Peradaban Lembah Sungai Kuning
Peradaban Lembah Sungai Kuning ialah peradaban bangsa Cina yang muncul di lembah Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang kini disebut Huang He). Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai Kuning alasannya membawa lumpur kuning sepanjang alirannya.
Sungai ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di Tibet dan mengalir melalui kawasan Pegunungan Cina Utara hingga membentuk dataran rendah dan bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning.
Baca Juga :
Pada kawasan lembah sungai yang subur inilah kebudayaan bangsa Cina berawal. Dalam sejarah, kawasan tersebut menyulitkan masyarakat Cina kuno untuk melaksanakan acara hidupnya alasannya terjadinya pembekuan es di musim dingin dan ketika es mulai mencair akan terjadi banjir serta air bah.
Berbagai kesulitan dan tantangan tersebut mendorong bangsa Cina untuk berpikir dan mengatasinya dengan pembangunan tanggul raksasa di sepanjang sungai tersebut.
A. Pertanian
Pada bab hilir dari Sungai Kuning, terdapat dataran rendah Cina yang subur dan merupakan sentra kehidupan bangsa Cina. Masyarakat Cina umumnya bercocok tanam gandum, padi, teh, jagung, dan kedelai.
Kegiatan pertanian Cina Kuno memang sudah dikenal semenjak zaman Neolitikum (± 5000 SM) dan tanaman pangan utama yang ditanam ialah padi. Pada zaman perunggu, prioritas pokok dalam pertanian rakyat Cina ialah padi, teh, kacang kedelai, dan rami.
Kegiatan pertanian mengalami kemajuan pesat dalam pemerintahan Dinasti Qin (221-206 SM). Di masa itu, masyarakat Cina telah menerapkan sistem pertanian yang intensif dengan penggunaan pupuk, irigasi yang baik, dan ekspansi lahan gandum.
B. Filsafat
Pada masa Dinasti Chou muncul beberapa tokoh filsafat, tiga diantaranya merupakan yang terbesar, yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse.
1. Lao Tse
Lao Tse merupakan pelopor dasar-dasar Tao (Tao artinya jalan) dalam buku yang berjudul Tao Tse Ting. Oleh alasannya itu, aliran Lao Tse dikenal dengan nama Taoisme.
Dalam Taoisme, insan diharuskan untuk pasrah terhadap hal-hal yang dialaminya dan selalu menjalankan kehidupannya dengan baik alasannya bahagia ataupun susah tidak ada bedanya, yang penting ialah cara menjalaninya yang harus diperbaiki.
Taoisme mengajarkan perihal keseimbangan alam dengan yin dan yang. Yin ialah unsur-unsur negatif misalnya: malam, gelap, dingin, perempuan. Yang ialah unsur-unsur positif, contohnya siang, terang, panas, laki-laki.
2. Kong Fu Tse
Ajaran Kong Fu Tse mengacu pada aliran Taoisme yang mengharuskan adanya keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat. Kong Fu Tse memusatkan ajarannya pada kehidupan sehari-hari, dan keluarga ialah inti dari masyarakat.
Keselarasan hidup dalam keluarga sanggup dirasakan ketika orang bau tanah mengasihi anak, anak menghormati orang tua, pria sebagai kepala keluarga, wanita sebagai pengurus rumah tangga.
Pemikiran ini diterapkan pada sistem pemerintahan dimana raja harus mengasihi rakyatnya begitu pula rakyat harus taat kepada raja.
3. Meng Tse
Meng Fu Tse mengikuti aliran gurunya, Kong Fu Tse. Ia mengajarkan bahwa rakyat boleh mengingatkan raja dan memberontak apabila haknya diabaikan, begitu pula rakyat harus tunduk, taat dan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh raja.
Timbal balik antara raja dan rakyat merupakan dasar-dasar kehidupan dalam negara demokrasi, sama menyerupai yang pernah dilontarkan pula oleh Plato.
C. Kebudayaan
Masyarakat Cina kuno telah mengenal goresan pena semenjak 1500 SM yang ditulis pada kulit penyu atau bambu. Pada awalnya abjad Cina yang dibentuk sangat sederhana, yaitu satu lambang untuk satu pengertian.
Pada masa pemerintahan Dinasti Han, seni sastra Cina kuno berkembang pesat seiring dengan ditemukannya kertas. Ajaran Lao Zi, Kong Fu Zi, dan Meng Zi banyak dibukukan baik oleh filsuf itu sendiri maupun para pengikutnya.
