Free Sex / Sex Bebas
Seks bebas di kalangan muda-mudi Pengertian Seks Bebas
Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan hanya insan yang mempunyai naluri sec, tetapi juga termasuk binatang dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks diharapkan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu
kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari sec ialah untuk repeuduksi buat kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup melaksanakan sec untuk memperoleh keturunan semoga sanggup menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan sec ialah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).
Kegiatan sec (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah antara pria dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan sec yang dilakukan diluar ijab kabul merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya.
Kita sering mendengar baik dari kisah teman-teman ataupun dari info ihwal sikap insan zaman kini yang sering melaksanakan hubungan sec diluar nikah (merupakan pecahan dari sec bebas). Hubungan sec tersebut merupakan hubungan sec liar yang dilakukan secara illegal dalam artian sudah menyalahi norma-norma yang ada.
Tidak sepantasnya apabila seorang insan melaksanakan hubungan sec diluar nikah (sec bebas), lantaran hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat kehewanan. Coba kita bandingkan dengan hewan-hewan yang melaksanakan hubungan sec sesuka hatinya,dengan pasangan yang berbeda-beda dan dilakukan dimanapun yang penting ada kemauan. Hewan melaksanakan hal tersebut lantaran mereka tidak dianugerahi nalar dan pikiran untuk melihat mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, binatang tidak terikat dengan norma-norma yang mengharuskannya untuk megikuti aturan dari norma yang berlaku dan mengikat seorang manusia. Kalau insan melaksanakan kegiatan sec bebas, berarti derajat mereka tidak lebih dari binatang yang berwajah manusia, lantaran insan dianugerahi oleh Tuhan nalar dan pikiran untuk sanggup menentukan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan.
Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya sikap sec bebas. Hubungan sec dilakukan apabila hawa nafsu sudah menguasai dirinya. Hawa nafsu membuat seseorang lupa segala-segalanya, termask lupa akan Tuhan, yang ia tahu hanyalah bagaimana caranya semoga nafsunya tersebut sanggup tersalurkan. Oleh lantaran itu, sebagai insan ang diberukan kelebihan oleh Tuhan dibandingfkan dengan makhluk lainnya, kendalikanlah hawa nafsu kita semoga derajat kita bias lebih tingi dari makhluk-makhluk yang lain. Karena diasaat kita kalah oleh hawa nafsu, maka derajat kita sama dengan seekor hewan.
Seks bebas merupakan efek budaya yang tiba dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. Revolusi sec yang mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada final tahun 1960-an sudah mermabah masuk kenegeri kita tercinta ini melalui piranti teknologi informasi dan saran-sarana hiburan lainnya semakin canggih. Sekarang, untuk mendapat suatu video, gambar dan cerita-cerita ihwal sec dan p0rn*grafi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan remaja tersebut selain itu juga film-film remaja tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang kaset dan video. Begtu mudahnya kanal untuk mendapat hal-hal yang berbau p0rn*grafi kini ini menimbulkan semakin meningkatnya angka sikap sec bebas di dalam masyarakat.
FASE REMAJA
Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan masa yang niscaya dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, tumpuan piker kita
melaksanakan sec untuk memperoleh keturunan semoga sanggup menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan sec ialah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).Seks bebas merupakan tingkah laris yang didorong oleh hasrat secual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Faktor-faktor yang menimbulkan sec bebas lantaran adanya kontradiksi dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data remaja yang melaksanakan hubungan sec bebas semakin meningkat, dari 5% ada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. telah dilakukan penelitian mengenai citra pengetahuan remaja tentan sec bebas di Desa Paya Bakung Dusun I B Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2006.
Penelitian ini memakai kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah sampel 42 responden. Hasil penelitian yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak 80,9% sedangkan remaja yang memperoleh sumber informasi ihwal sec bebas sebanyak 47,6% dan remaja yang keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta remaja yang berpengetahuan cukup ihwal sec bebas sebanyak 43% sedangkan baik dan kurang masing-masing sebanyak 28,5%.Berdasarkan hasil penelitian ini sanggup disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja ihwal sec bebas disebabkan lantaran kurangnya kesadaran remaja ihwal keadaannya dan tidak ada keterbukaan antara orang renta dan anaknya.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan gembira terhadap hasil cipta karya manusia, lantaran sanggup membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu sanggup membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini ialah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya ialah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
1.2 faktor penyebab remaja melaksanakan sikap sec bebas
1.akibat atau efek mengonsumsi aneka macam tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk sikap mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar beling maupun film yang ditonton di layar lebar.
2.faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan keluarga yang dimaksud ialah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya
Jika tidak, maka anak akan mencari kawasan pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkun1. Pengaruh pergaulan sesama (peer group pressure). Seseorang yang
mempunyai teman2 pergaulan yang berpaham sec bebas akan bisa
terpengaruh oleh teman2nya ini sehingga diapun ikut melaksanakan sec
bebas.
3.. Pengaruh alkohol atau obat. Sewaktu kita masih waras maka kita bisa
berfikir jernih bahwa sec bebas itu terlarang. Akibat pengaruh
alkohol atau obat, maka fikiran waras itu bisa terpengaruh sehingga
4. Pengaruh media p0rn*grafi. Seseorang yang terpapar terus menerus
oleh media p0rn*grafi bisa terdorong untuk mencoba apa yang ia lihat
dalam media p0rn*grafi tersebut. Hal ini bisa membuat ia melakukan
sec bebas.
1.3 Faktor-faktor Pendukung Perilaku Seks
Menurut para ahli, alasan seorang remaja melaksanakan sec .
Tekanan yang tiba dari sahabat pergaulannya
Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja sanggup juga besar lengan berkuasa untuk menekan temannya yang belum melaksanakan hubungan sec, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.
b. Adanya tekanan dari pacar
lantaran kebutuhan seorang untuk menyayangi dan dicintai, seseorang harus rela melaksanakan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu secual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
c. Adanya kebutuhan badaniah
Seks berdasarkan para jago merupakan kebutuhan dasar yang tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan seseorang, jadi masuk akal kalau semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan sec ini, sekalipun jawaban dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya.
d. Rasa penasaran
Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap sec, apalagi kalau teman-temannya menyampaikan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa ingin tau tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melaksanakan aneka macam macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
e. Pelampiasan diri
factor ini tidak hanya tiba dari diri sendiri, contohnya lantaran terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya beropini sudah tidak ada lagi yang sanggup dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa frustasi dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Faktor lainnya tiba dari lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibentuk berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang renta dan anak), alhasil remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan memperlihatkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah sec.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama dengan cara memperlihatkan informasi yang cukup mengenai pendidikan sec dan Pendidikan agama,Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah gunakan hasrat secualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua menyedihkan, dan sekaligus berbahaya,
1.4 Pencegahan sec bebas & M.b.A
DIK-SEKS yaitu PENDIDIKAN SEKSUAL !!
salah satu cara yang paling ampuh untuk mencegah sec bebas yang berujung dengan M.b.A (Merried by Accident) ialah dengan pendidikan secual. Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan secual ialah suatu informasi mengenai masalah secualitas insan yang terang dan benar, yang mencakup proses terjadinya pembuahan, kehamilan hingga kelahiran, tingkah laris secual, hubungan secual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan secual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Dari beberapa methode yang dilakukan juga telah mengambarkan bahwa Pendidikan secual ialah cara pengajaran atau pendidikan yang sanggup menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan secual. Dengan demikian pendidikan secual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang bekerjasama dengan sec dan secualitas dalam bentuk yang wajar. Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan secual ini seharusnya diberikan semenjak dini ketika anak sudah mulai bertanya ihwal perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, diadaptasi dengan kebutuhan dan umur anak serta ntunan secualitas yang merupakan pecahan dari kemanusiaan kita sendiri.
Kalau dikaitkan dengan kondisi dikala ini maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP
daya tangkap anak ( dalam Psikologi praktis, anak, remaja dan keluarga, 1991). Dalam hal ini pendidikan secual idealnya diberikan pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak ialah orangtuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan secual. Selain itu tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia menimbulkan ada orang renta yang mau dan bisa memperlihatkan penerangan ihwal sec tetapi lebih banyak yang tidak bisa dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam hal ini maka bekerjsama tugas dunia pendidikan sangatlah besar.
1.5 Contoh sec bebas
Pacaran ialah Pergaulan Bebas
Pacaran merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas. Dari sumber di atas kita telah mengetahui bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis, alhasil gampang di telusuri berkembanglah budaya pacaran.
Kecintaan terhadap lawan jenis ialah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah wadah yang tepat. Cinta bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan pula lembaran surat yang berisi kebanggaan kata yang melebihi dari ikatan pernikahan, dan cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan.
Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa citra dan kenyataan pahit mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi-bayi yang tak berdosa. Banyak orang yang mempunyai cinta melaksanakan hal yang keji. Cinta menjelma perceraian dan menimbulkan suramnya masa depan generasi mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang kawasan oleh perempuan berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus memalukan itu menjadi daftar masalah yng melingkupi dunia cinta.
Sebagian orang beropini bahwa cinta bermakna kecenderungan terus menerus disertai dengan hati yang meluap-luap. Inilah yang membuat seseorang menjadi buta dan tuli. Kebutaan ini sanggup diartikan tidak lagi melihat tata nilai terutama nilai-nilai syariat islam, sehingga banyak orang menabrak nilai-nilai Islam dalam mengekspresikan cintanya. Dan yang dimaksud tuli yaitu tidak mau mendengar nasihat-nasihat agama yang seharusnya sanggup membingkai cintanya. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli.” (HR. Ahmad). Lain halnya dengan seseorang yang berada dalam wilayah tidak terlarang, menyerupai seseorang yang berada jauh dari rumah kemudian merindukan istrinya.
Semua aktifitas tubuh kita berpotensi menimbulkan zina ketika digerakkan atas nama syahwat yang melesat lepas dari kendali fitrah. Namun nama Allah Maha Pemurah, zina yang dilakukan selain farji tidak hingga dikenakan eksekusi cambuk. Ia masih bisa dihapus dengan taubat yang nrimo dan ditebus dengan amal-amal shalih. Cara untuk menghindari zina ialah dengan mengendalikan hawa nafsu dan menutup rapat-rapat pintu zina.
1.6Bagaimana Islam memandang Pergaulan Bebas ?
Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan sec, kini mereka menjerit. Angka perceraian sangat tinggi, dan pranata ijab kabul diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh, kemudian terjadilah dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan kengerian dan ketakutan lantaran semakin liarnya sikap masyarakat dalam free sec.
Apa yang terjadi di Barat sanggup kita sinyalir dari goresan pena George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”, yaitu ; “pada tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam bahaya, lantaran para pemudanya cenderung dan karam di dalam syahwat sehingga tidak bisa memikul tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh perjaka yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam perjaka yang tidak pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”.
Budaya free sec tidak jauh berbeda dengan budaya pacaran. Dan dengan menghubungkan fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak para perjaka dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi mereka melaksanakan perbuatan zina. Juka hal ini dibiarkan, maka akan sangat berabhaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya kalau ummat Islam yang begitu besar tetapi tabiat para pemudanya penuh dengan kebobrokan. Naudzubillahi min zaalik.
1.7 Hubungan Frekuensi interaksi Dengan Media Pornografi Dan Sikap Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja
Media massa dan segala hal yang bersifat p0rn*grafis akan menguasai pikiran remaja yang kurang kuat dalam menahan pikiran emosinya, lantaran mereka belum boleh melaksanakan hubungan sec yang bekerjsama yang disebabkan adanya norma-norma, adat, aturan dan juga agama. Semakin sering seseorang tersebut berinteraksi atau bekerjasama dengan p0rn*grafi maka akan semakin beranggapan positif terhadap hubungan sec secara bebas demikian pula sebaliknya, kalau seseorang tersebut jarang berinteraksi dengan p0rn*grafi maka akan semakin beranggapan negatif terhadap hubungan sec secara bebas.
Apabila anak remaja sering dihadapkan pada hal-hal yang p0rn*grafi baik berupa gambar, tulisan, atau melihat aurat, kemungkinan besar dorongan untuk bekerjasama secara bebas sangat tinggi, bisa lari ketempat pelacuran atau melaksanakan dengan tema sendiri. Hal-hal yang merugikan dari sikap terhadap sec bebas tidak akan terjadi, apabila individu mempunyai kesadaran bertanggung jawab yang kuat. Dan bila remaja dihadapkan pada rangsangan sosial yang tidak baik menyerupai sec bebas maka remaja akan sanggup menentukan sikap yang sempurna yaitu sikap yang negatif atau tidak mendukung sikap terhadap sec bebas, sebaliknya bila remaja mempunyai sikap dengan tanggung jawab yang rendah maka terbentuklah pribadi yang lemah sehingga gampang terjerumus pada pergaulan yang salah.
Penelitian ini bertujuan
(1) untuk mengetahui hubungan antara frekuensi remaja dalam berinteraksi dengan media p0rn*grafi dan sikap terhadap sikap sec bebas,
(2) untuk mengetahui sejauh mana frekuensi remaja dalam berintearksi dengan media p0rn*grafi,
(3) untuk mengetahui bagaimana sikap remaja terhadap sikap sec bebas. Hipotesis yang diajukan ialah hubungan yang positif antara frekuensi interaksi dengan media p0rn*grafi dan sikap terhadap sikap sec bebas pada remaja.
Kesimpulan penelitian ini ialah ada hubungan yang sangat positif antara frekuensi interaksi dengan media p0rn*grafi dan sikap terhadap sikap sec bebas pada remaja, semakin sering berinteraksi dengan media p0rn*garafi maka akan semakin positif atau mendukung sikap sec bebas dan begitu sebaliknya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 FENOMENA
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah Anak Gaul. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan pecahan tubuhnya yang seci.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam sikap sec bebas.
3.2 PENDAPAT
Melihat fenomena ini, yang harus kita lakukan dalam upaya menyelamatkan generasi muda, di antaranya:
Pertama, membuat regulasi yang sanggup melindungi belum dewasa dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibentuk aturan perfilman yang memihak kepada training moral bangsa. Oleh lantaran itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.
Kedua, orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan sikap anak, harus membuat lingkungan keluarga yang serasi dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan di rumah.
Berikut petunjuk-petunjuk mudah yang diberikan Stanley Coopersmith (peneliti pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Pertama, kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai lima kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality. Kedua, tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi yang masuk akal.
Ketiga, latihlah belum dewasa untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya ihwal ekspektasi sikap dari
kedua belah pihak. Keempat, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan dengan pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan bersahabat dengan pengembangan intelektual. Proses berguru biasa efektif dalam lingkungan yang membuatkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri belum dewasa dihargai, potensi intelektual dan kemandirian mereka sanggup dikembangkan.
Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal memperlihatkan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku.
Melihat fenomena ini, tampaknya misi menyelamatkan moral serta memperbaiki sikap generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab dari seluruh elemen bangsa. Jika misi ini ditunda, maka semakin banyak generasi muda yang menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan kehilangan generasi penerus bangsa.
tahapan yang dilakukan sebelum seseorang berani melaksanakan hubungan sec yaitu:
1. Pegangan tangan
2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. Ciuman bibir (kiss franc)
4. Pelukan
5. Petting (mulai berani melepas pakaian pecahan atas)
6. Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
7. Melakukan hubungan sec
Biasanya para remaja pada dikala berpacaran gres berani melaksanakan tahapan dari nomor 1 hingga dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melaksanakan tahapan nomor 6, tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani melaksanakan hubungan sec denga pacarnya).
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya penulis akan menyimpulkan beberapa hal, yakni sebagai berikut :
- Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam pergaulan bebas diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara kehormatan (tarji).
- Islam tidak mengakui dan mengatur tata cara menyerupai yang ada pada dikala ini.
- Budaya pacaran ialah merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas dan dampak negatif (bahayanya) tidak jauh berbeda.
Terima kasih banyak atas kepercayaannya kepada saya, dan saya sarankan semoga perjaka pemudi zaman kini harus hati-hati dalam pergaulan apalagi pergaulan bebas.
4.2 SARAN
Perlunya perhatian semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat dalam mencegah terjadinya sec bebas. Masyarakat dan pemerintah harusnya aktif dalam mengkampanyekan anti sec bebas.
Pelajar dan mahasiswa harusnya lebih fokus kepada pelajaran bukan fokus pacaran. Masa depan kalian masih panjang Sumber http://agungagmi.blogspot.com
Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan hanya insan yang mempunyai naluri sec, tetapi juga termasuk binatang dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks diharapkan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu
kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari sec ialah untuk repeuduksi buat kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup melaksanakan sec untuk memperoleh keturunan semoga sanggup menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan sec ialah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).
Kegiatan sec (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah antara pria dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan sec yang dilakukan diluar ijab kabul merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya.
Kita sering mendengar baik dari kisah teman-teman ataupun dari info ihwal sikap insan zaman kini yang sering melaksanakan hubungan sec diluar nikah (merupakan pecahan dari sec bebas). Hubungan sec tersebut merupakan hubungan sec liar yang dilakukan secara illegal dalam artian sudah menyalahi norma-norma yang ada.
Tidak sepantasnya apabila seorang insan melaksanakan hubungan sec diluar nikah (sec bebas), lantaran hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat kehewanan. Coba kita bandingkan dengan hewan-hewan yang melaksanakan hubungan sec sesuka hatinya,dengan pasangan yang berbeda-beda dan dilakukan dimanapun yang penting ada kemauan. Hewan melaksanakan hal tersebut lantaran mereka tidak dianugerahi nalar dan pikiran untuk melihat mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, binatang tidak terikat dengan norma-norma yang mengharuskannya untuk megikuti aturan dari norma yang berlaku dan mengikat seorang manusia. Kalau insan melaksanakan kegiatan sec bebas, berarti derajat mereka tidak lebih dari binatang yang berwajah manusia, lantaran insan dianugerahi oleh Tuhan nalar dan pikiran untuk sanggup menentukan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan.
Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya sikap sec bebas. Hubungan sec dilakukan apabila hawa nafsu sudah menguasai dirinya. Hawa nafsu membuat seseorang lupa segala-segalanya, termask lupa akan Tuhan, yang ia tahu hanyalah bagaimana caranya semoga nafsunya tersebut sanggup tersalurkan. Oleh lantaran itu, sebagai insan ang diberukan kelebihan oleh Tuhan dibandingfkan dengan makhluk lainnya, kendalikanlah hawa nafsu kita semoga derajat kita bias lebih tingi dari makhluk-makhluk yang lain. Karena diasaat kita kalah oleh hawa nafsu, maka derajat kita sama dengan seekor hewan.
Seks bebas merupakan efek budaya yang tiba dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. Revolusi sec yang mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada final tahun 1960-an sudah mermabah masuk kenegeri kita tercinta ini melalui piranti teknologi informasi dan saran-sarana hiburan lainnya semakin canggih. Sekarang, untuk mendapat suatu video, gambar dan cerita-cerita ihwal sec dan p0rn*grafi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan remaja tersebut selain itu juga film-film remaja tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang kaset dan video. Begtu mudahnya kanal untuk mendapat hal-hal yang berbau p0rn*grafi kini ini menimbulkan semakin meningkatnya angka sikap sec bebas di dalam masyarakat.
FASE REMAJA
Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan masa yang niscaya dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, tumpuan piker kita
melaksanakan sec untuk memperoleh keturunan semoga sanggup menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan sec ialah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).Seks bebas merupakan tingkah laris yang didorong oleh hasrat secual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Faktor-faktor yang menimbulkan sec bebas lantaran adanya kontradiksi dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data remaja yang melaksanakan hubungan sec bebas semakin meningkat, dari 5% ada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. telah dilakukan penelitian mengenai citra pengetahuan remaja tentan sec bebas di Desa Paya Bakung Dusun I B Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2006.
Penelitian ini memakai kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah sampel 42 responden. Hasil penelitian yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak 80,9% sedangkan remaja yang memperoleh sumber informasi ihwal sec bebas sebanyak 47,6% dan remaja yang keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta remaja yang berpengetahuan cukup ihwal sec bebas sebanyak 43% sedangkan baik dan kurang masing-masing sebanyak 28,5%.Berdasarkan hasil penelitian ini sanggup disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja ihwal sec bebas disebabkan lantaran kurangnya kesadaran remaja ihwal keadaannya dan tidak ada keterbukaan antara orang renta dan anaknya.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan gembira terhadap hasil cipta karya manusia, lantaran sanggup membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu sanggup membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini ialah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya ialah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
1.2 faktor penyebab remaja melaksanakan sikap sec bebas
1.akibat atau efek mengonsumsi aneka macam tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk sikap mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar beling maupun film yang ditonton di layar lebar.
2.faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan keluarga yang dimaksud ialah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya
Jika tidak, maka anak akan mencari kawasan pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkun1. Pengaruh pergaulan sesama (peer group pressure). Seseorang yang
mempunyai teman2 pergaulan yang berpaham sec bebas akan bisa
terpengaruh oleh teman2nya ini sehingga diapun ikut melaksanakan sec
bebas.
3.. Pengaruh alkohol atau obat. Sewaktu kita masih waras maka kita bisa
berfikir jernih bahwa sec bebas itu terlarang. Akibat pengaruh
alkohol atau obat, maka fikiran waras itu bisa terpengaruh sehingga
4. Pengaruh media p0rn*grafi. Seseorang yang terpapar terus menerus
oleh media p0rn*grafi bisa terdorong untuk mencoba apa yang ia lihat
dalam media p0rn*grafi tersebut. Hal ini bisa membuat ia melakukan
sec bebas.
1.3 Faktor-faktor Pendukung Perilaku Seks
Menurut para ahli, alasan seorang remaja melaksanakan sec .
Tekanan yang tiba dari sahabat pergaulannya
Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja sanggup juga besar lengan berkuasa untuk menekan temannya yang belum melaksanakan hubungan sec, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.
b. Adanya tekanan dari pacar
lantaran kebutuhan seorang untuk menyayangi dan dicintai, seseorang harus rela melaksanakan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu secual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
c. Adanya kebutuhan badaniah
Seks berdasarkan para jago merupakan kebutuhan dasar yang tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan seseorang, jadi masuk akal kalau semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan sec ini, sekalipun jawaban dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya.
d. Rasa penasaran
Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap sec, apalagi kalau teman-temannya menyampaikan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa ingin tau tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melaksanakan aneka macam macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
e. Pelampiasan diri
factor ini tidak hanya tiba dari diri sendiri, contohnya lantaran terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya beropini sudah tidak ada lagi yang sanggup dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa frustasi dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Faktor lainnya tiba dari lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibentuk berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang renta dan anak), alhasil remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan memperlihatkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah sec.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama dengan cara memperlihatkan informasi yang cukup mengenai pendidikan sec dan Pendidikan agama,Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah gunakan hasrat secualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua menyedihkan, dan sekaligus berbahaya,
1.4 Pencegahan sec bebas & M.b.A
DIK-SEKS yaitu PENDIDIKAN SEKSUAL !!
salah satu cara yang paling ampuh untuk mencegah sec bebas yang berujung dengan M.b.A (Merried by Accident) ialah dengan pendidikan secual. Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan secual ialah suatu informasi mengenai masalah secualitas insan yang terang dan benar, yang mencakup proses terjadinya pembuahan, kehamilan hingga kelahiran, tingkah laris secual, hubungan secual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan secual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Dari beberapa methode yang dilakukan juga telah mengambarkan bahwa Pendidikan secual ialah cara pengajaran atau pendidikan yang sanggup menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan secual. Dengan demikian pendidikan secual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang bekerjasama dengan sec dan secualitas dalam bentuk yang wajar. Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan secual ini seharusnya diberikan semenjak dini ketika anak sudah mulai bertanya ihwal perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, diadaptasi dengan kebutuhan dan umur anak serta ntunan secualitas yang merupakan pecahan dari kemanusiaan kita sendiri.
Kalau dikaitkan dengan kondisi dikala ini maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP
daya tangkap anak ( dalam Psikologi praktis, anak, remaja dan keluarga, 1991). Dalam hal ini pendidikan secual idealnya diberikan pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak ialah orangtuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan secual. Selain itu tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia menimbulkan ada orang renta yang mau dan bisa memperlihatkan penerangan ihwal sec tetapi lebih banyak yang tidak bisa dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam hal ini maka bekerjsama tugas dunia pendidikan sangatlah besar.
1.5 Contoh sec bebas
Pacaran ialah Pergaulan Bebas
Pacaran merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas. Dari sumber di atas kita telah mengetahui bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis, alhasil gampang di telusuri berkembanglah budaya pacaran.
Kecintaan terhadap lawan jenis ialah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah wadah yang tepat. Cinta bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan pula lembaran surat yang berisi kebanggaan kata yang melebihi dari ikatan pernikahan, dan cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan.
Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa citra dan kenyataan pahit mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi-bayi yang tak berdosa. Banyak orang yang mempunyai cinta melaksanakan hal yang keji. Cinta menjelma perceraian dan menimbulkan suramnya masa depan generasi mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang kawasan oleh perempuan berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus memalukan itu menjadi daftar masalah yng melingkupi dunia cinta.
Sebagian orang beropini bahwa cinta bermakna kecenderungan terus menerus disertai dengan hati yang meluap-luap. Inilah yang membuat seseorang menjadi buta dan tuli. Kebutaan ini sanggup diartikan tidak lagi melihat tata nilai terutama nilai-nilai syariat islam, sehingga banyak orang menabrak nilai-nilai Islam dalam mengekspresikan cintanya. Dan yang dimaksud tuli yaitu tidak mau mendengar nasihat-nasihat agama yang seharusnya sanggup membingkai cintanya. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli.” (HR. Ahmad). Lain halnya dengan seseorang yang berada dalam wilayah tidak terlarang, menyerupai seseorang yang berada jauh dari rumah kemudian merindukan istrinya.
Semua aktifitas tubuh kita berpotensi menimbulkan zina ketika digerakkan atas nama syahwat yang melesat lepas dari kendali fitrah. Namun nama Allah Maha Pemurah, zina yang dilakukan selain farji tidak hingga dikenakan eksekusi cambuk. Ia masih bisa dihapus dengan taubat yang nrimo dan ditebus dengan amal-amal shalih. Cara untuk menghindari zina ialah dengan mengendalikan hawa nafsu dan menutup rapat-rapat pintu zina.
1.6Bagaimana Islam memandang Pergaulan Bebas ?
Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan sec, kini mereka menjerit. Angka perceraian sangat tinggi, dan pranata ijab kabul diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh, kemudian terjadilah dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan kengerian dan ketakutan lantaran semakin liarnya sikap masyarakat dalam free sec.
Apa yang terjadi di Barat sanggup kita sinyalir dari goresan pena George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”, yaitu ; “pada tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam bahaya, lantaran para pemudanya cenderung dan karam di dalam syahwat sehingga tidak bisa memikul tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh perjaka yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam perjaka yang tidak pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”.
Budaya free sec tidak jauh berbeda dengan budaya pacaran. Dan dengan menghubungkan fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak para perjaka dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi mereka melaksanakan perbuatan zina. Juka hal ini dibiarkan, maka akan sangat berabhaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya kalau ummat Islam yang begitu besar tetapi tabiat para pemudanya penuh dengan kebobrokan. Naudzubillahi min zaalik.
1.7 Hubungan Frekuensi interaksi Dengan Media Pornografi Dan Sikap Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja
Media massa dan segala hal yang bersifat p0rn*grafis akan menguasai pikiran remaja yang kurang kuat dalam menahan pikiran emosinya, lantaran mereka belum boleh melaksanakan hubungan sec yang bekerjsama yang disebabkan adanya norma-norma, adat, aturan dan juga agama. Semakin sering seseorang tersebut berinteraksi atau bekerjasama dengan p0rn*grafi maka akan semakin beranggapan positif terhadap hubungan sec secara bebas demikian pula sebaliknya, kalau seseorang tersebut jarang berinteraksi dengan p0rn*grafi maka akan semakin beranggapan negatif terhadap hubungan sec secara bebas.
Apabila anak remaja sering dihadapkan pada hal-hal yang p0rn*grafi baik berupa gambar, tulisan, atau melihat aurat, kemungkinan besar dorongan untuk bekerjasama secara bebas sangat tinggi, bisa lari ketempat pelacuran atau melaksanakan dengan tema sendiri. Hal-hal yang merugikan dari sikap terhadap sec bebas tidak akan terjadi, apabila individu mempunyai kesadaran bertanggung jawab yang kuat. Dan bila remaja dihadapkan pada rangsangan sosial yang tidak baik menyerupai sec bebas maka remaja akan sanggup menentukan sikap yang sempurna yaitu sikap yang negatif atau tidak mendukung sikap terhadap sec bebas, sebaliknya bila remaja mempunyai sikap dengan tanggung jawab yang rendah maka terbentuklah pribadi yang lemah sehingga gampang terjerumus pada pergaulan yang salah.
