-->

iklan banner

Pelepasan Panas Transpirasi



BAB I
PENDAHULUAN

Transpirasi merupakan kejadian keluarnya air dalam bentuk uap melalui permukaan tumbuhan terutama belahan stomata. Proses transpirasi ini berlangsung selama tumbuhan atau tumbuhan masih sanggup hidup. Peneliti di Utah State University berhasil menghitung berapa banyak jumlah air yang hilang melalui transpirasi pada tumbuhan jagung mulai dari berkecambah hingga panen. Jumlah air yang hilang melalui transpirasi pada tumbuhan jagung ialah setara dengan total 450 mm curah hujan, atau untuk menghasilkan 1 kg air yang hilang melalui transpirasi. Selama ekspresi dominan panas tahun 1974, John Hanks, seorang ilmuwan tanah di Universitas Negeri Utah, terus melacak berhati-hati dari jumlah air yang diharapkan untuk tumbuh pada sebuah tumbuhan jagung di perguruan tinggi tinggi pertanian Greenville. Untuk cukup umur tanaman, setara dengan 600 mm air hujan ditambahkan ke lapangan ini menguap dari tanah, tetapi sebagian besar 450 mm melewati sisa tumbuhan ke atmosfer. Pada tanaman, biasanya merujuk ke air internal yang hilang melalui stomates, kutikula, atau lentisel. Melanjutkan perhitungannya, Hanks memperlihatkan bahwa 600 kg air yang tertuang oleh tumbuhan jagung untuk setiap 1 kg jagung kering (biji-bijian) yang dihasilkan.
Mengapa begitu banyak air yang hilang ke atmosfer melalui tumbuhan untuk menghasilkan 1 kg berat kering pada tumbuhan? Hal ini disebabkan lantaran materi yang terkandung dalam tumbuhan sebagian besar ialah senyawa kerangka karbon, di mana karbon tersebut berasal dari udara dalam bentuk karbondioksida (CO2), tumbuhan menyerap CO2 tersebut melalui stomata. Jika tumbuhan ingin menyerap lebih banyak CO2 maka stomata harus dibuka lebar. Konsenkuensinya bila stomata membuka lebar maka akan semakin banyak tumbuhan kehilangan air, lantaran baik CO2 maupun uap air bergerak melalui stomata yang sama. Penyebab lainnya yaitu lantaran pada siang hari tumbuhan mendapatkan radiasi, sebagian dari radiasi matahari ini akan diserap tumbuhan. Jika serapan energi matahari ini tidak diimbangi dengan perjuangan untuk membebaskan energi tersebut, maka suhu tumbuhan akan meningkat. Peningkatan suhu yang berlebihan akan sangat menganggu metabolisme tumbuhan, transpirasi merupakan proses yang banyak membutuhkan energi dalam tahap penguapan dari molekul-molekul air.
Sebuah pohon cukup umur mungkin akan kehilangan beberapa ratus galon air melalui daun pada hari yang panas dan kering. Sekitar 90% dari air yang masuk ke akar tumbuhan ini dipakai untuk proses ini. Rasio transpirasi ialah rasio massa air tertuang dengan massa materi kering yang dihasilkan; rasio transpirasi tumbuhan cenderung turun antara 200 dan 1000 (yaitu, tumbuhan terjadi 200-1000 kg air untuk setiap kg materi kering dihasilkan).
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi Pada transpirasi, hal yang penting ialah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini ialah daun, lantaran pada daunlah kita jumpai stomata paling b anyak. Kalau kita bandingkan transpirasi stomata ini dengan transpirasi melalui sarana lainnya, maka yang melalui stomata paling banyak dilakukan, oleh karenanya kita fokuskan bahasan kita pada transpirasi stomata saja.
Transpirasi penting bagi tumbuhan, lantaran berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu badan dengan cara melepaskan kelebihan panas daritubuh dan mengatur turgor optimuin di dalam sel. Mekanisme pelepasan panas dengan cara menguapkan air ini sangat menarik untuk dipelajari.

