Definisi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal yaitu semua tragedi diluar prusahaan yang memliki potensi untuk mmpengaruhi prusahaan (Chucks Williams, 2001:51)
Lingkungan ekstern terdiri dri unsure-unsur diluar prusahaan yg sbagian besar tak sanggup dikendalikan dan besar lengan berkuasa dlm pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62)
Lingkungan eksternal terdiri atas unsure-unsur yg berada diluar suatu organisasi, yg relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F Stoner 1996,62)
Manajemen dan Lingkungan Eksternal
- Definisi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi mendapat input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal juga sanggup dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
Menurut James A.F. Stoner:
1. Unsur-unsur tindakan eksklusif (direct action)
2. Unsur-unsur tindakan tak eksklusif (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
1. Lingkungan ekstern mikro
2. Lingkungan ekstern makro
Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2. Lingkungan umum
3. Lingkungan yang berubah
Dari ketiga pendapat tersebut sebetulnya mempunyai pengertian yang sama dalam pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga ‘Lingkungan yang berubah’. Jadi, Lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan eksklusif atau Lingkungan khusus)
2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak eksklusif atau Lingkungan umum)
- Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
B. Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak sanggup dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi misalnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, sikap konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas eksklusif terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas tidak langsung.
C. Organisasi Dan Lingkungan
Setiap manajer dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tergantung pada bentuk dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi, disamping itu keputusan juga dipengaruhi oleh dimana seorang manajer duduk dalam posisinya.
Manajer dan organisasi memperlihatkan jawaban terhadap lingkungan eksternal, baik melalui imbas lingkungan yang bersifat mikro, prediksi maupun lingkungan yang bersifat makro, disamping itu juga sanggup melalui perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan itu sendiri.
D. Tanggung Jawab Soal Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian alasannya yaitu mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini bila dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk sanggup mengimplementasikan adab berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam adab berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; instruksi etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi
- Tanggung jawab sosial manajer
Societal Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota masyarakat harus berafiliasi dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah wacana keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal dari Society’s Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.
Occupational Ethics atau Etika Profesi
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah laris saat melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana dokter dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya yaitu adab untuk pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar sanggup menjatuhkan eksekusi untuk pelanggaran instruksi etik.
Individual Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana orang melihat tanggung jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi bantuan dalam pembentukan standar nilai yang dipakai untuk mengevaluasi dan menetapkan apa yang benar dan salah.
Organizational Ethics
Adalah petunjuk mudah untuk perusahaan dan manajernya wacana bagaimana mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan instruksi etik organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan adab perusahaan. Kadang-kadang bawahannya melaksanakan tindakan yang tidak etis alasannya yaitu mereka mendapat tekanan dari atasannya, atau mereka melaksanakan itu alasannya yaitu melihat atasannya juga melaksanakan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
Pendekatan-pendekatan untuk tanggung jawab sosial:
Tanggung jawab sosial yaitu tanggung jawab manajer perusahaan dan karyawan untuk menciptakan keputusan-keputusan yang melindungi, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran stakeholder dan seluruh masyarakat. Kalau tidak ada undang-undang atau aturan yang secara spesifik mengatur bagaimana perusahaan harus bertindak terhadap stakeholder, manajer harus menetapkan apa yang harus dilakukan, yang benar, etis, dan bertanggung jawab secara sosial.
Contoh-contoh sikap yang memperlihatkan tanggung jawab sosial:
1. Menyediakan pemotongan pembayaran untuk membantu para pekerja yang diberhentikan, sehingga mencukupi hingga mereka sanggup menemukan pekerjaan lain.
2. Menyediakan peluang kepada para pekerja untuk meningkatkan ketrampilan-ketrampilan mereka dan memperoleh pendidikan pemanis sehingga mereka sanggup lebih produktif dan tidak menjadi tertinggal alasannya yaitu perubahan-perubahan di dalam teknologi.
3. Mengizinkan karyawan untuk cuti saat mereka membutuhkan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta dana pensiun yang bermanfaat bagi karyawan.
4. Berperan untuk memperlihatkan dukungan atau dukungan pada aneka macam acara sosial di dalam kota atau kota-kota di mana mereka ditempatkan menyerupai membantu sekolah, beramal, dan sebagainya.
5. Memutuskan mengeluarkan dana untuk memperbaiki pabrik sehingga tidak menjadikan polusi pada lingkungan.
6. Memutuskan untuk menanam modal dalam negara-negara miskin.
7. Memilih untuk membantu negara-negara lemah atau miskin dengan berbagi suatu dasar ekonomi sehingga sanggup memperbaiki standar hidup.
Manajemen dan Lingkungan Eksternal
- Definisi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi mendapat input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal. Definisi lingkungan eksternal yaitu sebagi berikut:
• Lingkungan eksternal yaitu semua tragedi di luar perusahaan yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
• Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak sanggup dikendalikan dan besar lengan berkuasa dalam pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62).
• Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F. Stoner,1996:66)
Lingkungan eksternal juga sanggup dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
Menurut James A.F. Stoner:
1. Unsur-unsur tindakan eksklusif (direct action)
2. Unsur-unsur tindakan tak eksklusif (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
1. Lingkungan ekstern mikro
2. Lingkungan ekstern makro
Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2. Lingkungan umum
3. Lingkungan yang berubah
Dari ketiga pendapat tersebut sebetulnya mempunyai pengertian yang sama dalam pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga ‘Lingkungan yang berubah’. Jadi, Lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan eksklusif atau Lingkungan khusus)
2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak eksklusif atau Lingkungan umum)
- Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
B. Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak sanggup dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi misalnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, sikap konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas eksklusif terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas tidak langsung.
C. Organisasi Dan Lingkungan
Setiap manajer dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tergantung pada bentuk dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi, disamping itu keputusan juga dipengaruhi oleh dimana seorang manajer duduk dalam posisinya.
Manajer dan organisasi memperlihatkan jawaban terhadap lingkungan eksternal, baik melalui imbas lingkungan yang bersifat mikro, prediksi maupun lingkungan yang bersifat makro, disamping itu juga sanggup melalui perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan itu sendiri.
D. Tanggung Jawab Soal Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian alasannya yaitu mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini bila dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk sanggup mengimplementasikan adab berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam adab berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; instruksi etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi
- Tanggung jawab sosial manajer
Societal Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota masyarakat harus berafiliasi dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah wacana keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal dari Society’s Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.
Occupational Ethics atau Etika Profesi
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah laris saat melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana dokter dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya yaitu adab untuk pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar sanggup menjatuhkan eksekusi untuk pelanggaran instruksi etik.
Individual Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana orang melihat tanggung jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi bantuan dalam pembentukan standar nilai yang dipakai untuk mengevaluasi dan menetapkan apa yang benar dan salah.
Organizational Ethics
Adalah petunjuk mudah untuk perusahaan dan manajernya wacana bagaimana mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan instruksi etik organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan adab perusahaan. Kadang-kadang bawahannya melaksanakan tindakan yang tidak etis alasannya yaitu mereka mendapat tekanan dari atasannya, atau mereka melaksanakan itu alasannya yaitu melihat atasannya juga melaksanakan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
Pendekatan-pendekatan untuk tanggung jawab sosial:
Tanggung jawab sosial yaitu tanggung jawab manajer perusahaan dan karyawan untuk menciptakan keputusan-keputusan yang melindungi, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran stakeholder dan seluruh masyarakat. Kalau tidak ada undang-undang atau aturan yang secara spesifik mengatur bagaimana perusahaan harus bertindak terhadap stakeholder, manajer harus menetapkan apa yang harus dilakukan, yang benar, etis, dan bertanggung jawab secara sosial.
Contoh-contoh sikap yang memperlihatkan tanggung jawab sosial:
1. Menyediakan pemotongan pembayaran untuk membantu para pekerja yang diberhentikan, sehingga mencukupi hingga mereka sanggup menemukan pekerjaan lain.
2. Menyediakan peluang kepada para pekerja untuk meningkatkan ketrampilan-ketrampilan mereka dan memperoleh pendidikan pemanis sehingga mereka sanggup lebih produktif dan tidak menjadi tertinggal alasannya yaitu perubahan-perubahan di dalam teknologi.
3. Mengizinkan karyawan untuk cuti saat mereka membutuhkan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta dana pensiun yang bermanfaat bagi karyawan.
4. Berperan untuk memperlihatkan dukungan atau dukungan pada aneka macam acara sosial di dalam kota atau kota-kota di mana mereka ditempatkan menyerupai membantu sekolah, beramal, dan sebagainya.
5. Memutuskan mengeluarkan dana untuk memperbaiki pabrik sehingga tidak menjadikan polusi pada lingkungan.
6. Memutuskan untuk menanam modal dalam negara-negara miskin.
7. Memilih untuk membantu negara-negara lemah atau miskin dengan berbagi suatu dasar ekonomi sehingga sanggup memperbaiki standar hidup.
Empat pendekatan berbeda yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
1. Obstructionist Approach
Perusahaan dan manajernya menentukan untuk tidak melaksanakan tindakan sesuai dengan tanggung jawab sosial dan sebagai penggantinya melaksanakan tindakan-tindakan ilegal dan tidak etis.
2. Defensive Approach
Perusahaan dan manajernya bertindak etis sebatas sesuai dengan aturan dan syarat-syarat legal. Masih ada kemungkinan melaksanakan tindakan-tindakan yang tidak etis.
3. Accommodative Approach
Perusahaan dan manajernya bertindak etis dan sesuai hukum, mencoba menyeimbangkan antara kepentingan-kepentingan stakeholder sesuai kebutuhan.
4. Proactive Approach
Perusahaan dan manajernya secara aktif melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Mereka mempelajari kebutuhan-kebutuhan stakeholder yang berbeda-beda dan memakai sumber daya organisasi untuk memenuhi kebutuhan stakeholder.
Mengapa harus mempunyai tanggung jawab social?
1. Dengan memperlihatkan tanggung jawab social, membantu perusahaan untuk mempunyai reputasi yang baik. Dengan reputasi yang baik sanggup meningkatkan bisnis dan meningkatkan kemapuan untuk memperoleh sumber daya dari stakeholder, meningkatkan laba dan kemakmuran pemegang saham.
2. Jika semua perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial menyerupai menyediakan pengobatan, dana pension, dan sebagainya, maka kualitas kehidupan akan meningkat, mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat penganguran akan relatif rendah.
The Rule of Organizational Culture
Manajer berperan sangat penting dalam membangun nilai-nilai dan standar dalam perusahaan. Manajer menjadi model dalam bertingkah laris etis yang akan diikuti oleh karyawan di bawahnya. Jika manajer bertindak tidak etis maka karyawan di bawahnya juga tidak akan bertindak etis.
Ethics Ombudsman
Seorang manajer bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan dan mengajarkan standar-standar adab kepada semua karyawan dan memonitor kesesuaiannya dengan standar itu. Dengan menciptakan budaya etis dalam organisasi, menciptakan seluruh anggota sanggup melaksanakan tindakan secara etis. Ethics Ombudsman sanggup menjadi petunjuk saat anggota organisasi tidak yakin apakah tindakannya etis atau tidak. Sumber http://agungagmi.blogspot.com
Lingkungan ekstern terdiri dri unsure-unsur diluar prusahaan yg sbagian besar tak sanggup dikendalikan dan besar lengan berkuasa dlm pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62)
Lingkungan eksternal terdiri atas unsure-unsur yg berada diluar suatu organisasi, yg relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F Stoner 1996,62)
Manajemen dan Lingkungan Eksternal
- Definisi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi mendapat input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal juga sanggup dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
Menurut James A.F. Stoner:
1. Unsur-unsur tindakan eksklusif (direct action)
2. Unsur-unsur tindakan tak eksklusif (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
1. Lingkungan ekstern mikro
2. Lingkungan ekstern makro
Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2. Lingkungan umum
3. Lingkungan yang berubah
Dari ketiga pendapat tersebut sebetulnya mempunyai pengertian yang sama dalam pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga ‘Lingkungan yang berubah’. Jadi, Lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan eksklusif atau Lingkungan khusus)
2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak eksklusif atau Lingkungan umum)
- Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
B. Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak sanggup dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi misalnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, sikap konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas eksklusif terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas tidak langsung.
C. Organisasi Dan Lingkungan
Setiap manajer dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tergantung pada bentuk dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi, disamping itu keputusan juga dipengaruhi oleh dimana seorang manajer duduk dalam posisinya.
Manajer dan organisasi memperlihatkan jawaban terhadap lingkungan eksternal, baik melalui imbas lingkungan yang bersifat mikro, prediksi maupun lingkungan yang bersifat makro, disamping itu juga sanggup melalui perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan itu sendiri.
D. Tanggung Jawab Soal Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian alasannya yaitu mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini bila dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk sanggup mengimplementasikan adab berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam adab berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; instruksi etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi
- Tanggung jawab sosial manajer
Societal Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota masyarakat harus berafiliasi dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah wacana keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal dari Society’s Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.
Occupational Ethics atau Etika Profesi
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah laris saat melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana dokter dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya yaitu adab untuk pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar sanggup menjatuhkan eksekusi untuk pelanggaran instruksi etik.
Individual Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana orang melihat tanggung jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi bantuan dalam pembentukan standar nilai yang dipakai untuk mengevaluasi dan menetapkan apa yang benar dan salah.
Organizational Ethics
Adalah petunjuk mudah untuk perusahaan dan manajernya wacana bagaimana mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan instruksi etik organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan adab perusahaan. Kadang-kadang bawahannya melaksanakan tindakan yang tidak etis alasannya yaitu mereka mendapat tekanan dari atasannya, atau mereka melaksanakan itu alasannya yaitu melihat atasannya juga melaksanakan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
Pendekatan-pendekatan untuk tanggung jawab sosial:
Tanggung jawab sosial yaitu tanggung jawab manajer perusahaan dan karyawan untuk menciptakan keputusan-keputusan yang melindungi, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran stakeholder dan seluruh masyarakat. Kalau tidak ada undang-undang atau aturan yang secara spesifik mengatur bagaimana perusahaan harus bertindak terhadap stakeholder, manajer harus menetapkan apa yang harus dilakukan, yang benar, etis, dan bertanggung jawab secara sosial.
Contoh-contoh sikap yang memperlihatkan tanggung jawab sosial:
1. Menyediakan pemotongan pembayaran untuk membantu para pekerja yang diberhentikan, sehingga mencukupi hingga mereka sanggup menemukan pekerjaan lain.
2. Menyediakan peluang kepada para pekerja untuk meningkatkan ketrampilan-ketrampilan mereka dan memperoleh pendidikan pemanis sehingga mereka sanggup lebih produktif dan tidak menjadi tertinggal alasannya yaitu perubahan-perubahan di dalam teknologi.
3. Mengizinkan karyawan untuk cuti saat mereka membutuhkan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta dana pensiun yang bermanfaat bagi karyawan.
4. Berperan untuk memperlihatkan dukungan atau dukungan pada aneka macam acara sosial di dalam kota atau kota-kota di mana mereka ditempatkan menyerupai membantu sekolah, beramal, dan sebagainya.
5. Memutuskan mengeluarkan dana untuk memperbaiki pabrik sehingga tidak menjadikan polusi pada lingkungan.
6. Memutuskan untuk menanam modal dalam negara-negara miskin.
7. Memilih untuk membantu negara-negara lemah atau miskin dengan berbagi suatu dasar ekonomi sehingga sanggup memperbaiki standar hidup.
Manajemen dan Lingkungan Eksternal
- Definisi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi mendapat input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal. Definisi lingkungan eksternal yaitu sebagi berikut:
• Lingkungan eksternal yaitu semua tragedi di luar perusahaan yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
• Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak sanggup dikendalikan dan besar lengan berkuasa dalam pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62).
• Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F. Stoner,1996:66)
Lingkungan eksternal juga sanggup dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
Menurut James A.F. Stoner:
1. Unsur-unsur tindakan eksklusif (direct action)
2. Unsur-unsur tindakan tak eksklusif (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
1. Lingkungan ekstern mikro
2. Lingkungan ekstern makro
Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2. Lingkungan umum
3. Lingkungan yang berubah
Dari ketiga pendapat tersebut sebetulnya mempunyai pengertian yang sama dalam pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga ‘Lingkungan yang berubah’. Jadi, Lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan eksklusif atau Lingkungan khusus)
2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak eksklusif atau Lingkungan umum)
- Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
B. Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak sanggup dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi misalnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, sikap konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas eksklusif terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai imbas tidak langsung.
C. Organisasi Dan Lingkungan
Setiap manajer dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tergantung pada bentuk dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi, disamping itu keputusan juga dipengaruhi oleh dimana seorang manajer duduk dalam posisinya.
Manajer dan organisasi memperlihatkan jawaban terhadap lingkungan eksternal, baik melalui imbas lingkungan yang bersifat mikro, prediksi maupun lingkungan yang bersifat makro, disamping itu juga sanggup melalui perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan itu sendiri.
D. Tanggung Jawab Soal Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian alasannya yaitu mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini bila dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk sanggup mengimplementasikan adab berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam adab berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; instruksi etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi
- Tanggung jawab sosial manajer
Societal Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota masyarakat harus berafiliasi dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah wacana keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal dari Society’s Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.
Occupational Ethics atau Etika Profesi
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah laris saat melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana dokter dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya yaitu adab untuk pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar sanggup menjatuhkan eksekusi untuk pelanggaran instruksi etik.
Individual Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur wacana bagaimana orang melihat tanggung jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi bantuan dalam pembentukan standar nilai yang dipakai untuk mengevaluasi dan menetapkan apa yang benar dan salah.
Organizational Ethics
Adalah petunjuk mudah untuk perusahaan dan manajernya wacana bagaimana mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan instruksi etik organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan adab perusahaan. Kadang-kadang bawahannya melaksanakan tindakan yang tidak etis alasannya yaitu mereka mendapat tekanan dari atasannya, atau mereka melaksanakan itu alasannya yaitu melihat atasannya juga melaksanakan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
Pendekatan-pendekatan untuk tanggung jawab sosial:
Tanggung jawab sosial yaitu tanggung jawab manajer perusahaan dan karyawan untuk menciptakan keputusan-keputusan yang melindungi, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran stakeholder dan seluruh masyarakat. Kalau tidak ada undang-undang atau aturan yang secara spesifik mengatur bagaimana perusahaan harus bertindak terhadap stakeholder, manajer harus menetapkan apa yang harus dilakukan, yang benar, etis, dan bertanggung jawab secara sosial.
Contoh-contoh sikap yang memperlihatkan tanggung jawab sosial:
1. Menyediakan pemotongan pembayaran untuk membantu para pekerja yang diberhentikan, sehingga mencukupi hingga mereka sanggup menemukan pekerjaan lain.
2. Menyediakan peluang kepada para pekerja untuk meningkatkan ketrampilan-ketrampilan mereka dan memperoleh pendidikan pemanis sehingga mereka sanggup lebih produktif dan tidak menjadi tertinggal alasannya yaitu perubahan-perubahan di dalam teknologi.
3. Mengizinkan karyawan untuk cuti saat mereka membutuhkan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta dana pensiun yang bermanfaat bagi karyawan.
4. Berperan untuk memperlihatkan dukungan atau dukungan pada aneka macam acara sosial di dalam kota atau kota-kota di mana mereka ditempatkan menyerupai membantu sekolah, beramal, dan sebagainya.
5. Memutuskan mengeluarkan dana untuk memperbaiki pabrik sehingga tidak menjadikan polusi pada lingkungan.
6. Memutuskan untuk menanam modal dalam negara-negara miskin.
7. Memilih untuk membantu negara-negara lemah atau miskin dengan berbagi suatu dasar ekonomi sehingga sanggup memperbaiki standar hidup.
Empat pendekatan berbeda yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
1. Obstructionist Approach
Perusahaan dan manajernya menentukan untuk tidak melaksanakan tindakan sesuai dengan tanggung jawab sosial dan sebagai penggantinya melaksanakan tindakan-tindakan ilegal dan tidak etis.
2. Defensive Approach
Perusahaan dan manajernya bertindak etis sebatas sesuai dengan aturan dan syarat-syarat legal. Masih ada kemungkinan melaksanakan tindakan-tindakan yang tidak etis.
3. Accommodative Approach
Perusahaan dan manajernya bertindak etis dan sesuai hukum, mencoba menyeimbangkan antara kepentingan-kepentingan stakeholder sesuai kebutuhan.
4. Proactive Approach
Perusahaan dan manajernya secara aktif melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Mereka mempelajari kebutuhan-kebutuhan stakeholder yang berbeda-beda dan memakai sumber daya organisasi untuk memenuhi kebutuhan stakeholder.
Mengapa harus mempunyai tanggung jawab social?
1. Dengan memperlihatkan tanggung jawab social, membantu perusahaan untuk mempunyai reputasi yang baik. Dengan reputasi yang baik sanggup meningkatkan bisnis dan meningkatkan kemapuan untuk memperoleh sumber daya dari stakeholder, meningkatkan laba dan kemakmuran pemegang saham.
2. Jika semua perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial menyerupai menyediakan pengobatan, dana pension, dan sebagainya, maka kualitas kehidupan akan meningkat, mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat penganguran akan relatif rendah.
The Rule of Organizational Culture
Manajer berperan sangat penting dalam membangun nilai-nilai dan standar dalam perusahaan. Manajer menjadi model dalam bertingkah laris etis yang akan diikuti oleh karyawan di bawahnya. Jika manajer bertindak tidak etis maka karyawan di bawahnya juga tidak akan bertindak etis.
Ethics Ombudsman
Seorang manajer bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan dan mengajarkan standar-standar adab kepada semua karyawan dan memonitor kesesuaiannya dengan standar itu. Dengan menciptakan budaya etis dalam organisasi, menciptakan seluruh anggota sanggup melaksanakan tindakan secara etis. Ethics Ombudsman sanggup menjadi petunjuk saat anggota organisasi tidak yakin apakah tindakannya etis atau tidak. Sumber http://agungagmi.blogspot.com
0 Response to "Definisi Lingkungan Eksternal"
Posting Komentar