH2O + cahaya --kloroplas--> (CH2O)n + nO2 + nH2O.
Pada tahun 1951 ditemukan bahwa salah satu kandungan alami flora – koenzim yang mengandung vitamin B (niasin atau nikotinamida) dan disebut nikotinamida adenine dinukleotida fosfat (disingkat NADP+) -  sanggup juga bertindak sebagai pereaksi Hill, dengan mendapatkan elektron dari air pada reaksi yang berlangsung di membran tilakoid yang diisolasi atau di kloroplas yang rusak. Penemuan ini memacu lagi penelitian fotosintesis, lantaran telah dikenal bahwa bentuk tereduksi dari NADP+ yaitu NADPH, sanggup mengangkut elektron ke beberapa senyawa tumbuhan, dan diperkirakan bahwa kiprahnya yang lazim di kloroplas yaitu mereduksi CO2. Kaprikornus salah satu fungsi penting cahaya dalam fotosintesis yaitu mengangkut elektron dari H2O untuk mereduksi NADP+  menjadi NADPH. Fungsi lainnya yaitu menyediakan energi untuk membentuk ATP dan Pi.
Perubahan ADP dan Pi menjadi ATP di kloroplas ditemukan di Laboratorium Daniel Aron di University of California, Berkeley, pada tahun 1954 (ditelaah oleh Aron, 1984). Sebelum itu prosedur penting yang dikenal untuk membentuk ATP hanya respirasi, khususnya reaksi di mitokondria yang disebut fosforilasi oksidatif. Aron menemukan bahwa ATP disintesis dalam kloroplas yang diisolasi hanya pada waktu ada cahaya, dan proses tersebut dinamakan fosforilasi fotosintetik atau fotofosforilasi.

Fotofosforilasi di kloroplas menghasilkan ATP lebih banyak dalam daun selama ada cahaya daripada fosforilasi oksidasi di mitokondria daun tersebut, dan perbedaan ini sangat nyata. Tapi pada persamaan reaksi ketiga tidak menyebut wacana ATP, NADPH, atau NADP+. Alasannya yaitu lantaran sehabis ATP dan NADPH terbentuk, energinya dipakai dalam proses reduksi CO2 dan sintesis karbohidrat; dan kemudian ADP, Pi, serta NADP+ dilepaskan lagi. Kaprikornus ADP dan Pi segera diubah menjadi ATP oleh energi cahaya, dan secepat itu pula ATP dirombak ketika fotosintesis terjadi, pada laju yang tetap.
Dalam sejarah, beberapa andal telah melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan fotosintesis, antara lain Ingenhousz, Engelmann, Sachs, Hill, dan Blackman.
a. Ingenhousz
 Pada tahun 1770, Joseph Priestley spesialis kimia Inggris memperlihatkan bahwa flora mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan dalam pembakaran. Dia mendemonstrasikan hal ini dengan cara aben lilin dalam suatu wadah tertutup hingga api mati. Lalu ia menyimpan setangkai flora mint dalam ruang tertutup itu dan sanggup mempertahankan nyala api hingga beberapa hari. Meskipun Priestley tidak tahu jenis gas apa yang dikeluarkan tumbuhan, tetapi apa yang dilakukannya memperlihatkan bahwa flora menghasilkan oksigen ke udara. Pada tahun 1799, seorang dokter berkebangsaan Inggris berjulukan Jan Ingenhousz berhasil mengambarkan bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2). la melaksanakan percobaan dengan flora air Hydrilla verticillata di bawah corong beling bening terbalik yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata terkena cahaya matahari, maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang kesannya mengumpul di dasar tabung reaksi. Ternyata gas tersebut yaitu oksigen. Beliau juga mengambarkan bahwa cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis dan hanya flora hijau yang sanggup melepaskan oksigen.
b. Engelmann
 Pada tahun 1822 Engelmann berhasil mengambarkan bahwa klorofil merupakan faktor yang harus ada dalam proses fotosintesis. la melaksanakan percobaan dengan ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar mirip spiral. Dalam percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya kuman aerob yang bergerombol di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari.
c. Sachs
 Pada tahun 1860, spesialis botani Jerman berjulukan Julius von Sachs berhasil mengambarkan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). Adanya zat tepung ini sanggup dibuktikan dengan uji yodium, sehingga percobaan Sachs ini juga disebut uji yodium.
d. Hill
 Theodore de Smussure, spesialis kimia dan fisiolog flora dari Swiss memperlihatkan bahwa air dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Temuan ini diteliti lebih lanjut sehingga pada tahun 1937 seorang dokter berkebangsaan Inggris berjulukan Robin Hill berhasil mengambarkan bahwa cahaya matahari dibutuhkan untuk memecah air (H2O) menjadi hidrogen (H) dan oksigen (O2). Pemecahan ini disebut fotolisis.
e. Blackman
 Pada tahun 1905 Blackman mengambarkan bahwa perubahan karbon dioksida (CO2) menjadi glukosa (C6H12O6) berlangsung tanpa santunan cahaya matahari. Peristiwa ini sering disebut sebagai reduksi karbon dioksida. Dengan demikian dalam fotosintesis ada dua macam reaksi, yaitu reaksi terperinci dan reaksi gelap. Yang merupakan reaksi terperinci (reaksi Hill) yaitu fotolisis, yang merupakan reaksi gelap (reaksi Blackman) yaitu reduksi karbon dioksida. Gabungan antara reaksi terperinci dan reaksi gelap itulah yang kita kenal kini sebagai reaksi fotosintesis. Pada tahun 1940 Melvin Calvin dan timnya berhasil menemukan urutan reaksi/proses yang berlangsung pada reaksi gelap. Rangkaian reaksi itu selalu berulang terus menerus dan disebut siklus Calvin.