Baca Juga

















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian transpirasi
Transpirasi ialah proses hilangnya air dalam bentuk  penguapan air dari daun dan cabang tumbuhan (jaringan hidup tanaman)  melalui pori – pori daun  yakni melalui stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman.
Transpirasi berlangsung melalui belahan tumbuhan yang berafiliasi dengan udara luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan bahkan akar. Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang bisa merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-faktor yang bisa mengakibatkan pergerakan uap atau gas.
Pelepasan  uap  air  melaluistomata  disebut  transpirasi.  Bentuk  pelepasan  air transpirasi gotong royong dengan air yang melekat pada permukaan daun dan batang, secara keseluruhandisebut evapotranspirasi. Evaporasi merupakan pelepasan uap air dari benda-benda tak hidup, ibarat daribebatuan, tanah, permukaan luar  batang, dsb.
Transpirasi merupakan  satu prosedur untuk membuah kelebihan air atau air sisa metabolisme. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang bersangkutan, maupun banyak sekali faktor klimatik lingkungannya. Secara internal, transpirasi dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun, dan tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, serta jenis dan umur tanamannya. Sedang faktor eksternal yang penting ialah suhu, kelembaban udara, kecepatan  angin dan beda potensial air antara tanah – jaringan - atmosfer. Oleh majemuk tenaga  penggerak dan daya kohesi, maka dalam badan tumbuhan terbentuk anutan air atau  benang air yang tak terputus.
Di sisi  lain, transpirasi sanggup dipandang sebagai salah satu prosedur pelepasan kelebihan panas badan tumbuhan, serta mendorong anutan air tanah masuk ke jaringan  untuk mendapatkan banyak sekali nutrisi yang dibutuhkan. Transpirasi juga merupakan prosedur kontrol keseimbangan daan stabilitas cairan tubuh. Stabilitas cairan badan terjaga apabila volum absorpsi air sebanding dengan volum kebutuhan air untuk mempertahankan turgiditas jaringan (tekanan hidrostatik) dan air untuk mendukung metabolisme serta stabilisasi suhu jaringannya. Bila transpirasi berlebihan yang tidak seimbang dengan anutan air yang masuk, maka jaringan akankehilangan turgiditasnya.Tumbuhan menjadi layu atau bahkan mengering dan mati.
Tingkat transpirasi secara eksklusif berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan eksklusif juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak sanggup dihindarkan dan bila berlebihan akan sangat merugikan lantaran tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati. Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit.
Transpirasi terjadi pada dikala tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbondioksida dari udara. Lebih dari 20% air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun, selain dari batang, bunga dan buah. Manfaat transpirasi untuk membantu absorpsi mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada daun. Bila laju transpirasi rendah terjadi defisiensi dan sebaliknya bila laju transpirasi tinggi maka terjadi peningkatan mineral. Umumnya absorpsi mineral dilakukan bersama dengan absorpsi air, sehingga transpirasi secara tidak eksklusif membantu transpor air keseluruh badan tanaman.
Untuk menciptakan makanan, sebuah tumbuhan harus membentangkan daunnya pada matahari dan mendapatkan CO2 dari udara. Karbon dioksida akan berdifusi ke dalam daun, dan oksigen yang dihasilkan sebagai hasil sampingan fotosintesis akan berdifusi keluar dari daun melalui stomata. Stomata menghubungkan ruang udara yang berbentuk sarang lebah, sehingga CO2 sanggup berdifusi ke sel-sel fotosinterik mesofil. Selama daun masih sanggup menarik air dari tanah dengan cukup cepat untuk menggantikan air yang hilang, maka transpirasi tidak akan mengakibatkan masalah. Ketika transpirasi melebihi pengiriman air melaui xilem, ibarat ketika tanah mulai mengering, daun mulai layu lantaran sel-selnya kehilangan tekanan turgor. Laju potensial transpirasi yang paling besar ialah dikala hari panas terik, kering dan berangin, lantaran semua itu merupakan faktor lingkungan yang menigkatkan penguapan air.
Penyerapan air dari dalam tanah ke belahan atas tumbuhan mempunyai arti bahwa tumbuhan tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu menimbulkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tumbuhan berhasil melaksanakan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini memakai tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting ialah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada kesannya akan menarik air yang diharapkan dari jaringan xilem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh lantaran itu, air kemudian sanggup terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus sanggup diangkut ke belahan atas sebuah tanaman.
Proses transpirasi ini selain menimbulkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga sanggup mendinginkan tumbuhan yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan gampang mati lantaran terbakar oleh teriknya panas matahari lantaran melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tumbuhan juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melaksanakan fotosintesis biar keberlangsungan hidup tumbuhan sanggup terus terjamin.
Struktur anatomi daun memungkinkan penurunan jumlah difusi dengan menstabilkan lapis pembatas tebal relatif. Misalnya rapatnya jumlah trikoma pada permukaan daun cenderung meyebabkan lapisan pembatas udara yang reltif tidak bergerak. Stomata yang tersembunyi menekan permukaan daun sehingga stomata membuka. Udara mempunyai imbas penting dalam penjenuhan jumlah udara. Udara hangat membaewa lebih banyak air dari pada udara dingin. Oleh lantaran itu, pada dikala panan volume udara akan menawarkan sedikit uapa air dengan kelembaban relatif yang lebih rendah daripada dikala dingin. Untuk alasan ini, tumbuhan cenderung kehilangan air lebih cepat pada udara hangat dari pada udara dingin. Hilangnya uap air dari ruang interseluler daun menurunkan kelembaban relatif pada ruang tersebut.
Air yang menguap dari daun (stomata) ini menimbulkan kekuatan kapiler yang menarik air dari tempat yang berdekatan dalam daun.

B.    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi ialah : faktor-faktor internal yang mempengaruhi prosedur buka-tutup stomata, kelembaban udara sekitar tanaman, suhu udara dan suhu daun tanaman. Angin sanggup juga mempengaruhi laju transpirasi. Angin sanggup memacu laju transpirasi bila udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering dari udara disekitar tumbuhan tersebut.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi laju transpirasi
1.    Cahaya
Laju transpirasi tumbuhan lebih cepat terjadi di tempat yang terperinci yang terkena cahaya matahari. Hal ini terutama lantaran cahaya merangsang pembukaan stomata pada siang hari,sehingga transpirasi bisa berjalan dengan lancar. Cahaya juga mempercepat transpirasi oleh pemanasan daun.
2.     Suhu
Suhu tumbuhan pada umumnya tidak berbeda banyak dengan lingkungannya. Kenaikan suhu udara akan mempengaruhi kelembaban relatifnya. Meningkatnya suhu pada siang hari, biasanya mengakibatkan kelembaban relatif udara menjadi makin rendah, sehingga akan mengakibatkan perbedaan tekanan uap air dalam rongga daun dengan di udara menjadi semakin besar dan laju transpirasi meningkat. Tanaman terjadi lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi lantaran air menguap lebih cepat lantaran suhu meningkat. Pada 30 ° C, daun mungkin terjadi tiga kali lebih cepat ibarat halnya pada 20 ° C.
3.    Kelembaban
Kelembaban udara sangat besar lengan berkuasa terhadap laju transpirasi. Kelembaban memperlihatkan banyak sedikitnya uap air di udara, yang biasanya dinyatakan dengan kelembaban relatif. Makin besar tekanan uap air di udara, maka akan semakin lambat laju transpirasi. Sebaliknya apabila sedikit tekanan uap air di udara maka maka laju transpirasinya akan semakin cepat. Tingkat difusi meningkat setiap substansi sebagai perbedaan dalam konsentrasi zat di dua tempat increases. Ketika udara sekitarnya kering, difusi air dari daun berlangsung lebih cepat.
4.     Angin
Angin ialah suatu perpindahan masa udara dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam perpindahan masa udara ini, angin akan membawa masa uap air yang berada di sekitar tumbuhan, sehingga sanggup menurunkan tekanan uap air disekitar daun dan sanggup menimbulkan meningkatnya laju transpirasi. Apabila angin bertiup terlalu kencang, sanggup menimbulkan keluaran uap air melebihi kemampuan daun untuk menggantuinya dengan air yang berasal dari tanah, sehingga usang kelamaan daun akan mengalami kekurangan air. Ketika tidak ada angin, udara sekitar daun menjadi semakin lembab sehingga mengurangi laju transpirasi. Ketika angin hadir, udara lembab dibawa pergi dan digantikan oleh udara kering.
5.    Keadaan Air Tanah
laju transpirasi sangat bergantung pada ketersediaan air di dalam tanah, lantaran setiap air yang hilang dalam proses transpirasi harus sanggup segera diganti kembali, yang intinya berasal dari dalam tanah. Berkurangnya air di dalam tanah akan mengakibatkan berkurangnya pengaliran air ke daun dan hal ini akan menghambat laju transpirasi. Tanaman tidak bisa terus terjadi cepat bila kehilangan air yang tidak dibentuk oleh pengganti dari tanah. Bila absorpsi air oleh akar gagal mengikuti laju transpirasi, kehilangan turgor terjadi, dan tutup stomata. Ini segera mengurangi laju transpirasi (serta fotosintesis). Jika hilangnya turgor meluas ke seluruh daun dan batang, layu tanaman.
Ketika tumbuhan berada di dalam kondisi gelap ataupun malam hari, maka laju transpirasi akan berkurang dibandingkan apabila tumbuhan terpapar cahaya. Hal tersebut sanggup terjadi lantaran pembukaan stomata distimulasi oleh cahaya, dan kemudian cahaya menghangatkan daun yang sanggup memicu proses transpirasi untuk meningkat. Begitupun dengan perubahan temperature, semakin tinggi temperature maka transpirasi akan semakin besar. Ketika temperatur naik sebesar 10°C, transpirasi akan meningkat sebesar tiga kali transpirasi semula. Konsentrasi uap air di udara juga memicu terjadinya transpirasi. Apabila terdapat perbedaan konsentrasi uap air yang cukup signifikan dalam hal ini udara luar lebih kering, maka uap air tersebut akan berdifusi dari stomata daun menuju ke udara sekitar yang mempunyai konsentrasi uap air relatif rendah. Hal sebaliknya sanggup berlangsung apabila konsentrasi uap air lebih tinggi pada udara bebas.
Tanaman gurun banyak jenis khusus fotosintesis, disebut crassulacean metabolisme asam atau fotosintesis CAM yang stomata tertutup pada siang hari dan terbuka pada malam hari ketika transpirasi akan lebih rendah.Transpirasi ini berlangsung selama fotosintesis terjadi, yaitu sewaktu stomata daun membuka untuk pertukaran gas antara karbon dioksida dan oksigen. Transpirasi merupakan proses yang penting, serta merupakan tenaga pencetus yang mendorong naiknya air dan materi mineral lainnya dari akar menuju daun. Naiknya material-material tersebut berkorelasi untuk melaksanakan biosintesis dalam rangka menyuplai fotosintesis, dan mendinginkan daun.
Udara yang berada disekitar daun akan meningkat kelembapannya apabila tidak ada angin yang berhembus, hal tersebut mengakibatkan penurunan laju transpirasi. Ketika angin berhembus, udara berair akan bergeser dan digantikan oleh udara yang lebih kering. Kelima, bila kehilangan air melalui transpirasi tidak sanggup segera digantikan oleh ketersediaan air di dalam tanah, maka sanggup dipastikan tumbuhan akan mengurangi laju transpirasinya. Sewaktu akar tumbuhan menyerap air dari tanah dan gagal untuk memenuhi kebutuhan transpirasi yang cenderung cepat, stomata kemudian akan menutup lantaran sel penjaga kehilangan tekanan turgor. Tanaman sanggup mengalami kelayuan apabila tekanan turgor yang berkurang tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Perbedaan tipe tumbuhan memegang peranan penting dalam cepatnya laju transpirasi. Setiap jenis tumbuhan mempunyai tipe maupun jumlah stomata yang berbeda untuk setiap luasan daun. Selain itu, lingkungan hidup juga berpengaruh. Tanaman xerofit akan lebih mempunyai laju transpirasi yang lebih kecil, dibandingkan dengan tumbuhan dengan habitat air.
C. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata
Membuka dan menutupnya stomata pada daun terjadi jawaban adanya kejadian turgor pada guard cell. Bergeraknya air dari epidermal cell ke dalam guard cell, menimbulkan turgor meningkat di dalm guard cell dan meimbulkan elastic straccking pada dinding guard cell. Dengan berkembangnya kedua guard cell ini, hal tersebut menimbulkan menutupnya stomata. Namun apabila tekanan turgor itu rendah, maka stomata tersebut akan membuka lagi. Hal ini berarti membuka dan menutupnya stomata ditentukan oleh turgor yang terjadi pada guard cell.
Transpirasi merupakan kejadian keluarnya air dalam bentuk uap melalui permukaan tumbuhan  PELEPASAN PANAS TRANSPIRASI


Gambar 2. Mekanisme membuka/menutupnya stomata
Transpirasi merupakan kejadian keluarnya air dalam bentuk uap melalui permukaan tumbuhan  PELEPASAN PANAS TRANSPIRASI

2.4 Transpirasi mendinginkan suhu tanaman
faktor tumbuhan perlu untuk diperhatikan  yaitu sebagai barikut:
1.      stomata: jumlah per satuan luas, letak stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/tenggelam), waktu bukaan stomata
2.      daun: berbulu/tidak, warna daun(kandungan klorofil daun), posisinya menghadap matahari secara eksklusif atau tidak.
Jikalau tidak terdapat tanaman, kisaran penguapan yang berasal dari permukaan daratan sesudah turun hujan akan berkurang secara drastis hingga nilai yang sangat rendah. Tanaman meningkatkan kisaran penguapan melalui transpirasi. Dalam proses transpirasi, air diangkut dari tanah melalui akar-akar tumbuhan menuju daun dengan agresi osmosis dan capillary. Air menguap dari permukaan dedaunan dan mengakibatkan kabut di udara. Dikarenakan ukuran-ukuran hidrologis, fenomena ini seringkali dikesampingkan dan disamakan dengan penguapan dikarenakan kedua proses ini sangat sulit dibedakan dengan memakai teknik pengamatan sederhana terhadap wilayah daratan yang berbeda-beda karakteristiknya. Proses menyeluruh pelepasan uap air ke udara dari permukaan daratan oleh proses evaporasi dan transpirasi diistilahkan evapotrasnpirasi.


Transpirasi merupakan kejadian keluarnya air dalam bentuk uap melalui permukaan tumbuhan  PELEPASAN PANAS TRANSPIRASI






            Gambar : Lubang stomata yang mengatur laju transpirasi
            Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting ialah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada kesannya akan menarik air yang diharapkan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh lantaran itu, air kemudian sanggup terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus sanggup diangkut ke belahan atas sebuah tanaman
            Proses transpirasi ini selain menimbulkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga sanggup mendinginkan tumbuhan yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan gampang mati lantaran terbakar oleh teriknya panas matahari lantaran melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tumbuhan juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melaksanakan fotosintesis biar keberlangsungan hidup tumbuhan sanggup terus terjamin.
Daun akan menyerap sejumlah besar energi radiasi yang nantinya akan dilepaskan kembali ke lingkungannya. Energi tersebut akan di ubah menjadi energi panas dan akan menaikkan suhu daun. Suatu citra yang memperlihatkan betapa pentingnya transpirasi dalam sistem panas badan tumbuhan. Perhitungan kalkulasi energi telah dilakukan, 1 cm2 luas daun, di tengah hari pada ekspresi dominan panas (summer) akan menyerap energi cahaya sebesar 1,3 g.kal per menit. Apabila diambil rata-rata untuk setiap daun pada tumbuhan tersebut akan menyerap energi cahaya 50% saja dan apabila masa 1 cm2 luas daun sama dengan 0,020 g serta panas jenisnya (specific heat) sebesar 0,879 g.kal, maka kenaikan suhu daun per menit akan mencapai 0,65.
Pada umumnya tumbuhan akan mati apabila suhu tubuhnya mencapai 50 – 600C. Dengan kenaikan suhu sebesar 370C, dalam waktu beberapa menit saja suhu daun sanggup naik hingga pada tingkat yang mematikan. Tetapi pada kenyataannya memperlihatkan bahwa daun jarang mencapai suhu yang mematikan. Suhu daun biasanya hanya beberapa derajat melebihi suhu udara.
Karena transpirasi merupakan proses mengkonsumsi energi, seringkali dianggap bahwa penguapan di dalam transpirasi merupakan pelepasan panas yang di serap oleh daun tersebut. Untuk menguapkan air sebanyak 1 gram pada suhu 20 0C, diharapkan energi sebesar 0,65 g.kal akan dibutuhkan sebanyak 0,65/584 = 0,0011 g air yang di ubah menjadi uap air untuk setiap daun sebesar 1 dm2 (100 cm2) , maka akan dibutuhkan 6,6 g air (0,0011 x 100 x 60) untuk setiap daun per jam. Dapat dibayangkan berapa banyak air yang diharapkan oleh suatu pohon yang mempunyai daun ratusan bahkan ribuan, untuk menjaga biar suhu tubuhnya tidak menjadi panas.



















DAFTAR PUSTAKA

AIBS.  1985. Biological Science A Molecular Approach. Toronto,D.C. Heat and Company.
Albert B.; Bray D.; Lewis J.;  Robert  K.  and  Watson,  J.D. 1983. Teh Cell.London : Garland Publishing, Inc. 
Baker  J.W.  and  llen, G.E. 1982. Biology.  London:  Addison-Wesley Publ. Comp. Bidwell  R.G.S.  1979.  Plant  Physiology.  London:  Macmillon Publ. Company. 
Campbell, N.A, Jane B.R, Lawrence, G.M, 2003. Biologi, Edisi Kelima-jilid 2.   Penerbit Erlangga ,Jakarta.
Moore T.C. 1974. Reseach Experiences in Plant Physiol. NY : Springer-Verlag, NY Purves W.K. and Gordon H.O. 1983. Life. USA :  Willard  Grant Press.
Salisbury  F.G  and  Ross, C.W.1985. Plant Physiol. California : Wadsworth Publ. Company
Sasmitamihardja, D dan Arbasyah S, 2003. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan biologi FMIPA-ITB. Dirjen Dikti. Depdikbud : Jakarta.      
Zainal Abidin (1984) Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Penerbit Angkasa. Bandung.















Sumber http://luqmanmaniabgt.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pelepasan Panas Transpirasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel