-->

iklan banner

Rsbi (Rintisan Sekolah Bertaraf Atau Bertarif Internasional?)Untuk Siapa?

Disebuah pos kamling terjadi dialog serius antara Pak Rasmad dengan Guru Karno. Pak Rasmad tengah berkonsultasi dengan Guru Karno wacana kelanjutan sekolah anaknya yang kini duduk di kelas IX SMP. Pak Rasmad hanya seorang tukang becak dan istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi cita-citanya amat besar untuk sanggup menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi semoga anaknya bernasib lebih baik dari orang tuanya. Sebagai tukang becak, dia kerap mengantar anak sekolah ke sekolah-sekolah yang gedungnya terlihat glamor dengan AC yang berderet di setiap ruangan dan bertuliskan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Pak Rasmad sering membatin andai saja anakku sanggup bersekolah disini tentu dia tidak akan kepanasan dan niscaya prestasinya makin cemerlang. Sehubungan dengan cita-citanya itulah Pak Rasmad berkonsultasi dengan Guru Karno yang tak lain yaitu wali kelas anaknya. Beliau sering mendengar dari anaknya kalau Guru Karno yaitu guru favorit alasannya cara mengajarnya simpel dimengerti , orangnya rajin dan sering menunjukkan motivasi supaya murid-muridnya memiliki harapan yang tinggi. Obrolan santai itu sebagai berikut:
Pak Rasmad : “Pak Guru, saya ingin anak saya Rahmat melanjutkan di sekolah yang ada ACnya itu biar belajarnya lebih hening alasannya adem, bagaimana caranya ya pak?”
Guru Karno : “oh….sekolah itu, simpel pak, syaratnya nilai rapot yang cantik dan mengikuti beberapa tes yang telah ditentukan”
Pak Rasmad : “ anak saya gimana pak, apakah dia memenuhi syarat itu?”
Guru Karno :” kalau duduk perkara syarat yang itu saya yakin Rahmat mampu, tapi pak……ada hal lain yang perlu bapak pikirkan jikalau Ingin Rahmat bersekolah disitu”
Pak Rasmad : “ apakah anak saya kolot pak, bukankah dia selalu berprestasi . Hal apalagi yang perlu saya siapkan?”
Guru Karno : “ anu pak…..” sejenak Guru Karno terdiam, kemudian melanjutkan perkataannya “SPP bulanannya cukup besar” kemudian dia menyebutkan nominalnya.
Pak Rasmad :”Hah…….besar sekali pak, itu sama dengan upah istri saya satu bulan. Kami bisa tak cukup makan kalau uangnya untuk bayar SPP”
Guru Karno :”ya…..begitu kenyataannya pak, tapi bapak jangan frustasi masih banyak sekolah lain yang bermutu. Dan saya yakin dimanapun Rahmat bersekolah dia akan tetap berprestasi”
Pak Rasmad terdiam, dia hanya menelan kembali kalimat-kalimat yang ingin diucapkannya. Dia hanya bisa bertanya dalam batinnya mengapa sekolah yang bertaraf Internasional SPPnya harus mahal, padahal dia ingin anaknya bersekolah di sekolah yang adem, dan gedungnya bagus. Pak Rasmad pun berandai-andai, seandainya pemerintah menyediakan sekolah bermutu yang banyak untuk belum dewasa cendekia dari keluarga tidak bisa menyerupai dirinya, seandainya dia tidak miskin sehingga untuk makanpun dia hanya bisa membeli beras raskin, jikalau sakit dia berobat mengandalkan jamkesmas, dan andai-andai yang lain. Keinginan kuatnya yaitu anaknya bersekolah di sekolah yang baik tapi mengapa harus mahal ? apa bedanya sih RSBI dengan sekolah biasa? Apakah RSBI bukan untuk anaknya? Tapi dia tak berani menanyakan kepada Guru Karno alasannya dia tak bisa membayangkan besarnya SPP yang harus dia tanggung. Sementara itu Guru Karno pun membatin seandainya saya sanggup membantu Rahmat bersekolah di sekolah yag baik, tentu prestasinya akan berkembang pesat, tapi bagaimana caranya, sebagai seorang guru yang gajinya kadang kala tidak cukup untuk makan satu bulan bersama belum dewasa dan istrinya, belum lagi tuntutan untuk kuliah lagi semoga meraih gelar sarjana sebagai syarat mengikuti sertifikasi guru, batinnyapun makin nelangsa, dia hanya sanggup mendoakan semoga belum dewasa menyerupai Rahmat sanggup meraih cita-citanya dengan baik.
Sumber http://buguruwati.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rsbi (Rintisan Sekolah Bertaraf Atau Bertarif Internasional?)Untuk Siapa?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel