Sejarah Singkat Rasulullah, Visi Dan Misinya Serta Peradabannya Pada Dikala Itu
Latar Belakang
Sebelum kedatangan Islam di negeri Arab (Arab pra-Islam), secara sosiopolitis masyarakat Arab sangat mencerminkan kehidupan yang sangat rendah. Banyak sikap yang menyimpang terjadi, ibarat penyembahan berhala, perbudakan, perzinahan, mabuk, ekploitasi, perang antarsuku dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan kebudayaan dan peradaban bangsa Arab sebelum Islam datang, sungguh sangat miris, jauh dari nilai-nilai kebaikan.
Namun, lahirnya seorang anak pria yang kemudian diberi nama Muhammad, akan membawa dampak besar terhadap kehidupan bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya. Pengaruh tersebut terjadi di dalam bidang atau aspek teologis dan sosiopolitis dalam kehidupan. Dari dampak positif yang dibawa Muhammad dan kemudian ia menjadi Rasul Allah yang bertugas menyebarkan fatwa agama Islam, sehingga membawa bangsa Arab ke peradaban yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Secara umum, kita mengetahui banyak sekali perubahan yang dibawa Rasulullah SAW. namun bagaimana sejarah peradaban pada masa itu? Hal tersebut menjadi latar belakang penulis dalam menulis makalah ini yang berjudul “Peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW” dan sekaligus untuk memenuhi kiprah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana citra umum misi Nabi Muhammad SAW?
3. Apa saja peradaban pada masa Rasulullah SAW?
Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
2. Mengetahui citra umum misi Nabi Muhammad SAW.
3. Mengetahui peradaban pada masa Rasulullah SAW.
1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW. ialah anggota Bani Hasyim, yang merupakan bab dari suku Quraisy. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya berjulukan Abdullah anak dari Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy dan ibunya ialah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun 570 M atau pada ketika itu dikenal sebagai tahun gajah, alasannya ialah pada waktu itu terjadi penyerangan terhadap Makkah yaitu penghancuran Kakbah oleh pasukan gajah Abrahah, namun pasukan Abrahah mengalami kehancuran.
Muhammad lahir dengan berkulit cerah, berambut hitam lebat, alis melengkung, bola matanya hitam dan bulu matanya hitam lentik. Di tengkuknya antara dua pundak ada bercak kecoklatan.
Namun, Muhammad lahir dalam keadan yatim alasannya ialah ayahnya telah meninggal dunia. Salah satu kebiasaan di antara orang-orang kaya dan kaum darah biru Arab bahwa ibu-ibu tidak mengasuh bawah umur mereka, tetapi mereka mengirimkan bawah umur itu ke pedesaan untuk diasuh dan dibesarkan di sana. Begitu pula dengan Muhammad yang diserahkan kepada Halimah Sa’diyyah. Muhammad diasuh dan dibesarkan selama 6 tahun oleh Halimah dan kemudian dikembalikan lagi kepada ibunya. Pada waktu itu, ibunya bermaksud menziarahi makam suaminya di Madinah. Namun, di tengah perjalanan, yaitu di Abwa, Madinah, Aminah menderita sakit dan menghembuskan nafas yang terakhir di sana. Dengan demikian, pada ketika berusia 6 tahun Nabi Muhammad sudah menjadi yatim piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab untuk merawat Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia. Tanggung jawab terhadap hak asuh Muhammad beralih kepada pamannya, Abu Thalib.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan itu, dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan tersebut membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari banyak sekali macam noda yang sanggup merusak namanya. Karena itu, semenjak muda Muhammad sudah dijuluki al-amin, orang yang dipercaya.
Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syria (Syam), yang dipimpin oleh Abu Thalib. Di dalam perjalanan tersebut Muhammad bertemu dengan pendeta Nasrani berjulukan Buhairah di Busra, sebelah Selatan Syria. Pendeta ini melihat gejala kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Pendeta tersebut menasehatkan Abu Thalib semoga jangan terlalu jauh masuk ke tempat syria, alasannya ialah ditakutkan orang-orang Yahudi mengetahui gejala tersebut dan akan berbuat jahat terhadap Muhammad.
Pada usia 25 tahun, Muhammad berangkat ke Syria membawa barang dagangan seorang saudagar perempuan yang kaya raya, Khadijah. Dalam perdagangan tersebut, Muhammad memperoleh keuntungan yang besar. Singkat dongeng alasannya ialah Khadijah usang telah menjanda, ia juga menyukai apa yang ada pada diri Muhammad, sehingga jadinya ia melamar Muhammad. Lamaran itu diterima, kemudian perkawinan dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Kahadijah ialah perempuan pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam usaha menyebarkan Islam. Perkawinan tersebut dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri. Mereka ialah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kalsum dan Fatimah.
Suatu kejadian penting yang menyampaikan kabijaksanaan Muhammad terjadi pada ketika usianya 35 tahun. Waktu itu bangunan Kakbah rusak berat. Perbaikan pun dilakukan secara gotong royong. Para penduduk Makkah membantu dengan sukarela. Namun, pada pekerjaan peletakan hajar aswad di tempat semula, timbul perselisihan. Setiap suku merasa berhak untuk melaksanakan itu sehingga perselisihan semakin memuncak. Akhirnya diputuskan oleh para pemimpin Quraisy bahwa orang yang pertama masuk ke Kakbah melalui pintu Shafa, akan dijadikan hakim. Dan ternyata yang masuk pertama itu ialah Muhammad. Ia dipercaya sebagai hakim. Ia membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah kemudian meminta seluruh kepala suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Lalu Muhammad kemudian meletakkan kerikil itu pada tempatnya semula. Dengan demikian perselisihan diselesaikan dengan bijaksana oleh Muhammad.
2. Gambaran Umum: Misi Nabi Muhammad SAW
Kehidupan masyarakat Arab secara sosiopolitis mencerminkan kehidupan derajat yang rendah. Perbudakan, mabuk, perzinahan, ekploitasi ekonomi dan perang antarsuku menjadi aksara sikap mereka. Dari segi aspek kepecayaan atau agama, orang-orang Arab Makkah ialah para penyembah berhala.
Berangkat dari kondisi inilah, dalam sejarah dicatat bahwa Muhammad sering melaksanakan kontemplasi (‘uzlah), untuk mendapat suatu balasan dan bagaimana seharusnya membangun masyarakat Arab.[8] Setelah melalui proses kontemplasi yang cukup lama, tepatnya di gua Hira, jadinya Muhammad mendapat suatu petunjuk dari Allah melalui malaikat Jibril. Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih oleh Allah sebagai Nabi.[9] Dan melalui beberapa wahyu dari Allah yang memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad untuk mengubah masyarakat Arab Makkah. Dari sinilah awal sejarah penyebaran dan usaha Nabi Muhammad SAW. dalam menegakkan fatwa agama Islam dimulai.
Para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah, dilihat dari pendekatan visi dan misi, sanggup dibagi ke dalam dua bagian.
a. Nabi yang hanya mambawa iman teologis semata.
b. Nabi yang membawa iman teologis sekaligus membawa iman politis.
Doktrin toelogis ialah iman yang menekankan substansi moral dalam mempersatukan ideal moral insan dengan ideal moral Tuhan tanpa melaksanakan perubahan sosial politik sebagai bab dari proses ideal moral tersebut. Sedangkan iman teologis politis ialah iman yang mengedepankan fatwa moral sekaligus berusaha melaksanakan perubahan sistem untuk menata institusi-institusi sosial dan politik.
Para nabi yang tergolong pembawa iman teologis politis ini di antaranya ialah Nabi-Nabi yang bergelar Ulul Azmi. Nabi Muhammad SAW. termasuk bab dari ini alasannya ialah ia, selain mengajarkan nilai-nilai islam yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat aksentis (keakhiratan), juga berusaha beserta umatnya menata kekuatan untuk mengambil alih kiprah kepemimpinan dan pemerintahan orang-orang Quraisy.
3. Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW
Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasulullah SAW. yang paling dahsyat ialah perubahan sosial. Suatu perubahan fundamental dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Selain itu, terdapat juga beberapa peradaban sebagai berikut.[11]
a. Pembangunan Masjid Nabawi.
Riwayat mengatakan, ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, di perjalanan, unta yang ditunggangkan Rasullulah berhenti di suatu tempat dan pada ketika itu juga Rasullullah memerintahkan semoga di tempat tersebut dibangun sebuah Masjid. Rasullulah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Ini menandakan adanya sebuah kolaborasi sosial antara umat insan dalam rangka membangun masjid. Masjid tersebut dipakai oleh kaum muslimin sebagai tempat beraktivitas selain beribadah ibarat belajar, memutuskan masalah mereka, berjual beli dan kegiatan-kegiatan yang bekerjasama dengan keagamaan. Kerja sama ini mengkerucut menjadi sebuah silaturahmi yang mempersatukan umat muslimin.
b. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Rasulullah SAW juga mempersaudarakan semua umat muslimin yang berasal dari kaum manapun, sesudah mempersatukan umat maka perlu dilakukan sebuah penguatan ikatan sehingga persatuan tidak sanggup digoyahkan oleh siapapun. Terjadi sebuah sifat saling berbagi, suka duka, orang yang membutuhkan dibantu, inilah yang terjadi. Sehingga persaudaraan umat muslimin lebih besar lengan berkuasa daripada hanya persaudaraan yang menurut keturunan.
c. Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan Non-Muslimin.
Di Madinah, ada tiga umat insan pada ketika itu, yaitu kaum muslimin (orang-orang Arab), serta kaum non-muslimin dan orang-orang Yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Bani Qainuqa). Rasulullah menciptakan sebuah kesepakatan yang dikenal dengan piagam Madinah mengenai terjaminnya keamanan dan kedamaian di antara umat beragama. Piagam ini merupakan tonggak awal terbentuknya sebuah rasa saling membantu dan toleransi antarumat beragama
d. Peletakan Asas-Asas Politik, Ekonomi dan Sosial.
Di Madinah, Rasulullah SAW memulai dakwah mengenai fatwa Islam yang didapat dari wahyu-wahyu Allah yang berisikan seluruh hukum dan pedoman hidup manusia. Pada dakwah-dakwah inilah umat insan tidak hanya kaum muslimin diajarkan mengenai konsep dasar hidup. Ilmu pengetahuan seperti, ilmu-ilmu sosial, ekonomi, politik, serta budaya diajarkan, semoga insan sanggup hidup berdampingan secara tenang tanpa takut terjadi suatu masalah. Jika terjadi suatu masalah, maka setiap orang mempunyai kiprah yang sanggup dipakai untuk melaksanakan musyawarah, untuk memutuskan langkah apa yang sebaiknya sanggup diambil.
Kesimpulan
Berdasarkan klarifikasi yang telah dipaparkan pada makalah ini. Kesimpulan penulis ialah sebagai berikut.
1. Nabi Muhammad SAW. ialah putra dari Abdullah dan Aminah. Muhammad sudah menjadi yatim ketika ia lahir dan menjadi yatim piatu pada ketika usia 6 tahun. Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya selama 2 tahun, sesudah 2 tahun kakeknya Abdul Muthalib meninggal dan kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut pertama kali dalam kafilah dagang. Tanda-tanda kenabian Muhammad diketahui oleh pendeta Nasrani pada ketika itu. Pada usia 25 tahun, muhammad menikah dengan saudagar kaya raya yang berjulukan Khadijah. Dari janji nikah itu Muhammad memperoleh enam orang anak.
2. Gambaran umum misi Nabi Muhammad SAW. ialah mengubah moral masyarakat Arab menjadi masyarakat bermoralitas yang beradab. Selain itu dia merupakan Nabi yang membawa iman teologis (mengajarkan nilai-nilai moral yang sesuai dengan moral yang ditetapkan oleh Allah) sekaligus membawa iman politis (menata kekuatan untuk mengambil alih pemerintahan orang-orang Quarisy).
3. Peradaban yang terjadi pada masa Rasulullah SAW ialah perubahan moral yang fundamental dari masa kebobrokan menuju moralitas yang beradab, selain itu terdapat juga hasil peradaban yang lain seperti, pembangunan Masjid Nabawi, persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar, kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslim dan non-muslim dan peletakan asas-asas politik, ekonomi dan sosial.
Sumber http://senyumketiga.blogspot.com
Sebelum kedatangan Islam di negeri Arab (Arab pra-Islam), secara sosiopolitis masyarakat Arab sangat mencerminkan kehidupan yang sangat rendah. Banyak sikap yang menyimpang terjadi, ibarat penyembahan berhala, perbudakan, perzinahan, mabuk, ekploitasi, perang antarsuku dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan kebudayaan dan peradaban bangsa Arab sebelum Islam datang, sungguh sangat miris, jauh dari nilai-nilai kebaikan.
Secara umum, kita mengetahui banyak sekali perubahan yang dibawa Rasulullah SAW. namun bagaimana sejarah peradaban pada masa itu? Hal tersebut menjadi latar belakang penulis dalam menulis makalah ini yang berjudul “Peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW” dan sekaligus untuk memenuhi kiprah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana citra umum misi Nabi Muhammad SAW?
3. Apa saja peradaban pada masa Rasulullah SAW?
Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
3. Mengetahui peradaban pada masa Rasulullah SAW.
1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW. ialah anggota Bani Hasyim, yang merupakan bab dari suku Quraisy. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya berjulukan Abdullah anak dari Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy dan ibunya ialah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun 570 M atau pada ketika itu dikenal sebagai tahun gajah, alasannya ialah pada waktu itu terjadi penyerangan terhadap Makkah yaitu penghancuran Kakbah oleh pasukan gajah Abrahah, namun pasukan Abrahah mengalami kehancuran.
Muhammad lahir dengan berkulit cerah, berambut hitam lebat, alis melengkung, bola matanya hitam dan bulu matanya hitam lentik. Di tengkuknya antara dua pundak ada bercak kecoklatan.
Namun, Muhammad lahir dalam keadan yatim alasannya ialah ayahnya telah meninggal dunia. Salah satu kebiasaan di antara orang-orang kaya dan kaum darah biru Arab bahwa ibu-ibu tidak mengasuh bawah umur mereka, tetapi mereka mengirimkan bawah umur itu ke pedesaan untuk diasuh dan dibesarkan di sana. Begitu pula dengan Muhammad yang diserahkan kepada Halimah Sa’diyyah. Muhammad diasuh dan dibesarkan selama 6 tahun oleh Halimah dan kemudian dikembalikan lagi kepada ibunya. Pada waktu itu, ibunya bermaksud menziarahi makam suaminya di Madinah. Namun, di tengah perjalanan, yaitu di Abwa, Madinah, Aminah menderita sakit dan menghembuskan nafas yang terakhir di sana. Dengan demikian, pada ketika berusia 6 tahun Nabi Muhammad sudah menjadi yatim piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab untuk merawat Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia. Tanggung jawab terhadap hak asuh Muhammad beralih kepada pamannya, Abu Thalib.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan itu, dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan tersebut membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari banyak sekali macam noda yang sanggup merusak namanya. Karena itu, semenjak muda Muhammad sudah dijuluki al-amin, orang yang dipercaya.
Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syria (Syam), yang dipimpin oleh Abu Thalib. Di dalam perjalanan tersebut Muhammad bertemu dengan pendeta Nasrani berjulukan Buhairah di Busra, sebelah Selatan Syria. Pendeta ini melihat gejala kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Pendeta tersebut menasehatkan Abu Thalib semoga jangan terlalu jauh masuk ke tempat syria, alasannya ialah ditakutkan orang-orang Yahudi mengetahui gejala tersebut dan akan berbuat jahat terhadap Muhammad.
Pada usia 25 tahun, Muhammad berangkat ke Syria membawa barang dagangan seorang saudagar perempuan yang kaya raya, Khadijah. Dalam perdagangan tersebut, Muhammad memperoleh keuntungan yang besar. Singkat dongeng alasannya ialah Khadijah usang telah menjanda, ia juga menyukai apa yang ada pada diri Muhammad, sehingga jadinya ia melamar Muhammad. Lamaran itu diterima, kemudian perkawinan dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Kahadijah ialah perempuan pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam usaha menyebarkan Islam. Perkawinan tersebut dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri. Mereka ialah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kalsum dan Fatimah.
Suatu kejadian penting yang menyampaikan kabijaksanaan Muhammad terjadi pada ketika usianya 35 tahun. Waktu itu bangunan Kakbah rusak berat. Perbaikan pun dilakukan secara gotong royong. Para penduduk Makkah membantu dengan sukarela. Namun, pada pekerjaan peletakan hajar aswad di tempat semula, timbul perselisihan. Setiap suku merasa berhak untuk melaksanakan itu sehingga perselisihan semakin memuncak. Akhirnya diputuskan oleh para pemimpin Quraisy bahwa orang yang pertama masuk ke Kakbah melalui pintu Shafa, akan dijadikan hakim. Dan ternyata yang masuk pertama itu ialah Muhammad. Ia dipercaya sebagai hakim. Ia membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah kemudian meminta seluruh kepala suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Lalu Muhammad kemudian meletakkan kerikil itu pada tempatnya semula. Dengan demikian perselisihan diselesaikan dengan bijaksana oleh Muhammad.
2. Gambaran Umum: Misi Nabi Muhammad SAW
Kehidupan masyarakat Arab secara sosiopolitis mencerminkan kehidupan derajat yang rendah. Perbudakan, mabuk, perzinahan, ekploitasi ekonomi dan perang antarsuku menjadi aksara sikap mereka. Dari segi aspek kepecayaan atau agama, orang-orang Arab Makkah ialah para penyembah berhala.
Berangkat dari kondisi inilah, dalam sejarah dicatat bahwa Muhammad sering melaksanakan kontemplasi (‘uzlah), untuk mendapat suatu balasan dan bagaimana seharusnya membangun masyarakat Arab.[8] Setelah melalui proses kontemplasi yang cukup lama, tepatnya di gua Hira, jadinya Muhammad mendapat suatu petunjuk dari Allah melalui malaikat Jibril. Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih oleh Allah sebagai Nabi.[9] Dan melalui beberapa wahyu dari Allah yang memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad untuk mengubah masyarakat Arab Makkah. Dari sinilah awal sejarah penyebaran dan usaha Nabi Muhammad SAW. dalam menegakkan fatwa agama Islam dimulai.
Para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah, dilihat dari pendekatan visi dan misi, sanggup dibagi ke dalam dua bagian.
a. Nabi yang hanya mambawa iman teologis semata.
b. Nabi yang membawa iman teologis sekaligus membawa iman politis.
Doktrin toelogis ialah iman yang menekankan substansi moral dalam mempersatukan ideal moral insan dengan ideal moral Tuhan tanpa melaksanakan perubahan sosial politik sebagai bab dari proses ideal moral tersebut. Sedangkan iman teologis politis ialah iman yang mengedepankan fatwa moral sekaligus berusaha melaksanakan perubahan sistem untuk menata institusi-institusi sosial dan politik.
Para nabi yang tergolong pembawa iman teologis politis ini di antaranya ialah Nabi-Nabi yang bergelar Ulul Azmi. Nabi Muhammad SAW. termasuk bab dari ini alasannya ialah ia, selain mengajarkan nilai-nilai islam yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat aksentis (keakhiratan), juga berusaha beserta umatnya menata kekuatan untuk mengambil alih kiprah kepemimpinan dan pemerintahan orang-orang Quraisy.
3. Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW
Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasulullah SAW. yang paling dahsyat ialah perubahan sosial. Suatu perubahan fundamental dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Selain itu, terdapat juga beberapa peradaban sebagai berikut.[11]
a. Pembangunan Masjid Nabawi.
Riwayat mengatakan, ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, di perjalanan, unta yang ditunggangkan Rasullulah berhenti di suatu tempat dan pada ketika itu juga Rasullullah memerintahkan semoga di tempat tersebut dibangun sebuah Masjid. Rasullulah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Ini menandakan adanya sebuah kolaborasi sosial antara umat insan dalam rangka membangun masjid. Masjid tersebut dipakai oleh kaum muslimin sebagai tempat beraktivitas selain beribadah ibarat belajar, memutuskan masalah mereka, berjual beli dan kegiatan-kegiatan yang bekerjasama dengan keagamaan. Kerja sama ini mengkerucut menjadi sebuah silaturahmi yang mempersatukan umat muslimin.
b. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Rasulullah SAW juga mempersaudarakan semua umat muslimin yang berasal dari kaum manapun, sesudah mempersatukan umat maka perlu dilakukan sebuah penguatan ikatan sehingga persatuan tidak sanggup digoyahkan oleh siapapun. Terjadi sebuah sifat saling berbagi, suka duka, orang yang membutuhkan dibantu, inilah yang terjadi. Sehingga persaudaraan umat muslimin lebih besar lengan berkuasa daripada hanya persaudaraan yang menurut keturunan.
c. Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan Non-Muslimin.
Di Madinah, ada tiga umat insan pada ketika itu, yaitu kaum muslimin (orang-orang Arab), serta kaum non-muslimin dan orang-orang Yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Bani Qainuqa). Rasulullah menciptakan sebuah kesepakatan yang dikenal dengan piagam Madinah mengenai terjaminnya keamanan dan kedamaian di antara umat beragama. Piagam ini merupakan tonggak awal terbentuknya sebuah rasa saling membantu dan toleransi antarumat beragama
d. Peletakan Asas-Asas Politik, Ekonomi dan Sosial.
Di Madinah, Rasulullah SAW memulai dakwah mengenai fatwa Islam yang didapat dari wahyu-wahyu Allah yang berisikan seluruh hukum dan pedoman hidup manusia. Pada dakwah-dakwah inilah umat insan tidak hanya kaum muslimin diajarkan mengenai konsep dasar hidup. Ilmu pengetahuan seperti, ilmu-ilmu sosial, ekonomi, politik, serta budaya diajarkan, semoga insan sanggup hidup berdampingan secara tenang tanpa takut terjadi suatu masalah. Jika terjadi suatu masalah, maka setiap orang mempunyai kiprah yang sanggup dipakai untuk melaksanakan musyawarah, untuk memutuskan langkah apa yang sebaiknya sanggup diambil.
Kesimpulan
Berdasarkan klarifikasi yang telah dipaparkan pada makalah ini. Kesimpulan penulis ialah sebagai berikut.
1. Nabi Muhammad SAW. ialah putra dari Abdullah dan Aminah. Muhammad sudah menjadi yatim ketika ia lahir dan menjadi yatim piatu pada ketika usia 6 tahun. Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya selama 2 tahun, sesudah 2 tahun kakeknya Abdul Muthalib meninggal dan kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut pertama kali dalam kafilah dagang. Tanda-tanda kenabian Muhammad diketahui oleh pendeta Nasrani pada ketika itu. Pada usia 25 tahun, muhammad menikah dengan saudagar kaya raya yang berjulukan Khadijah. Dari janji nikah itu Muhammad memperoleh enam orang anak.
2. Gambaran umum misi Nabi Muhammad SAW. ialah mengubah moral masyarakat Arab menjadi masyarakat bermoralitas yang beradab. Selain itu dia merupakan Nabi yang membawa iman teologis (mengajarkan nilai-nilai moral yang sesuai dengan moral yang ditetapkan oleh Allah) sekaligus membawa iman politis (menata kekuatan untuk mengambil alih pemerintahan orang-orang Quarisy).
3. Peradaban yang terjadi pada masa Rasulullah SAW ialah perubahan moral yang fundamental dari masa kebobrokan menuju moralitas yang beradab, selain itu terdapat juga hasil peradaban yang lain seperti, pembangunan Masjid Nabawi, persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar, kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslim dan non-muslim dan peletakan asas-asas politik, ekonomi dan sosial.
Sumber http://senyumketiga.blogspot.com
0 Response to "Sejarah Singkat Rasulullah, Visi Dan Misinya Serta Peradabannya Pada Dikala Itu"
Posting Komentar