-->

iklan banner

Konsep Gerak Pada Tumbuhan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Setiap makhluk hidup (organisme) bisa mendapatkan dan menanggapi rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk balasan yang umum dilakukan berupa gerak. Gerak ialah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang mencakup seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akhir adanya pertumbuhan.
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melakukan aktivitas hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh binatang dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya pindah tempat. Gerak sanggup terjadi lantaran adanya dampak rangsangan (stimulus).
Rangsangan yang mensugesti terjadinya suatu gerak pada tumbuhan antara lain : cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut ada yang memilih arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak memilih arah gerak tumbuhan. Rangsangan yang memilih arah gerak akan menimbulkan tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan.
Iritabilitas pada tumbuhan disebabkan lantaran adanya belahan dinding sel yang tidak mengalami penebalan. Pada belahan ini terdapat suatu celah yang disebut noktah yang menghubungkan sel satu dengan yang lain. Melalui noktah terjadi relasi antara sel satu dengan lainnya oleh penjuluran-penjuluran protoplasma atau benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata.

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1)      Untuk memahami konsep gerak pada tumbuhan
2)      Untuk memahami ihwal macam-macam gerak pada tumbuhan

Baca Juga



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Jenis-jenis Gerak pada Tumbuhan
Beberapa gerak yang dilakukan oleh tumbuhan, dihasilkan sebagai respon tumbuhan terhadap sejumlah rangsangan dari luar atau dari lingkungannnya. Gerak pada tumbuhan paling banyak berorientasi pada cahaya dan gravitasi.
Berdasarkan atas penyebab timbulnya gerak, sanggup dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh ialah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan plastis atau “irreversible”. Gerak turgor ialah gerak yang timbul lantaran terjadi perubahan turgor pada sel-sel tertentu, dan sifatnya lentur atau “reversible”.
Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu: gerak etionom dan gerak endonom (autonom). Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar (gerak tropisme, gerak nasti dan gerak taksis). Sedangkan gerak endonom (autonom) merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari dalam atau dari tumbuhan itu sendiri.

v  Gerak Tropisme
            Tropisme adalah gerak belahan tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu contohnya cabang, daun, kuncup bunga atau sulur.
            Gerak tropisme sanggup dibedakan menjadi tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsangan dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsangan. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme sanggup dibedakan lagi menjadifototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, tigmotropisme dan gravitoprisme.