Pada masa pemerintahan Dinasti Tang, hidup dua orang pujangga terkemuka yang banyak menulis puisi kuno, yaitu Li Tai Po dan Tu Fu Selain berupa sastra, kebudayaan Cina yang muncul dan berkembang di lembah Sungai Kuning ialah seni lukis, keramik, kuil, dan istana.
Perkembangan seni lukis terlihat dari banyaknya lukisan hasil karya tokoh ternama yang menghiasi istana dan kuil. Lukisan yang dipajang umumnya berupa lukisan alam semesta, lukisan dewa-dewa, dan lukisan raja yang pernah memerintah.
Keramik Cina merupakan hasil kebudayaan rakyat yang bernilai sangat tinggi dan menjadi salah satu komoditi perdagangan ketika itu. Rakyar Cina menganggap bahwa kaisar atau raja merupakan penjelmaan dewa sehingga istana untuk sang raja dibangun dengan indah dan megah.
Hasil kebudayaan Cina yang sangat populer hingga ketika ini ialah Tembok Besar Cina yang dibangun pada masa Dinasti Qin untuk menangkal serangan dari musuh di bab utara Cina. Kaisar Qin Shi Huang menghubungkan dinding-dinding pertahanan yang telah dibangun tersebut menjadi tembok raksasa dengan sepanjang 7000 km.
D. Kepercayaan
Sebelum aliran Kong Fu Zi dan Meng Zi, bangsa Cina menganut kepercayaan kepada dewa-dewa yang dianggap mempunyai kekuatan alam. Dewa-dewa yang mendapatkan pemujaan tertinggi dari mereka ialah Feng-Pa (dewa angin), Lei-Shih (dewan angin taufan yang digambarkan sebagai naga besar), T'sai-Shan (dewa penguasa bukit suci), dan Ho-Po.
Menurut kepercayaan Cina kuno, dunia digambarkan sebagai sebuah segi empat yang di bab atasnya ditutupi oleh 9 lapisan langit. Di tengah-tengah dunia itulah terletak kawasan yang didiami bangsa Cina yang disebut T'ien-hsia. Daerah di luar T'ien-hsia dianggap sebagai kawasan kosong tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa (penguasa animo semi).
E. Pemerintahan
Dalam kehidupan kenegaraan Cina kuno, ada dua macam sistem pemerintahan yang dianut yaitu feodal dan unitaris. Dalam sistem pemerintahan feodal, kaisar tidak menangani eksklusif urusan kenegaraan alasannya kedudukan kaisar bersifat sakral.
Kaisar dianggap sebagai utusan atau anak dewa langit sehingga tidak pantas mengurusi politik praktis.. Sedangkan pada sistem pemerintahan unitaris, kaisar berkuasa mutlak dalam pemerintahan sehingga kaisar berhak campur tangan dalam semua politik praktis.
Sejarah mencatat terdapat banyak dinasti yang membangun Cina menjadi bangsa besar, di anataranya ialah Dinasti Shang, Dinasti Chou, Dinasti Chin, Dinasti Han, dan Dinasti Tang.
1. Dinasti Shang (1523-1027 SM)
Dinasti Shang merupakan dinasti tertua di negeri Cina, namun tidak adanya bukti tertulis maka pada zaman itu sanggup dikategorikan sebagai masa prasejarah. Setelah dinasti Hsia runtuh, muncul Dinasti Shang dengan ibukota Anyang (sebelah Utara Lembah Sungai Hwang Ho).
Posisi wilayah kerajaan ini sangat aman, terutama ditunjang oleh kondisi geografi yang tidak mendukung adanya serbuan dari luar, sebelah Barat hingga Barat Daya dikelilingi oleh pegunungan, sebelah Utara ialah padang Gurun Gobi dan sebelah Timur dan Selatan ialah Laut Pasifik.
Pada zaman Dinasti Shang muncul kepercayaan menyembah banyak dewa, sebagai yang kuasa tertinggi ialah yang kuasa langit Shang Ti, tetapi bangsa Cina tidak meninggalkan kepercayaan kepada roh nenek moyang.
2. Dinasti Chou (1027 – 256 SM)
Dinasti Chou menggantikan Dinasti Shang sesudah terjadi kudeta dengan alasan raja dari Dinasti Shang dianggap salah mengurus negara dan telah meninggalkan mandat dari Dewa Langit.
Sebagai ibukota dipilih Kota Hao. Kondisi sosial dalam masyarakat semasa Dinasti Shang sudah terbentuk, secara tidak disadari telah terbentuk dua golongan, yaitu golongan darah biru dan golongan rakyat biasa.
Adanya kondisi ini melahirkan sistem feodalisme yang diterapkan pada masa Dinasti Chou. Sistem pemerintahan pada Dinasti Chou dikuasai secara terpusat di bawah kekuasaan Kaisar, dan daerah-daerah yang dikuasai raja dipimpin oleh raja bawahan (Raja Vazal) sebagai pembantu.
Sistem menyerupai ini, Raja Vazal selalu menekan kepada rakyatnya untuk membayar upeti dan memperkuat wilayahnya sendiri dengan membentuk pasukan militer yang menguasai daerah-daerah tetangga yang lemah dengan alasan memperkuat kekuatan sentra apabila dibutuhkan.
Adanya serangan bangsa barbar dari sebelah barat Cina ke ibukota Hao, menjadikan dipindahkannya ibukota ke Loyang di sebelah Timur. Akibat serangan ini memperlemah kekuatan Dinasti Chou ditambah lagi dengan lemahnya kekuatan sentra yang beralih ke kawasan maka tahun 770 SM terjadi pergantian kekuasaan oleh komplotan raja-raja Vazal.
Karena lemahnya kerajaan, pada tahun 480 SM Cina terbagi menjadi tiga penguasa, yaitu Chi di Shantung, Chu di bab Utara Sungai Yang Tse dan Chin di Lembah Sungai Hwang Ho. Kondisi pemerintahan menyerupai ini melahirkan para tokoh filsafat, di antaranya Lao Tse, Kong Fu Tse, Meng Tse, dan lain-lain.
3. Dinasti Chin (221 – 206 SM)
Di antara tiga penguasa, Chin ialah penguasa yang bergairah dan mengalahkan kekuatan lainnya. Barulah tahun 221 SM, Pangeran Cheng sebagai penguasa Chin membeli wilayah untuk kekuasaanya dari Manchuria hingga Yang Tse. Keberhasilannya itu, Pangerang Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti (Kaisar Pertama).
Kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh Shih Huang Ti selama berkuasa, yaitu:
a. Penghapusan sistem feodalisme dan raja vazal.
b. Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang gubernur untuk mengatur provinsi.
c. Menyusun goresan pena yang seragam.
d. Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga Korea.
e. Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk menahan serangan tentara Mongol dari Utara.
f. Pengaturan dosis dalam perdagangan.
g. Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai wajib militer, pajak tinggi dan kerja paksa.
h. Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan membunuh sarjana dan memperabukan buku-buku ajarannya.
Shih Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi kekacauan di provinsi yang diakibatkan oleh keserakahan para gubernur dan darah biru yang ingin mengambil kekuasaan di Cina, dan timbulnya pemberontakan rakyat terhadap sistem yang diterapkan oleh Shih Huang Ti. Salah seorang petani berjulukan Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan dan menduduki tahta kerajaan dengan mendirikan Dinasti Han.
4. Dinasti Han (206 SM – 221 M)
Kedekatan Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan, aliran Kong Fu Tse dihidupkan kembali bahkan ajarannya digunakan sebagai seleksi calon pegawai negara dan kenaikan jabatan, sistem feodalisme dikekang, abolisi pajak, dan pembangunan irigasi dan jalan yang baru.
Dinasti Han, tetap mempertahan tradisi dinasti-dinasti sebelumnya untuk memperluas wilayah Cina, bahkan pada ketika kekuasaan kaisar Wu Ti menghasilkan sebuah imperium yang luas hingga ke Korea, Turkestan, sebagian India dan IndoCina.
Berkat imperium ini, terjadi kekerabatan perdagangan antara Cina dan India sehingga terjadi percampuran kebudayaan dan dimulainya masuk aliran agama Buddha. Jalur perdagangan Cina dengan Asia Tengah memakai Jalur Sutera, yaitu jalur perjalanan dari Cina ke Asia Tengah melalui India Utara.
Adanya kerawanan keamanan selama perjalanan, jalur perdagangan diganti melalui maritim melalui Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina mengalami kemunduran akhir kebijakan yang tidak menguntungkan orang kaya dengan cara abolisi budak, pembagian pemilikan tanah dan penetapan harga. Kehancuran Dinasti Han terjadi pada tahun 221 SM.
5. Dinasti T’ang (618 – 906 M)
Pada zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami kejayaan kembali yang sebelumnya telah hancur dan terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kemajuan Dinasti T’ang ditunjang kedekatannya kepada para petani dan kaum darah biru dengan diberlakukannya Undang-undang perihal pembagian tanah dan perpajakan.
Wilayah Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut Kaspia sehingga terjalin kekerabatan perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah masuknya agama Katolik dan Islam ke daratan Cina.
F. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Masyarakat Cina kuno mempunyai banyak mahir astronomi (ilmu perbintangan) yang sanggup membantu masyarakat dalam pembuatan sistem penanggalan. Perkembangan ilmu astronomi merupakan dasar dari aneka macam acara kehidupan bangsa Cina alasannya sistem pertanian, pelayaran, dan perjuangan lainnya memerlukan informasi perihal pergantian dan perputaran musim.
Perkembangan teknologi masyarakat Cina kuno terlihat dari pembuatan barang-barang perdagangan menyerupai barang tambang dan hasil olahannya berupa perabot rumah tangga, senjata, perhiasan, dan alat pertanian. Cina kaya akan barang tambang menyerupai batu bara, besi, timah, emas, wolfram, dan tembaga.
Penemuan swipoa ialah salah satu bentuk keahlian bangsa Cina di bidang matematika yang digunakan untuk mempercepat perhitungan ketika berdagang.
Selingan :
Setelah membaca artikel di atas mungkin kepala anda jadi penat, mudah-mudahan dengan humor dibawah ini sanggup mengurangi kepenatan anda.
Humor Tentang Peradaban
Mexico:
Arkeolog Mexico melaporkan,bahwa mereka melaksanakan penggalian diantara reruntuhan peradaban Aztec. Setelah melaksanakan penggalian sedalam 300m mereka menemukan kotak surat. Dapat diambil kesimpulan bahwa 500 tahun yang lalu, suku Aztec sudah mengenal surat menyurat dalam berkomunikasi.
Arkeolog Mexico melaporkan,bahwa mereka melaksanakan penggalian diantara reruntuhan peradaban Aztec. Setelah melaksanakan penggalian sedalam 300m mereka menemukan kotak surat. Dapat diambil kesimpulan bahwa 500 tahun yang lalu, suku Aztec sudah mengenal surat menyurat dalam berkomunikasi.
Mesir:
Ahli purbakala Mesir yang telah melaksanakan penggalian di sebelah patung spinx menemukan kabel telepon pada kedalaman 200m. Bangsa Mesir mengklaim mereka sudah mengenal telepon semenjak jaman King Tut.
Ahli purbakala Mesir yang telah melaksanakan penggalian di sebelah patung spinx menemukan kabel telepon pada kedalaman 200m. Bangsa Mesir mengklaim mereka sudah mengenal telepon semenjak jaman King Tut.
China:
Setelah melaksanakan penelitian diantara patung Teracota, ditemukan serat kaca. Bangsa China mengklaim peradaban mereka lebih maju dari bangsa Mesir, alasannya sudah mengenal fiber optic semenjak dinasti Ming.
Setelah melaksanakan penelitian diantara patung Teracota, ditemukan serat kaca. Bangsa China mengklaim peradaban mereka lebih maju dari bangsa Mesir, alasannya sudah mengenal fiber optic semenjak dinasti Ming.
Indonesia:
Dinas purbakala Pemerintah Daerah Magelang yang melaksanakan penggalian disamping candi Borobudur hingga kedalaman 100 meter tidak menemukan apa-apa. Dilanjutkan hingga kedalaman 500meter kemudian 1000meter. Mereka tetap tidak menemukan sesuatu selain tanah dan batu. Kemudian mereka mengambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia ternyata paling maju dari bangsa-bangsa di dunia. Sejak jaman dinasti Saylendra bangsa kita sudah memakai Wifi….
Dinas purbakala Pemerintah Daerah Magelang yang melaksanakan penggalian disamping candi Borobudur hingga kedalaman 100 meter tidak menemukan apa-apa. Dilanjutkan hingga kedalaman 500meter kemudian 1000meter. Mereka tetap tidak menemukan sesuatu selain tanah dan batu. Kemudian mereka mengambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia ternyata paling maju dari bangsa-bangsa di dunia. Sejak jaman dinasti Saylendra bangsa kita sudah memakai Wifi….
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Lembah_Sungai_Kuning
penaagakmacet.blogspot.com/search?q=biografi-dewi-sartika
http://www.sejarah-negara.com/peradaban-lembah-sungai-kuning-hwang-ho/
https://yuzempurna.wordpress.com/category/humor/
0 Response to "Peradaban Lembah Sungai Kuning"
Posting Komentar