Penelitian ini bertujuan
(1) untuk mengetahui hubungan antara frekuensi remaja dalam berinteraksi dengan media p0rn*grafi dan sikap terhadap sikap sec bebas,
(2) untuk mengetahui sejauh mana frekuensi remaja dalam berintearksi dengan media p0rn*grafi,
(3) untuk mengetahui bagaimana sikap remaja terhadap sikap sec bebas. Hipotesis yang diajukan ialah hubungan yang positif antara frekuensi interaksi dengan media p0rn*grafi dan sikap terhadap sikap sec bebas pada remaja.
Kesimpulan penelitian ini ialah ada hubungan yang sangat positif antara frekuensi interaksi dengan media p0rn*grafi dan sikap terhadap sikap sec bebas pada remaja, semakin sering berinteraksi dengan media p0rn*garafi maka akan semakin positif atau mendukung sikap sec bebas dan begitu sebaliknya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 FENOMENA
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah Anak Gaul. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan pecahan tubuhnya yang seci.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam sikap sec bebas.
3.2 PENDAPAT
Melihat fenomena ini, yang harus kita lakukan dalam upaya menyelamatkan generasi muda, di antaranya:
Pertama, membuat regulasi yang sanggup melindungi belum dewasa dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibentuk aturan perfilman yang memihak kepada training moral bangsa. Oleh lantaran itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.
Kedua, orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan sikap anak, harus membuat lingkungan keluarga yang serasi dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan di rumah.
Berikut petunjuk-petunjuk mudah yang diberikan Stanley Coopersmith (peneliti pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Pertama, kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai lima kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality. Kedua, tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi yang masuk akal.
Ketiga, latihlah belum dewasa untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya ihwal ekspektasi sikap dari
kedua belah pihak. Keempat, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan dengan pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan bersahabat dengan pengembangan intelektual. Proses berguru biasa efektif dalam lingkungan yang membuatkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri belum dewasa dihargai, potensi intelektual dan kemandirian mereka sanggup dikembangkan.
Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal memperlihatkan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku.
Melihat fenomena ini, tampaknya misi menyelamatkan moral serta memperbaiki sikap generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab dari seluruh elemen bangsa. Jika misi ini ditunda, maka semakin banyak generasi muda yang menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan kehilangan generasi penerus bangsa.
tahapan yang dilakukan sebelum seseorang berani melaksanakan hubungan sec yaitu:
1. Pegangan tangan
2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. Ciuman bibir (kiss franc)
4. Pelukan
5. Petting (mulai berani melepas pakaian pecahan atas)
6. Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
7. Melakukan hubungan sec
Biasanya para remaja pada dikala berpacaran gres berani melaksanakan tahapan dari nomor 1 hingga dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melaksanakan tahapan nomor 6, tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani melaksanakan hubungan sec denga pacarnya).
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya penulis akan menyimpulkan beberapa hal, yakni sebagai berikut :
- Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam pergaulan bebas diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara kehormatan (tarji).
- Islam tidak mengakui dan mengatur tata cara menyerupai yang ada pada dikala ini.
- Budaya pacaran ialah merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas dan dampak negatif (bahayanya) tidak jauh berbeda.
Terima kasih banyak atas kepercayaannya kepada saya, dan saya sarankan semoga perjaka pemudi zaman kini harus hati-hati dalam pergaulan apalagi pergaulan bebas.
4.2 SARAN
Perlunya perhatian semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat dalam mencegah terjadinya sec bebas. Masyarakat dan pemerintah harusnya aktif dalam mengkampanyekan anti sec bebas.
Pelajar dan mahasiswa harusnya lebih fokus kepada pelajaran bukan fokus pacaran. Masa depan kalian masih panjang Sumber http://agungagmi.blogspot.com
0 Response to "Free Sex / Sex Bebas"
Posting Komentar