Pengertian Kalimat, Unsur-Unsur Kalimat, Dan Jenis-Jenis Kalimat
A. Pengertian Kalimat
Kalimat yaitu satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara ekspresi maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan bunyi naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi tamat yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.
Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan aksara kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya sanggup disertakan tanda baca mirip koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi.
Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud goresan pena sepadan dengan intonasi tamat pada wujud ekspresi sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan.
B. Unsur - Unsur Kalimat
1. Predikat
Adalah pecahan kalimat yang memberi tahu melaksanakan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku). Contoh: putrinya elok jelita.
2. Subjek
Adalah pecahan kalimat yang memperlihatkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau problem yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Contoh: yang berbaju batik dosen saya
3. Objek
Adalah pecahan kalimat yang melengkapi predikat. Contoh : Nurul menimbang gula
4. Pelengkap dan komplemen
Adalah pecahan kalimat yang melengkapi predikat. Contoh : Banyak orsospol berlandaskan Pancasila.
5. Keterangan
Adalah pecahan kalimat yang menerangkan banyak sekali hal perihal pecahan kalimat yang lainnya. Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya ( ket. Tujuan )
C. Jenis - Jenis Kalimat
Berdasarkan pengucapan, kalimat sanggup dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat eksklusif yaitu kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat eksklusif juga sanggup diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan sanggup berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh: “Saya bangga sekali”,kata ayah,”karena kau lulus ujian”.
Contoh: “Saya bangga sekali”,kata ayah,”karena kau lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak eksklusif yaitu kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak eksklusif tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh: Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal), kalimat sanggup dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal yaitu kalimat yang mempunyai satu contoh (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang sanggup dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan sanggup juga ditelusuri Pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) Contoh: sintia beryanyi
KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat) Contoh: Ika sangat rajin
KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan) Contoh: Masalahnya seribu satu.
Kalimat tunggal sanggup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas sanggup diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih sanggup dikenali. Suatu kalimat tunggal sanggup diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, mirip di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, ahad kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, mirip akan, sedang, sudah, dan telah.
Keterangan tujuan, seperti: semoga bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
Keterangan tujuan, seperti: semoga bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
7. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, alasannya berkuasa, karena panik.
8. Keterangan aposisi yaitu keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: akseptor Sepatu Emas, David Beckham.
Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh ekspansi kalimat tunggal adalah: Ika sangat rajin menuntaskan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat majemuk
Kalimat beragam terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling bekerjasama baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat beragam sanggup dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat beragam setara sanggup dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
a. KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta. Contoh:- Kami mencari materi dan mereka meramunya.
b. KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut memperlihatkan relasi pertentangan. Contoh:- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
c. KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau. Contoh:- Makalah ini harus dikumpukan besok atau ahad depan.
d. KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan beliau disiksa dengan sadis.
Contoh:- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan beliau disiksa dengan sadis.
e. KMS yang dibuat dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata kemudian dan kemudian, untuk mengambarkan suatu bencana yang berurutan.
Contoh:- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
Contoh:- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat beragam setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut mempunyai contoh relasi yang tidak sederajat. Bagian yang mempunyai kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat).
Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat). Ada beberapa penanda relasi / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat beragam bertingkat, yaitu:
1) Waktu : ketika, sejak
2) Sebab: karena, Oleh karena itu, sebab, oleh alasannya itu
3) Akibat: hingga, sehingga, maka
4) Syarat: jika, asalkan, apabila
5) Perlawanan: meskipun, walaupun
6) Pengandaian: andaikata, seandainya
7) Tujuan: agar, supaya, untuk, biar
8) Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah-olah
9) Pembatasan: kecuali, selain
10) Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat
11) Kesertaan: dengan+ orang
Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para h4ck3r masih sanggup mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para h4ck3r masih sanggup mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para h4ck3r masih sanggup mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para h4ck3r masih sanggup mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat beragam adonan terdiri atas kalimat beragam setara dan kalimat beragam bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
Contoh:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan eksklusif pulang.
KMS: Kami berhenti dan eksklusif pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
KMS: Kami berhenti dan eksklusif pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya, kalimat sanggup dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah yaitu kalimat yang bertujuan memperlihatkan perintah kepada orang lain untuk melaksanakan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
v Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh : Gantilah bajumu !
v Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !
v Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat isu yaitu kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memperlihatkan tanggapan.
Macam-macam kalimat isu :
v Kalimat isu kepastian. Contoh : Nenek akan tiba dari Bandung besok pagi.
v Kalimat isu pengingkaran. Contoh : Saya tidak akan tiba pada program ulang tahunmu.
v Kalimat isu kesangsian. Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
v Kalmat isu bentuk lainnya. Contoh : Kami tidak tahu mengapa beliau tiba terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya yaitu kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya memakai intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan yaitu bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh: Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
Contoh: Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan yaitu kalimat yang dipakai untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan memakai tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh: Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Berdasarkan Unsur Kalimat, kalimat sanggup dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap yaitu kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh :- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap yaitu kalimat yang tidak tepat karena hanya mempunyai subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja.
Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh: Selamat sore, Silakan Masuk
Contoh: Selamat sore, Silakan Masuk
Berdasarkan Susunan S-P, kalimat sanggup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi yaitu kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mensugesti makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jikalau kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk pementingan atau ketegasan makna. Contoh: Ambilkan koran di atas dingklik itu!
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi yaitu kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan contoh kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K). Contoh: Penelitian ini dilakukan mereka semenjak 2 bulan yang lalu.
Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya), kalimat sanggup dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jikalau kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat).
Unsur anak kalimat ini seolah-olah dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku semoga kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
Contoh;- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku semoga kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat titik puncak terbentuk jikalau kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum sanggup dipahami jikalau hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh: Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan balasannya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
3. Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat beragam setara dan kalimat beragam campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangkit kalimat yang simetri.
Contoh: Bursa saham sepertinya semakin bergairah, investor aneh dan domestik berlomba melaksanakan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Contoh: Bursa saham sepertinya semakin bergairah, investor aneh dan domestik berlomba melaksanakan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Berdasarkan Subjeknya, kalimat sanggup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif yaitu kalimat yang subjeknya melaksanakan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya mempunyai predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga sanggup berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak sanggup dilekati oleh awalan me–saja), contohnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum). Contoh: Mereka akan berangkat besok pagi.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sanggup diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh:Eni mencuci piring.
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sanggup diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh:Eni mencuci piring.
Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif yaitu kalimat yang tidak sanggup diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak sanggup dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh: Mereka berangkat ahad depan.
Kalimat aktif intransitif yaitu kalimat yang tidak sanggup diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak sanggup dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh: Mereka berangkat ahad depan.
Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak sanggup dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek. Contoh: Dian kehilangan pensil.
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif yaitu kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya mempunyai predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif sanggup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an. Contoh: Piring dicuci Eni.
Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero yaitu kalimat yang objek pelakunya(O2) menempel berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga sanggup berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini bekerjasama dengan kalimat baku. Contoh:Ku pukul adik.
Kalimat pasif zero yaitu kalimat yang objek pelakunya(O2) menempel berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga sanggup berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini bekerjasama dengan kalimat baku. Contoh:Ku pukul adik.
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
a. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
b. Awalan me- diganti dengan di-.
c. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh :
Bapak memancing ikan. (aktif)
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
d. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
d. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
Aku harus mengerjakan PR. (aktif)
PR harus kukerjakan. (pasif)
PR harus kukerjakan. (pasif)
Sumber :
0 Response to "Pengertian Kalimat, Unsur-Unsur Kalimat, Dan Jenis-Jenis Kalimat"
Posting Komentar