Makalah Daur C4 Dan Cam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotosintesis merupakan cara atau proses flora dalam menghasilkan energi yang dipakai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Setiap flora mempunyai daur fotosintesi yang berbeda-beda, sehingga dibedakan menjadi 3 jenis flora dan daur fotosintesisnya. Jenis flora yang dibedakan yaitu flora C3, C4, dan CAM.
Tumbuhan Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di kawasan panas dan kering dibandingkan dengan flora C3. Namun tumbuhan C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tumbuhan pertanian, menyerupai gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tumbuhan dari kelompok C3.
Tumbuhan C4 jenis flora yang hidup di kawasan panas menyerupai jagung, tebu, rumput-rumputan. Tumbuhan mempunyai kebiasaan dikala siang hari mereka tidak membuka stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air melalui evaporasi/transpirasi.
Tipe crassulacean acid metabolism ( CAM) merupakan tipe tumbuhan yang mengambil CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Tumbuhan CAM yang sanggup gampang ditemukan yaitu nanas, kaktus, dan bunga lili.
Dari pemaparan diatas, maka makalah ini akan membahas mengenai perbedaan flora C4 dan CAM serta daur fotosintesis flora tersebut.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu mengetahui daur fotosintesis pada flora C4 dan flora CAM.
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Memehami materi dengan baik mengenai daur fotosintesi flora C4 dan CAM.
2. Bagi pembaca
Menjadi referansi pemanis mengenai materi daur fotosintesis flora C4 dan CAM.
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan tipe fotosintesis, flora dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di kawasan panas dan kering dibandingkan dengan flora C3. Namun tumbuhan C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tumbuhan pertanian, menyerupai gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tumbuhan dari kelompok C3.
2.1 Definisi tumbuhan C3
· Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan subtropis yang menghasilkan glukosa dengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2.
· Tanaman C3 yaitu spesies tumbuhan yang menghasilkan 3 atom C dalam PGA sebagai produk utama awal pembakaran CO2(Sulisbury, 1995).
· Tanaman C3 yaitu tumbuhan yang mempunyai lintasan atau siklus PCR (Photosynthetic Carbon Reduction) atau sering disebut siklus calvin yang sanggup menghasilkan asam organik yang mengandung 3 atom C dan jaringan yang terlibat dalam proses fotosintesis yaitu jaringan mesofil. Lintasan itu dimulai dari pengikatan CO2 dengan RBP dan RuBP(Sitompul, 1995).
· Tanaman C3 yaitu kelompok flora yang menghasilkan senyawa phospho gliseric acid yang mempunyai 3 atom C pada proses fiksasi CO2 oleh ribolusa diphosphat(Budiarti, 2008).
· C3 tanaman melibatkan langsung fiksasi karbon CO 2. Artinya, langkah awal melibatkan CO2 yang terikat ribulosa bifosfat untuk menghasilkan dua molekul dari tiga-karbon senyawa (yaitu 3-phosphogylycerate). Kunci
Pada tumbuhan C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga sanggup mengikat O2 pada dikala yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi yaitu respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan C3 tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya tumbuh dengan baik di area dimana intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang dan dengan konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga dengan air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi alasannya yaitu Rubisco sering menyertakan molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida. Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk menyertakan molekul oksigen. Karena jikalau ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan energi.
Pada flora C3, CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah
Contoh tumbuhan C3 antara lain : kedelai, kacang tanah, kentang, dll.
Contoh tumbuhan C3 antara lain : kedelai, kacang tanah, kentang, dll.
Fiksasi Karbondioksida
Melvin Calvin bersama beberapa peneliti pada universitas calivornia berhasil mengidentivikasi produk awal dari fiksasi CO2. Produk awal tersebut yaitu asam 3-fosfogliserat atau sering disebut PGA, lantaran PGA tersusun dari 3 atom karbon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada senyawa dengan 2 atom C yang terakumulasi. Senyawa yang terakumulasi yaitu senyawa dengan 5 atom C yakni Ribulosa – 1.5 – bisfosfat (RUBP). Reaksi antara CO2 dengan RUBP dipacu oleh enzim ribulosa bisfosfat karboklsilase (RUBISCO).
Rubisco adalah enzim raksasa yang berperan sangat penting dalam reaksi gelap fotosintesis tumbuhan. Enzim inilah yang menggabungkan molekul
ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP, kadang kala disebut RuDP) yang mempunyai tiga atom C dengan karbondioksida menjadi atom dengan enam C, untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi glukosa, molekul penyimpan energi aktif utama pada tumbuhan.
Siklus Calvin
Siklus Calvin disebut juga Reaksi gelap yang merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi gelap yaitu reaksi pembentukan gula dari CO2 yang terjadi di stroma. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi terjadi pada potongan kloroplas yang disebut stroma.
Tempat terjadinya Reaksi gelap
Bahan reaksi gelap yaitu ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diharapkan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, lantaran itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.
Secara umum, reaksi gelap sanggup dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi. Reaksi gelap dimulai dengan pengikatan atau fiksasi 6 molekul CO2 ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh enzim ribulosa bifosfat karboksilase/oksigenase(rubisco) yang kemudian membentuk 6 molekul gula 6 karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12 molekul 3 karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi oleh 12 ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh 12 NADPH membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL dipakai untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan 10 molekul lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul Ribulosa 1,5 bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi, proses pemecahan molekul 6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi dan proses pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebut regenerasi.
Fotosintesis ini disebut prosedur C3, lantaran molekul yang pertama kali terbentuk sesudah fiksasi karbon yaitu molekul berkarbon 3, 3-fosfogliserat. Kebanyakan flora yang memakai fotosintesis C3 disebut flora C3.
Padi, gandum, dan kedelai merupakan contoh-contoh flora C3 yang penting dalam pertanian. Kondisi lingkungan yang mendorong fotorespirasi ialah hari yang panas, kering, dan terik-kondisi yang menjadikan stomata tertutup. Kondisi ini menjadikan CO2 tidak bisa masuk dan O2 tidak bisa keluar sehingga terjadi fotorespirasi.
2.2 Definisi tumbuhan C4
· Tumbuhan C4 yaitu tumbuhan tropis yang melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa yaitu Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) yaitu enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat yang akan diubah menjadi malat.
· Tanaman C4 yaitu tumbuhan yang menghasilkan asam 4 karbon sebagai produk utama penambahan CO2(Salisburry, 1998).
· Tanaman C4 yaitu kelompok flora yang melaksanakan persiapan reaksi gelap fotosintesis melalui jalur 4 karbon / 4C (jalur hatch- slack) sebelum memasuki siklus calvin, untuk meminimalkan keperluan fotorespirasi
(Budiarti, 2008).
· Tanaman C4 yaitu tumbuhan dengan hasil pertama dalam fotosintesis di mesofil berupa suatu molekul dengan 4 atom C(Gardner, 1991).
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di kawasan panas dan kering. Pada tumbuhan C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tumbuhan C4) yang tidak sanggup mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini yaitu di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle sheath” (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak menerima kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. , laju assimilasi tumbuhan C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnyaCO2. Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir, tumbuhan C3 akan lebih beruntung dari tumbuhan C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan. Contoh tumbuhan C4 yaitu jagung, sorgum dan tebu.
Tetapi pada sintesis C4,enzim karboksilase PEP memfiksasi CO2 pada penerima karbon lain yaitu PEP. Karboksilase PEP mempunyai daya ikat yang lebih tinggi terhadap CO2 daripada karboksilase RuBP. Oleh lantaran itu,tingkat CO2 menjadi sangat rendah pada flora C4,jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara normal dan CO2 masih sanggup terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase PEP. Sistem perangkap C4 bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih rendah.
Tumbuhan C4 dinamakan demikian lantaran flora itu mendahului siklus Calvin yang menghasilkan asam berkarbon -4 sebagai hasil pertama fiksasi CO2 dan yang memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut spesies C3, sebagian spesies C4 adalah monokotil (tebu, jagung, dll).
Reaksi dimana CO2 dikonfersi menjadi asam malat atau asam aspartat yaitu melalui penggabungannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP) untuk membentuk oksaloasetat dan Pi. Enzim PEP-karboksilase ditemukan pada setiap sel flora yang hidup dan enzim ini yang berperan dalam memacu fiksasi CO2 pada flora C4. Enzim PEP-karboksilase terkandung dalam jumlah yang banyak pada daun flora C4, pada daun flora C-3 dan pada akar, buah-buah dan sel – sel tanpa klorofil lainnya ditemukan suqatu isozim dari PEP-karboksilase.
Reaksi untuk mengkonversi oksaloasetat menjadi malat dirangsang oleh enzim malat dehidrogenase dengan kebutuhan elektronnya disediakan oleh NHDPH. Oksaleasetat harus masuk kedalam kloroplas untuk direduksi menjadi malat.
Pembentukkan aspartat dari malat terjadi didalam sitosol dan membutuhkan asam amino lain sebagai sumber gugus aminonya. Proses ini disebut transaminasi.
Pada flora C-4 terdapat pembagian kiprah antara 2 jenis sel fotosintetik, yakni:
- sel mesofil
- sel-sel bundle sheath/ sel seludang-berkas pembuluh.
Sel seludang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat disekitar berkas pembuluh. Diantara seludang-berkas pembuluh dan permukaan daun terdapat sel mesofil yang tersusun agak longgar. Siklus calvin didahului oleh masuknya CO2 ke dalam senyawa organik dalam mesofil.
Langkah pertama ialah penambahan CO2 pada fosfoenolpirufat (PEP) untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu oksaloasetat, Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP. Karbondioksida difiksasi dalam sel mesofil oleh enzim PEP karboksilase. Senyawa berkarbon-empat-malat, dalam hal ini menyalurkan atom CO2 kedalam sel seludang-berkas pembuluh, melalui plasmodesmata. Dalam sel seludang –berkas pembuluh, senyawa berkarbon empat melepaskan CO2 yang diasimilasi ulang kedalam materi organic oleh robisco dan siklus Calvin. Dengan cara ini, fotosintesis C4 meminimumkan fotorespirasi dan meningkatkan produksi gula. Adaptasi ini sangat bermanfaat dalam kawasan panas dengan cahaya matahari yang banyak, dan dilingkungan menyerupai inilah flora C4 sering muncul dan tumbuh subur.
2.3 Definisi tumbuhan CAM
· Tanaman CAM yaitu tumbuhan yang sanggup berubah menyerupai tumbuhan C3 pada dikala pagi hari (suhu rendah) dan sanggup berubah menyerupai tumbuhan C4 pada siang hari dan malam hari(Gardner, 1991).
· Tanaman CAM yaitu tumbuhan yang membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari, mempunyai laju fotosintesis yang rendah jikalau dibandingkan dengan tumbuhan C3 dan C4(Lakitan, 1995).
Tanaman CAM , pada kelompok ini penambatan CO2 menyerupai pada tumbuhan C4, tetapi dilakukan pada malam hari dan dibuat senyawa dengan gugus 4-C. Pada hari berikutnya ( siang hari ) pada dikala stomata dalam keadaan tertutup terjadi dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui acara Rudp karboksilase. Kaprikornus tumbuhan CAM mempunyai beberapa persamaan dengan kelompok C4 yaitu dengan adanya dua tingkat sistem penambatan CO2.
Pada C4 terdapat pemisahan ruang sedangkan pada CAM pemisahannya bersifat sementara. Termasuk golongan CAM yaitu Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum.
Beberapa tumbuhan CAM sanggup beralih ke jalur C3 jikalau keadaan lingkungan lebih baik.
Beberapa tumbuhan CAM sanggup beralih ke jalur C3 jikalau keadaan lingkungan lebih baik.
Beberapa spesies flora mempunyai sifat yang berbeda dengan kebanyakan flora lainnya, yakni flora ini membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Kelompok flora ini umumnya yaitu flora jenis sukulen yang tumbuh di kawasan kering. Dengan menutup stomata pada siang hari membantu flora ini menghemat air, sanggup mengurangi laju transpirasinya, sehingga lebih bisa mengikuti keadaan pada kawasan kering tersebut.
Selama malam hari, ketika stomata flora itu terbuka, flora ini mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam banyak sekali asam organik. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau crassulacean acid metabolism (CAM). Dinamakan demikian lantaran metabolisme ini pertama kali diteliti pada flora dari famili crassulaceae. Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa organik intermediet sebelum karbondioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada flora C4, kedua langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada flora CAM, kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan siklus calvin berlangsung selama siang hari.
2.4 Karakteristik tumbuhan CAM
Tanaman CAM yaitu flora sukulen yang pada umumnya tidak mempunyai lapisan sel palisade yang teratur. Sel daun dan ranting merupakan sel mesofil bunga karang. Terdapat sel bundle sheath tetapi sel tersebut tidak banyak berbeda dengan sel mesofil. Pada CAM, pembentukan asam malat pada malam hari, dibarengi dengan penguraian gula, pati, atau polimer glukosa yang menyerupai dengan pati.
Tanaman CAM (Crassulation Acid Metabolism Plants) intinya yaitu tumbuhan sukulen yaitu tumbuhan yang berdaun atau berbatang tebal yang bertranspirasi rendah. Dalam kondisi kering, stomata pada malam hari akan terbuka untuk mengabsorbsi CO2dan menutup pada siang hari untuk mengurangi transpirasi. Fiksasi CO2 tanaman CAM sama menyerupai tumbuhan C4, hanya saja terjadinya pada malam hari dan energi yang dibutuhkan diperoleh dari glikolisis. Namun dalam kondisi cukup lemah, banyak spesies CAM merubah fungsistomata dan karboksilasi menyerupai tumbuhan C3. Tanaman CAM juga mempunyai metode fisiologis untuk mereduksi kehilangan air dan menghindari kekeringan. (Salisburry, 1998).
sintesis C4
Pada jenis flora yang hidup di kawasan panas menyerupai jagung, tebu, rumput-rumputan, mempunyai kebiasaan dikala siang hari mereka tidak membuka stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air melalui evaporasi/transpirasi. Ini berakibat terjadinya penurunan jumlah CO2 yang masuk ke stomata. Logikanya hal ini menghambat laju fotosintesis. Ternyata para flora ini telah membuatkan cara yang cerdas untuk menjaga semoga laju fotosintesis tetap normal meskipun stomata tidak membuka penuh.
Perbedaannya ada pada prosedur fiksasi CO2. Pada flora C-4 karbondioksida pertamakali akan diikat oleh senyawa yang disebut PEP (phosphoenolphyruvate / fosfoenolpiruvat) dengan tunjangan enzim PEP karboksilase dan membentuk oksaloasetat, suatu senyawa 4-C. Itu sebabnya kelompok flora ini disebut flora C-4 atau C-4 pathway. PEP dibuat dari piruvat dengan tunjangan enzim piruvat-fosfat dikinase. Berbeda dengan rubisco, PEP sangat lemah berikatan dengan O2. Ini berarti bisa menekan terjadinya fotorespirasi sekaligus bisa menangkap lebih banyak CO2 sehingga bisa meningkatkan laju produksi glukosa(Lehninger, 1982).
Pengikatan CO2 oleh PEP tersebut berlangsung di sel-sel mesofil (daging daun). Oksaloasetat yang terbentuk kemudian akan direduksi lantaran mendapatkan H+ dari NADH dan bermetamorfosis malat, kemudian ditransfer menuju ke sel seludang pembuluh (bundle sheath cells) melalui plasmodesmata. Sel-sel seludang pembuluh yaitu kelompok sel yang mengelilingi jaringan pengangkut xilem dan floem. Lihat gambar.
Di dalam sel-sel seludang pembuluh malat akan dipecah kembali menjadi CO2 yang pribadi memasuki siklus Calvin-Benson, dan piruvat dikembalikan lagi ke sel-sel mesofil. Hasil dari siklus Calvin-Benson yaitu molekul glukosa yang kemudian ditranspor melalui pembuluh floem.
Dari uraian di atas kita tahu bahwa fiksasi CO2 pada flora C-4 berlangsung dalam dua langkah. Pertama CO2 diikat oleh PEP menjadi oksaloasetat dan berlangsung di sel-sel mesofil. Kedua CO2 diikat oleh rubisco menjadi APG di sel seludang pembuluh. Ini menjadikan energi yang dipakai untuk fiksasi CO2 lebih besar, memerlukan 30 molekul ATP untuk pembentukan satu molekul glukosa. Sedangkan pada flora C-3 hanya memerlukan 18 molekul ATP. Namun demikian besarnya kebutuhan ATP untuk fiksasi CO2 pada flora C-4 sebanding dengan besarnya hasil produksi glukosa lantaran dengan cara tersebut bisa menekan terjadinya fotorespirasi yang menjadikan pengurangan pembentukan glukosa. Itu sebabnya kelompok flora C-4 dikenal efektif dalam fotosintesis.
Sintesis CAM
Tumbuhan lain yang tergolong sukulen (penyimpan air) contohnya kaktus dan nanas mempunyai pembiasaan fotosintesis yang berbeda lagi. Tidak menyerupai flora umumnya, kelompok flora ini membuka stomata pada malam hari dan menutup pada siang hari. Stomata yang menutup pada siang hari menciptakan flora bisa menekan penguapan sehingga menghemat air, tetapi mencegah masuknya CO2.
Saat stomata terbuka pada malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil akan diikat oleh PEP dengan tunjangan enzim PEP karboksilase sehingga terbentuk oksaloasetat kemudian diubah menjadi malat (persis menyerupai flora C-4). Selanjutnya malat yang terbentuk disimpan dalam vakuola sel mesofil sampai pagi hari. Pada siang hari dikala reaksi terperinci menyediakan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin-Benson, malat dipecah lagi menjadi CO2 dan piruvat. CO2 masuk ke siklus Calvin-Benson di stroma kloroplas, sedangkan piruvat akan dipakai untuk membentuk kembali PEP.
Model metabolisme ini disebut Crassulacean Acid Metabolism (CAM) karena pertamakali diketahui terjadi pada kelompok flora famili Crassulaceae. Kaprikornus maksud penamaannya berarti: metabolisme asam pada flora Crassulaceae dan bukan metabolisme asam Crassulaceae(Lakitan, 2007).
BAB III
SIMPULAN
1. Tumbuhan C4 yaitu tumbuhan tropis yang melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa yaitu Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) yaitu enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat yang akan diubah menjadi malat.
2. Tanaman CAM yaitu tumbuhan yang membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari, mempunyai laju fotosintesis yang rendah jikalau dibandingkan dengan tumbuhan C3 dan C4.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti. 2008. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta
Gardner. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta
Lakitan, 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Grafindo, Jakarta
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta
Lehninger, Albert . L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Erlangga
Salisbury, Frank. B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB.Bandung
Sitompul, SM. 1995. Fisiologi Tanaman Tropis. Universitas Mataram. Lombok.
Sumber http://luqmanmaniabgt.blogspot.com
0 Response to "Makalah Daur C4 Dan Cam"
Posting Komentar