2.2 Struktur Kloroplas

Kloroplas yaitu plastida yang berwarna hijau, umumnya berbentuk lensa, terdapat dalam sel flora lumut (Bryophyta), paku-pakuan (Pterydophyta) dan flora berbiji (Spermatophyta). Garis tengah lensa tersebut 2-6 milimikron, sedangkan tebalnya 0,5-1,0 milimikron. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel sanggup mempunyai satu hingga banyak plastida . Plastida yaitu organel bermembran rangkap yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam. Proplastida merupakan prekursor banyak sekali macam plastida dalam jaringan tanaman, tergantung pada macam jaringan dan macam lingkungan yang berpengaruh, proplastida berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda.
Pengamatan dengan mikroskop cahaya, dengan pembesaran yang paling kuat, kloroplast terlihat berbentuk butir. Pada flora tingkat tinggi umumnya plastida berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang kala lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya sanggup mirip mangkuk, spiral, bintang mirip jaring, seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang, bryophyta dan lycopodium sanggup memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di kawasan meristem. Bentuk kloroplast yang beraneka ragam ditemukan pada alga. Kloroplast bernbentuk pita spiral ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang berbentuk jala ditemukan pada Cladophora, sedangkan kloroplast berbentuk pita ditemukan pada Zygnema.
Kloroplas dijumpai terutama pada penggalan daun yang disebut mesofil, yang sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga pada batang dan ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan lantaran dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen ini sanggup menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk simpulan fotosintesis berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna kuning hingga jingga yang disebut karoten.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan membran dalam. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas juga mengandung porin yang menimbulkan membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000 dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih impermeabel. Membran dalam menutupi kawasan yang berisi cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terperinci pada proses fotosintesis. Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran dalam membentuk struktur mirip tumpukan piringan yang saling berafiliasi yang disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan pigmen fotosintesis lain serta rantai transport elektron. Reaksi terperinci dari fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang intermembran antara membran dalam dan membran luar kloroplas. Seperti pada matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas. Sebagian besar protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan selanjutnya dikirim ke kloroplas.
Berikut yaitu struktur dari kloroplas :