A.     Fototropisme
Fototropisme adalah gerak belahan tumbuhan lantaran rangsangan cahaya. Gerak belahan tumbuhan yang menuju ke arah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan membelok ke arah datangnya cahaya.
Telaah mengenai prosedur fototropisme di mulai oleh percobaan yang dilakukan oleh Charles Darwin dan putranya Francis. Percobaan dilakukan dengan menghilangkan ujung pucuk batang, dan didapatkan hasil bahwa fototropisme tidak terjadi disebabkan hilangnya pucuk tersebut. Begitu pula ketika ujung pucuk di lapisi materi yang tidak sanggup ditembus cahaya. Namun, fototropisme tetap terjadi ketika seluruh belahan tumbuhan dikuburkan ke dalam pasir hitam halus dan hanya ujung pucuk yang berada di luar, yang menimbulkan membeloknya batang. Dari percobaan ini dijelaskan bahwa, rangsangan (cahaya) terdeteksi pada suatu tempat (ujung pucuk) dan responnya (pelengkungan) dilaksanakan di tempat lain (daerah perpanjangan).
Mekanisme fototropisme dijelaskan dari percobaan yang dilakukan oleh Boysen dan Jensen dan disempurnakan dengan inovasi auksin oleh F.W. Went. Auksin mempunyai tugas penting dalam pembelokan batang ke arah cahaya. Auksin merupakan kordinato kimiawi yang berperan dalam pertambahan sel dan pertumbuhan. Auksin berada pada ujung pucuk, sehingga ketika cahaya berada di atas tumbuhan, akan terjadi distribusi auksin dari pucuk ke tempat pemanjangan secara vertikal. Namun ketika cahaya diberikan dari salah satu sisi batang, menimbulkan distribusi auksin secara lateral (asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Bagian tumbuhan yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi.
Hal ini menimbulkan sisi batang yang pada tempat gelap akan mengalami pertumbuhan sel lebih cepat, sehingga batang menyerupai berbelok ke arah datangnya cahaya. Bagian tumbuhan yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi.
Diperkirakan distribusi auksin yang asimetrik, disebabkan oleh adonan tiga prosedur yang berbeda, yaitu:
a.       Terjadinya perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada belahan koleoptil yang terkena cahaya.
b.      Meningkatnya sintesis auksin pada belahan koleoptil yang gelap
c.       Adanya angkutan auksin secara lateral dari belahan yang terkena cahaya menuju ke belahan yang gelap.
Cahaya yang paling efektif dalam merangsang fototropisme ialah cahaya gelombang pendek, sedangkan cahaya merah tidak efektif. Di duga respon fototropis ini ada kaitannya dengan karoten dan riboflavin, lantaran kombinasi peresapan spectrum oleh karoten dan riboflavin menyerupai dengan pola kerja spektrum terhadap fototropisme.
B.     Geotropisme
Geotropisme adalah gerak belahan tumbuhan lantaran dampak gravitasi bumi. Jika arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif, contohnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
Akar selalu tumbuh ke arah bawah akhir rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan pola lain dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.
Contoh lain dari geotropisme ialah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu bunga mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme negatif. Tetapi sesudah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan ialah geotropisme negatif dan sesudah pembuahan ialah geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini dipengaruhi oleh peranan hormon pertumbuhan.
Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tumbuhan (celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian bawah. Hal ini menandakan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akhir dari dampak geotropisme. Untuk membuktikan dampak geotropisme terhadap akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970). Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang terkumpul di belahan bawah memperlihatkan lebih banyak disbanding dengan belahan atas. Sel-sel tumbuhan terdiri dari banyak sekali komponen materi cair dan materi padat. Dengan adanya gravitasi maka letak materi yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan materi yang bersifat padat berada di belahan bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith).


C.     Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak belahan tumbuhan lantaran rangsangan air. Jika gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tumbuhan tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya di tanah. Jika tumbuhan tumbuh menjauhi air disebuthidrotropisme negatif. Misal gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh ke atas air.
Respon tumbuhan tumbuhan ditentukan oleh stimulus gradient atau konsentrasi air (kelembaban). Kelembaban menimbulkan membeloknya akar ke tempat yang mengandung air dengan konsentrasi yang lebih besar.
Pengamatan terkait hidrotropisme belum banyak berkembang, lantaran belahan tumbuhan yang menerima dampak ialah akar. Tetapi jikalau dibandingkan dengan dampak gravitasi, pertumbuhan akar ke bawah lebih di mungkinkan lantaran adanya rangsangan gravitasi di bandingkan rangsangan air.

D.    Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak belahan tumbuhan lantaran rangsangan zat kimia. Jika gerakannya mendekati zat kimia tertentu disebut kemotropisme posistif. Misalnya gerak akar menuju zat di dalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu disebut kemotropisme negatif. Contohnya gerak akar menjauhi racun.

E.     Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerak belahan tumbuhan lantaran adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau persinggungan. Contoh : gerak membelit ujung batang atau sulur dari cucurbitaceae dan,passiflora. Contoh tumbuhan yang bersulur ialah ercis, anggur, markisa, semangka dan mentimun.
Sulur akan terus tumbuh memanjang mencari struktur pendukung untuk mengokohkan tegaknya tumbuhan tersebut. Sulur sangat sensitif terhadap sentuhan. Terjadinya kontak antara sulur dengan suatu benda akan merangsang sulur tersebut tumbuh membengkok ke arah benda yang tersentuh tadi, disebabkan terjadi perbedaan kecepatan pertumbuhan lantaran di duga sel-sel yang terkena kontak sentuhan akan memproduksi ABA yang menghambat pertumbuhan sedangkan sisi yang berlawana menghasilkan auksin sehingga pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Akibatnya sulur membelok dan meliliti sumber sentuhan. Respon sulur sebagian melibatkan perubahan turgor. Di duga telah terjadi perubahan kandungan ATP dan fosfat anorganik yang cepat akhir rangsangan sentuhan pada sulur.

F.     Gravitoprisme
Gravitropisme merupakan gerak pertumbuhan ke arah atau menjauhi tarikan gravitasi. Gravitropisme bersifat positif jikalau pertumbuhan mengarah ke bawah dan bersifat negatif jikalau pertumbuhan mengarah ke atas. Bagian tumbuhan yang sanggup mendapatkan rangsangan gravitasi ialah tudung akar dan pucuk batang. Batang dan tangkai bunga biasanya bersifat gravitropik negatif, namun responnya sangat beragam. Batang utama akan tumbuh 1800 dari arah gravitasi sedangkan cabang, tangkai daun, rimpang dan stolon biasanya lebih mendatar.
Berdasarkan arah pertumbuhan terhadap gravitasi, gravitropisme terbagi menjadi orthogravitropisme (pertumbuhan tegak lurus ke atas ataupun ke bawah), diagravitropisme (pertumbuhan mendatar), plagiogravitropisme (pertumbuhan membentuk sudut tertentu). Sedangkan organ yang tidak menerima dampak gravitasi disebut agravitropik.
Rangsangan gravitasi diterima oleh sel melalui dua cara yaitu mendapatkan perbedaan tekanan pada sel sebagai akhir terjadinya distribusi partikel-partikel ringan dan berat yang tidak merata di dalam sel. Kedua ialah timbulnya tekanan sebagai akhir adanya fluktuasi perubahan status air dalam sel, akan menimbulkan tekanan yang disebabkan kandungan sel.
Pengaruh gravitasi diterima oleh tudung akar maupun pucuk batang. Namun penerimaan rangsangan gravitasi oleh ujung akar dan ujung batang tidak sama. Suatu rangsangan gravitasi diterima oleh statolit. Sel yang mengandung statolit disebut statosit. Statolit ialah badan-badan kecil dengan berat jenis tinggi, yang mengendap ke dasar sel. Badan-badan yang mengendap pada sitoplasma mencakup inti sel, diktiosom, mitokondria dan butir-butir pati (amiloplas). Di antara badan-badan sel memperlihatkan bahwa amiloplas merupakan statolit di dalam sel yang mendapatkan rangsangan gravitasi, Beberapa bukti yang menguatkan pernyataan ini adalah:
1.      Adanya relasi yang erat antara adanya amiloplas yang terendap dalam organ dengan kemampuan organ untuk tanggap secara gravitropis.
2.      Waktu yang diharapkan untuk respon gravitropik bekerjasama erat dengan laju pengendapan amiloplas.
3.      Jika akar atau koleoptil diberi giberelin dan kinetin pada suhu tinggi menimbulkan amiloplas menghilang, demikian pula dengan respon terhadap gravitasi.
4.      Kepekaan gravitropik muncul kembali pada waktu yang bersamaan dengan muncul kembali butir pati atau sesudah tudung akar gres muncul.
Pada Percobaan F. Went dan N. Cholodny menjelaskan adanya pembelokan pucuk ke arah atas di sebabkan distribusi auksin yang asimetris (tidak merata) pada tumbuhan dalam posisi horizontal. Pengaruh gravitasi menimbulkan konsentrasi auksin belahan bawah menjadi bertambah. Peningkatan kadar auksin akan merangsang pertumbuhan lebih cepat, sehingga pucuk akan membelok ke atas. Begitupun pada akar yang mempunyai asam absisat (ABA) pada tudung akar. Akibat dampak gravitasi menimbulkan akumulasi ABA lebih banyak pada belahan bawah, sehingga meningkatkan penghambatan pertumbuhan. Akibatnya belahan sebelah atas yang ABA lebih sedikit, akan tumbuh lebih cepat dan akar akan membelok ke bawah.

v  Gerak Nasti
Gerak nasti ialah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri, contohnya lantaran perubahan tekanan turgor.

A.     Fotonasti
Fotonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Misalnya, gerakan mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) di sore hari.

B.     Niktinasti
Niktinasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Misalnya, pada malam hari daun-daun tumbuhan polong-polongan akan menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit.
A.W. Galston dan kawan-kawan mendeteksi adanya perpindahan ion kalium dari belahan atas ke belahan bawah pulvinus dan sebaliknya. Perpindahan ion kalium telah menimbulkan perubahan potensial osmotic yang besar pada sel-sel motor yang menimbulkan daun bergerak ke atas atau ke bawah. Diduga auksin terlibat dalam aktivitas ini. IAA yang diproduksi pada siang hari terutama diangkut ke belahan bawah petiol. Ion kalium akan bergerak ke arah di mana mempunyai kandungan IAA lebih tinggi, air masuk ke belahan bawah pulvinus dan daun bangun. Angkutan auksin berkurang pada malam hari, terjadi reaksi sebaliknya. Auksin yang diberikan ke belahan atas atau belahan bawah pulvinus akan menimbulkan tidur dan bangunnya daun secara berturut-turut. Sejumlah sel di pulvinus yang menggembung dikala membuka disebut ekstensor, sedangkan sel yang mengerut dinamakan fleksor. Gerak ini terjadi pada tumbuhan polong-polongan.

C.     Tigmonasti atau Seismonasti
Tigmonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang sentuhan atau getaran. Contoh gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) jika disentuh. Jika hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tubuh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut mengatup.
Tumbuhan ini memperlihatkan respon sangat cepat yaitu sekitar 0,1 detik sesudah rangsangan diberikan, dan penyebaran reaksi terhadap rangsangan ini ke belahan atas dan bawah tumbuhan berjalan antara 40-50 cm/detik. Jika ujung daun putri aib disentuh maka akan terjadi ajaran air yang menjauhi tempat sentuhan. Adanya ajaran air ini menimbulkan kadar air di tempat sentuhan berkurang, sehingga tekanan turgornya mengecil. Akibatnya daun putri aib akan menutup dan tampak menyerupai layu. Lamanya waktu menutup tergantung pada suhu dan keras halusnya getaran.
Jika hanya satu anak daun dirangsang, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan, sehingga anak daun lain ikut mengatup. Kegunaan respon ini diduga bahwa pelipatan anak daun akan mengagetkan dan mengusir serangga sebelum mereka sempat memakan daunnya. Pelipatan terjadi lantaran air diangkut keluar dari sel motor pada pulvinus, insiden yang bekerjasama dengan keluarnya K+. Penyebaran aba-aba Mimosa telah bertahun-tahun diteliti, terbukti ada dua macam mekanisme, elektris dan kimiawi. Potensial kerja disebabkan oleh ajaran sejumlah ion tertentu melintasi sel parenkima (yang dihubungkan oleh plasmodesmata) xilem dan floem, dengan kecepatan hingga sekitar 2 cm s-1. Potensial kerja tidak akan melewati pulvinus dari satu anak daun ke anak daun lainnya, kecuali bila respon kimiawi juga terlibat sehingga hanya beberapa anak daun saja yang terlipat. Hal ini disebabkan oleh suatu materi yang bergerak melalui pembuluh xilem bersamaan dengan ajaran transpirasi. Bahan aktif ini dikenal sebagai turgorin.



D.    Termonasti
Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu, menyerupai mekarnya bunga tulip. Bunga-bunga tersebut mekar jikalau mendadak mengalami kenaikan suhu dan akan menutup kembali jikalau suhu turun.

E.     Haptonasti
Haptonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Contohnya pada tumbuhan Dionaea (sejenis tumbuhan perangkap lalat). Bila ada lalat yang menyentuh belahan dalam daun, daun akan segera menutup sehingga lalat akan terperangkap di antara kedua belahan daun.
Cara kerja perangkap ini lantaran adanya ”nerve-like signal” atau rambut epidermis-sensori yang sanggup menimbulkan potensial kerja pada perangkap. Potensial kerja bergerak dari rambut itu ke jaringan daun bercuping rangkap dan menimbulkan cuping tersebut mengatup dengan cepat dalam waktu kira-kira setengah detik. Tumbuhan tersebut memerangkap serangga, yang kemudian dicerna oleh enzim yang dikeluarkan daun untuk menghasilkan nitrogen dan fosfat bagi tumbuhan.

F.     Nasti Kompleks
Merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, menyerupai karbon dioksida, pH, suhu dan kadar kalsium. Contohnya : gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun.

v  Taksis
Taksis ialah gerak seluruh tubuh atau belahan dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Gerakan yang arahnya mendekati sumber rangsangan disebut taksis positif dan yang menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. Umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah.

A.     Kemotaksis
Kemotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan zat kimia. Contohnya : gerak gamet jantan berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium lumut ke arah gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium. Spermatozoid bergerak lantaran tertarik oleh sukrosa atau asam malat. Pergerakan ini terjadi lantaran adanya zat kimia pada sel gamet betina.

B.     Fototaksis
Fototaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa cahaya. Contohnya pada ganggang hijau yang eksklusif menuju cahaya yang intensitasnya sedang. Tetapi bila intensitas cahaya meningkat, maka akan tercapai batas tertentu dan ganggang hijau tiba-tiba akan berbalik arah dan berenang menuju cahaya. Sehingga terjadi perubahan yang semula gerak fototaksis positif menjadi fototaksis negatif.
           




















BAB III
KESIMPULAN

            Adapun kesimpulan yang sanggup diambil dari isi makalah ini ialah :
1.      Berdasarkan atas penyebab timbulnya gerak, sanggup dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu : gerak etionom dan gerak endonom (autonom).
2.      Berdasarkan relasi antara arah respon gerakan dengan asal rangsangan, gerak etionom sanggup dibedakan menjadi : gerak tropisme, gerak nasti dan gerak taksis.
3.      Tropisme ialah gerak belahan tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Macam-macam gerak tropisme ialah : fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, tigmotropisme dan gravitoprisme.
4.      Gerak nasti ialah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri, contohnya lantaran perubahan tekanan turgor. Macam-macam gerak nasti ialah : fotonasti, niktinasti, termonasti, tigmonasti, haptonasti dan nasti kompleks.
5.      Taksis ialah gerak seluruh tubuh atau belahan dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Macam-macam gerak taksis ialah : fototaksis dan kemotaksis.


DAFTAR PUSTAKA

Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Phisiology, Second Edition. New York: Macmillan Publishing Co, Inc.
Dwidjoseputro, D. 1978.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia. Jakarta.
Fried, George H. & George J. Hademenos. 2000. Scahum’s Outlines of Theory and Problems of BIOLOGY. 2nd Edition. The McGraw-Hall Companies.
Gardner, F.P., Pearce, R.B., dan Mitchell, R.I. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (diterjemahkan oleh Herawati Susilo). UI Press. Jakarta.
Leopold, A. C. and P. E Kriedemann.  1975.  Plant Growth and Development.  Tata Mc Grow Hill Pub. Co. Ltd.., New Delhi. 545p.
Noggle, G.R and Frits, G.J. 1983. Introduction Plant Physiology, Second Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc, Englewood Clifts.
Rusmana. 2002. Diktat Mata Kuliah Ekologi Tanaman. Jurusan Agronomi. Faperta- Untira. Serang.
Wilkins, M. B.1992. Fisiologi Tanaman. Bumi Angkasa, Jakarta




Sumber http://luqmanmaniabgt.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Konsep Gerak Pada Tumbuhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel