Model Pembelajaran Kooperatif Nht
Arends (1997) menyatakan bahwa model pembelajaran yaitu suatu perencanaan atau suatu teladan yang dipakai yang dipakai sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Ibrahim et al, 2000:2).
Model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang melukiskan mekanisme yang sistematis dalam mengoganisasikan pengalaman mencar ilmu untuk mencapai tujuan mencar ilmu tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegiatan mencar ilmu mengajar (Trianto, 2007:7). Merujuk pada definisi tersebut sanggup disimpulkan bahwa model pembelajaran memperlihatkan kerangka konseptual yang menggambarkan mekanisme sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman mencar ilmu untuk mencapai tujuan belajar.
Fungsi model pembelajaran yaitu sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melakukan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan penerima didik. Beberapa macam model pembelajaran yang sering dipakai guru dalam mengajar yaitu: pengajaran pribadi (direct instruction), pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan problem (problem base instruction), dan diskusi.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang mencar ilmu dalam kondisi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu kiprah bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menuntaskan tugasnya.
Teknik mencar ilmu mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Tehnik ini memperlihatkan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan balasan yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Tehnik ini bisa dipakai untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang cukup banyak diterapkan di sekolah-sekolah yaitu Numbered Head Together atau disingkat NHT.
Number Head Together yaitu suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada kegiatan siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan isu dari banyak sekali sumber yang karenanya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). Model NHT yaitu belahan dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mensugesti teladan interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki supaya para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai materi alternatif dari sruktur kelas tradisional ibarat mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk lalu ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana ibarat ini mengakibatkan kegaduhan dalam kelas, alasannya para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mensugesti teladan interaksi siswa dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil mencar ilmu akademik stuktural : Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan supaya siswa sanggup mendapatkan teman-temannya yang mempunyai banyak sekali latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan sosial : Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain menyebarkan tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan pandangan gres atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a. Pembentukan kelompok;
b. Diskusi masalah;
c. Tukar balasan antar kelompok
Langkah-langkah tersebut lalu dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan menciptakan Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok diadaptasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran yaitu hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibuat merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok dipakai nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam memilih masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus mempunyai buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus mempunyai buku paket atau buku panduan supaya memudahkan siswa dalam menuntaskan Lomba Kompetensi Siswa atau problem yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan Lomba Kompetensi Siswa kepada setiap siswa sebagai materi yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui balasan dari pertanyaan yang telah ada dalam Lomba Kompetensi Siswa atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan sanggup bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pinjaman jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan balasan kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan balasan final dari semua pertanyaan yang berafiliasi dengan materi yang disajikan
Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe Numbered heads Together (NHT) yaitu:
1. Kelompok Heterogen
2. Setiap anggota kelompok mempunyai nomor kepala yang berbeda-beda.
3. Berpikir bersama (Heads Together)
Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak pribadi melatih siswa untuk saling menyebarkan informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan,sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT
Manfaat model pembelajaran NHT
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil mencar ilmu rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain yaitu :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil mencar ilmu lebih tinggi
Kelebihan model pembelajaran NHT
Model NHT mempunyai kelebihan diataranya sanggup meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa, bisa memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan perilaku positif siswa, mengembangkan perilaku kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siwa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
Kelemahan Numbered Head Together (NHT)
Dalam memakai model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terdapat beberapa kelemahan yang harus diwaspadai, hal ini dilakukan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pembelajaran, adapun kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan Krismanto (2003:65) yaitu “1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan, 2) Guru harus bisa memfasilitasi siswa, 3) tidak semua menerima giliran”.
Sumber http://hani-rahayu.blogspot.com
0 Response to "Model Pembelajaran Kooperatif Nht"
Posting Komentar