Keterangan :
1. membran luar
2. ruang antar membran
3. membran dalam (1+2+3: penggalan amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula
2.3 Kloroplas dan Fotosintesis
            Pemahaman pertama menyangkut fotosintesis ditunjukkan oleh C.B. van Niel pada tahun 1930 dengan menawarkan reaksi fotosintesis sebagai berikut:
CO2 + H2O à (CH2O) + O2.
Energi dari matahari dipakai untuk memecah  CO2, melepaskan O2 dan mentransfer atom karbon ke molekul air untuk membentuk karbohidrat (CH2O). Dari melihat reaksi di atas tampak bahwa reaksi fotosintesis merupakan kebalikan dari reaski respirasi sel.  Akan tetapi flora tidak menghasilkan kuliner dengan hanya membalik reaksi.
            Pada respirasi reaksinya merupakan reaksi redoks. Energi dilepas dari gula pada ketika elektron yang berikatan dengan hidrogen diangkut ke oksigen yang membentuk air sebagai hasil samping. Elektron akan kehilangan energi potensialnya lantaran oksigen elektronegatif yang akan menarik elektron melalui rantai transport elektron. Mitokondria memakai energi ini untuk menghasilkan ATP. Seperti respirasi sel, fotosintesis juga merupakan reaksi redoks yang membalik arah anutan elektron. Air terurai dan elektron ditransfer bersama dengan ion hidrogen dari air ke karbondioksida dan mereduksinya menjadi gula. Elektron bertambah energi potensialnya ketika electron ini dipindahkan dari air ke gula.
            Persamaan reaksi fotosintesis tampak mirip suatu reaksi yang sangat sederhana dari suatu proses yang sangat rumit. Akan tetapi bersama-sama fotosintesis bukanlah merupakan suatu poses tunggal. Fotosintesis terdiri dari dua proses yang masing-masing terdiri dari banyak tahapan reaksi. Kedua tahap reaksi tersebut terdiri dari reaksi terperinci (fotolisis) dan reaksi gelap (siklus Calvin).


BAB III
ISI

3.1






Reaksi terperinci terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari materi dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang dipakai dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan flora untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700 nm), hijau kuning (510 – 600 nm), biru (410 – 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang mempunyai panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan pribadi dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara pribadi berperan dalam reaksi terang. Proses peresapan energi cahaya menimbulkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh penerima elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis
3.2 Reaksi Terang
Berikut tahapan-tahapan reaksi terperinci :
  • Tahap pertama dari system fotosintesis yaitu reaksi terang
  • Reaksi ini memerlukan molekul air
  • Reaksi ini sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari.
  • Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
  • Sinar matahari yang berupa foton yang terbaik yaitu sinar merah dan ungu
  • Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna ungu (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
    nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
    sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.
  • Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini lantaran panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.
  • Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi
  • Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid berupa pigmen yang terdiri dari sistem cahaya yang disebut fotosistem
  • Dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I.
  • fotosistem I dan II sebagai sistem pembawa elektron
  • Fotosistem terdapat perangkat komplek protein pembentuk ATP berupa enzim ATP sintase.
  • Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
    gelombang 680 nanometer,
  • sedangkan fotosistem I 700 nanometer.
  • Kedua fotosistemini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, mirip dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
  • Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II(P.680)
  • Fotosistem II melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor
    elektron.
  • Energi dari elektron ini dipakai untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP , satuan pertukaran energi dalam sel.
  • Reaksi ini menimbulkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti.
  • Pada flora dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
  • Hasil ionisasi air ini yaitu elektron dan oksigen.
  • Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida
  • Pada ketika yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang kesannya mereduksi NADP menjadi NADPH
  • Jadi P 700 ( Photosistem I ) menhasilkan NADPH2 , sedang Phoyosistem II (P 680) menghasilkan Oksigen dan ATP
  • Reaksi terperinci mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP dan NADPH2.
  • ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan dipakai sebagaienergi dalam reaksi gelap
  • Reaksi terperinci terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan membran dalam kloroplas.
  • Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka disebut grana
Reaksi terperinci dari fotosintesis pada membran tilakoid






Reaksi terperinci yaitu proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terperinci melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terperinci diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menimbulkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan menimbulkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan memakai elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat gampang bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menimbulkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang mendapatkan elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.  Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin dipakai dalam tahap simpulan pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan menciptakan ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terperinci yaitu sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2

Secara ringkas, reaksi terperinci pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua, yaitu fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi yaitu reaksi penambahan gugus fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat organik. Pada reaksi terang, lantaran dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini disebut juga fotofosforilasi. 
Fotofosforilasi Siklik 
Reaksi fotofosforilasi siklik yaitu reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan berakhir di fotosistem I.
Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, menciptakan elektron-elektron di P700 tereksitasi (menjadi aktif lantaran rangsangan dari luar), dan keluar menuju penerima elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700 mentransfer elektronnya ke penerima elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak sanggup melaksanakan fungsinya. Selama perpindahan elektron dari penerima satu ke penerima lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Rantai transpor ini menghasilkan gaya pelopor proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang sanggup dipakai untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP. Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I sanggup kembali melaksanakan fungsinya. Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.  
Berikut yaitu tahapan-tahapan dalam Fotofosforilasi Siklik secara sistematis :
• Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari,membuat elektron-elektron di   P700 menjadi aktif karenarangsangan dari luar
• elektron yang terbentuk itu kemudian keluar menuju akseptorelektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron.
• Karena P700 mentransfer elektronnya ke penerima elektron,P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapatmelaksanakan fungsinya.
• Selama perpindahan elektron dari penerima satu ke akseptorlain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektronpada fotosistem P 700 itu
• Rantai transpor ini menghasilkan gaya pelopor proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudianmenghasilkan gradien konsentrasi yang sanggup dipakai untukmenggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yangkemudian menghasilkan ATP
• Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengankembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapatkembali melaksanakan fungsinya lagi
• Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan jugaterjadi pada semua organisme fotoautotrof
Fotofosforilasi Nonsiklik 
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik yaitu reaksi dua tahap yang melibatkan dua fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.
Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-. Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+ akan dipakai pada reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas. Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju penerima elektron primer. Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi sanggup cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi. Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan kesannya hingga di fotosistem I, tepatnya di P700. Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan “skema Z”. Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.
Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut menerima pasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan kesannya hingga di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut telah dinantikan oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air. Dengan santunan suatu enzim berjulukan Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:
NADP++H++2e-—>NADPH

NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan dipakai dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.
Berikut yaitu tahapan-tahapan dalam Fotofosforilasi NonSiklik secara sistematis :
• Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H++ 1/2O2+ 2e-.
• Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II
• Sedang ion H+ akan dipakai pada reaksi yang lain
• dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.
• Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada diP680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju penerima elektronprimer.
• Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensielektron, tetapi sanggup cepat dipulihkan berkat elektron dari hasilpenguraian air tadi.
• Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron,yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon,komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan kesannya hingga difotosistem I, tepatnya di P700.
• Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z".
• Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebutmengeluarkan energi untuk  reaksi sintesis kemiosmotik ATP,yang kemudian menghasilkanATP
.• Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapatpasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari.
• Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin,dan kesannya hingga di ujung rantai transpor, dimana duaelektron tersebut telah dinantikan oleh NADP+ dan H+, yangberasal dari penguraian air.
• Dengan santunan suatu enzim berjulukan Feredoksin-NADPreduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebutmenjalani suatu reaksi:
• NADP++H++2e-—>NADPH
• NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan dipakai dalamreaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.
Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik mempunyai perbedaan yang mendasar, yaitu sebagai berikut

FOTOFOSFORILASI SIKLIK                                FOTOFOSFORILASI NONSIKLIK
-          Hanya melibatkan fotosistem I                              - Melibatkan fotosistem I dan II
-           Menghasilkan ATP                                            - Menghasilkan ATP dan NADPH
-           Tidak terjadi fotolisis air                                    - Terjadi fotolisis air











BAB V
DAFTAR PUSTAKA


Campbell and Reece. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Hopkin, W.G., Huner, N.P.A. (2004). Introduction to Plant Physiology. Third Edition. John Wiley and Sons, Inc. United State of America.
Lakitan, Benyamin.2004. DASAR – DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http:// micro.magnet.fsu.edu/cells/chloroplasts/
http://sunenergyfacts.com/
http://fotosintesis.htm/


Sumber http://luqmanmaniabgt.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Makalah Reaksi Terperinci Fotosintesis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel